PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menjalankan program OSIS tahunan. Siswa kelas VIII selalu
melakukan kegiatan karya wisata yang diadakan sekolah.kali ini kelas VIII tahun ajaran
2017/2018 karya wisata dilaksanakan pada tanggal 18 21 Oktober 2017 dengan tujuan
Jakarta Bandung . Setiap siswa diberikan surat pernyataan yang berisikan salah satu
program OSIS , yaitu setelah pelaksanaan karya wisata setiap anak wajib membuat dan
mengumpulkan laporan perjalanan, dan diserahkan pada wali murid. Selain utuk
menjalankan program dari OSIS, kami berwisata untuk belajar juga, memahami dan
mempelajari secara langsung beberapa tempat wisata yang mengandung unsur sejarah
yang dapat menunjang proses pembelajaran kami di sekolah. Selain unsur sejarah yang
dapat dipelajari dalam beberapa objek wisata kami juga dapat mempelajari beberapa
ilmu-ilmu pengetahuan yang lain yang sangat menunjang proses pembelajaran kami
disekolah.
2. Manfaat khusus
a. Untuk dapat mengisi atau membuat karya tulis.
b. Sebagai sarana refreshing supaya tidak stres.
c. Untuk hiburan dan rekreasi.
2
BAB II
PELAKSANAAN KARYA WISATA
A. Laporan Perjalanan
Pada tanggal 18 Oktober 2017, siswa siswi SMPN 2 Kembaran berkumpul di
lapangan SMPN 2 Kembaran untuk persiapan keberangkatan menuju ke Jakarta dalam
rangka Study Tour. Sebelum berangkat kami semua diberi pengarahan oleh KEpala
Sekolag dan Bapak/Ibu Guru selaku pendamping. Setelah kami meneima pengarahan,
kami semua melakukan doa bersama-sama semoga perjalanan kami baik berangkat
maupun pulang nanti selamat sampai tujuan tanpa ada aral maupun halangan. Sesudah
itu kami semua berangkat meninggalkan kota tercinta untuk menuju kota Bandung dan
Jakarta.
Kompleks Monumen
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 Hektar dan tediri dari beberapa tempat
yang bersejarah Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua tempat membuang
jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-
Mobil tua peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban.
4
Sumur Maut
Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta
Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T.
Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta
Siswandono Parman - Letjen. Anumerta Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo
Siswomiharjo. Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang
dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim
Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan
Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu,
gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari
Jend. A.H: Nasution.
Rumah Penyiksaan
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk
menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka
disiksa seblum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7
pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini
merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan
oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.
Pos Komando
Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb.
Tampat ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka
perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-
barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin
Jahit, dan Lemari Kaca.
Dapur Umum
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai dapur
Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana
konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karaena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan
Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan
oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi
saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hanpir semua benda
di rumah tersebut menghilang.
5
Museum Paseban
Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi
Wndu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai
berikut:
Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali
dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso
di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September
1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto
tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang,
terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka d culik, di siksa, sampai akhirnya
di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula
Aqualungsebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7
Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.
Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah
pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan
Kalibata, dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit. Dan terdapat
Ruang pameran Foto yang menyajikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan
Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
6
Taman Impian Jaya Ancol merupakan sebuah objek wisata di Jakarta Utara.
Sebagai komunitas pembaharuan kehidupan masyarakat yang menjadi kebanggaan
bangsa. Senantiasa menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik melalui sajian
hiburan berkualitas yang berunsur seni, budaya dan pengetahuan, dalam rangka
mewujudkan komunitas 'Life Re-Creation' yang menjadi kebanggaan bangsa.
3. Wahana Bianglala
7
4. Wahana Gajah Bledug
5. Wahana Halilintar
7. Wahana Hysteria
8
10. Wahana Kora Kora
9
16. Wahana Rumah Jahil
10
Gelanggang Samudra ( Samudra )
2. Scorpion Pirates
3. Boto-Boto
4. Singa Laut
11
5. Cinema 4D
14
E. Museum Geologi
Museum Geologi
15
Pelayanan informasi museum
Pelayanan pendidikan dan penelitian
bebatuan Museum Geologi Bandung
Isi ruang barat:
Hipotesis terjadinya bumi
Sistem tata surya
Tatanan tektonik regional
Maket pergerakan lempeng-lempeng aktif kulit bumi
Keadaan geologi Indonesia
Fosil manusia purba
Sejarah evolusi manusia menurut teori evolusi Darwin
Berbagai jenis bebatuan: batuan beku, sedimen, dan malihan
Pemetaan sumber daya mineral di Indonesia
Berbagai jenis peralatan dan perlengkapan lapangan
Sarana pemetaan dan penelitian
Hasil akhir kegiatan, misalnya peta geologi, geofisika, geomorfologi, gunung api,
seismotektonik dan lain-lain
Pertunjukkan keadaan gunung berapi aktif di Indonesia, misalnya: Gunung
Tangkuban Perahu, Gunung Krakatau, Gunung Merapi, dan lain-lain.
Bebatuan hasil kegiatan gunung api
17
F. Museum Asia Afrika
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di
kota Bandung. Terletak di Jl.Asia Afrika No.65. Museum ini merupakan memorabilia
Konferensi Asia Afrika. Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan
Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama,
yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang
berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai
tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai
dengan 24 April 1955 mencapai kesuksesan besar, baik dalam mempersatukan sikap dan
menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Afrika maupun dalam ikut
serta membantu terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan
Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia
dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya dan yang kemudian menjadi prinsip-
prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan
konferensi ini tidak hanya tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa
sesudahnya, sehingga jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu
faktor penting yang menentukan jalannya sejarah dunia. Semua itu merupakan prestasi
besar yang dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika.
Jiwa dan semangat Konferensi Bandung telah berhasil memperbesar volume kerja
sama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika, sehingga peranan dan pengaruh mereka
dalam hubungan percaturan internasional meningkat dan disegani. Dalam rangka
membina dan melestarikan hal tersebut, adalah penting dan tepat jika Konferensi Asia
Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan dalam
sebuah museum di tempat konferensi itu berlangsung, yaitu di Gedung Merdeka di Kota
Bandung, kota yang dipandang sebagai ibu kota dan sumber inspirasi bagi bangsa-
18
bangsa Asia Afrika. Sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmadja, S.H., LL.M., sering bertemu muka dan berdialog dengan para
pemimpin negara dan bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan-kesempatan tersebut
beliau sering mendapat pertanyaan dari mereka tentang Gedung Merdeka dan Kota
Bandung tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Berulang kali
pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan mereka untuk dapat
mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdeka.
Terilhami oleh hal tersebut serta kehendak untuk mengabadikan Konferensi Asia
Afrika, maka lahirlah gagasan beliau untuk mendirikan Museum Konperensi Asia Afrika
di Gedung Merdeka ini. Gagasan tersebut dilontarkan dalam forum rapat Panitia
Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri antara lain Direktur
Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata gagasan itu mendapat sambutan baik, termasuk
dari Presiden RI Soeharto. Gagasan pendirian Museum Konperensi Asia Afrika
diwujudkan oleh Joop Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun
Konferensi Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar
Negeri, bekerja sama dengan Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Pemerintah daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas
Padjadjaran. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta,
Bandung. Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI
Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konferensi
Asia Afrika. GEDUNG MERDEKA (Tempat Berlangsungnya Konferensi Asia Afrika).
Tahun 1895 Gedung Merdeka yang terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung,
dibangun pertama kali pada tahun 1895 sebagai tempat berkumpulnya orang-orang
Eropa, terutama Belanda, yang tinggal di Bandung dan sekitarnya. Banyak di antara
mereka adalah pengusaha kebun teh dan opsir Belanda. Mereka mendirikan sebuah
perkumpulan yang dikenal dengan nama Societeit Concordia pada tanggal 29 Juni 1879.
Tujuannya adalah "de bevordering van gezellig verkeera". Sebagai tempat pertemuan,
sebelumnya mereka biasa berkumpul, duduk-duduk sambil minum teh, di Warung De
Vries.
Selanjutnya (1895) mereka pindah ke gedung di seberang Warung De Vries, yang
diberi nama Concordia, dengan luas tanah 7.983 meter persegi. Pada tahun tersebut
tempat ini hanya berupa bangunan sederhana, yang sebagian dindingnya terbuat dari
papan dan penerangan halamannya memakai lentera minyak tanah. Bangunan ini berada
di sudut jalan "Groote Postweg" (sekarang Jalan Asia Afrika) dan "Bragaweg" (sekarang
Jalan Braga). Sisi sebelah kanannya berdekatan dengan kali Tjikapoendoeng
(Cikapundung) yang sejuk karena banyak ditumbuhi pohon rindang. TAHUN 1921
Gedung Societeit Concordia dibangun kembali pada tahun 1921 dengan gaya arsitektur
19
modern (Art Deco) yang fungsional dan lebih menonjolkan struktur oleh perancang C.P.
Wolff Schoemaker. Gedung ini berubah wajah menjadi gedung pertemuan "super club"
yang paling mewah, lengkap, eksklusif, dan modern di Nusantara. Lantainya terbuat dari
marmer buatan Italia. Ruangan-ruangan tempat minum dan bersantai terbuat dari kayu
cikenhout. Penerangannya menggunakan lampu-lampu hias kristal. Ruangan-ruangan
dalam gedung cukup memadai untuk menampung kegiatan-kegiatan pertunjukan
kesenian. Luas seluruh tanahnya 7.500 m2.
Tahun 1940 Societeit Concordia kembali mengalami perombakan pada tahun
1940 dengan gaya arsitektur International Style dengan bantuan arsitek A.F. Aalbers.
Bangunan gaya arsitektur ini bercirikan dinding tembok plesteran dengan atap mendatar,
tampak depan bangunan terdiri dari garis dan elemen horizontal, sedangkan bagian
gedung bercorak kubistis. Pada masa pendudukan tentara Jepang (1942-1945), Gedung
Societeit Concordia berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan dan difungsikan sebagai
pusat kebudayaan. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, gedung tersebut dijadikan markas para pemuda Indonesia di Bandung
guna menghadapi tentara Jepang yang tidak bersedia menyerahkan kekuasaannya.
Sekitar tahun 1949, sejak pemerintahan pendudukan, Gedung Societeit Concordia
diperbaiki dan difungsikan kembali sebagai Societeit Concordia, tempat pertemuan
orang-orang Eropa (termasuk juga beberapa orang Indonesia). Di gedung ini kembali
seperti biasa diselenggarakan lagi pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan
umum lainnya. TAHUN 1955 Sehubungan dengan keputusan pemerintah Indonesia
(1954) yang menetapkan Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka
Gedung Societeit Concordia terpilih sebagai tempat berlangsungnya konferensi. Hal ini
disebabkan gedung tersebut adalah gedung tempat pertemuan umum yang paling besar
dan paling megah di Bandung. Selain itu lokasinya berada di tengah-tengah kota dan
berdekatan dengan hotel terbaik, yaitu Hotel Savoy Homann dan Preanger.
Sejak awal tahun 1955, Gedung Societeit Concordia mulai dipugar untuk
disesuaikan kegunaannya sebagai tempat penyelenggaraan konferensi bertaraf
internasional. Pemugaran gedung ditangani oleh Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi
Jawa Barat yang dipimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso. Menjelang konferensi (7 April
1955), gedung ini diganti namanya oleh Presiden Soekarno menjadi Gedung Merdeka.
Untuk informasi lebih lajut, silakan kunjungi website resmi Museum Konferensi Asia
Afrika.
G. Cibaduyut
Cibaduyut adalah sebuah daerah di sekiar kota Bandung bagian selatan. Daerah
ini terkenal dengan kerajinan sepatunya. Hasil produksi sepatunya biasanya dipasarkan
langsung di pinggiran jalan Cibaduyut Raya dengan banyaknya kios dan toko sepatu.
20
Sedangkan produksinya ada di gang-gang belakang jalan Cibaduyut. Untuk mencapai
kawasan industri sepatu Cibaduyut, bisa dilakukan dengan banyak cara. Kalau dari
Stasiun bisa langsung naik angkot ke Cibaduyut. Demikian juga jika dari terminal
Cicaheum maupun dapat ditempuh dengan angkut jurusan Leuwi Panjang.
Sebenarnya, Cibaduyut dekat dengan terminal Leuwi Panjang, jika dari sana
tinggal jalan kaki saja sekitar 300 meter sudah sampai kawasan Cibaduyut. Kualitas
sepatu Cibaduyut lumayan bagus, namun ada juga produk yang dijual murah di
Cibaduyut, namun produk berasal dari luar kota semisal sandal dan sepatu murah dari
Tasik maupun Ciomas Bogor.
Kawasan Cibaduyut ini lumayan padat dan parkir relative sulit serta kondisi jalan
yang tidak begitu lebar. Jadi anda mesti ekstra sabar untuk mendapatkan parkir. Oiya,
jika anda mau beli sepatu, gunakan penawaran terbaik. Sepatu yang dijual di Cibaduyut
sistemnya tawar menawar, meskipun kadang sudah di bandrol.
Mengenai puncak kunjungan, biasanya terjadi saat liburan sekolah atau hari
Sabtu-Minggu dimana orang banyak berlibur ke Bandung. Jadi pada kondisi tersebut,
jelas Cibaduyut biasanya macet.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penulisan laporan ini,penulis dapat menyimpulkan bahwa obyek-obyek
wisata di Indonesia beraneka ragam. Sebagai warga Negara yang baik, sudah
sepantasnya kita menjaganya agar tetap lestari dan wisatawan domestic maupun
mancanegara betah di Indonesia.Sehingga bias meningkatkan devisa Negara. Bukan itu
saja dari hasil observasi kami memperoleh ilmu pengetahuan yang mendalam mngenai
objek wisata di Bandung-Jakarta.
B. Saran
Penyusun dengan segala keterbatasan yang ada, menyadari bahwa laporan ini
masih sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Akhirnya, penyusun berharap, mudah-mudahan laporan ini
bermanfaat bagi pembaca.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Ancol
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Museum Geologi
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Asia Afrika
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Lubang Buaya
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Cibaduyut
23