Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun Oleh:
Sri Nurmulyani
Uswatun Hasanah
KELAS VIII B
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BANTARUJEG
2019
SEJARAH SINGKAT YOGYAKARTA
Puro Mangkunagaran
Puro Mangkunegaran adalah istana tempat kediaman Sri Paduka Mangkunegaran
di Surakarta dan dibangun setelah tahun 1757 dengan mengikuti model keraton yang
lebih kecil.
Secara arsitektur bangunan ini memiliki ciri yang sama dengan keraton, yaitu
pada pamedan, pendopo,pringgitan, dalem da kaputran, yang seluruhnya dikelilingi oleh
tembok yang kokoh.
Pura ini dibangun setelah Perjanjian Salatiga yang mengawali pendirian Praja
Mangkunegaran dan dua tahun setelah dilaksanakannya Perjanjian Giyanti yang isinya
membagi pemerintahan Jawa menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunannan Surakarta
oleh VOC ( Kompeni ) pada tahun 1755. Kerajaan Surakarta terpisah setelah Pangeran
Raden Mas Said terus memberontak pada VOC dan atas dukungan sunan mendirikan
kerajaan sendiri tahun 1757. Raden Mas Said memakai gelar Mangkunegoro I dan
membangun wilayah kekuasaannya di sebelah barat tepian Sungai Pepe ( Kali Pepe ) di
pusat kota yang sekarang bernama Solo.
Seperti bangunan utama Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta, Puro
Mangkunegaran mengalami beberapa perubahan selama puncak masa pemerintahan
colonial belanda di Jawa Tengah. Perubahan ini tampak pada ciri dekorasi Eropa yang
popular saat itu.
4. Museum Dirgantara
Jl. Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan di kota Yogyakarta yang
membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta.
Secara keseluruhan terdiri dari Jl. Pangeran Mangkubumi, dan Jl. Jend. A. Yani. Jalan ini
merupakan poros garis Imajiner Keraton Yogyakarta.
Pada tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono
X nama dua ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran
Mangkubumi menjadi Margoutomo, dan Jl. Jend.A. Yani menjadi jalan Margomulyo.
Terdapat beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu
Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan
Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan Malioboro juga terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan
kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan
gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpunya para seniman yang sering
mengekspresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, pantomime, dll.
Di sepanjang jalan ini.