Anda di halaman 1dari 11

ASAL MULA BUDAYA ARSITEKTUR

“RUMAH ADAT SUKU TOLAKI’’

DOSEN : ELVINA SARI TAUFIQ, ST.M.PW

OLEH:

NAMA : MUHAMAD ADRIAN

NIM : 22102015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

T.A 2021/2022
DAFTAR ISI

JUDUL

DAFTAR ISI:………………………………………………………………………………

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………2
C. TujuanPenulis……………………………………………………………………………
3

BAB II : PEMBAHASAN

PENGERTIAN ARSITEKTUR

A. Kajian Arsitektur Tolaki


1. PengertianRumahAdatTolaki……………………………………………………….
……1
2. JenisBentukRumahSukuTolaki……………………………………………………
…….2
B. Kajian Tentang Museum

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………
……..1
B. Saran………………………………………………………………………………………
…….2
C. DaftarPusaka……………………………………………………………………………
……3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Unaaha merupakan wilayah administratif Kabupaten Konawe yang terletak di
Pusat Kegiatan Kabupaten Konawe dan sebagai salah satu pembentuk Ibukota
Kabupaten Konawe. Konsekuensi dari letak yang strategis tersebut, Kota Unaaha
menjadi wilayah yang menjadi tujuan mayoritas penduduk Kabupaten Konawe sehingga
perkembangan penduduk mendorongkepemilikan rumah. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan permukiman di Kota Unaaha terdiri dari faktor fisik di antaranya adalah
ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan yang cukup memadai di Kota Unaaha.
(Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Konawe).
Perencanaan museum sejarah kerajaan Konawe di Unaaha akan menampilkan
sejarah dalam bentuk pengalaman ruang dan media interaktif lainnya yang dapat
memberikan edukasi sejarah yang mengandung nilai seni dan budaya bagi generasi
penerus. Hal ini pula dapat memudahkan pemahaman para pelajar yang mempelajari
sejarah dalam bentuk pengalaman dalam ruang. Sehingga masyarakat dapat
mempelajari sejarah tidak berasal dari buku atau film saja, namun melalui media ruang
yang didalamnya terdapat media interaktif dan materi yang disajikan dalam bentuk
artefak dan pengalaman dalam ruang.
Sehingga sasaran utama perencanaan museum ini adalah adanya sebuah fakta di
lapangan bahwa banyak benda-benda pusaka peninggalan kerajaan Konawe, yang
sampai hari ini masih menjadi hak milik para sesepuh adat yang berada di Kabupaten
Konawe, maka olehnya itu perlu adanya sebuah ruang untuk mendukung aktivitas,
perawatan benda pusaka, dan proses edukasi dalam pengembangan dan pelestarian
potensi budaya guna memperlihatkan kekayaan kulture dan historigrafi yang di miliki
suku Tolaki di Konawe

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menata tapak bangunan, ruang luar dan ruang dalam Museum Sejarah
Kerajaan Konawe agar memiliki nilai rekreasi dan edukasi ?
2. Bagaimana mengungkapkan penampilan fisik bangunan yang sesuai dengan tapak dan
tuntutan fungsi, karakter aktifitas sehingga dapat menarik pengunjung?

C. Tujuan Penulis
1. Untuk memahami apa itu arsitektur
2. Untuk mengetahui apa saja budaya arsitektur tradisional suku tolaki
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN ARSITEKTUR

Seacara umum Arsitektur adalah proses dan produk dari


perencanaan,perancangan,dan kontruksi bangunan atau struktur lainnya .Karya
arsitektur ,dalam bentuk bngunan atau struktur ,dianggap sebabgai simbol kultural dan
sebagai karya seni ,Peradaban-peradaban bersejarah terkadang didefinisikan melalui
pencapaia- pencapain arsitektur mereka yang masih bertahan .

A. KAJIAN ARSITEKTUR TOLAKI

1. PENGERTIAN RUMAH ADAT TOLAKI


Rumah adat Laika Suku Tolaki adalah rumah yang menerapkan sistem nilai budaya
ketika membangun suatu rumah untuk ditinggali ataupun rumah untuk berkumpul, yang
disebut dengan pembagian secara kosmologi alam dan pembagian yang mengacu
pada analogi tubuh.
Tampak dari atas bagian depan rumah adat Tolaki, dianalogikan sebagai tangan
kanan dan kiri dan tengahnya dagu. Bagian tengah dianalogikan dua lutut dan
tengahnya tali pusar, Pada bagian belakang dianalogikan dua kaki kiri dan kanan dan
ditengahnya alat vital
Dilihat secara vertikal rumah pada orang Tolaki terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a) Bagian bawah/kolong bermakna sebagai aplikasi dari dunia bawah (puriwuta), yang
dimaksud untuk menghindari banjir, tempat binatang ternak, tempat bersantai, tempat
menyimpanan alat pertanian, agar rumah menjadi dingin dan terhindar dari binatang
buas
b) Bagian atas merupakan tempat ruang yang berfungsi sebagai tempat beraktivitas. c.
Bagian tengah mewakili dunia tengah sebagai pandangan falsafah perwujudan alam
semesta.

Dilihat secara horizontal bagian depan rumah berbentuk simetris, berkaitan dengan
bentuk formil. Sedangkan asimetris terkait dengan dinamis. Makna tersebut terkait
dengan sifat orang Tolaki yang dinamis dan formil. Tampak dari depan atau disebut
fasad bagian bawah atau rangka dan lantai dianalogikan dengan dada dan perut
manusia. Bagian loteng atau bagian atas dianalogikan punggung manusia sedangkan
penyangga dianalogikan sebagai tulang punggung manusia. Sedangkan atap adalah
rambut atau bulu. Bagian atap dianalogkan muka dan panggul manusia (Melamba 88).

2. JENIS BENTUK RUMAH SUKU TOLAKI


Pada tahun 1904-1960an, masih kita jumpai rumahrumah penguasa seperti laika
Kataba salah satunya Kataba Pu’u tobu Tongauna, Kataba Sembe Benua, dll. Rumah
tinggal ini ada beberapa jenis yang dapat dijelaskan sbb:
a. “Laika Mbu’u” (rumah induk atau rumamh pokok)
Laika mbu’u (di konawe), laika raha (di mekongga/kolaka), artinya rumah
pokok. Disebut demikian karena bentuknya lebih besar daripada rumah
biasa.Rumah semacam ini didirikan dipinggir kebun atau ladang menjelanga akan
dimulainya panen dan biasanya ditempati oleh beberapa keluarga.

b. Laika Patande
Laika patande adalah jenis rumah yang didirikan titengah-tengah kebun
sebagai tempat istirahat. Bentuk konstruksi bangunannya lebih kecil daripada laika
landa di atas

c. Rumah penguburan (Laika sorongga atau laika nggoburu)


Laika sorongga atau laika nggoburu yaitu rumah makam bagi raja
(mokole/sangia) pada masa laludi kerjaan konawe atau rumah makam bagi
keluarga raja, pada rumah tersebut tinggal beberapa rumah tangga budaknya
untuk menjaga makam tersebut yang di dalamnya terdapat soronga. Pada masa
lalu rumah soronga atau laika nggoburu terdapat didaerah meraka wilayah
Kecamatan Lambuya sekarang’
d. O’ala (tempat penyimpanan padi)
O’ala yaitu jenis rumah penyimpanan. Yang dimaksud rumah penyimpanan
adalah segala bangunan yang dipergunakan untuk tempat menyimpan
bendabenda keperluan hidup. Bangunan ini antara lain adalah tempat menyimpan
padi yang disebut o’ala (ala mbae) berarti lumbung padi

e. Laika walanda (rumah panjang gaya arsitek Belanda)


Laika walanda adalah jenis rumah panjang. Laika walanda juga dikenal
dengan rumamh pesangrahan yaitu rumah yang biasanya digunaka oleh orang-
orang Belanda untuk bersantai seperti berdansa ataupun pesta. Pada ruang
tengah sepanjang rumah ini ada runag kosong, sedang dibagian kiri dan kanan
terdapat ruang istirahat yang lantainya setinggi pinggang dan berpetakpetak.
Model rumah ini seperti asrama memanjang
f. Laika mbondapo’a
Laika mbondapo’a adalah jenis rumah panggung tempat memanggang kopra.
Bentuknya seperti rumamh jengki yang tidak memiliki diding (orini). Lantainya lebih
agak tinggi dari dasar tanah. Pada saat pemakaiannya, panggung ini diselubungi
daun kelapa sambil memberi pengapian dibawahnya.
Rumah tinggal suku Tolaki adalah rumah panggung yang berbentuk persegi
empat panjang. Karena pada masa lalu belum dikenal ukuran meter, maka
pembuatan rumah diukur dengan depa, misalnya 5 x 7 depa dan seterusnya

B. Kajian Tentang Museum

Penempatan lokasi museum dapat bervariasi, mulai dari pusat kota sampai ke
pinggiran kota. Pada umumnya sebuah museum membutuhkan dua area parkir yang
berbeda, yaitu area bagi pengunjung dan area bagi karyawan. Area parkir dapat
ditempatkan pada lokasi yang sama dengan bangunan museum atau disekitar
lokasi yang berdekatan. Untuk area diluar bangunan dapat dirancang untuk bermacam
kegunaan dan aktivitas, seperti acara penggalangan sosial, even dan perayaan, serta
untuk pertunjukan dan pameran temporal. (Pedoman Museum Indonesia).
Berikut standar kebutuhan museum :
1. Standar kebutuhan site 2.
2. Standar organisasi ruang
3. Standar kebutuhan ruang
4. Standar ruang pamer
5. Standar luas ruang obyek pamer
6. Standar visual obyek pamer
7. Tata letak ruang
8. Persyaratan ruang
E. Penerapan Konsep Arsitektur Tolaki Pada Bentuk dan Tampilan Bangunan

1. Bentuk Dasar

Bentuk dasar bangunan mengambil bentuk dasar atap laika mbu’u dan kalosara,
Dimana kedua bentuk dasar tersebut merupakan falsafah dan pedoman hidup
dikalangan masyarakat suku Tolaki.

Faktor utama dalam bentuk dasar suatu bangunan adalah fungsi serta sifat kegiatan
yang ditampungnya. Selain itu, faktor tuntutan desain yang diharuskannya mengambil
bentuk dari sesuatu serta sesuai konsep desain sehingga pendekatan terhadap bentuk
dasarnya bisa tercapai.

Berdasarkan analisa aktivitas yang dilakukan pelaku di dalam bangunan museum


sejarah kerajaan Konawe yang menuntut adanya efektifitas dan fleksibilitas ruang gerak
manusia maupun penataan ruang dalam serta mendukung pengembangan museum
kedepannya, maka bangunan akan bentuk dasar denah persegi empat, persegi panjang
dan mengikuti bentuk tapak

2.Tampilan Bangunan
Bentuk penampilan bangunan disesuaikan terhadap Pendekatan Arsitektur Tolaki
dengan pemanfaatan elemen bentuk, tekstur, dan garis, yaitu dengan memperhatikan
filosofi atau esensi dari pendekatan Arsitektur Tolaki. Dengan begitu, Perencanaan
Museum Sejarah Kerajaan Konawe dengan Pendekatan

Arsitektur Tolaki sedikitnya dapat diperlihatkan melalui bentuk penampilan bangunannya


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan konsep arsitektur Tolaki pada museum sejarah kerajaan Konawe di Unaaha dapat
dilihat dari tampilan fasad bangunan dengan pemanfaatan elemen bentuk, tekstur dan garis,
yaitu dengan memperhatikan filosofi atau esensi dari pendekatan arsitektur Tolaki serta bentuk
atap yang mengadopsi bentuk adata rumah Tolaki (Laika Mbu’u).

Anda mungkin juga menyukai