Anda di halaman 1dari 53

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

DOSEN : Dr. Ir. Ar. H. Aris Alimuddin, ST, MT, IAI, IPM.

JUDUL :

TOKOH-TOKOH ARSITEKTUR KOLONIAL DAN MODERN

OLEH :

NAMA : ZALFA SASKIA

NIM : 03420230014

KELAS : A1

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2024
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmatnya tiada tara
kepada penulis. Karena berkat nikmat yang telah diberikan-Nya penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas menyusun paper yang telah ditugaskan oleh dosen Dr. Ir. Ar. H. Aris
Alimuddin, ST, MT, IAI, IPM.

Paper ini akan membahas tentang tokoh-tokoh arsitektur kolonial dan modern. Dalam
paper ini, kita akan menjelajahi peran dan kontribusi yang luar biasa dari para arsitek terkenal
dalam mengubah wajah dunia arsitektur.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
penulisan paper ini. Semoga paper ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang sejarah
dan perkembangan arsitektur, serta menginspirasi Anda untuk lebih menghargai dan memahami
seni dan ilmu pengetahuan yang indah ini.

Selamat membaca!

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................................5
A. Tokoh-Tokoh Arsitektur Kolonial........................................................................................5
B. Tokoh Tokoh Arsitektur Modern.......................................................................................21
BAB III : KESIMPULAN...........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................52

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arsitektur telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia sejak zaman kuno, dan
terus berkembang seiring dengan perubahan sosial, politik, dan teknologi.

Dalam konteks kolonial, arsitektur merupakan salah satu alat yang digunakan oleh
kekuatan kolonial untuk mengekspresikan dominasi dan kekuasaan mereka. Arsitek-arsitek
kolonial menciptakan bangunan-bangunan yang mencerminkan gaya arsitektur dari negara asal
mereka, sambil menggabungkannya dengan elemen-elemen budaya lokal. Hal ini sering kali
menghasilkan gabungan unik antara gaya arsitektur Eropa dan tradisi lokal, menciptakan
bangunan yang mencolok dan memikat.

Di sisi lain, arsitektur modern adalah hasil dari perubahan sosial, teknologi, dan
pemikiran yang terjadi pada abad ke-19 dan ke-20. Arsitek-arsitek modern berusaha menciptakan
bangunan yang lebih fungsional, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Mereka
menekankan pada penggunaan bahan-bahan baru, teknologi konstruksi yang inovatif, dan desain
yang bersifat universal.

B. Rumusan Masalah

Siapa saja tokoh arsitektur kolonial dan modern dan apa saja karya-karya terkenal yang
dihasilkan oleh tokoh-tokoh arsitekrut kolonial dan modern?

C. Tujuan Penelitian

Menganalisis tokoh-tokoh aristektur kolonial dan modern dan melakukan penelitian


terhadap karya-karya yang terkenal yang dihasilkan oleh tokoh-tokoh arsitektur kolonial dengan
memperhatikan elemen desain yang mencerminkan keunikan dan keistimewaan mereka,
termasuk penggunaan bentuk, material, dan detail arsitektur yang khas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tokoh-Tokoh Arsitektur Kolonial

1. J.F. Klinkhamer
J.F. Klinkhamer adalah seorang arsitek Belanda yang memiliki kontribusi penting dalam
arsitektur kolonial di Indonesia pada awal abad ke-20. Ia dikenal karena merancang
berbagai bangunan ikonik yang menjadi bagian dari warisan arsitektur kolonial di
Indonesia. Ia terlibat dalam merancang dan membangun berbagai bangunan penting
seperti gedung pemerintahan, gereja, dan bangunan komersial di berbagai kota di
Indonesia. Gaya arsitektur yang digunakan oleh J.F. Klinkhamer menggabungkan
elemen-elemen arsitektur Belanda dengan sentuhan lokal, menciptakan bangunan yang
mencerminkan identitas kolonial pada masa itu.

Karya-karya terkenal

a) Gedung Gereja Katedral Jakarta

Gedung Gereja Katedral Jakarta, yang dirancang oleh J.F. Klinkhamer, adalah
salah satu landmark penting di ibu kota Indonesia. Gereja ini memiliki gaya
arsitektur neogotik yang megah dan menjadi salah satu gereja terbesar di Asia
Tenggara pada saat itu.
Gereja Katedral Jakarta mengusung gaya arsitektur neogotik yang merupakan
perpaduan antara tradisi arsitektur abad pertengahan dengan sentuhan modern.

5
Konsep arsitektur neogotik ini menciptakan suasana sakral dan memberikan kesan
monumental pada gereja. Gaya arsitektur neogotik ditandai dengan adanya
elemen-elemen seperti lengkungan lancip, vitral, pilar-pilar tinggi, dan ornamen-
ornamen yang rumit. Konsep arsitektur ini menghadirkan keindahan dan
keagungan dalam desain bangunan gereja.
Dalam pembangunan Gedung Gereja Katedral Jakarta, J.F. Klinkhamer
menggunakan material yang umum digunakan pada masa itu, seperti batu, bata,
dan kayu.
Material batu digunakan untuk membangun struktur utama gereja, memberikan
kekuatan dan kekokohan pada bangunan. Bata digunakan sebagai bahan untuk
dinding dan struktur pendukung, memberikan keindahan dan detail pada
bangunan. Kayu digunakan untuk elemen-elemen seperti pintu, jendela, dan atap,
memberikan sentuhan hangat dan alami pada arsitektur gereja. Selain itu, gereja
ini juga menggunakan vitral yang terbuat dari kaca berwarna untuk menghiasi
jendela-jendelanya, menciptakan efek cahaya yang indah di dalam gereja.
Gedung Gereja Katedral Jakarta menjadi salah satu landmark penting di ibu kota
Indonesia. Gaya arsitektur neogotik yang megah, konsep yang memperlihatkan
keagungan gereja, dan penggunaan material yang tepat memberikan daya tarik
dan keunikan pada gedung gereja ini. Gereja Katedral Jakarta juga menjadi pusat
kegiatan liturgi Katolik di Jakarta dan menjadi tempat penting bagi umat Katolik
di Indonesia.
b) Gedung Gereja Katedral Bogor

6
Gedung Gereja Katedral Bogor, yang juga dirancang oleh J.F. Klinkhamer, adalah
sebuah bangunan gereja yang menjadi salah satu ikon arsitektur di Bogor. Gedung
gereja ini memiliki gaya arsitektur neogotik yang indah dan menarik perhatian
dengan keanggunan dan keunikan desainnya.
Gedung Gereja Katedral Bogor memiliki ciri khas arsitektur neogotik yang
terinspirasi dari gereja-gereja abad pertengahan di Eropa. Gaya arsitektur neogotik
ditandai dengan penggunaan lengkungan lancip, ornamen-ornamen rumit, dan
menara tinggi yang menjulang. Arsitektur neogotik ini memberikan kesan
monumental dan memikat bagi para pengunjung.
Bangunan gereja ini memiliki struktur yang megah dengan atap berbentuk lancip
dan jendela-jendela berukuran besar yang memperbolehkan cahaya alami masuk
ke dalam ruangan gereja. Fasad gedung ditandai dengan pahatan-pahatan
dekoratif yang menambah keindahan dan keanggunan bangunan.
Dalam pembangunan Gedung Gereja Katedral Bogor, J.F. Klinkhamer
menggunakan material yang umum digunakan pada masa itu, seperti batu, bata,
dan kayu. Material batu digunakan untuk membangun struktur utama gereja,
memberikan kekuatan dan kekokohan pada bangunan. Bata digunakan sebagai
bahan untuk dinding dan struktur pendukung, memberikan keindahan dan detail
pada bangunan. Kayu digunakan untuk elemen-elemen seperti pintu, jendela, dan
atap, memberikan sentuhan hangat dan alami pada arsitektur gereja.
Gedung Gereja Katedral Bogor juga memiliki peran penting sebagai tempat
ibadah bagi umat Katolik di Bogor dan sekitarnya. Gereja ini menjadi pusat
kegiatan liturgi dan kehidupan rohani umat Katolik di wilayah tersebut. Selain itu,
gereja ini juga menjadi tempat perayaan misa dan upacara keagamaan yang
penting.
Keberadaan Gedung Gereja Katedral Bogor tidak hanya memiliki nilai arsitektur
yang tinggi, tetapi juga memiliki makna sejarah dan religius yang mendalam.
Gereja ini menjadi simbol kehadiran agama Katolik di Bogor serta menjadi
tempat yang memberikan ketenangan dan kedamaian bagi umat yang beribadah di
dalamnya.

7
Dengan keindahan arsitektur neogotiknya dan peran pentingnya dalam kehidupan
rohani, Gedung Gereja Katedral Bogor menjadi salah satu destinasi wisata dan
ikon arsitektur yang tidak boleh dilewatkan bagi para pengunjung yang datang ke
Bogor.
c) Gedung Gereja Katedral Bandung

Gedung Gereja Katedral Bandung, yang dirancang oleh J.F. Klinkhamer,


merupakan salah satu karya terkenal arsitek ini. Gereja ini memiliki gaya
arsitektur neogotik dengan sentuhan lokal yang membuatnya menjadi salah satu
ikon kota Bandung.
Gereja Katedral Bandung mengusung gaya arsitektur neogotik yang merupakan
perpaduan antara tradisi arsitektur abad pertengahan dengan sentuhan modern.
Konsep arsitektur neogotik ini menciptakan suasana sakral dan memberikan kesan
monumental pada gereja. Gaya arsitektur neogotik ditandai dengan adanya
elemen-elemen seperti lengkungan lancip, vitral, pilar-pilar tinggi, dan ornamen-
ornamen yang rumit. Dalam merancang Gedung Gereja Katedral Bandung, J.F.
Klinkhamer juga menggabungkan elemen-elemen lokal, seperti penggunaan
ornamen-ornamen khas Sunda atau Jawa Barat.
Dalam pembangunan Gedung Gereja Katedral Bandung, J.F. Klinkhamer
menggunakan material yang umum digunakan pada masa tersebut, seperti batu,
bata, dan kayu.
Material batu digunakan untuk membangun struktur utama gereja, memberikan
kekuatan dan kekokohan pada bangunan. Bata digunakan sebagai bahan untuk
dinding dan struktur pendukung, memberikan keindahan dan detail pada

8
bangunan. Kayu digunakan untuk elemen-elemen seperti pintu, jendela, dan atap,
memberikan sentuhan hangat dan alami pada arsitektur gereja. Vitral yang terbuat
dari kaca berwarna juga digunakan untuk menghiasi jendela-jendela gereja,
menciptakan efek cahaya yang indah di dalam ruangan gereja.
2. Charles Prosper Wolff Schoemaker
Charles Prosper Wolff Schoemaker (25 Juli 1882 – 22 Mei 1949) adalah seorang arsitek
Belanda yang tinggal di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Wolff Schoemaker juga
merupakan seorang guru besar arsitektur dan menjadi rektor ketujuh di Technische
Hoogeschool te Bandoeng (TH Bandung), yang kemudian menjadi Institut Teknologi
Bandung (ITB). Sebagai seorang pendidik, ia memberikan kontribusi besar dalam
pengembangan pendidikan arsitektur di Indonesia. Charles Prosper Wolff Schoemaker
adalah seorang arsitek yang berpengaruh dan meninggalkan warisan arsitektur yang
penting di Indonesia. Wolff Schoemaker dikenal karena menggabungkan gaya arsitektur
modern dengan unsur-unsur lokal dalam rancangannya. Ia mengadopsi gaya arsitektur Art
Deco yang populer pada masa itu, tetapi juga memasukkan elemen-elemen tradisional
Indonesia dalam desainnya. Karya-karyanya mencerminkan perpaduan antara gaya
arsitektur Barat dengan sentuhan lokal, menciptakan harmoni antara budaya Belanda dan
Indonesia.

Karya-karya Terkenal
1. Villa Isola

9
Villa Isola, salah satu karya terkenal dari Charles Prosper Wolff Schoemaker,
adalah sebuah vila yang dibangun pada tahun 1932 dan menjadi ikon arsitektur di
Bandung, Indonesia. Villa ini memiliki gaya arsitektur Art Deco yang elegan
dengan sentuhan kolonial Belanda.
Villa Isola mengusung gaya arsitektur Art Deco yang populer pada masa itu. Gaya
ini ditandai dengan bentuk geometris, garis-garis lurus, dan ornamen-ornamen
yang simetris. Gaya Art Deco pada Villa Isola dipadukan dengan sentuhan
kolonial Belanda, menciptakan harmoni antara budaya Barat dan lokal. Villa ini
dirancang untuk mencerminkan keanggunan dan kemewahan, dengan perpaduan
antara elemen-elemen modern dan tradisional.
Villa Isola memiliki struktur yang kokoh dan megah. Bangunan ini terdiri dari
beberapa lantai dengan tampilan yang simetris. Pada bagian eksterior, Villa Isola
menggunakan material batu alam yang memberikan kesan kuat dan kokoh pada
bangunan. Bagian atap Villa Isola menggunakan material genteng yang umum
digunakan pada masa itu, memberikan sentuhan tradisional pada desain
keseluruhan. Di dalam vila, terdapat penggunaan material seperti marmer, kayu,
dan kaca berwarna untuk menciptakan suasana yang elegan dan mewah.
Interior Villa Isola dirancang dengan detail yang indah. Terdapat ornamen-
ornamen Art Deco yang rumit, seperti pola geometris dan ukiran-ukiran artistik.
Villa ini memiliki ruang terbuka yang luas, termasuk taman yang indah dan kolam
renang yang menghadap ke Kota Bandung. Desain ruang terbuka ini memberikan
kesan harmoni antara bangunan dan lingkungan sekitarnya.
2. Hotel Preanger

10
Hotel Preanger adalah sebuah hotel yang terletak di Kota Bandung, Indonesia.
Hotel ini memang merupakan salah satu ikon arsitektur dan warisan sejarah yang
terkenal di kota tersebut. Dengan gaya arsitektur Art Deco yang elegan dan
sentuhan lokal, Hotel Preanger telah menjadi landmark penting di Bandung sejak
dibuka pada tahun 1929.
Hotel Preanger memiliki nilai sejarah yang tinggi karena telah menyaksikan
perkembangan dan perubahan kota Bandung selama bertahun-tahun. Hotel ini
menjadi saksi bisu dari masa kolonial Belanda hingga era modern saat ini.
Meskipun telah mengalami beberapa renovasi, Hotel Preanger tetap
mempertahankan keaslian dan keindahan arsitektur Art Deco-nya, menjadikannya
sebagai salah satu destinasi yang populer bagi para wisatawan dan tamu
terkemuka.
Selain menjadi tempat menginap yang terkenal, Hotel Preanger juga memiliki
peran penting dalam sejarah kota Bandung. Hotel ini telah menjadi saksi dari
berbagai peristiwa sejarah, acara budaya, dan pertemuan penting yang telah
berlangsung di Bandung selama bertahun-tahun.
Dengan keberadaannya yang tetap kokoh dan menjadi salah satu ikon arsitektur di
Bandung, Hotel Preanger menjadi bukti nyata dari kekayaan sejarah dan
keindahan arsitektur Indonesia. Hotel ini tidak hanya menjadi tempat menginap
yang mewah, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas dan kebanggaan
kota Bandung.

11
Hotel Preanger adalah sebuah hotel bersejarah yang terletak di Bandung,
Indonesia. Hotel ini merupakan salah satu ikon arsitektur di kota tersebut.
Hotel Preanger mengusung gaya arsitektur Art Deco yang merupakan gaya
populer pada era tersebut. Gaya arsitektur Art Deco pada Hotel Preanger
mencerminkan keanggunan dan keindahan dengan bentuk geometris, garis-garis
yang tegas, dan ornamen-ornamen yang rumit. Selain itu, hotel ini juga memiliki
sentuhan lokal dengan adanya ornamen-ornamen khas Sunda atau Jawa Barat,
menciptakan harmoni antara budaya Barat dan Indonesia.
Hotel Preanger menawarkan berbagai fasilitas untuk kenyamanan tamu, termasuk
kamar-kamar yang nyaman, restoran, kolam renang, dan fasilitas pertemuan.
Interior Hotel Preanger dirancang dengan detail yang indah. Terdapat ornamen-
ornamen Art Deco yang rumit, seperti pola geometris dan ukiran-ukiran artistik.
Hotel ini menciptakan suasana yang elegan dan mewah dengan penggunaan
material seperti marmer, kayu, dan kaca berwarna.
3. Thomas Karsten
Thomas Karsten (22 April 1884 - 1945) adalah seorang insinyur asal Belanda yang
memberikan kontribusi besar dalam bidang arsitektur dan perencanaan perkotaan di
Indonesia selama masa penjajahan Belanda. Ia dikenal karena mengintegrasikan praktik
lingkungan perkotaan kolonial dengan elemen-elemen lokal, yang merupakan pendekatan
yang radikal dalam perencanaan tata ruang di Indonesia pada masa itu.
Thomas Karsten memberikan kontribusi besar dalam arsitektur dan perencanaan
perkotaan di Indonesia selama masa penjajahan Belanda. Ia dikenal karena
pendekatannya yang menggabungkan elemen-elemen arsitektur Barat dengan elemen-
elemen lokal, menciptakan harmoni antara budaya Belanda dan Indonesia. Karsten juga
mengadopsi prinsip-prinsip desain arsitektur modern dalam karyanya, tetapi tetap
mempertimbangkan konteks budaya dan sosial setempat.
Thomas Karsten tidak hanya dikenal sebagai seorang arsitek dan perencana perkotaan,
tetapi juga sebagai seorang intelektual yang berusaha membentuk lingkungan sosial-
politik Indonesia pada masa penjajahan. Ia memiliki pemikiran yang progresif dan
berusaha memperjuangkan kepentingan bumiputera (penduduk asli) dalam perencanaan
dan pembangunan kota.

12
Karya-karya Terkenal
a) Gedung Sociëteit Concordia di Bandung

Gedung Sociëteit Concordia, yang sekarang dikenal sebagai Gedung Merdeka,


memang memiliki sejarah yang kaya sebagai tempat rekreasi, hiburan, dan
pertemuan sosial bagi orang-orang kaya di Bandung dan sekitarnya pada masa
kolonial Belanda. Bangunan ini menjadi pusat kegiatan sosial dan hiburan yang
populer di kalangan elit pada waktu itu.
Pada akhir pekan, Gedung Sociëteit Concordia menjadi tempat yang ramai
dikunjungi oleh orang-orang yang ingin menikmati pertunjukan seni, tarian sosial,
dan acara makan malam. Para pemilik perkebunan, perwira, pejabat, dan
pengusaha kaya sering berkumpul di gedung ini untuk bersosialisasi dan
menikmati waktu bersama.
Bangunan ini menjadi simbol kemewahan dan gaya hidup elit pada masa itu.
Dengan arsitektur yang indah dan fasilitas yang lengkap, Gedung Sociëteit
Concordia mencerminkan kemakmuran dan kehidupan sosial yang ada di
kalangan atas masyarakat kolonial Belanda di Bandung.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Gedung Sociëteit Concordia berganti nama
menjadi Gedung Merdeka dan memiliki makna yang penting dalam sejarah
Indonesia. Bangunan ini menjadi saksi perjuangan kemerdekaan dan persatuan
Asia-Afrika, terutama saat menjadi lokasi penting dalam Konferensi Asia-Afrika
pada tahun 1955.

13
Sekarang, Gedung Merdeka telah mengalami beberapa perubahan fungsi dan
digunakan untuk berbagai kegiatan seperti pertemuan, konferensi, pameran, dan
acara budaya. Bangunan ini juga menjadi rumah bagi Museum Konferensi Asia-
Afrika yang menampilkan berbagai artefak dan informasi seputar peristiwa
bersejarah tersebut.
Gedung Sociëteit Concordia/Gedung Merdeka merupakan salah satu warisan
bersejarah yang penting di Bandung dan menjadi simbol persatuan, perjuangan
kemerdekaan, serta kehidupan sosial pada masa kolonial Belanda. Gedung
Sociëteit Concordia/Gedung Merdeka mengusung gaya arsitektur kolonial
Belanda yang umum pada masa itu. Arsitektur kolonial Belanda ditandai dengan
penggunaan elemen-elemen arsitektur Eropa, seperti balok-balok, pilar-pilar, dan
jendela-jendela yang besar. Selain itu, gedung ini juga memiliki sentuhan lokal
dengan adanya ornamen-ornamen khas Sunda atau Jawa Barat, seperti ukiran
kayu dan motif-motif tradisional.
Gedung Sociëteit Concordia/Gedung Merdeka menggunakan material bangunan
yang umum digunakan pada masa itu, seperti batu bata, kayu, dan beton. Bagian
fasad gedung menggunakan batu bata merah yang memberikan kesan kuat dan
kokoh. Pada bagian interior, terdapat penggunaan kayu untuk lantai, pintu,
jendela, dan ornamen-ornamen dekoratif. Material beton digunakan untuk struktur
bangunan yang kokoh dan tahan lama.
b) Gedung Sociëteit Harmonie di Surabaya

Gedung Sociëteit Harmonie adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di


Surabaya, Indonesia. Gedung ini memiliki sejarah yang kaya sebagai tempat
14
perkumpulan sosialita Eropa pada masa kolonial Belanda. Bangunan ini menjadi
pusat kegiatan sosial dan hiburan bagi golongan elit Eropa pada zamannya.
Gedung Sociëteit Harmonie adalah salah satu contoh bangunan kolonial Belanda
yang mencerminkan kehidupan sosial dan kultural pada masa itu. Gedung ini
dirancang dengan gaya arsitektur Eropa yang khas, dengan penggunaan elemen-
elemen arsitektur yang elegan dan mewah.
Sebagai tempat perkumpulan sosialita Eropa, Gedung Sociëteit Harmonie menjadi
pusat kegiatan hiburan dan pertemuan bagi golongan elit pada masa itu. Di
gedung ini, para sosialita Eropa dapat menikmati acara dansa, tarian, pertunjukan
seni, dan kegiatan sosial lainnya. Gedung ini menjadi tempat penting dalam
kehidupan sosial dan kultural Surabaya pada masa kolonial Belanda.
Seiring berjalannya waktu, fungsi dan penggunaan Gedung Sociëteit Harmonie
telah berubah. Namun, bangunan ini tetap menjadi bagian penting dari sejarah dan
identitas kota Surabaya. Gedung ini menjadi simbol dari masa lalu yang kaya dan
menjadi warisan bersejarah yang berharga bagi masyarakat Surabaya.
Gedung Sociëteit Harmonie mengusung gaya arsitektur Eropa abad ke-19 yang
khas. Konsep arsitektur gedung ini mencerminkan kemewahan dan keanggunan
dengan penggunaan elemen-elemen dekoratif yang indah. Di dalam gedung
terdapat ruang marmer yang luas dengan tiang-tiang indah, lampu kristal yang
bergelantungan, cermin dinding, dan patung-patung perunggu. Gedung ini juga
memiliki nuansa arsitektur Eropa yang kental dengan ornamen-ornamen khas
yang menciptakan suasana yang elegan dan mewah.
Material yang digunakan dalam pembangunan Gedung Sociëteit Harmonie antara
lain marmer, kayu, dan logam. Ruang marmer yang luas dengan tiang-tiang indah
menggunakan marmer sebagai material utama. Kayu digunakan untuk pintu,
jendela, dan ornamen-ornamen dekoratif dalam gedung. Lampu kristal dan
patung-patung perunggu memberikan sentuhan logam yang indah dalam interior
gedung.
4. Ir. J. Gerber
Ir. J. Gerber adalah salah satu arsitek yang terkenal dalam arsitektur kolonial di
Indonesia. Gaya arsitektur kolonial yang dia terapkan dalam karyanya memiliki pengaruh

15
yang kuat dari arsitektur Eropa, terutama dari Belanda. Ir. J. Gerber dan arsitek-arsitek
lainnya pada masa itu menciptakan bangunan-bangunan yang menggabungkan elemen-
elemen arsitektur Eropa dengan sentuhan lokal Indonesia.
Arsitektur kolonial di Indonesia merupakan warisan bersejarah yang masih dapat kita
saksikan hingga saat ini. Banyak dari bangunan-bangunan tersebut memiliki nilai artistik
dan arsitektur yang menarik, sehingga menjadi daya tarik wisata bagi banyak orang.

Karya karya terkenal


a) Gedung Sate, Bandung

Gedung Sate adalah salah satu karya paling terkenal dari Ir. J. Gerber. Bangunan
ini menjadi markah tanah Kota Bandung dan menjadi salah satu ikon arsitektur
kolonial di Indonesia.
Gedung Sate terletak di Jalan Diponegoro, Bandung, dan merupakan gedung
pemerintahan yang digunakan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat. Nama "Sate"
sendiri berasal dari bentuk atap gedung yang menyerupai tusuk sate. Gaya
arsitektur Gedung Sate menggabungkan elemen-elemen arsitektur Indonesia dan
Eropa.
Gedung Sate memiliki ciri khas dengan atap berbentuk kubah yang terinspirasi
dari arsitektur Hindu-Buddha kuno di Indonesia. Selain itu, terdapat juga
penggunaan kolom-kolom yang menggambarkan gaya arsitektur Eropa. Ornamen-
ornamen yang indah dan detail pada fasad gedung menambah keanggunan
Gedung Sate.

16
Selain menjadi kantor pemerintahan, Gedung Sate juga memiliki ruang-ruang
yang digunakan untuk kegiatan seni dan budaya. Di dalam gedung ini terdapat
Museum Pos Indonesia yang menampilkan koleksi perangko dan benda-benda pos
lainnya. Gedung Sate juga sering menjadi lokasi acara-acara penting dan menjadi
daya tarik wisata bagi pengunjung.
Gedung Sate merupakan salah satu simbol kebanggaan bagi warga Bandung dan
menjadi destinasi wisata yang populer. Jika kamu berkesempatan, kamu bisa
mengunjungi Gedung Sate untuk mengagumi keindahan arsitektur kolonial dan
menikmati suasana sejarah yang terasa di sekitarnya.
Gedung Sate menggabungkan elemen-elemen arsitektur Indonesia dan Eropa.
Konsep ini mencerminkan perpaduan budaya antara Belanda dan Indonesia pada
masa kolonial. Gedung Sate mengusung gaya arsitektur Indo-Eropa yang unik.
Gaya ini menggabungkan elemen-elemen arsitektur Eropa dengan sentuhan lokal
Indonesia.
Gedung Sate menggunakan batu alam sebagai material utama untuk konstruksi
bangunan. Batu alam memberikan tampilan yang kokoh dan klasik pada gedung.
Beton digunakan untuk struktur bangunan Gedung Sate. Penggunaan beton
memberikan kekuatan dan kestabilan pada gedung. Kayu digunakan sebagai
material untuk pintu, jendela, dan ornamen-ornamen pada Gedung Sate.
Penggunaan kayu memberikan sentuhan hangat dan alami pada bangunan. Logam
digunakan untuk konstruksi atap dan ornamen-ornamen pada Gedung Sate.
Penggunaan logam memberikan tampilan yang elegan dan kuat pada bangunan.
Konsep dan material yang digunakan dalam Gedung Sate mencerminkan
keindahan dan keunikan arsitektur kolonial di Indonesia. Perpaduan antara gaya
arsitektur Indonesia dan Eropa menciptakan bangunan yang memiliki nilai sejarah
dan artistik yang tinggi.
b) Gedung KITLV, Jakarta
Gedung KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde) adalah
sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Jakarta. Ir. J. Gerber terlibat dalam
perancangan gedung ini. KITLV sendiri merupakan singkatan dari bahasa Belanda
yang berarti "Institut Kerajaan untuk Bahasa, Tanah, dan Budaya".

17
Gedung KITLV di Jakarta merupakan salah satu perwakilan dari KITLV yang
berpusat di Leiden, Belanda. KITLV-Jakarta bekerja sama dengan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan ilmiah
dan menerbitkan karya-karya ilmiah tentang Indonesia dan Asia Tenggara pada
umumnya.
Selain menjadi pusat kegiatan ilmiah, Gedung KITLV juga memiliki peran
penting dalam menyimpan dan mengarsipkan koleksi gambar, foto, cetakan, dan
gambar-gambar lainnya yang diperoleh oleh The Royal Netherlands Institute of
Southeast Asian and Caribbean Studies (KITLV). Koleksi gambar tersebut
sekarang menjadi bagian dari koleksi perpustakaan KITLV.
Gedung KITLV di Jakarta telah mengalami perpindahan lokasi ke Gedung
Kedutaan Besar Belanda di Jakarta pada tahun 2014. Hal ini ditandai dengan
penandatanganan kesepakatan antara Duta Besar Kerajaan Belanda saat itu, Bapak
Tjeerd de Zwaan, dan Direktur KITLV-Jakarta, Dr. Roger Tol.
c) Graha Pena, Surabaya

Graha Pena adalah sebuah bangunan yang terletak di Surabaya, Jawa Timur. Ir. J.
Gerber juga terlibat dalam perancangan gedung ini. Graha Pena memiliki gaya
arsitektur kolonial yang klasik, dengan atap bergaya Belanda dan ornamen-
ornamen yang menarik.
Graha Pena yang merupakan gedung markas dari surat kabar Jawa Pos. Graha
Pena terletak di Jalan A. Yani, Surabaya. Gedung ini memiliki 21 lantai dan
menjadi pusat redaksi surat kabar Jawa Pos serta beberapa media lainnya yang

18
dimiliki oleh anak perusahaan Jawa Pos. Graha Pena selesai dibangun pada tahun
1997.
Gedung Jawa Pos atau Graha Pena ini memiliki perpaduan gaya arsitektur modern
dengan sentuhan elemen-elemen arsitektur kolonial yang klasik. Atap bergaya
Belanda dan ornamen-ornamen yang menarik memberikan ciri khas pada
bangunan ini.
5. Albert Aalbers
Albert Aalbers (13 Desember 1897 - 1961) adalah seorang arsitek asal Belanda yang
merancang sejumlah vila, hotel, dan kantor di Bandung, Indonesia selama masa
pendudukan Belanda pada dekade 1930-an. Ia dikenal karena menciptakan bangunan-
bangunan yang elegan dan indah dengan gaya arsitektur yang khas.
Albert Aalbers bekerja di Belanda mulai tahun 1924 hingga 1930 sebelum pindah ke
Hindia Belanda. Selama di Bandung, ia merancang berbagai bangunan yang
mencerminkan gaya arsitektur kolonial Belanda yang klasik, namun juga
menggabungkannya dengan sentuhan modern. Beberapa karyanya yang terkenal antara
lain adalah vila-vila mewah, hotel-hotel, dan gedung perkantoran.
Albert Aalbers meninggalkan warisan arsitektur yang penting di Bandung, yang hingga
kini masih dapat kita saksikan dan nikmati keindahannya. Karyanya mencerminkan
perpaduan antara arsitektur kolonial Belanda dengan sentuhan modern yang unik.

Karya karya terkenal


a) Hotel Savoy Homann

19
Hotel Savoy Homann adalah hotel bersejarah yang juga dirancang oleh Albert
Aalbers. Hotel ini dibangun pada tahun 1939 dan menjadi salah satu hotel tertua
di Bandung. Hotel Savoy Homann menggabungkan gaya arsitektur kolonial
Belanda dengan sentuhan Art Deco yang khas.
Hotel Savoy Homann memiliki tampilan yang anggun dan megah dengan fasad
yang indah dan ornamen-ornamen yang menarik. Gaya arsitektur kolonial
Belanda tercermin dalam penggunaan atap bergaya Belanda, kolom-kolom yang
kokoh, dan detail-detail arsitektur yang klasik. Sedangkan sentuhan Art Deco
terlihat dalam bentuk-bentuk geometris, ornamen-ornamen yang elegan, dan
penggunaan material yang modern.
Selain arsitektur yang menarik, Hotel Savoy Homann juga memiliki interior yang
mewah dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas modern pada masanya. Hotel ini
menjadi tempat menginap yang populer bagi para tamu yang datang ke Bandung
pada masa itu.
Hotel Savoy Homann tetap mempertahankan keindahan dan keaslian arsitektur
aslinya hingga saat ini. Meskipun telah mengalami beberapa renovasi, tetapi hotel
ini masih menjadi salah satu bangunan ikonik di Bandung dan menjadi saksi
sejarah perkembangan kota ini.
Jika kamu memiliki kesempatan, kamu bisa mengunjungi Hotel Savoy Homann
untuk mengagumi keindahan arsitektur kolonial Belanda yang dipadukan dengan
sentuhan Art Deco yang khas.
b) Gedung Gas Negara

20
Gedung Gas Negara adalah salah satu karya Albert Aalbers dalam desain
bangunan perkantoran. Gedung ini dibangun pada tahun 1930 dan menjadi salah
satu gedung ikonik di Bandung. Gedung Gas Negara mengusung gaya arsitektur
kolonial Belanda dengan sentuhan Art Deco yang khas.
Gedung Gas Negara memiliki tampilan yang megah dan elegan dengan fasad
yang indah dan ornamen-ornamen yang menarik. Gaya arsitektur kolonial
Belanda tercermin dalam penggunaan kolom-kolom yang kokoh, atap bergaya
Belanda, dan detail-detail arsitektur yang klasik. Sedangkan sentuhan Art Deco
terlihat dalam bentuk-bentuk geometris, ornamen-ornamen yang elegan, dan
penggunaan material yang modern.
Bangunan ini menjadi salah satu contoh kepiawaian Albert Aalbers dalam
menggabungkan gaya arsitektur yang sedang populer pada masa itu. Gedung Gas
Negara tidak hanya memiliki tampilan yang megah, tetapi juga memiliki detail-
detail yang halus dan ornamen-ornamen yang indah, menunjukkan keahlian dan
perhatian terhadap estetika yang tinggi.
Hingga saat ini, Gedung Gas Negara tetap menjadi salah satu bangunan ikonik di
Bandung dan menjadi bagian penting dari warisan arsitektur kolonial di kota ini.
Jika kamu memiliki kesempatan, kamu bisa mengunjungi Gedung Gas Negara
untuk mengapresiasi keindahan arsitektur kolonial Belanda yang dipadukan
dengan sentuhan Art Deco yang khas.

21
B. Tokoh Tokoh Arsitektur Modern

1. Frederich Silaban
Frederich Silaban (1912-1984) adalah seorang arsitek Indonesia yang dikenal karena
kontribusinya dalam bidang arsitektur modern di Indonesia. Ia lahir di Sibolga, Sumatera
Utara, dan belajar arsitektur di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut
Teknologi Bandung).
Frederich Silaban adalah salah satu arsitek Indonesia yang terlibat dalam pergerakan
arsitektur modern pada masa kemerdekaan Indonesia. Ia adalah salah satu pendiri
Persatuan Arsitek Indonesia (IAI) pada tahun 1952. Karya-karyanya mencakup berbagai
jenis bangunan, seperti rumah tinggal, gereja, sekolah, dan proyek perumahan.

Karya karya terkenal


a) Masjid Istiqlal di Jakarta

Masjid Istiqlal di Jakarta adalah salah satu karya terkenal dari Frederich Silaban.
Frederich Silaban memenangkan sayembara pembuatan gambar maket masjid
dengan motto 'Ketuhanan' dan kemudian bertugas membuat desain Istiqlal secara
keseluruhan. Masjid Istiqlal merupakan salah satu masjid terbesar di dunia dan
menjadi simbol keberagaman dan persatuan di Indonesia.
Dalam desainnya, Masjid Istiqlal menggabungkan elemen-elemen arsitektur
modern dan tradisional. Bangunan ini memiliki kubah yang besar dan menara
yang menjulang tinggi. Masjid Istiqlal juga memiliki ruang utama yang luas dan
dapat menampung ribuan jamaah.
Masjid Istiqlal menjadi tempat ibadah bagi umat Islam di Jakarta dan juga
menjadi salah satu tujuan wisata religi yang populer. Selain itu, masjid ini juga

22
menjadi tempat penting untuk perayaan-perayaan keagamaan dan acara nasional
di Indonesia.
Konsep arsitektur Masjid Istiqlal, yang dirancang oleh Frederich Silaban,
menggabungkan elemen-elemen modern dan tradisional. Berikut adalah beberapa
konsep utama yang terlihat dalam desainnya:
 Masjid Istiqlal didesain secara simbolis untuk mencerminkan semangat
kemerdekaan dan persatuan Indonesia. Konsep ini tercermin dalam bentuk
kubah yang besar dan menjulang tinggi, serta menara yang mencerminkan
keagungan dan kekuatan.
 Desain Masjid Istiqlal menekankan penggunaan ruang terbuka yang luas.
Hal ini tercermin dalam halaman luas di depan masjid yang dapat
menampung ribuan jamaah saat acara keagamaan.
 Desain Masjid Istiqlal juga mengintegrasikan elemen alam, seperti taman
dan pepohonan, untuk menciptakan suasana yang alami dan menenangkan
di sekitar masjid.
 Desain Masjid Istiqlal memperhatikan pencahayaan alami dengan
penggunaan jendela-jendela besar dan atap yang dirancang untuk
memaksimalkan masuknya cahaya matahari ke dalam ruang utama.
Dalam hal material, Masjid Istiqlal menggunakan berbagai jenis material,
termasuk beton, baja, dan marmer. Beton digunakan untuk struktur utama
bangunan, sementara baja digunakan untuk kerangka atap dan elemen struktural
lainnya. Marmer digunakan untuk lantai, dinding, dan dekorasi interior,
memberikan sentuhan elegan dan indah pada masjid.
b) Gelora Bung Karno, Jakarta

23
Gelora Bung Karno di Jakarta adalah sebuah stadion di Jakarta Pusat, DKI
Jakarta, Indonesia, yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang
Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena
pertandingan sepak bola tingkat internasional. Stadion ini dinamai untuk
menghormati Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia, yang juga
menggagas pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi,
pada masa Orde Baru, nama stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan
melalui Keputusan Presiden No. 4/1984 yang ditandatangani Presiden Soeharto.
Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama stadion ini
dikembalikan kepada namanya semula melalui Keputusan Presiden No. 7/2001
yang ditandatangani Presiden Abdurrahman Wahid.
Beberapa konsep dalam desain Gelora Bung Karno yang terlihat adalah:
 Desain Gelora Bung Karno memperhatikan fleksibilitas ruang untuk dapat
menampung berbagai jenis acara olahraga dan pertunjukan. Stadion Utama
Gelora Bung Karno dirancang dengan tribun yang dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan, sehingga dapat menampung jumlah penonton yang
berbeda-beda.
 Kompleks Gelora Bung Karno dirancang untuk berintegrasi dengan
lingkungan sekitarnya. Terdapat taman-taman dan area terbuka yang
menawarkan ruang hijau dan suasana alami di sekitar kompleks.
 Desain Gelora Bung Karno juga memperhatikan aksesibilitas bagi
pengunjung. Terdapat jalur pejalan kaki, akses transportasi umum, dan

24
fasilitas parkir yang memudahkan pengunjung untuk mengakses kompleks
tersebut.
Dalam hal material, Gelora Bung Karno menggunakan berbagai jenis material,
termasuk beton, baja, dan material lainnya yang sesuai dengan kebutuhan
struktural dan estetika bangunan.
c) Monumen Nasional (Monas), Jakarta

Monumen Nasional atau yang disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah
monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang terletak tepat di tengah
Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monas didirikan untuk mengenang
perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari
pemerintahan kolonial Kekaisaran Belanda. Pembangunan dimulai pada 17
Agustus 1961 di bawah perintah presiden Soekarno dan diresmikan hingga dibuka
untuk umum pada 12 Juli 1975 oleh Presiden Soeharto. Tugu ini dimahkotai lidah
api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang
menyala-nyala dari rakyat Indonesia.
Monumen Nasional (Monas) didesain oleh arsitek Indonesia, Frederich Silaban,
dengan bantuan dari tim arsitek yang dipimpin oleh R.M. Soedarsono. Konsep
utama Monas adalah menggambarkan semangat perjuangan dan kemerdekaan
Indonesia. Monas memiliki bentuk obelisk setinggi 132 meter yang
melambangkan semangat keberanian dan perjuangan bangsa Indonesia.
Monas terbuat dari berbagai jenis material, antara lain:
 Beton: Beton digunakan sebagai bahan utama dalam struktur Monas.
Beton memberikan kekuatan dan stabilitas pada bangunan.

25
 Marmer: Monas dilapisi dengan marmer di bagian eksterior. Marmer
memberikan tampilan yang elegan dan indah pada Monas.
 Perunggu: Di puncak Monas terdapat api perunggu yang dilapisi dengan
emas. Api perunggu ini melambangkan semangat kebebasan dan
kemerdekaan.
 Logam: Beberapa elemen dekoratif pada Monas menggunakan logam
sebagai material, seperti logam pada pintu masuk dan detail ornamen
lainnya.
2. Ir. Soekarno
Soekarno, yang juga dikenal sebagai Bung Karno, adalah Presiden pertama Republik
Indonesia dan memiliki kontribusi yang signifikan dalam bidang arsitektur. Selain
menjadi seorang negarawan dan pemimpin politik, Soekarno juga memiliki minat yang
besar dalam seni dan arsitektur.
Soekarno memiliki visi untuk membangun Indonesia yang modern dan maju, dan ia
melihat arsitektur sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Ia percaya
bahwa arsitektur dapat menjadi simbol kekuatan dan kehormatan bangsa, serta dapat
mencerminkan identitas dan kebudayaan Indonesia.
Soekarno terlibat langsung dalam perencanaan dan desain beberapa proyek arsitektur
penting di Indonesia, termasuk Monumen Nasional (Monas) dan Istana Merdeka. Ia
memimpin proses perancangan dan memberikan arahan dalam pengembangan desain
bangunan-bangunan tersebut.
Selain itu, Soekarno juga memiliki visi untuk membangun berbagai infrastruktur
nasional, seperti jalan raya, jembatan, bendungan, dan proyek-proyek lainnya. Ia melihat
pembangunan infrastruktur sebagai langkah penting dalam memajukan Indonesia sebagai
negara merdeka dan mandiri.
Dalam kontribusinya dalam bidang arsitektur, Soekarno menggabungkan unsur-unsur
arsitektur tradisional Indonesia dengan gaya modern, menciptakan desain yang unik dan
mencerminkan semangat perjuangan dan kemerdekaan bangsa.

Karya karya terkenal


a) Istana merdeka

26
Istana Merdeka adalah kediaman resmi Presiden Indonesia yang terletak di
Jakarta. Soekarno, sebagai Presiden pertama Indonesia, terlibat dalam merancang
Istana Merdeka. Istana ini memiliki arsitektur yang mencerminkan kebudayaan
Indonesia dengan pengaruh gaya tradisional dan modern.
Dalam desainnya, Istana Merdeka menggabungkan elemen-elemen arsitektur
tradisional Indonesia, seperti atap bergaya joglo dan ornamen-ornamen khas
Nusantara, dengan sentuhan modern dalam penggunaan bahan dan teknologi
konstruksi.
Istana Merdeka terdiri dari beberapa bangunan, termasuk Gedung Utama, Gedung
Serbaguna, dan Gedung Negara. Gedung Utama adalah bangunan utama di Istana
Merdeka yang berfungsi sebagai kediaman resmi Presiden dan juga tempat untuk
menyelenggarakan pertemuan dan acara kenegaraan.
Selain itu, Istana Merdeka juga memiliki taman yang indah dengan pepohonan
dan taman bunga yang dirancang untuk menciptakan suasana yang nyaman dan
hijau di sekitar istana.
Istana Merdeka menjadi salah satu simbol kekuasaan dan kehormatan bagi negara
Indonesia. Bangunan ini juga memiliki nilai sejarah yang penting sebagai tempat
di mana para pemimpin negara mengambil keputusan penting dan
menyelenggarakan pertemuan dengan tamu-tamu negara.
Istana Merdeka memiliki konsep arsitektur yang mencerminkan kebudayaan
Indonesia dengan pengaruh gaya tradisional dan modern. Desainnya
menggabungkan unsur-unsur arsitektur tradisional Indonesia, seperti atap bergaya

27
joglo dan ornamen-ornamen khas Nusantara, dengan sentuhan modern dalam
penggunaan bahan dan teknologi konstruksi.
Istana Merdeka menggunakan berbagai jenis material dalam konstruksinya.
Beberapa material yang digunakan antara lain:
 Batu: Batu alam digunakan sebagai material utama dalam pembangunan
Istana Merdeka. Batu ini memberikan kekuatan dan keindahan pada
bangunan.
 Kayu: Kayu digunakan untuk membuat atap bergaya joglo yang khas pada
beberapa bagian Istana Merdeka. Kayu memberikan sentuhan tradisional
pada desain bangunan.
 Marmer: Marmer digunakan sebagai material lantai, dinding, dan dekorasi
interior di beberapa bagian Istana Merdeka. Marmer memberikan tampilan
yang elegan dan indah pada istana.
 Logam: Logam juga digunakan sebagai material dalam pembangunan
Istana Merdeka, seperti dalam pembuatan pintu, jendela, dan detail
ornamen lainnya.

b) Gedung MPR/DPR

Gedung MPR/DPR, yang sekarang dikenal sebagai Gedung Nusantara,


merupakan markas Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Berikut adalah beberapa informasi
mengenai konsep dan material Gedung MPR/DPR:
Gedung MPR/DPR didirikan pada tanggal 8 Maret 1965 dan memiliki desain
yang mencerminkan kebutuhan sebagai tempat berkumpul dan berdiskusi para
28
anggota legislatif. Konsep desain Gedung MPR/DPR lebih difokuskan pada
fungsi dan kepraktisan ruang yang dapat mendukung aktivitas legislatif.
Informasi mengenai material yang digunakan dalam pembangunan Gedung
MPR/DPR tidak secara spesifik disebutkan dalam sumber yang tersedia. Namun,
umumnya gedung-gedung institusi seperti ini menggunakan berbagai jenis
material seperti beton, baja, dan kaca untuk struktur dan fasad bangunan.
c) Universitas Indonesia (UI)

Universitas Indonesia (UI) adalah salah satu universitas terkemuka di Indonesia,


dan Soekarno terlibat dalam perencanaan dan pembangunan kampus UI di Depok,
Jawa Barat. Berikut adalah beberapa informasi mengenai konsep dan material
Universitas Indonesia:
Kampus Universitas Indonesia dirancang untuk menciptakan lingkungan
akademik yang kondusif untuk pembelajaran, penelitian, dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Konsepnya mencakup penggunaan ruang terbuka hijau, tata letak
bangunan yang terintegrasi, dan fasilitas yang mendukung kegiatan akademik.
Informasi mengenai material yang digunakan dalam pembangunan kampus
Universitas Indonesia tidak secara spesifik disebutkan dalam sumber yang
tersedia. Namun, umumnya kampus universitas menggunakan berbagai jenis
material seperti beton, baja, dan kaca untuk struktur dan fasad bangunan.
Kampus UI memiliki berbagai fakultas dan program studi yang menawarkan
berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu sosial, ilmu alam, ilmu kedokteran, dan

29
teknik. Setiap fakultas dan program studi memiliki bangunan dan fasilitas yang
sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan penelitian di bidang masing-masing.
Universitas Indonesia terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan dan
penelitian yang penting di Indonesia. Kampusnya yang luas dan fasilitas yang
lengkap menciptakan lingkungan yang ideal untuk mahasiswa dan staf akademik
dalam mengejar pengetahuan dan inovasi.
3. Ludwig Mies van der Rohe
Seorang anak dari pengrajin batu di Aachen, Jerman. Miesmemulai karir arsiteknya
sebagai asisten dari Peter Behrens, bersamadengan Walter Gropius dan Le Corbusier
(Eckardt, 2016). Salah satufilosofinya yang cukup terkenal
yaitu "kurang lebih", yang didapat ketika ia bekerja sebagai asisten dari Peter Behrens,
mengerjakan proyek pabrikturbin AEG (Mertins, 2014).
Berdasarkan diagram evolusi arsitektur abad ke 20 (Jencks, 1971),Mies van der Rohe
menganut teori fungsionalisme dari arsitektur modern.Sesuai dengan namanya,
fungsionalisme mengedepankan kegunaan darisuatu bangunan, sehingga bentuk
bangunan mengikuti fungsi.Karakteristik dari karya yang berangkat dari teori ini, antara
lain adalahminimnya ornamentasi dan dekorasi, serta menonjolokan penggunaanmaterial
yang jujur. Jujur dalam arti material tersebut ditunjukkan apaadanya, tanpa finishing
(Muscato, n.d.).
Karya-karya Mies umumnya tergolong dalam Gaya Internasional,namun gaya ini tidak
muncul melalui pemilihan gaya tertentu dalamproses desain. Menurut Mies, tampilan
sebuah bangunan adalah ekspresidari masanya dan material yang digunakan (Chicago
ArchitectureYayasan, n.d.). Hal ini dapat diihat dari desain nya yang mengedepankan
aspek fungsional bangunan, serta penggunakan materialbaja terekspos, yang merupakan
gambaran dari era industrialism.

Karya-karya terkenal
a) Gedung Seagram

30
Gedung Seagram terletak pada 375 Park Avenue, Midtown Manhattan, New York.
Bagian plaza, bangunan, fasad batu pada lobbydan kaca serta perunggu pada
eksterior bangunan ini di desain oleh Ludwig Mies van der Rohe, sedangkan
bagian interior restoran Si Empat Musim dan
Brasserie oleh Phillip Johnson.
Bangunan ini terdiri dari 38 lantai dengan tinggi bangunan mencapai 157m.
Seagram Building di desain sebagai kantor pusat dari Joseph E. Seagram dan
Putra-putranya. Hal ini sesuai dengan keinginan PhyllisLambert, anak dari
Samuel Bronfman yang merupakan CEO dari Seagram saat itu.
Bangunan ini merupakan penerapan dari teori yang dianut Mies van der Rohe,
yaitu fungsionalisme (Jencks, 1971). Teori yang menganggap bahwa aspek
bangunan ditentukan berdasarkan fungsinya, dan semua yang dibuat haruslah
fungsional (Muscato, n.d.). Konsep yang mendasari desain adalah untuk
mengekspos dan mengekspresikan struktur bangunan (Design Book Magazine,
n.d.).
Selain itu, bangunan ini juga menerapkan konsep open plan. Buka plan adalah
konsep dimana beberapa fungsi ruang berusaha digabungkan menjadi satu dalam
satu ruangan tanpa sekat ataupun dengan sekat yang semi permanen, sehingga
fungsi ruang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.

31
Bangunan ini menggunakan sistem kolom balok baja, dengan modul 8,5 meter.
Material struktural yang digunakan dalam bangunan ini berupa kombinasi dari
frame baja untuk mengatasi momen bangunan dan beton bertulang sebagai core
yang mengatasi beban lateral bangunan. Core dinding geser menerus hingga lantai
17, dilanjutkan dengan core bracing diagonal (shear trusses) hingga lantai 29.
Untuk sambungan, bangunan ini menggunakan sambungan tipe melesat (Schierle,
2008).
b) Rumah Farnsworth

Bangunan tersebut pertama kali dimiliki oleh Dr. Edith Farnsworth,seorang dokter
ginjal yang menggunakan rumahnya sebagai rumahakhir pekan, dimana ia sering
bermain biola dan melukis (Perez, 2010).
Rumah itu di desain dan didirikan oleh Mies sendiri, dengan totalkeseluruhan
proyek senilai 74.000 $ US Dolar.Rumah tersebut dibangun tepat disebelah utara
sungai Fox (FoxSungai), Kota Plano, Illinois. Daerah tersebut beriklim subtropis
lembab,dengan rata-rata temperatur tertinggi (21 C) dan temperatur terendah (-31
C).
Mies van der Rohe memanfaatkan site sekitar dengan memberikaca pada seluruh
fasad bangunan, agar hubungan antara alam sekitardengan penghuni rumah
tersebut dapat terjalin dengan baik (Perez,2010). Mies sangat ingin menonjolkan
lingkungan sekitarnya, hingga iamemberikan desain yang begitu minimal
terhadap selubung danekspresi bangunan, agar tidak menyaingi lingkungan
sekitarnya, danmalah menonjolkan alam sebagai penunjang estetika

32
bangunantersebut.Rumah tersebut tidak memiliki sekat, kecuali pada bagian inti
(core)bangunan, dimana terdapat dinding menutupi kamar mandi.Selebihnya,
tidak ada dinding maupun sekat dalam bentuk apapunyang berada di interior
rumah. Semua ruang antara area tidur hinggaarea penerima tamu menjadi satu
kesatuan. Hal tersebut memperkuatkonsep minimal dan unity terhadap alam
sekitar, seakan-akan rumahtersebut berada dalam satu bagian dengan sekitarnya.
Material yang digunakan pada bangunan adalah baja dan kaca.Keunggulan baja
adalah memiliki daktilitas tinggi sehingga tahanGempa. Sedangkan keunggulan
kaca adalah pemasangan mudah,tahan ar dan sesuai konsep yang menyatu dengan
alam (transparan)(Jamal,2015).
4. Le Corbusier
Charles-Edouard Jeanneret atau Le Corbusier adala seorang arsitek, urban designer dan
penulis berwarga negara Swiss.
Vers une architecture, yang dapat diartikan sebagai "Menuju sebuah Baru Arsitektur"
merupakan kumpulan esai Le Corbusier yang mencangkup Teori Arsitektur Modern.
Esai-esai tersebut dipublikasi dalam jurnal berbahasa Perancis L'Esprit Nouveau.
1914-1930 Selama 4 tahun di Swiss, Le Corbusier mempelajari banyak teori-teori
arsitektur yang menggunakan kaidah teknik arsitektur modern. Salah satu karya beliau
pada masa itu adalah "Domino Rumah" (1914-1915). Desain tersebut kemudian menjadi
dasar dari Sebagian besar karya-karyanya 10 tahun kedepan.
Pada tahun 1918, Le Corbusier bertemu dengan Amédée Ozenfant, seorang pelukis
Kubisme. Mereka kemudian mempublikasikan manifesto mereka. Après le Cubisme dan
menetapkan teori pergerakan arsitektur modern yang baru yaitu Purism.
Purism adalah suatu bentuk dari Cubism, yang merupakan salah satu pendekatan estetika
dalam arsitektur yang adalah ekspresi yang menampilkan kemurnian bangunan tanpa
ornamen, sesuai dengan adagium arsitektur modern yang menilai bahwa: "Ornamen
adalah kejahatan teori ini muncul karena adanya keinginan untuk melepaskan diri dari
penggunaan ornamen dengan berprinsip bahwa tanpa ornamen bangunan bisa tampak
lebih indah.
Pada masa kehidupan Le Corbusier, era teknologi dan industry sedang berkembang pesat.
Le Corbusier menunjukkan ketertarikan akan teknologi dan desain kapal uap. Hal ini

33
menyebabkan perencanaan tata ruang dan estetika minimalisnya dipengaruhi oleh inovasi
teknik mesin dan desain modular pada saat itu. "Rumah adalah mesin untuk hidup (Le
Corbusier 1927) berarti bahwa Perancangan arsitektur telah mulai mengambil kualitas
inovatif dan kemajuan ditemukan di bidang lain khususnya pada bidang industry dalam
hal efisiensi.

Karya-karya terkenal
a) Maison La Roche

Maison La Roche adalah sebuah rumah di Paris yang dirancangoleh Le Corbusier


dan Pierre Jeanneret pada tahun 1923-1925. Karyaarsitektur ini dikomisi oleh
Raoul La Roche, seorang bankir Swiss dankolektor seni avant-garde. Maison La
Roche terbagi menjadi 2 bagian. Pada sisi kiri merupakan galeri untuk memajang
koleksi La Roche dan pada sisi kanan merupaka rumah tinggal Pierre Jeanneret.
Pada saatini, Maison La Roche difungsikan sebagai museum yang berisi karya-
karya Le Corbusier.Maison La Roche, sebagai salah satu ciri khas dalam
sejarahgerakan Arsitektur Modern dan memiliki peran pula sebagai studiPreseden
Utama bagi perancangan Villa Savoye di Poissy (1928) yang juga merupakan
sebuah ikon arsitektur (Fondation Le Corbusier,1968) Maison La Roche teletak
pada ujung cul-de-sac Docteur Blanche di arondisemen ke-16 Paris yang
merupakan daerah dalam tahappengembangan pada saat itu. Penggunaan material
konstruksi barupada saat pembangunan oleh Le Corbusier

34
menyebabkanpengaplikasian teori dasar pemikirannya yang pada tahun 1927
akandisebut sebagai "Lima Poin Arsitektur" (Fondation LeCorbusier,1968).
b) Villa Savoye

Villa Savoye merupakan sebuah rumah tinggal kecil yang berlokasidi Poissy, yang
terletak didekat kota Paris. Villa Savoye merupakan karyaarsitektur modern yang
sangat terkenal sebagai ikon dari arsitekturmodern abad ke-20. Desain daripada
Villa Savoye sangat terinspirasi olehera mesin. Villa Savoye merupakan sebuah
karya yang sangatmenunjukkan dan mengekspresikan teori yang ia kembangkan,
yaitu "SiLima Poin Arsitektur"
Bangunan tersebut selesai dibangun pada tahun 1929 dan adalahtempat tinggal
yang terdiri dari 3 lantai, dengan lantai pertama sebagaiarea publik rumah, lantai
kedua sebagai area privat dan lantai paling atasadalah roof garden. Berikut adalah
gambar denah per lantai Villa Savoye.
5. Antonio Gaudi
Antonio Gaudi atau lengkapnya asli Antonio Gaudi Cornet lahir pada tanggal 25 Juni
1852, di Reus, Cataloni, spanyol. Petualangan didunia arsitekturnya dimulai ketika ia
bersekolah di Escola Tecnica Superior d’Arquitectura di Barcelona.
Pada tahun 1878, karena gaya seni yang dianggap masih orisinil, Eusebi Guell salah satu
orang berpengaruh di Barcelona, tertarik dengan karya Gaudi dan sekaligus sebagai awal
mula dikenalnya Gaudi dalam dunia arsitektur moderen.

35
Karya karya terkenal
a) The Temple Expiatori de la Sagrada Família (1882 – 1926)

Temple Expiatori de la Sagrada Família, atau lebih dikenal sebagai Sagrada


Família, adalah salah satu karya paling ikonik dan terkenal dari Gaudí.
Pembangunan gereja ini dimulai pada tahun 1882 dan hingga saat ini masih belum
selesai. Gaudí sendiri terlibat dalam proyek ini selama lebih dari 40 tahun sampai
kematiannya pada tahun 1926.
Konsep desain Sagrada Família sangat unik dan revolusioner. Gaudí ingin
menciptakan sebuah gereja yang mewakili keindahan dan keajaiban alam. Gereja
ini memiliki gaya arsitektur organik yang khas, dengan bentuk-bentuk yang
terinspirasi oleh alam, seperti batang pohon, kolom yang menyerupai batang
bambu, dan lengkungan yang menyerupai cabang pohon.
Materi yang digunakan dalam pembangunan Sagrada Família juga sangat
beragam. Gaudí menggunakan batu alam, seperti batu kapur dan granit, untuk
struktur utama gereja. Selain itu, dia juga menggunakan keramik dan kaca pecah
untuk menciptakan mosaik yang indah di fasad dan jendela gereja. Penggunaan
kaca pecah memberikan efek cahaya yang spektakuler di dalam gereja saat sinar
matahari masuk melalui jendela-jendela yang berwarna.
b) Casa Batlló

36
Casa Batlló adalah sebuah bangunan apartemen yang terletak di Barcelona.
Dibangun antara tahun 1904 dan 1906, Casa Batlló merupakan salah satu contoh
terbaik dari gaya arsitektur Modernisme Catalunya yang dipelopori oleh Gaudí.
Konsep desain Casa Batlló juga sangat unik dan inovatif. Gaudí mengubah
bangunan apartemen yang awalnya biasa menjadi sebuah karya seni yang
menakjubkan. Fasad bangunan ini memiliki bentuk yang organik dan menyerupai
tulang ikan atau reptil, dengan keramik berwarna-warni yang membentuk pola-
pola yang mengalir.
Materi yang digunakan dalam Casa Batlló juga mencerminkan kreativitas Gaudí.
Gaudí menggunakan keramik berwarna-warni, kaca pecah, dan baja untuk
menciptakan efek visual yang menakjubkan. Dia juga memperhatikan detail-detail
kecil, seperti gagang pintu yang dirancang dengan bentuk yang ergonomis dan
unik.

c) Casa Mila

37
Casa Milà, yang juga dikenal dengan sebutan La Pedrera, adalah salah satu karya
terkenal Antonio Gaudí yang terletak di Barcelona, Spanyol. Casa Milà adalah
sebuah bangunan Modernista yang menjadi warisan dunia UNESCO.
Casa Milà memiliki penampilan yang tidak konvensional dengan tampilan yang
kasar dan tidak teratur, sehingga juga dikenal dengan sebutan "the stone quarry"
atau "batu galian". Bangunan ini merupakan contoh karya arsitektur yang inovatif
dan unik dari Gaudí.
Salah satu fitur yang menonjol dari Casa Milà adalah atapnya yang luar biasa.
Atap bangunan ini memiliki bentuk yang organik dengan lekukan-lekukan yang
menarik. Atap ini dapat dijelajahi oleh pengunjung dan menawarkan
pemandangan yang spektakuler dari kota Barcelona.
Konsep desain Casa Milà oleh Antonio Gaudí didasarkan pada gagasan tentang
alam dan organik. Gaudí ingin menciptakan bangunan yang menyatu dengan alam
dan menggambarkan keindahan dan keajaiban alam melalui bentuk dan struktur
bangunan.
Salah satu fitur yang mencolok dari Casa Milà adalah bentuk yang tidak
konvensional dan organik. Bangunan ini tidak memiliki sudut yang tajam atau
garis lurus yang jelas. Sebaliknya, bangunan ini memiliki bentuk yang mengalir
dan lekukan-lekukan yang menyerupai alam, seperti gelombang laut atau formasi
batu alam.
Materi yang digunakan dalam pembangunan Casa Milà juga mencerminkan
keunikan Gaudí. Gaudí menggunakan batu alam, khususnya batu kapur, untuk

38
struktur utama bangunan. Batu kapur memberikan tampilan yang kasar dan
tekstur yang menarik pada bangunan.
Selain itu, Gaudí juga menggunakan keramik berwarna-warni dan kaca pecah
untuk menciptakan detail-dekoratif yang indah. Keramik dan kaca pecah
digunakan untuk menghiasi fasad bangunan, termasuk jendela-jendela dan
balkon-balkon. Penggunaan keramik dan kaca pecah memberikan sentuhan
artistik yang khas pada Casa Milà.
Pada atap Casa Milà, Gaudí menggunakan batu alam dan juga menciptakan
struktur yang menyerupai lekukan-lekukan bukit dengan ventilasi dan cerobong
asap yang tersembunyi di dalamnya.
6. Alvar Aalto
Alvar Aalto atau yang bernama lengkap Alvar Hugo Hendrik Aalto adalah arsitek
berkebangsaan Finlandia. Alvar Aalto lahir di Finlandia, 11 mei 1976. Aalto mulai
mengenal dunia Arsitektur semenjak ia mulai belajar di Helsinki Technical Institute
(1916-1921) di bawah Armas Lindgren. Karir pertamanya dimulai sebagai designer
pameran. Pada (1916-1921) ia juga pernah menjabat sebagi kepala Arsitek Finlandia.

Karya karya terkenal


a) Finlandia hall

Finlandia Hall adalah sebuah pusat kongres dan acara yang terletak di pusat
Helsinki, Finlandia, tepat di sepanjang Teluk Töölönlahti. Bangunan ini dimiliki
oleh Kota Helsinki dan dirancang oleh arsitek Alvar Aalto. Finlandia Hall selesai
dibangun pada tahun 1971 dan setiap detail di dalam bangunan ini dirancang oleh

39
Aalto sendiri. Proses perancangan bangunan ini dimulai pada tahun 1962, dengan
pembangunan yang dilakukan antara tahun 1967 dan 1971.
Konsep desain Finlandia Hall menggabungkan keindahan arsitektur dengan
fungsionalitas. Bangunan ini memiliki bentuk yang elegan dan harmonis, dengan
penggunaan material yang berkualitas. Finlandia Hall menawarkan berbagai ruang
yang luas dan fleksibel untuk mengadakan berbagai jenis acara, mulai dari konser
hingga pertemuan kongres.
Salah satu fitur yang menonjol dari Finlandia Hall adalah auditorium utamanya.
Auditorium ini merupakan mahakarya Alvar Aalto yang menjadi pusat perhatian.
Dengan kapasitas sekitar 1.750 kursi, auditorium ini dirancang dengan sempurna
untuk memberikan pengalaman yang luar biasa bagi para penonton. Selain itu,
Finlandia Hall juga dilengkapi dengan ruang musik kamar yang dapat
menampung sekitar 350 kursi, serta sayap kongres dengan berbagai ruang
pertemuan.
Finlandia Hall tidak hanya menjadi tempat untuk acara-acara penting, tetapi juga
menjadi landmark arsitektur yang terkenal di Helsinki. Bangunan ini
mencerminkan keunikan dan keindahan desain Alvar Aalto yang terkenal di
seluruh dunia.
b) Aalto Teater (1983). Essen , Jerman

Aalto Theater, atau Aalto-Theater, adalah sebuah venue seni pertunjukan yang
terletak di Essen, Jerman. Tempat ini merupakan rumah bagi perusahaan opera
Aalto-Musiktheater dan perusahaan balet Aalto Ballett. Orkestra Essener
Philharmoniker juga berperan penting di tempat ini.

40
Aalto Theater didirikan pada tahun 1983 dan dinamai sesuai dengan arsitek
terkenal Finlandia, Alvar Aalto. Bangunan teater ini memiliki desain yang modern
dan elegan. Aalto Theater menjadi salah satu landmark budaya di Essen dan
menawarkan berbagai pertunjukan opera, balet, dan konser musik klasik.
Aalto Theater memiliki auditorium yang indah dengan kapasitas sekitar 1.200
kursi. Desain auditoriumnya memberikan pengalaman yang intim dan mendalam
bagi para penonton. Selain itu, tempat ini juga dilengkapi dengan fasilitas
pendukung seperti ruang latihan, studio, dan ruang pertemuan.
Aalto Theater Essen merupakan bagian dari Theater und Philharmonie Essen
(TUP), yang juga meliputi Aalto-Musiktheater, Aalto Ballett Essen, Essener
Philharmoniker, dan Schauspiel Essen. Ini adalah tempat di mana lima divisi
artistik bergabung dalam satu tempat, menciptakan kehidupan seni yang kaya dan
beragam di Essen.
c) Aalto University School of Science and Technology (1849), Helsinki

Aalto University School of Science and Technology, yang didirikan pada tahun
1849, adalah salah satu fakultas di Aalto University yang terletak di Helsinki,
Finlandia. Fakultas ini fokus pada penelitian dan pendidikan dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Konsep utama dari Aalto University School of Science and Technology adalah
menggabungkan pengetahuan ilmiah dan teknologi untuk menciptakan solusi
inovatif yang dapat membawa dampak positif dalam berbagai bidang. Fakultas ini

41
menawarkan program-program studi yang berfokus pada energi terbarukan, fisika
bahan terkondensasi, bisnis berbasis teknologi, ilmu data dan kecerdasan buatan,
teknologi kesehatan, neurosains, dan rekayasa perangkat lunak.
Dalam hal material, Aalto University School of Science and Technology
menggunakan berbagai jenis material tergantung pada bidang penelitian dan
aplikasi teknologi yang dipelajari. Misalnya, dalam bidang energi terbarukan,
material yang digunakan mungkin meliputi bahan-bahan seperti sel surya, baterai,
dan material yang dapat menghasilkan energi terbarukan. Di bidang fisika bahan
terkondensasi, penelitian mungkin melibatkan pemahaman dan pengembangan
material seperti logam, keramik, atau bahan semikonduktor.
Selain itu, Aalto University School of Science and Technology juga mendorong
penggunaan teknologi canggih dalam proses penelitian dan pembelajaran.
Misalnya, dalam bidang ilmu data dan kecerdasan buatan, penggunaan material
komputasi dan teknologi informasi sangat penting untuk menganalisis dan
memproses data secara efisien.
7. Aguste Peret
Auguste Perret sejatinya merupakan anak seorang kontraktor bangunan, lahir di Ixelles
dekat Brussels pada 12 Februari 1874. Teori-teori perancangan pertamanya yia peroleh
dari membaca karya Emmanuel Eugène Viollet-le-Duc, yang menganjurkan reintegrasi
bentuk arsitektur dan teknik konstruksi, yang telah pergi cara terpisah di abad ke-19.
Perret belajar di École des Beaux-Arts (1891-1895) di Paris di studio Julien Guadet.
Perret pergi tanpa gelar dan bergabung dengan perusahaan ayahnya. pada tahun 1905, ia
berhasil merancang karya seni arsitektur yang ia namai sebagai Perret Freres. Perret
Freres keduanya dirancang dalam bangunan gedung yang terpisah sendiri dan dijalankan
desain orang lain dalam beton bertulang.

Karya-karya terkenal
a) Rue Franklin Apartement, (1902-1904, Paris

42
Rue Franklin Apartment, yang dirancang oleh arsitek Auguste Perret dan
dibangun antara tahun 1902 dan 1904, adalah sebuah bangunan apartemen yang
terletak di Paris, Prancis. Bangunan ini menunjukkan inovasi dan keunikan dalam
desain arsitektur pada masanya.
Konsep desain Rue Franklin Apartment mencakup penggunaan beton sebagai
material utama yang terlihat jelas dan menjadi bagian dari desain eksterior. Ini
adalah salah satu contoh awal dari penggunaan beton terlihat secara terbuka dalam
arsitektur. Fasad bangunan ini menampilkan tekstur yang menarik dan pola
geometris yang terinspirasi oleh gaya Art Deco.
Material yang digunakan dalam pembangunan Rue Franklin Apartment adalah
beton. Auguste Perret memanfaatkan kekuatan dan fleksibilitas beton untuk
menciptakan struktur yang kokoh dan tahan lama. Penggunaan beton terlihat
secara terbuka di fasad bangunan memberikan estetika yang unik dan
menunjukkan inovasi teknis pada saat itu.
Rue Franklin Apartment merupakan salah satu contoh penting dalam sejarah
arsitektur modern awal. Bangunan ini mencerminkan pendekatan inovatif Auguste
Perret dalam menggunakan beton sebagai material utama dan menampilkan
struktur tersebut secara terbuka sebagai bagian dari desain arsitektur.

43
b) Garage Pontiue, (1905), Paris

Garage Pontiue, yang dirancang oleh arsitek Auguste Perret dan dibangun pada
tahun 1905, adalah sebuah garasi yang terletak di Paris, Prancis. Bangunan ini
memiliki konsep dan material yang menarik.
Konsep desain Garage Pontiue adalah menggabungkan kekuatan dan keindahan
dalam desain arsitektur. Bangunan ini menampilkan gaya brutalisme yang menjadi
ciri khas karya-karya Auguste Perret. Gaya brutalisme ini ditandai dengan
penggunaan beton yang terlihat secara terbuka, dengan tekstur dan pola yang
menarik.
Material yang digunakan dalam pembangunan Garage Pontiue adalah beton.
Auguste Perret memanfaatkan beton sebagai material utama untuk menciptakan
struktur yang kokoh dan tahan lama. Penggunaan beton terlihat secara terbuka
memberikan estetika yang unik pada bangunan ini, dengan tekstur dan pola yang
mencerminkan keindahan material tersebut.
c) Theater des Champ-elyes, (1913), Paris

44
Theater des Champs-Élysées, yang dibangun pada tahun 1913, adalah sebuah
teater yang terletak di Paris, Prancis. Teater ini terletak di Avenue Montaigne,
dekat dengan Avenue des Champs-Élysées, yang memberikan nama pada teater
ini.
Konsep desain Theater des Champs-Élysées mencerminkan gaya arsitektur Art
Deco yang populer pada awal abad ke-20. Teater ini dirancang oleh arsitek Belgia,
Henry Van de Velde, dengan kolaborasi dari beberapa seniman terkenal pada saat
itu, termasuk pematung Antoine Bourdelle, perancang perhiasan René Lalique,
dan pelukis Maurice Denis. Mereka menciptakan dekorasi yang indah dan detail
artistik di dalam teater.
Materi yang digunakan dalam pembangunan Theater des Champs-Élysées adalah
beton bertulang, yang merupakan inovasi teknis pada saat itu. Penggunaan beton
bertulang memungkinkan pembangunan struktur yang kokoh dan tahan lama,
sementara memberikan fleksibilitas dalam desain arsitektur.
Teater ini memiliki kapasitas sekitar 2.000 penonton dan terkenal karena akustik
yang luar biasa. Fasilitas ini digunakan untuk pertunjukan opera, konser simfoni,
recital musik, dan pertunjukan tari. Theater des Champs-Élysées menjadi salah
satu tempat yang paling sering dikunjungi di Paris, dengan lebih dari 300.000
orang menghadiri program-program yang beragam setiap tahunnya.
8. Frank Lioyd Wright
Frank Lloyd Wright lahir pada 8 Juni 1867 dan mwningal pada 9 April 1959. Ia adalah
seorang arsitek terkenal dari awal tahun 1900-an. Rumahnya terkenal dengan julukan
Robbie House, yang tata ruangnya seperti jaringan jalan yang ruwet dan jendela kaca
bernoda geometris. Info selengkapnya tentang Robbie House dapat dibaca dalam buku
The Wright 3 karya Blue Balliet. Iamengembangkan serangkaian gaya yang amat bersifat
perorangan, sehingga gayanya sangat mempengaruhi rancang bangunan di seluruh dunia,
dan oleh sebab itu sampai saat ini ia masih merupakan arsitek terkenal dari Amerika
Serikat.
Wright juga terkenal sepanjang hidupnya karena kehidupan pribadinya yang berwarna
dan sering menjadi berita utama. Seperti kisahnya tentang kegagalan pernikahan

45
pertamanya dan pembakaran serta pembunuhan di studio Taliesin miliknya pada tahun
1914.

Karya-karya terkenal
a) Taliesnl Spring Gren Wisconsin (1911)

Taliesin, yang terletak di Spring Green, Wisconsin, adalah rumah, studio, dan
properti seluas 800 hektar yang dimiliki oleh arsitek terkenal Frank Lloyd Wright.
Tempat ini merupakan salah satu karya ikonik Wright dan mencerminkan
pendekatan uniknya terhadap desain arsitektur organik.
Konsep desain Taliesin menggabungkan harmoni dengan lingkungan alam
sekitarnya. Wright ingin menciptakan bangunan yang menyatu dengan alam dan
memanfaatkan keindahan alam untuk menciptakan ruang yang harmonis. Taliesin
dirancang dengan memperhatikan kontur tanah, pemandangan alam, dan elemen
alami seperti batu dan kayu.
Material yang digunakan dalam pembangunan Taliesin juga mencerminkan
kecintaan Wright terhadap alam. Bangunan ini menggunakan batu lokal dan kayu
alami sebagai material utama. Wright memanfaatkan batu bata, batu kapur, dan
kayu untuk menciptakan struktur yang kuat dan tahan lama.
Selain itu, Taliesin juga menampilkan desain interior yang inovatif. Wright
menciptakan ruang yang terbuka dan aliran yang lancar antara ruangan dalam dan
luar. Penggunaan material alami seperti kayu dan batu memberikan sentuhan
hangat dan alami pada interior.
Taliesin tidak hanya menjadi rumah dan studio Wright, tetapi juga berfungsi
sebagai sekolah arsitektur. Wright mengajarkan prinsip-prinsip desain organiknya

46
kepada para muridnya di Taliesin. Tempat ini menjadi pusat kreativitas dan
inspirasi bagi Wright dan para pengikutnya.

b) Falling Water, bear run, Pennsylvania (1935-1937)

Fallingwater adalah sebuah rumah yang dirancang oleh arsitek Frank Lloyd
Wright antara tahun 1935 dan 1937. Terletak di daerah Mill Run, Pennsylvania, di
tengah-tengah Laurel Highlands di barat daya Pennsylvania, rumah ini dibangun
sebagian di atas sebuah air terjun di Sungai Bear Run.
Konsep desain Fallingwater adalah menggabungkan bangunan dengan alam
sekitarnya. Frank Lloyd Wright ingin menciptakan rumah yang menyatu dengan
lingkungannya dan memanfaatkan keindahan alam yang ada di sekitarnya. Rumah
ini dibangun di atas air terjun, dengan teras dan balkon yang menghadap ke aliran
air yang mengalir di bawahnya. Desainnya menggabungkan elemen-elemen alami
seperti batu, kayu, dan air untuk menciptakan harmoni dengan lingkungan sekitar.
Material yang digunakan dalam pembangunan Fallingwater meliputi beton, batu,
dan kayu. Beton digunakan untuk struktur utama rumah, sementara batu alam
digunakan untuk dinding dan fondasi. Kayu digunakan untuk lantai, langit-langit,
dan furnitur di dalam rumah. Penggunaan material alami ini memberikan kesan
yang organik dan menyatu dengan lingkungan sekitar.
9. Hendrik Petrus Berlage
Berlage lahir pada 1856 dan meninggal pada 1943 di Den Hag. Setelah melakukan
perjalanan sebanyak 870 disepanjang benua eropa. Pada tahun 1880-an ia membentuk

47
suatu Kemitraan di Belanda dengan Theodore Sanders yang menghasilkan perpaduan
proyek praktis dan utopis. Seorang penulis menuliskan, Berlage menyelenggarakan
konfrensi keanggotaan masyarkat arsitektur(CIAM).
Gaya design Berlage banyak dipengaruhi oleh arsitektur bata Neo-romantik Henry
Hobson Richardson dan ini dapat dilihat dari kombinasi struktur besi yang dipadukan
dengan bata pada bangunan kastil Tiga Tokek dari Domenechi Montaner. Karena karya-
karyanya ia sempat dijuluki sebagi “Bapa Modernarsitektur” di Belanda dan perantara
antara Tradisionalisdan modernist.

Karya-karya terkenal
a) The beure van Berkage, (1896-1903), Amsterdam

Beurs van Berlage adalah sebuah bangunan di Damrak, pusat Amsterdam,


Belanda. Bangunan ini dirancang oleh arsitek Hendrik Petrus Berlage dan
dibangun antara tahun 1896 dan 1903. Beurs van Berlage awalnya dirancang
sebagai bursa komoditas dan merupakan salah satu contoh penting dari arsitektur
modern awal.
Konsep desain Beurs van Berlage mencakup penggunaan bentuk geometris yang
jelas dan penekanan pada kesederhanaan. Bangunan ini menunjukkan pengaruh
dari gerakan seni dan kerajinan, dengan detail-detail yang diperhatikan dengan
seksama. Desainnya menampilkan elemen-elemen seperti balok-balok, kolom-

48
kolom, dan jendela-jendela besar yang menciptakan tampilan yang kuat dan
monumental.
Material yang digunakan dalam pembangunan Beurs van Berlage adalah batu
alam, terutama batu bata merah. Penggunaan batu bata merah memberikan
tampilan yang khas pada bangunan ini dan mencerminkan gaya arsitektur Belanda
pada masa itu. Selain itu, bangunan ini juga menggunakan material seperti batu
alam, logam, dan kaca untuk menciptakan detail-dekoratif yang indah.
10. Zaha Hadid
Zaha Hadid adalah seorang arsitek ternama yang dikenal karena desainnya yang inovatif
dan futuristik. Ia lahir pada tanggal 31 Oktober 1950 di Baghdad, Irak, dan wafat pada
tanggal 31 Maret 2016 di Miami, Florida, Amerika Serikat. Hadid adalah arsitek
perempuan pertama yang memenangkan Penghargaan Pritzker, penghargaan bergengsi
dalam bidang arsitektur, pada tahun 2004.
Karya-karya Zaha Hadid ditandai oleh penggunaan bentuk-bentuk organik yang dinamis
dan struktural yang kompleks. Gaya desainnya sering kali menggabungkan elemen
geometris dengan kurva yang lembut, menciptakan bangunan yang mengalir dan
memukau. Hadid sering kali menggambarkan desainnya sebagai "arabesque," yang
menggabungkan elemen budaya Timur dengan pendekatan modern.

Karya-karya terkenal
a) MAXXI

MAXXI - Museum Nasional Seni Abad ke-21, yang terletak di Roma, Italia,
adalah salah satu karya ikonik dari arsitek Zaha Hadid. Museum ini didedikasikan

49
untuk seni dan arsitektur kontemporer, dan dirancang untuk menciptakan
pengalaman yang unik bagi pengunjungnya.
Konsep desain MAXXI didasarkan pada ide Zaha Hadid tentang "arkeologi masa
depan". Desainnya yang inovatif dan futuristik menggabungkan elemen struktural
yang kompleks dengan ruang pameran yang dinamis. Museum ini memiliki gaya
yang khas, dengan bentuk-bentuk organik, lengkungan yang lembut, dan garis-
garis yang mengalir.
Salah satu fitur utama dari MAXXI adalah struktur atap yang terbuat dari beton
bertulang yang membentuk lengkungan dan meliuk-liuk di atas ruang pameran.
Struktur ini menciptakan ruang yang terbuka dan mengalir, memberikan kesan
gerakan dan dinamika. Selain itu, terdapat jendela-jendela kaca yang besar yang
memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruang pameran, menciptakan
suasana yang terang dan terbuka.
Material lain yang digunakan dalam konstruksi MAXXI termasuk baja, kaca, dan
beton polos. Penggunaan material ini mencerminkan pendekatan modern dan
industri dalam desain Zaha Hadid. Selain itu, penggunaan teknologi konstruksi
yang canggih juga memungkinkan pembangunan struktur yang kompleks dan
unik.
b) London Aquatics Centre, Inggris

London Aquatics Centre, yang terletak di London, Inggris, adalah salah satu karya
ikonik dari arsitek Zaha Hadid. Pusat ini dibangun sebagai fasilitas utama untuk
Olimpiade London 2012 dan menampilkan desain yang elegan dan mengalir
seperti air.

50
Konsep desain London Aquatics Centre didasarkan pada ide Hadid tentang
"gerakan air". Desainnya mencerminkan keindahan dan dinamika air dengan
menggabungkan lengkungan yang mengalir dan lembut. Struktur lengkung yang
khas membentuk atap dan dinding bangunan, menciptakan ruang yang indah dan
fungsional untuk berbagai kegiatan olahraga air.
Material yang digunakan dalam konstruksi London Aquatics Centre meliputi
beton, baja, dan kaca. Bangunan ini menggunakan struktur beton bertulang yang
kuat untuk mendukung lengkungan yang mengalir. Kaca digunakan untuk jendela-
jendela besar yang memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruang,
menciptakan suasana terang dan terbuka.

51
BAB III

KESIMPULAN

Tokoh-tokoh arsitektur kolonial dan modern memiliki peran yang signifikan dalam
perkembangan arsitektur. Karya-karya mereka mencerminkan pendekatan desain yang unik dan
menggabungkan elemen budaya dari negara asal mereka dengan budaya lokal di wilayah
kolonial.

Tokoh-tokoh arsitektur kolonial, telah menciptakan bangunan-bangunan ikonik yang


menjadi simbol dari era kolonial. Gaya arsitektur kolonial mereka mencerminkan kekuasaan dan
dominasi kekuatan kolonial, sambil memadukan elemen budaya lokal yang menghasilkan
sintesis yang menarik.

Di sisi lain, tokoh-tokoh arsitektur modern, telah mengubah paradigma arsitektur dengan
pendekatan desain yang lebih fungsional, inovatif, dan universal. Karya-karya mereka
menampilkan penggunaan bahan dan teknologi yang baru, menciptakan bangunan-bangunan
yang mencolok dan memikat.

Secara keseluruhan, melalui penelitian tentang tokoh-tokoh arsitektur kolonial dan


modern serta karya-karya mereka, kita dapat memahami perbedaan pendekatan desain, pengaruh
budaya, dan perkembangan arsitektur dari masa kolonial hingga masa kini. Penelitian ini
memberikan wawasan yang lebih dalam tentang peran arsitektur dalam mewakili kekuasaan,
identitas budaya, serta perubahan sosial dan teknologi.

52
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=817c9bceccd2bb42JmltdHM9MTcxMTMyNDgwMCZpZ3VpZD0zMjAzZmIxZi02ZTE4
LTZhOGEtM2ZhMS1lOGVmNmY0ZTZiNTkmaW5zaWQ9NTEyMA&ptn=3&ver=2&hsh=3&
fclid=3203fb1f-6e18-6a8a-3fa1-
e8ef6f4e6b59&u=a1L2ltYWdlcy9zZWFyY2g_cT10b2tvaCt0b2tvaCthcnNpdGVrdHVyK2tvbG9
uaWFsK21vZGVybiZxcHZ0PXRva29oK3Rva29oK2Fyc2l0ZWt0dXIra29sb25pYWwrbW9kZX
JuJkZPUk09SUdSRQ&ntb=1

https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=02390d23925dc5f5JmltdHM9MTcxMTMyNDgwMCZpZ3VpZD0zMjAzZmIxZi02ZTE4
LTZhOGEtM2ZhMS1lOGVmNmY0ZTZiNTkmaW5zaWQ9NTM0Ng&ptn=3&ver=2&hsh=3&
fclid=3203fb1f-6e18-6a8a-3fa1-
e8ef6f4e6b59&psq=tokoh+tokoh+arsitektur+kolonial+modern&u=a1aHR0cHM6Ly93d3cuYXJ
zaXR1ci5jb20vMjAxNS8wOS90b2tvaC1hcnNpdGVrdHVyLW1vZGVybi1kYW4ta2FyeWFue
WEuaHRtbA&ntb=1

53

Anda mungkin juga menyukai