Anda di halaman 1dari 2

Nama :Alyvia Azzahra

NIM :223122001
Kelas :FTV B

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan terkenal yang ada di
Indonesia. Keraton Yogyakarta merupakan bangunan istana resmi Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I. Pada masa
lalu, Keraton berfungsi sebagai tempat tinggal raja dan kerabatnya. Namun kini fungsi
Keraton beralih menjadi tempat wisata, museum pusat kebudayaan Jawa, dan sebagai tempat
tinggal Sultan.
Keraton Yogayakarta memiliki nilai-nilai sosial-budaya dan religi dalam pendirian
maupun pemanfaatannya. Selain sebagai tempat tinggal raja dan museum pusat kebudayaan
Jawa, Keraton Yogyakarta pun dijadikan sentra dan kiblat perkembangan budaya Jawa.
Keraton Yogyakarta terletak di Jl. Rotowijayan 1, Desa: Kadipaten,
Kecamatan:Keraton Kabupaten: Yogyakarta,Provinsi: D.I Yogyakarta luas lahan : 1.800.000
m² dan luas buas Bangunan : 18.584 m².
Perjanjian Giyanti menjadi latar belakang berdirinya Kesultanan Yogyakarta.
Perjanjian terjadi pada tanggal 13 Februari 1755 M, yang menimbulkan perpecahan Kerajaan
Mataram menjadi dua. Kerajaan pertama berpusat di Surakarta dan dikuasai oleh Susuhunan
Paku Buwana III, Kerajaan kedua berpusat di Yogyakarta dan dikuasai oleh Pangeran
Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi menamai daerah kekuasaannya dengan nama
Ngayogyakarta Adiningrat, dan Pangeran Mangkubumi diberi gelar Sultan Hamengku
Buwana Senopati Ing Alaga.
Sultan memerintahkan pembangunan istana, dengan lokasi di Pacethokan dekat Hutan
Beringan, di antara Sungai Cobe dan Sungai Winongo. Pemkawasan dipimpin langsung oleh
Sultan dan dimulai pada tanggal 9 Oktober 1755. Keraton mulai bisa ditempati pada pada
tanggal 7 Oktober 1756, Sultan beserta kerabatnya mulai menempati Keraton dan
meninggalkan Pesanggrahan Ambarketawang.
Penempatan Keraton diperingati dengan sengkalam memet dwi naga rasa tunggal
yang bermakna angka tahun 1756 M. Pembangunan bangunan pendamping Keraton, seperti
pembuatan benteng keliling, kompleks Tamansari, Pasar Gedhe dan Masjid Gedhe dilakukan
secara bertahap karena kondisi keamanan yang labil.
Sebagai salah satu pusat kebudayaan asli Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai
sosial-budaya dan religi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan warisan
luhur budaya nasional yang luhur, maka perlu kiranya dijaga kelestariannya.
Selain sebagai pusat pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Keraton
merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan karena masih mempertahankan fungsinya
hingga saat ini. Keraton Yogyakarta juga memiliki manfaat lain dalam pengembangan
kawasan wisata yang dapat menambah pengetahuan mengenai kekhasan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
https://petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/kraton_yogya/

Anda mungkin juga menyukai