Diajukan Sebagai
Proposal Tugas Akhir Program S-1
Teknik Arsitektur
Disusun Oleh :
Fahry Saputra Asdar
Stb. F221 16 045
Dibimbing Oleh :
Dr. Ir. Ahda Mulyati, MT
NIP. 19600710 198903 2 001
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat limpahan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir yang berjudul
“Galeri Arsitektur di Kota Palu” sebagai syarat untuk menyelesaikan Tugas Akhir
Program studi S1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
Melalui kesempatan ini, saya selaku penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Eng. Andi Rusdin, S.T., M.T., M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik
2. Dr. Ir. Fuad Zubaidi, S.T., M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur
3. Dr. Muhammad Bakri, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Arsitektur
4. Dr. Ir. Ahda Mulyati, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Penulis yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
petunjuk, arahan, dan saran pada penulis
Penulis menyadari bahwa Proposal Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun demikian masukan, kritik, dan saran yang bertujuan untuk
memperbaiki sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan Proposal Tugas Akhir
ini. Harapan terbesar dari penulis, kiranya penulisan ini dapat memberikan manfaat yang
berarti bagi semua pihak. Amin
Fahry. S. Asdar
PENDAHULUAN
Diharapkan dari Galeri Arsitektur di Kota Palu ini selain sebagai sarana
untuk melestarikan, menjaga, mendokumentasikan dan mengkomunikasikan
karya arsitektur yang ada di Kota Palu, juga dapat mendorong ketertarikan
masyarakat terhadap dunia arsitektur, mengingat minat masyarakat di Kota Palu
terhadap dunia arsitektur masih kurang sehingga masyarakat dapat memahami
pentingnya menjaga karya – karya arsitektur yang ada.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dan mengacu pada latar belakang di atas dalam hal
ini masih belum adanya sebuah rancangan atau bangunan galeri dengan tujuan
untuk mengangkat dan melestarikan potensi – potensi arsitektur nusantara,
sehingga diperlukannya desain ‘’ Galeri Arsitektur di Kota Palu ‘’ dengan
mengambil ciri khas umum sebagai wujud galeri ini.
1. TUJUAN
2. SASARAN
TINJAUAN PUSTAKA
Galeri berasal dari kata latin yaitu ‘’galleria ‘’, sebuah kata benda yang
bermakna sebuah ruang terbuka tanpa pintu yang dibatasi dinding berbentuk U
dan disanggah tiang – tiang kantilever yang berfungsu sebagai ruang pertemuan
umum untuk berdiskusi apa saja. Pengertian tersebut dapat ditarik sebuah
pengertian bahwa Galeri adalah tempat ruang yang digunakan sebagai
memamerkan karya dan budaya dalam bentuk dan penataan secara estetis.
Galeri bukan saja digunakan sebagai pusat hiburan, melainkan sebagai
pengembang wawasan dan edukasi setiap pengunjung.
b) Arsitektur
Secara keseluruhan Galeri Arsitektur di Kota Palu diartikan sebagai galeri yang
diselenggarakan untuk masyarakat umum dari berbagai lapisan masyarakat
dengan radius pelayanan yang meliputi kota Palu dan sekitarnya.
Galeri adalah ruang utama dan paling penting dalam suatu bentuk
pameran karena galeri berfungsi mewadahi karya – karya seni yang dipamerkan.
Pada perkembangannya, galeri kemudian berdiri sendiri, menjadi institusi
tersendiri dan terlepas dari keberadaan museum. Fungsi dari galeri tetap
merupakan tempat untuk pameran tetapi mengalami perkembangan, bukan
hanya sekedari sebagai tempat untuk memajang namun juga sebagai ruang
untuk menjual karya seni.
Pada tahun 1950, para seniman Avan Garde dan neo-Dada meruntuhkan
‘kesakralan’ galeri dengan menjadikannya sebagai ruang publik barang seni.
Galeri dan museum pada masa neo-Dada tidak lagi menadi media seni bagi
barang elit tetapi juga seni pemberontakan. Neo-Dada menyerang ekslisivisme
dari galeri dan museum dengan mendudukinya dan membuat Batasan baru pada
galeri dan museum, yaitu sebagai media dari seni yang terbuka ( Barbara Rose,
1974), Slogan L’art pour l’art (seni untuk seni) bergeser kepada L’art pour
le’publik (seni untuk publik). Seni tidak menjadi suatu Kawasan elit, dimana
semua orang bisa dan berhak untuk membuat dan menghasilkan karya seni. Seni
untuk publik dipelopori oleh Joseph Beuys yang memajang seni pemberontakan
disebuah galeri. Karya seni yang berupa ‘Jambang Putih’ dianggap sebagai karya
seni instalasi pertama dan sekaligus menjadikan galeri sebaagai ‘ruang publik’
segala bentuk apresiasi seni.
c) Sebagai tempat memelihara karya seni agar tidak rusak. Ruang yang
digunakan untuk memelihara karya seni ini biasa disebut dengan ruang
restorasi – konservasi.
Gambar ii.3. Pemeliharaan karya seni
e) Sebagai tempat transaksi jual beli merupakan salah satu kegiatan utama
pada galeri. Karya seni yang dipamerkan dalam kegiatan ini bersifat karya
seni komersial berupa furniture, fotografi dengan obyek arsitektur.
Gambar ii.5. Transaksi jual beli produk
a) Tipe Shrine
c) Tipe Spectacle
a) Kegiatan rekerasional
Pameran sebagai alternative tujuan rekreasi yang mendidik bagi
masyarakat, diadakan secara rutin dan menadi kegiatan utama yang
bertujuan untuk memperkenalkan dan menjual hasil karya seni.
b) Kegiatan Pendidikan
1) Diikuti oleh masyarakat umum peminat seni atau para arsitek muda
lewat kursus pendalaman seni arsitektur.
2) Para pengamat seni arsitektur yang ingin melakukan studi baik secara
teori maupun praktek.
3) Pengadaan seminar, acara diskusi, studi literatur melalui
perpustakaan maupun dunia maya yang menunjang perkembangan
seni arsitektur.
4) Eksperimen yang dapat dilakukan di workshop atau stuio yang
disediakan setelah menambah wawasan melalui stuio demi
menetapkan ide – ide baru para arsitek muda.
c) Kegiatan pendukung
Kegiatan yang mendukung saat akan pembukaan sebuah pameran galeri
seperti art of performance.
Seni membuat gambar 2 dimensi dengan alat cetak ( klise ). Seorang pencipta
dapat memasukkan unsur – unsur estetis dalam karyanya. Representasi dapat
melalui poster – poster yang berisi imbuhan atau kritik arsitektur.
2) Seni fotografi arsitektur
Seni yang menggunakan alat sebuah kamera yang digunakan untuk mencari karya
aristektur yang unik, indah maupun kontroversial. Obyek utama yang diambil tentu saja
adalah obyek bangunan
3) Sketsa
Secara umum dapat juga diartikan sebagai seni gambar atau lukis
dan memiliki pemahaman sebagai cakupan visual ekspreso seseorang.
Secara lebih jelas dapat disebutkan bahwa seni lukis adalah penggunaan
garis, warna, tekstur, ruang dan bentuk pada suatu bidang 2 dimensional
yang disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk sebuah harmoni. Hal
ini bertujuan untuk menciptakan suatu image yang merupakan
pengungkapan pengalaman artistic serta pengeksresian ide – ide dan
emosional.
b) Seni Rupa 3 Dimensi
1) Maket
Maket adalah sebuah alat mempermudah orang awam mengenali dan
mengerti apa yang dimaksud oleh para arsitek lewat setiap karyanya,
dimana setiap orang dapat melihat dan merasakan secara langsung
sebuah bangunan dalam bentuk ukuran mini, dengan ukuran terskala
yang presisi tinggi.
2) Seni Instalasi
Gambar
ii.13 Seni
Instalasi
Merupakan seni 3 dimensi, dimana pada karya – karya instalasi ini
memiliki maksud yang ingin disampaikan oleh pencipta walaupun
dapat diartikan berbeda – beda oleh setiap orang. Seni instalasi
adalah seni yang memasang, menyatukan dan mengkonstruksi
sejumlah benda yang dianggap bias merujuk pada suatu konteks
kesadaran makna tertentu. Sebagai turunan seni rupa yang bersifat
kontemporer, seni jenis ini memiliki keterkaitan erat dengan dunia
arsitektur.
Susunan ruang terdiri dari rangkaian kamar – kamar terbuka yang saling
bersebelahan, dengan masing – masing mempunyai tema sendiri – sendiri
sesuai dengan urutan periodesasi koleksi.
2) Berupa Hall
Gambar ii.16. Ruang pamer berupa hall
Merupakan susunan ruang cukup luas dan merupakan salah satu bentuk
tertua serta banyak dijumpai pada museum yang bercorak lama seperti
renaissance dan romawi.
Bentuk lain dari ruang pamer yang berfungsi sebagai ruang meski tidak bias
disebut ruang karena pada awalnya hanya sebagai sirkulasi antar ruang.
BAB III
METODE PENELITIAN
a) Survey lapangan
Metode yang dilakukan dengan mendatangi dan melihat tempat tempat
yang dapat memberikan informasi mengenai data – data yang dibtuhkan.
Seperti data mengenai jumlah universitas yang memiliki jurusan
Arsitektur di Palu, biro konsultan dan komunitas Arsitektur yang ada di
Palu, peminat karya seni Arsitektur di Palu, dan mengenai lokasi site.
b) Wawancara
Metode yang dilakukan dengan cara diskusi, bertukar pikiran dan
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan data yang
dibutuhkan. Wawancara dilakukan dengan praktisi, pakar, pelaku bisnis
dengan obyek pameran Arsitektur. Hal ini penting dilakukan mengingat
data yang didapat harus di cross check dengan realita. Contoh data yang
dikumpulkan dengan metode ini seperti event – event yang melibatkan
karya Aristektur, perkembangan peminat dan jenis karya arsitektur serta
komunitas – komunitas arsitektur di Palu, keadaan dan standar pameran.
c) Literatur
Metode yang dilakukan dengan membaca buku – buku, tugas akhir yang
berhubungan dengan judul, dan pencarian dari situs – situs internet
sesuai Batasan dan lingkup pembahasan untuk mendapatkan referensi
berupa teori – teori seperti standar ukuran peruangan dan karakter ruang
pamer, sejarah perkembangan arsitektur nusantara hingga arsitektur
masa kini, jenis – jenis media pamer yang berhubungan dengan karya
arsitektur, data kota Palu, event – event yang melibatkan karya
arsitektur, banyaknya universitas yang memiliki jurusan arsitektur di Palu,
perkembangan jenis dan peminat arsitektur serta komunitas – komunitas
arsitektur di Palu, penggabungan dalam lingkup arsitektur dan budaya.
TAHAP I
TAHAP II
TAHAP III
TAHAP IV
TAHAP VI