Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Rumah Dinas Walikota Cilegon

Di Susun Untuk Memenuhi Ulang Setengah Semester (Uts)

Dosen Pengampu: Edi Widodo, M.Hum

Mata Kuliah: Arkeologi

Di Susun. Oleh:

Hidayat Saifullah (201350003)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN

BANTEN 2021

1
KATA PENGANTAR

Pujisyukuratas kehadirat Allah yang mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya
saya dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul“ Rumah Dinas Walikota Cilegon"

Makalah ini disusun guna memenuhiUlangan tengah Semester (Uts)pada mata


kuliah ArkeologiUin Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Selain itu, saya berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada BapakEdi Widodo,


M.Humselakudosenpengampu. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

15 November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................4

Latar Belakang ..........................................................................................4

Rumusan Masalah .....................................................................................4

Tujuan Penulisan ......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................5

Lokasi Rumah Dinas Walikota Cilegon ..................................................5

Deskripsi Rumah Dinas Walikota Cilegon .............................................5

Sejarah Rumah Dinas Walikota Cilegon ................................................6

Fungsi Dulu Dan Sekarang Rumah Dinas Walikota Cilegon ...............7

Kondisi Terakhir Rumah Walikota Cilegon ..........................................8

BAB III PENUTUP .............................................................................................10

Saran .........................................................................................................10

Daftar Pustaka .........................................................................................10

Lampiran .................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cagar budaya adalah benda fisik yang menjadi bagian dari warisan
budaya suatu kelompok atau masyarakat. Benda-benda fisik tersebut diantaranya
bangunan bersejarah, karya seni, situs arkeologi, dan perpustakaan.

Dan cagar budaya ini warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda
Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar
Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu
dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Sebagian bagian dari warisan, cagar budaya bersifat kebendaan alias


tangible. Ini berarti, hanya warisan yang memiliki wujud, bisa dilihat dan diraba,
serta memiliki massa dan dimensi yang nyata saja yang bisa disebut cagar
budaya.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Dimana lokasi rumah dinas walikota cilegon

2. Bagaimana deskripsi rumah dinas walikota cilegon

3. Bagaimana sejarah rumah dinas walikota cilegon

4. Bagaimana fungsi dulu dan sekarang rumah dinas walikota cilegon

5. Bagaimana kondisi terakhir rumah dinas walikota cilegon

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui lokasi rumah dinas walikota cilegon

2. Untuk mengetahui deskripsi rumah dinas walikota cilegon

3. Untuk mengetahui sejarah rumah dinas walikota cilegon

4. Untuk mengetahui fungsi duku dan sekarang rumah dinas walikota cilegon

5. Untuk mengetahui kondisi sekarang rumah dinas walikota cilegon

4
BAB II

PEMBAHASAN

1. Lokasi Rumah Dinas Walikota Cilegon

Rumah Dinas Walikota Cilegon berada di pusat kota Cilegon, di Jalan Sultan
Agung Tirtayasa No. 1 (Jl. Ahmad Yani Jombang wetan kecamatan cilegon kota
Cilegon provinsi Banten), berseberangan dengan Masjid Agung Nurul Ikhlas.
Rumah berhalaman luas ini merupakan bangunan warisan zaman Belanda.
Dulunya, Rumah Dinas Walikota Cilegon ini, yang eksis sejak tahun 1880-an,
dulunya merupakan Kantor Asisten Residen Gubbels, dan pernah juga digunakan
sebagai Kantor Kawedanan.

2. Diskripsi Rumah Dinas Walikota Cilegon

Rumah dinas Walikota Cilegon merupakan bekas gedung kawedanan,


sebagai kantor Asisten Residen Gubbels, hingga kini bangunan berarsitektur Eropa
ini masih terpelihara dengan baik. Rumah bergaya Eropa bercorak oud Holland
atau Belanda Kuno ini menggunakan serambi yang disangga oleh tiang-tiang
bergaya doria, sebuah gaya dengan bantalan di bagian atasnya berbentuk segi
empat dan badan tiangnya dihiasi motif gerigi bertaut. Model bangunan rumah ini
oleh V.I van de Wall disebut sebagai gaya echt Indisch atau gaya Hindia Belanda
yang sebenarnya. Daun pintu dan jendela pada bangunan ini memiliki corak
tersendiri berjenis jalousie window atau jendela yang disusun dari tumpukan kayu
yang tertata rapi horizontal.

Denah bangunan ini berbentuk empat persegi panjang, menghadap kearah


timur. Didepan bangunan utama terdapat bangunan berbentuk joglo (semacam
tempat pertemuan) dengan empat tiang utama ditengah dan sepuluh tiang kecil
yang menopang atap bersusun dua. Bangunan utama terdapat 5 terap anak tangga
dibagian muka.Bagian serambi bangunan ini ditopang oleh 6 buah pilar berbentuk
persegi empat berwarna putih,dua buah pilar dikiri dan kanan berbentuk pilaster
(tiang semu). Dinding serambi berdaun jendela terbuat dari kayu berjenis jalosie
window. Atap bangunan berbentuk limasan dengan konstruksi kayu. Gentingnya
terbuat dari tembikar berwarna coklat, yang kini sudah diganti dengan genting
berglasir. Pintu masuk bagian depan berukuran besar (tinggi 3 meter) berjumlah 4
buah, keempatnya merupakan pintu rangkap, artinya memiliki dua lapis daun
pintu. Daun pintu rangkap pertama terbuat dari bahan kayu dengan hiasan
potongan kayu susun kebawah (jalosie) dan seperempat bagian berbentuk panil
biasa, daun pintu rangkap kedua terbagi kedalam 4 bagian, 3 panil teratas diberi
kaca, sebuah panil yang terletak dibawah berbentuk panil kayu biasa. Pada bagian
belakang bangunan ini terdapat halaman yang luas dan bangunan tambahan
berbentuk barak. Bangunan yang disebelah kanan diperuntukkan untuk kantor, dan
yang disebelah kiri diperuntukkan untuk garasi. Dibagian selatan terdapat

5
bangunan yang digunakan sebagai kantor. Bentuk bangunan ini bujur sangkar, atap
bangunan bergaya joglo.1

3. Sejarah Rumah Dinas Walikota Cilegon

Masuknya Belanda pada abad Ke-19 mulai menimbulkan persoalan yang


amat besar bagi masyarakat Banten, karena perubahan yang dilakukan oleh
pemerintahan Belanda mengubah sistem pemerintahan yang dibuat oleh
Kesultanan Banten. Dari struktur pemerintahan Tradisional beralih kepada sistem
pemerintahan Modern (Eropa). Hal ini membuat dampak yang buruk bagi tatanan
hidup masyarakat.

Ditambah pihak pemerintah Belanda melaksanakan sistem perpajakan yang


baru, tindakan sewenang-wenang yang memaksa rakyat harus bekerja lebih keras
dalam beberapa pembaharuan yang membuat rakyat menderita. Tidak hanya itu,
nilai budaya sosial dan agama seakan diusik sehingga membuat para elit agama
semakin tidak terima atas perlakuan pemerintah. Sehingga timbulah reaksi
masyarakat Banten khususnya di Cilegon dengan melakukan aksi perlawanan yang
dikenal dengan Geger Cilegon. Untuk itu, dengan adanya perlawanan yang
digerakan oleh beberapa Ulama besar, yaitu seperti K.H Wasid, Arsyad Thowil,
K.H Muhammad Ahya dan ulama yang lainnya, sehingga dapat membuat rakyat
semakin percaya akan adanya pemimpin yang bisa membereskan permasalahan
yang ada di Cilegon.2

Pemberontakan pada tahun 1888 terjadi di Cilegon yang disebut dengan


Geger Cilegon yang di pimpin oleh Ki Wasid sebagai salah satu kiyai yang
diberikan kepercayaan untuk memimpin penyerangan terhadap orang-orang eropa
dan antek-antek mereka di Cilegon dan sekitarnya, para kiyai berkumpul di kaloran
di mana diputuskan bahwa pemberontakan akan dimulai pada suatu hari dalam
bulan sura (september 1888). Juga diputuskan bahwa Haji Wasid, Haji Iskak, Haji
Tubagus Ismail dan kiyai-kiyai lainnya dari distrik Cilegon dan Kamat watu akan
memimpin serangan terhadap Cilegon. Semangat yang menyala-nyala untuk
mengenyahkan rejim kolonial membuncah dalam dada dan minda Ki Wasid, ketika
sebuah pertemuan tanggal 22 Juni 1888 untuk membahas tanggal mulainya
pemberontakan yang dihadiri oleh 60 orang kiyai dan para pengikutnya, Ki Wasid
benar-benar menginginkan segara dimulai pemberontakan tersebut. Menurutnya
„setiap penundaan, hanya akan merugikan perjuangan suci dan membahayakan
anggota-anggota komplotan itu sendiri. Pada hari Sabtu 7 juli 1888, setalah para
pucuk pimpinan berkumpul akhirnya pertemuan dilanjutkan setelah tengah malam
di saneja di rumah Haji Iskak. Pertemuan itu dihadiri oleh para Kiayi dari Jaha,
Leuwibeureum, Ciora, Cibeber, Terate udik, Serang, Bekung, dan Tanara. Selain
tentu saja Haji Wasid dan Tb. Ismail di rumah Haji Ishak diputuskan bahwa
1
http://www.triptrus.com/news/4-tempat-bersejarah-di-kota-cilegon
2
Kamaludin, Tragedi Berdarah Di Banten :Skripsi, Perjuangan KH Muhammad Ghazali Di Petir
(Serang ,IAIN SMH BANTEN,2015),.p.76.

6
pemberontaan menggulingkan rejim klonial belanda akan dimulai tanggal 29
syawal atau 9 Juli 1888. Betapa pentingnya momen dan locus pertemuan tersebut
tergambar dalam fakta bahwa hasil keputusan musyawarah final tersebut
selanjutnya disebarluaskan kepada paa Kiyai dan tokoh di seluruh Banten, Jawa
Barat dan Jakarta dengan mengutus puluhan kurir untuk melakukan
pemberontakan itu. Setelah Indonesia merdeka sistem pemerintahan kolonial
dihapuskan pada 4 Juli 1950, pemerintah republik Indonesia dengan persetujuan
badan Komite Nasional Indonesia Pusat menghapuskan daerah karesidenan
Banten, ,dan membubarkan dewan perwakilan daerah karesidenan.3

4. Fungsi Dulu Dan Sekarang Rumah Dinas Walikota Cilegon

A. Fungsi Dulu

Sistem hak tanah di Banten pada abad XIX berasal dari zaman kesultanan.
Kepemilikan tanah bersumber pada hadiah-hadiah tanah yang diberikan pada
anggota-anggota kerabat sultan dan pejabat-pejabat pemerintah. Agar tanah sultan
itu menghasilkan keuntungan, maka pengelolaannya diserahkan kepada petani
dengan syarat bahwa mereka menggarap dan membayar upeti kepada sultan
sebesar sepersepuluh dari hasilnya. Tapi pada kenyataannya penggunaa tanah milik
sultan itu dikaitkan dengan pajak hasil panen dari kerja wajib bagi sultan. Para
pejabat yang mendapat tanah dari sultan memiliki hak untuk menikmati hasil
panen dan menggunakan tenaga kerja rakyat.

Oleh karena hak atas tanah negara itu terbatas, maka banyak di antara
pemegang hak tanah membuka tanah baru dengan memanfaatkan hak kerja bakti
pada tanah pusaka. Dengan demikian mereka tidak hanya memperoleh penghasilan
yang lebih tapi juga hak penuh atas tanah tersebut. Suatu kenyataan bahwa
pemungutan pajak merupakan pendapatan kesultanan yang utama.

Dalam tahun 1808 Daendels menghapuskan tanah-tanah milik sultan serta


wajib kerja bakti yang melekat pada tanah-tanah itu dan menggantinya dengan
pemungutan seperlima dari hasil panen sebagai pajak tanah. Beberapa tahun
kemudian, wajib kerja bakti secara berangsur-angur dikurangi dan kemudian
dihapuskan diganti dengan pajak kepala sebesar satu gulden tiap orang.

Menurut peraturan yang wajib membayar pajak adalah mereka yang


diharuskan melakukan kerja bakti (herendienstplichtigen). Pelaksana peraturan ini
adalah Residen Spaan. Ia memerintahkan agar semua laki-laki sehat yang berusia
antara 15 sampai 50 tahun dikenakan pajak.

Diberlakukannya peraturan Spaan ini menyebabkan para kepala rumah


tangga harus memikul beban yang berat karena mereka harus membayar pajak

3
Mufti Ali, Hendri F Isnaeni, Sejarah Kota Cilegon Riwayat Kota Baja Di Ujung Barat Pulau Jawa,
(Cilegon, Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, 2016), h. 205

7
kepala bagi semua anggota laki-laki sehat yang ada di keluarganya yang berusia 15
sampai 50 tahun.4

B. Fungsi Sekarang

Rumah dinas walikota Cilegon ini sekarang menjadi walikota dan tempat
untuk berkumpulan para anggota walikota Cilegon dan dengan adanya forum
kerukunan umat beragama.

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kota Cilegon dibentuk


berdasarkan SK Walikota No. 450.05/kep.125-org/2009 tanggal 23 Februari 2009.
Saat ini Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kota Cilegon diketuai oleh Dr.
K. H. Abdul Karim Ismail, M.A. dan H. Mahrur muslim, S.Sos.I. Sekretariat forum
kerukunan umat beragama (FKUB) kota Cilegon saat ini di komp. Rumah Dinas
walikota Cilegon Jl.S.A. Tirtayasa Jombang Cilegon. Penduduk kota Cilegon
berjumlah 424.094 jiwa, sebagian besarnya adalah pemeluk Agama Islam yang
tersebar secara merata di delapan kecamatan. Pemeluk agama kristen mayoritas
berada di kecamatan Jombang, kecamatan Citangkil dan kecamatan Cibeber,
penganut katolik mayoritas berada di kecamatan Jombang dan Cibeber, pemeluk
agama hindu mayoritas berada di kecamatan Cibeber dan kecamatan Cilegon,
pemeluk agama Budha mayoritas berada di kecamatan Jombang, kecamatan
Cilegon dan Cibeber, sedangkan pemeluk Agama Konghucu mayoritas berada di
kecamatan Cibeber.5

5. Kondisi terakhir Rumah Dinas Walikota Cilegon

Pada masa sekarang kondisi rumah dinas walikota Cilegon sebagai


apartemen pemerintah yang dinamai dengan wali kota Cilegon, dan yang menjabat
sebagai walikota Cilegon.6

Drs. H. Tubagus Rifa’i Halir (27 April 1999)


A. H. Tubagus Aat Syafa’at S.Sos, M.Si (7 April 2000)
B. H. Hidayat Djohari SH, M.Si (7 April 2005)
C. H. Tubagus Aat Syafa’at S.Sos, M.Si (20 Juli 2005)
D. Dr. H. Tubagus Iman Ariyadi S.Ag, M.M., M.Si (20 Juli 2010)
E. Suyitno (20 Juli 2015)
F. Dr. H. Tubagus Iman Ariyadi S.Ag, M.M., M.Si (17 Februar 2016)
G. Drs. H. Edi Ariadi, M.Si (20 Februari 2019)
H. Maman Mauludin S.H., M.Si (17 Februari 2021)
I. Helldy Agustian S.E, S.H (26 Februari 2021)7

4
Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, h. 59-60.
5
Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, h. 69.
6
Fathulloh (securitiy rumah dinas walikota Cilegon) 2021

8
BAB III
PENUTUP
1. Saran

7
Suparman Usman, Habibi Asyafah, Sembilan Tahunn Kiprah FKUB Provinsi Banten,(Serang,
Sehati Grafika, 2016), h. 82

9
"Memajukan kota Cilegon yang lebih baik dari yang dulu, dan agar bisa
mengayomi masyarakat yang ada di cilegon, baik dalam perekonomian maupun
kepolitikannya"

2. Daftar Pustaka

http://www.triptrus.com/news/4-tempat-bersejarah-di-kota-cilegon

Kamaludin, Tragedi Berdarah Di Banten :Skripsi, Perjuangan KH Muhammad


Ghazali Di Petir (Serang ,IAIN SMH BANTEN,2015),.p.76.

Mufti Ali, Hendri F Isnaeni, Sejarah Kota Cilegon Riwayat Kota Baja Di Ujung
Barat Pulau Jawa,(Cilegon, Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, 2016), h. 205

Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, h. 59-60.

Kartodirdjo, Pemberontakan Petani Banten 1888, h. 69.

Fathulloh (securitiy rumah dinas walikota Cilegon) 2021

Suparman Usman, Habibi Asyafah, Sembilan Tahunn Kiprah FKUB Provinsi


Banten,(Serang, Sehati Grafika, 2016), h. 82

3. Lampiran

(gambar 1.1 depan rumah dinas walikota cilegon)

(gambar 1.2 wawancara rumah dinas walikota cilegon)

10
(gambar 1.3 rumah dinas walikota Cilegon)

(gambar 1.4 bersama securitiy rumah dinas walikota Cilegon)

11

Anda mungkin juga menyukai