id
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai macam kebudayaan, adat istiadat, dan sumber daya alam yang dapat
tersebut dengan baik. Salah satu kekayaan Indonesia adalah dengan adanya
ke Indonesia dan menikmati objek wisata tersebut. Karena sektor pariwisata ini
sendiri diharapkan menjadi penghasil devisa nomor satu dan sebagai sumber
Indonesia sendiri mempunyai peran besar karena merupakan salah satu devisa
utama bagi negara Indonesia. Banyak sekali objek-objek wisata yang tersebar di
seluruh Indonesia mulai dari objek wisata alam, objek wisata sejarah, objek
tetangga namun sekarang ini pemerintah sudah mulai gencar melakukan promosi
mempunyai tempat tujuan wisata atau objek wisata. Untuk lebih meningkatkan
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
lagi ditelinga kita, kerajaan yang hingga sekarang ini masih eksis ini merupakan
Yogyakarta. Keraton Yogyakarta ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono
I, pada tahun 1756 di wilayah hutan Beringan. Nama hutan tersebut kemudian
diabadikan untuk nama pasar di pusat kota yaitu,yang terkenal dengan nama Pasar
Beringharjo. Sedang istilah Yogyakarta berasal dari kata YOGYA dan KARTA.
Yogya artinya bik dan Karta artinya makmur. Namun pengertian lain menyatakan
bahwa Yogyakarta atau Ngayogyakarta itu berasal dari kata Ayu+Bagya+ Karta (
berupa lapangan yang disebut alun-alun Lor (Alun-alun Utara), yang pda zaman
keperluan lainya. Pada masa sekarang fungsi alun-alun Lor hanya untuk upacara
Garebeg dan perayaan Sekaten. Dibagian tengah alun-alun Lor terdapat dua puhon
nama (Kyai Dewadaru bagian barat) berasal dari Majapahit, dan (Kyai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
Wijayadaru yang bagian timur) yang bibitnya berasal dari Pajajaran. Pusat
tembok benteng setinggi 4 meter dan lebar 3,5 meter. Disetiap sudutnya terdapat
Indonesia pada tahun 1950, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi
sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih
menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan
termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan
gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh
IISurakarta. Bangunan pokok dan desain dasar tata ruang dari keraton berikut
desain dasar landscape kota tua Yogyakarta diselesaikan antara tahun 1755-1756.
Bentuk istana yang tampak sekarang ini sebagian besar merupakan hasil
pemugaran dan restorasi yang dilakukan oleh Sultan Hamengku Buwono VIII
utama yang berporos utara-selatan keraton juga memiliki bagian yang lain. Bagian
Kompleks Keraton Kilen, Kompleks Taman Sari, dan Kompleks Istana Putra
terdiri dari tembok/dinding Cepuri dan Baluwerti. Di luar dinding tersebut ada
beberapa bangunan yang terkait dengan keraton antara lain Tugu Pal Putih,
Beringharjo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
Secara umum tiap kompleks utama terdiri dari halaman yang ditutupi
dengan pasir dari pantai selatan, bangunan utama serta pendamping, dan kadang
ditanami pohon tertentu. Kompleks satu dengan yang lain dipisahkan oleh tembok
yang cukup tinggi dan dihubungkan dengan Regol yang biasanya bergaya Semar
Tinandu. Daun pintu terbuat dari kayu jati yang tebal. Di belakang atau di muka
setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau
Baturono. Pada regol tertentu penyekat ini terdapat ornamen yang khas.
tradisional. Di beberapa bagian tertentu terlihat sentuhan dari budaya asing seperti
dinamakan Gedhong (gedung). Selain itu ada bangunan yang berupa kanopi
beratap bambu dan bertiang bambu yang disebut Tratag. Pada perkembangannya
bangunan ini beratap seng dan bertiang besi. Permukaan atap joglo berupa
trapesium. Bahannya terbuat dari sirap, genting tanah, maupun seng dan biasanya
berwarna merah atau kelabu. Atap tersebut ditopang oleh tiang utama yang di
sebut dengan Soko Guru yang berada di tengah bangunan, serta tiang-tiang
lainnya. Tiang-tiang bangunan biasanya berwarna hijau gelap atau hitam dengan
ornamen berwarna kuning, hijau muda, merah, dan emas maupun yang lain.
Untuk bagian bangunan lainnya yang terbuat dari kayu memiliki warna senada
dengan warna pada tiang. Pada bangunan tertentu (misal Manguntur Tangkil)
memiliki ornamen Putri Mirong, stilasi dari kaligrafi Allah, Muhammad, dan Alif
Lam Mim Ra, di tengah tiangnya. Untuk batu alas tiang, Ompak, berwarna hitam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
bangunan maupun dinding pemisah kompleks. Lantai biasanya terbuat dari batu
pualam putih atau dari ubin bermotif. Lantai dibuat lebih tinggi dari halaman
berpasir. Pada bangunan tertentu memiliki lantai utama yang lebih tinggi. Pada
bangunan tertentu dilengkapi dengan batu persegi yang disebut Selo Gilang
Kelas utama misalnya, bangunan yang dipergunakan oleh Sultan dalam kapasitas
jabatannya, memiliki detail ornamen yang lebih rumit dan indah dibandingkan
semakin sederhana bahkan tidak memiliki ornamen sama sekali. Selain ornamen,
kelas bangunan juga dapat dilihat dari bahan serta bentuk bagian atau keseluruhan
suatu warisan budaya yaitu tradisi yang tak ternilai. Diantarannya adalah upacara-
upacara adat, tari-tarian sakral, dan musik gamelan. Upacara adat yang terkenal
adalah upacara Garebeg, upacara Sekaten dan upacara Siraman Pusaka dan
Labuhan. Upacara yang berasal dari zaman kerajaan ini hingga sekarang terus
dilaksanakan dan merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilindungi dari
tahun yang lalu. Kemudian ada pula bangunan yang dialih fungsikan guna untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Yogyakarta.(http:/www.yogyes.co/id/yogyakarta-tourism-object/places-of-
interest/keraton-yogyakarta/).
B. Rumusan Masalah
Keraton Yogyakarta ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
di Yogyakarta.
2. Bagi Umum
3. Bagi Penulis
E. Kajian Pustaka
1. Pengertian Potensi
Pendit dalam bukunya Ilmu Pariwisata pada tahun 2003, Potensi wisata adalah
a) Atraksi
b) Aksesibilitas (kemudahan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
c) Amenitas
d) Aktifitas
Kepariwisataan tahun 1995 obyek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia,
tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat, atau keadaan alam yang
wisata dapat berupa potensi alam, potensi budaya, dan potensi manusia.
a. Potensi Alam
Yang dimaksud dengan alam disini adalah alam fisik, flora dan fauna.
b. Potensi Budaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
hanya meliputi „kebudayaan tinggi‟ seperti kesenian atau peri kehidupan kraton
dan sebagainya, akan tetapi juga meliputi adat istiadat dan perilaku kebiasaan.
c. Potensi Manusia
3. Bentuk-bentuk Pariwisata
pariwisata sebagai suatu gejala dengan beraneka ragam motifasi, terwujud dalam
tempat rekreasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Singapore Medical Check-up, Pariwisata jenis ini dengan kata lain selain
memancing.
pertemuan di tempat tujuan yang lengkap dengan restaurant dan rest room.
Biasanya para peserta wisata konvensi akan meminta fasilitas yang lain
seperti tour kecil di dalam kota tujuan untuk mengunjungi obyek wisata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
ke negara lain yang bukan satu wilayah region. (Salah Wahab, 2003 : 6).
menjadikan maju dan bertambah baik. Selain itu pengembangan dapat diartikan
sebagai suatu usaha untuk meningkatan suatu objek/hal agar menjadi lebih baik
dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan hal - hal yang
berkaitan dengan kegiatan perjalanan wisata, tamasya, dan rekreasi agar menjadi
tahun 1997, Tertulis, Berdasarkan UU No. 9 tahun 1990 tentang pokok – pokok
melestarikan, dan meningkatkan mutu objek wisata dan daya tarik wisata.
Kemudian untuk memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan
tahun 1997, berisi dalam pengembangan pariwisata ada pula beberapa aspek yang
1. Wisatawan
datang, usia, hobi, dan pada musim apa mereka melakukan perjalanan.
2. Transportasi
Bagaimana atraksi dan objek wisata yang akan dijual, apakah memenuhi tig
syarat berikut, apa yang dapat dilihat, apa yang dapat dilakukan dan apa
4. Fasilitas Pelayanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
4. Definisi Heritage
termasuk budaya material maupun alam. Selama ini warisan budaya lebih
ditujukan pada warisan budaya secara publik, seperti berbagai benda yang
tersimpan di museum. Padahal menurut Howard, tiap orang juga punya latar
Indonesia meliputi Pusaka Alam, Pusaka Budaya, dan Pusaka Saujana. Pusaka
Alam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka Budaya adalah hasil cipta,
rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah air
Saujana adalah gabungan Pusaka Alam dan Pusaka Budaya dalam kesatuan ruang
dan waktu. Pusaka Saujana dikenal dengan pemahaman baru yaitu cultural
budaya dan alam dan merupakan fenomena kompleks dengan identitas yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
F. Metode Penelitian
1.Lokasi Penelitian
Dalam menyusun tugas akhir, untuk data yang diperlukan kebenaran maka
diantaranya :
a. Observasi
beberapa potensi objek dan daya tarik wisata dan sekaligus menyaksikan
Hadiningrat.
b. Studi Pustaka
observasi, dilakukan pula studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan jalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
c. Wawancara
Selain data yang diperoleh melalui observasi atau data dari buku, penulis
Yogyakarta Hadiningrat.
Yogyakarta Hadiningrat.
analisis data deskriptif kualitas karena data-data yang di dapat berupa data yang
deskriptif yaitu data yang menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek pada
saat sekarang.
G. Sistematika Penulisan
Yogyakarta, gambaran umum Kota Yogyakarta, potensi objek dan daya tarik
Dalam bab ini membahas tentang semua hasil yang diperoleh selama
Hadiningrat, potensi dan daya tarik objek wisata Keraton Yogyakarta Hadiningrat,
Hadiningrat.
Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil
commit to user