Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka menjalankan program OSIS tahunan. Siswa kelas VIII selalu
melakukan kegiatan karya wisata yang diadakan sekolah.kali ini kelas VIII tahun ajaran
2017/2018 karya wisata dilaksanakan pada tanggal 18 21 Oktober 2017 dengan tujuan
Jakarta Bandung . Setiap siswa diberikan surat pernyataan yang berisikan salah satu
program OSIS , yaitu setelah pelaksanaan karya wisata setiap anak wajib membuat dan
mengumpulkan laporan perjalanan, dan diserahkan pada wali murid. Selain utuk
menjalankan program dari OSIS, kami berwisata untuk belajar juga, memahami dan
mempelajari secara langsung beberapa tempat wisata yang mengandung unsur sejarah
yang dapat menunjang proses pembelajaran kami di sekolah. Selain unsur sejarah yang
dapat dipelajari dalam beberapa objek wisata kami juga dapat mempelajari beberapa
ilmu-ilmu pengetahuan yang lain yang sangat menunjang proses pembelajaran kami
disekolah.

B. Ruang Lingkup Kunjungan


Dalam Kunjungan kami ada bebeberapa obyek-obyek yang terdapat di kota
Jakarta-Bandung dan kami mengunjungi beberapa obyek itu yaitu:
1. Museum Geologi
2. Museum Asia Afrika
3. Cibaduyut
4. Museum Pancasila Sakti
5. Monumen Nasional (Monas)
6. Gelanggang Samudra Ancol (GSA)
7. DUFAN

C. Tujuan Study Tour


Sesuai dengan latar belang yang tertulis diatas,tujuan untuk melaksanakan study
tour ini adalah untuk :
1. Memenuhi atau menjalankan Program Tahunan OSIS.
2. Untuk dapat melengkapi dan mengisi Laporan Karya Wisata.
3. Untuk mengetahui beberapa obyek-obyek wisata yang mengandung beberapa unsur-
unsur yang sangat mendukung proses pembelajaran disekolah (para siswa tidak hanya
melihat atau belajar sejarah lewat buku)
4. Untuk lebih mengenal dan mengetahui beberapa Tempat pembelajaran yang
berbentuk tempat wisata.
1
5. Sebagai inspirasi dan semangat jiwa para siswa.
6. Menambah wawasan para siswa.

D. Manfaat Study Tour


Menurut saya manfaat atau fungsi dari diadakannnya kunjungan wisata ini
adalah sebagai berikut ini :
1. Manfaat umum
a. Untuk melatih keadaan dan kekebalan tubuh murid .
b. Sebagai pelajaran diluar sekolah .
c. Melatih kemandirian siswa sewaktu jauh dari orang tuanya.
d. Melatih kedisiplinan siswa disaat pelaksanaan karya wisata sedang berlangsung.

2. Manfaat khusus
a. Untuk dapat mengisi atau membuat karya tulis.
b. Sebagai sarana refreshing supaya tidak stres.
c. Untuk hiburan dan rekreasi.

2
BAB II
PELAKSANAAN KARYA WISATA

A. Laporan Perjalanan
Pada tanggal 18 Oktober 2017, siswa siswi SMPN 2 Kembaran berkumpul di
lapangan SMPN 2 Kembaran untuk persiapan keberangkatan menuju ke Jakarta dalam
rangka Study Tour. Sebelum berangkat kami semua diberi pengarahan oleh KEpala
Sekolag dan Bapak/Ibu Guru selaku pendamping. Setelah kami meneima pengarahan,
kami semua melakukan doa bersama-sama semoga perjalanan kami baik berangkat
maupun pulang nanti selamat sampai tujuan tanpa ada aral maupun halangan. Sesudah
itu kami semua berangkat meninggalkan kota tercinta untuk menuju kota Bandung dan
Jakarta.

B. Museum Pancasila Sakti (Lubang Buaya)

Monumen Pancasila Sakti dalam tahap Renovasi


Monumen Pancasila Sakti dibangun atas gagasan Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto.
Dibangun di atas tanah seluas 14,6 hektare. Monumen ini dibangun dengan tujuan
mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi
negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi komunis.
Keenam pahlawan revolusi tersebut adalah:
1. Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani,
2. Mayjen TNI R. Suprapto
3. Mayjen TNI M.T. Haryono
4. Mayjen TNI Siswondo Parman
5. Brigjen TNI DI Panjaitan
3
6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
Jenderal TNI A.H. Nasution juga disebut sebagai salah seorang target namun dia
selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani
Nasution dan ajudan AH Nasution, Lettu Pierre Tendean tewas dalam usaha
pembunuhan tersebut. Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung,
Jakarta Timur ini, berisikan bermacam-macam hal dari masa pemberontakan G30S -
PKI, seperti pakaian asli para Pahlawan Revolusi.

Sejarah Dibangunnya Monumen Pancasila Sakti


Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9 Hektar, atas prakarsa Presiden ke-2 RI,
Soeharto. Dibangun untuk mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang
mempertahankan ideologi negara Republik Indonesia, Pancasila dari ancaman ideologi
komunis. Monumen ini terletak Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta
Timur. Di sebelah selatan terdapat markas besar Tentara Nasional Indonesia, Cilangkap,
sebelah utara adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, sedangkan sebelah timur
adalah Pasar Pondok Gede, dan sebelah barat, Taman Mini Indonesia Indah.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun
kosong yang dijadikan sebagai tempat pembuangan terakhir para korban Gerakan 30
September 1965 (G30S). Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur
tua sedalam 12 meter yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S.
Sumur tua itu berdiameter 75 Cm.

Kompleks Monumen
Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 9 Hektar dan tediri dari beberapa tempat
yang bersejarah Museum Pengkhianatan PKI (Komunis), Sumur Tua tempat membuang
jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Mobil-
Mobil tua peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban.

Museum Pengkhianatan PKI (Komunis)


Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan
PKI yang bertujuan menggantikan dasar negara Pancasila dengan komunis yang
bertentangan dengan Pancasila, sampai pada pemberontakan kedua yang terkenal
dengan nama Gerakan Tiga Puluh September atau G-30-S/PKI, diawal pintu masuk kita
akan disambut dengan beberapa koleksi foto Pemberontakan PKI, Pengangkatan
Jenazah 7 Pahlawan revolusi, dan beberapa diorama yang menceritakan tentang
Pemberontakan PKI di berbagai Daerah di Indonesia.

4
Sumur Maut
Sumur Tua ini adalah tempat membuang 7 Pahlawan Revolusi: - Jend. Anumerta
Ahmad Yani - Mayjen. Anumerta Donald Isaaccus Panjaitan - Letjen. Anumerta M.T.
Haryono - Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean - Letjen. Anumerta
Siswandono Parman - Letjen. Anumerta Suprapto - Mayjen. Anumerta Sutoyo
Siswomiharjo. Jenazah ke-7 pahlawan itu ditemukan di sebuah sumur tua yang sekarang
dinamai Lubang Buaya , di daerah Lubang Buaya , dekat lapangan terbang Halim
Perdanakusumah, Jakarta. Sedangkan jenazah Brigjen Katamso Dharmakusumo dan
Kol. Sugiyono Mangunwiyoto ditemukan di Desa Kentungan, Yogyakarta. Selain itu,
gugur pula AIP II Brimob Karel Sasuit Tubun dan Ade Irma Suryani Nasution, putri dari
Jend. A.H: Nasution.

Rumah Penyiksaan
Rumah Penyiksaan adalah tempat para Pahlawan Revolusi disiksa untuk
menandatangani surat pernyataan untuk mendukung komunisme di Indonesia, mereka
disiksa seblum akhirnya dibunuh, ditempat ini ditampilkan diorama penyiksaan 7
pahlawan Revolusi beserta kisah dimulainya Pemberontakan PKI, dahulu tempat ini
merupakan sebuah sekolah rakyat atau sekarang lebih dikenal SD dan dialih fungsikan
oleh PKI sebagai tempat penyiksaan kejam para Pahlawan Revolusi.

Pos Komando
Tempat ini adalah milik seorang penduduk RW 02 Lubang Buaya bernama Haji Sueb.
Tampat ini dipakai oleh pimpinan G/30S/PKI yaitu Letkol Untung dalam rangka
perencanaan Penculikan terhadap 7 Pahlawan Revolusi, di dalamnya masih ada barang-
barang asli yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI seperti : 3 buah Petromaks, Mesin
Jahit, dan Lemari Kaca.

Dapur Umum
Tempat ini sebenarnya sebuah rumah yang dialihfungsikan oleh PKI sebagai dapur
Umum, rumah yang statusnya milik Ibu Amroh ini dipakai sebagai tempat sarana
konsumsi anggota G30S/PKI, oleh karaena itu Ibu Amroh yang sehari-harinya berjualan
Pakaian keliling meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci dan diperintahkan
oleh para anggota PKI untuk meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci, tetapi
saat kembali ternyata rumahnya sudah dalam keadaan berantakan, hanpir semua benda
di rumah tersebut menghilang.

5
Museum Paseban
Museum Paseban yang terletak di Kompleks Monumen Pahlawan Revolusi ini
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi
Wndu Hari Kesaktian Pancasila, di dalam ruangan ini terdapat beberapa diorama sebagai
berikut:
Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan (September 1965)
Latihan sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli-30 September 1965)
Penculikan Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani (1 Oktober 1965)
Penganiayaan di Lubang Buaya (1 Oktober 1965)
Pengamanan Lanuma Halim Perdanakusuma (2 Oktober 1965)
Pengangkatan Jenazah Pahlawan Revolusi (4 Oktober 1965)
Proses lahirnya Supersemar (11 Maret 1966)
Pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden (12 Maret 1967)
Tindak Lanjut Pelarangan PKI (26 Juni 1982)
Usaha terhadap Pemerintah RI dan mengganti dasar negara Pancasila telah dua kali
dijalankan, yang pertama pada tahun 1948, dikenal sebagai pemberontakan PKI Muso
di Madiun dan yang kedua ialah pemberontakan G 30 S PKI dalam bulan September
1965. Selain itu tempat ini juga terdapat Foto ke 7 Pahlawan Revolusi, yang ukuran foto
tersebut sudah diperbesar dari aslinya.
Dan adanya Ruang Relik yang merupakan tempat dipamerkannya barang-barang,
terutama pakaian yang mereka kenakan ketika mereka d culik, di siksa, sampai akhirnya
di bunuh, berikut dengan hasil visum dari dokter. Selain itu terdapat pula
Aqualungsebuah alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah 7
Pahlawan Revolusi dari dalam sumur tua.
Selain itu terdapat pula Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah
pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi, Pemakaman ke Taman Makam Pahlawan
Kalibata, dan lain-lain, masa putar rekaman ini kurang lebih 30 menit. Dan terdapat
Ruang pameran Foto yang menyajikan foto-foto pengangkatan Jenazah Pahlawan
Revolusi dan pemakamannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

C. Taman Impian Jaya Ancol

6
Taman Impian Jaya Ancol merupakan sebuah objek wisata di Jakarta Utara.
Sebagai komunitas pembaharuan kehidupan masyarakat yang menjadi kebanggaan
bangsa. Senantiasa menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik melalui sajian
hiburan berkualitas yang berunsur seni, budaya dan pengetahuan, dalam rangka
mewujudkan komunitas 'Life Re-Creation' yang menjadi kebanggaan bangsa.

Objek wisata di Ancol


Dikelola oleh anak perusahaannya terutama oleh PT Taman Impian Jaya Ancol
(TIJA) yang meliputi pengelolaan kawasan pariwisata (rekreasi dan resor) dan
kegiatan usaha penunjang: entertainment, konvensi dan wisata belanja. PJAA mengelola
area pariwisata terintegrasi seluas 552 Ha, lokasi dekat pantai, terbaik di Jakarta
dengan kemudahan akses melalui jalan tol, busway dan kereta api.

Dunia Fantasi ( Dufan )


Dunia Fantasi yang dibuka untuk umum pada 29 Agustus 1986, dan popular
dengan sebutan Dufan, merupakan theme park pertama yang dikembangkan oleh
Ancol. Dufan merupakan pusat hiburan outdoor terbesar di Indonesia yang
memanjakan pengunjung dengan Fantasi Keliling Dunia, melalui berbagai
content wahana permainan berteknologi tinggi, yang terbagi dalam 8 kawasan.
Wahana Di Dufan Ancol Yang Paling Seru
1. Wahana Alap Alap

2. Wahana Arung Jeram

3. Wahana Bianglala

7
4. Wahana Gajah Bledug

5. Wahana Halilintar

6. Wahana Happy Feet

7. Wahana Hysteria

8. Wahana Istana Boneka

9. Wahana Kicir Kicir

8
10. Wahana Kora Kora

11. Wahana Tornado

12. Wahana Ontang Anting

13. Wahana Perang Bintang

14. Wahana Poci Poci

15. Wahana Rajawali

9
16. Wahana Rumah Jahil

17. Wahana Rumah Miring

18. Wahana Tornado

19. Wahana Turangga Rangga

20. Wahana Pontang Pontang

10
Gelanggang Samudra ( Samudra )

Wahana di GSA antara lain :


1. Taman Surga Burung

2. Scorpion Pirates

3. Boto-Boto

4. Singa Laut

11
5. Cinema 4D

D. Monumen Nasional (MONAS)


Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu
Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk
mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan
dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada
tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum
pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas
yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional
terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Monumen dan museum
ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 - 15.00 WIB. Pada hari Senin pekan terakhir
setiap bulannya ditutup untuk umum.
Sejarah Monumen Nasional
Setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah
sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950 menyusul pengakuan
kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1949, Presiden
Sukarno mulai memikirkan pembangunan sebuah monumen nasional yang setara dengan
Menara Eiffel di lapangan tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan tugu Monas
bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi
kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme
generasi saat ini dan mendatang.
Pada tanggal 17 Agustus 1954 sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara
perancangan monumen nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk,
akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria
yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat
bertahan selama berabad-abad. Sayembara kedua digelar pada tahun 1960 tapi sekali lagi
tak satupun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta
Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Sukarno. Akan tetapi Sukarno kurang
menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni.
Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu, akan tetapi
12
rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan
tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup
buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil, dan menyarankan
pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik. Sukarno kemudian meminta
arsitek R.M. Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan
angka 17, 8 dan 45, melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, ke dalam rancangan monumen itu. Tugu Peringatan Nasional ini kemudian
dibangun di areal seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M.
Soedarsono, mulai dibangun 17 Agustus 1961.
Pembangunan terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama, kurun 1961/1962 -
1964/1965 dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan pada tanggal 17
Agustus 1961 dengan Sukarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama.
Total 284 pasak beton digunakan sebagai fondasi bangunan. Sebanyak 360 pasak bumi
ditanamkan untuk fondasi museum sejarah nasional. Keseluruhan pemancangan fondasi
rampung pada bulan Maret 1962. Dinding museum di dasar bangunan selesai pada bulan
Oktober. Pembangunan obelisk kemudian dimulai dan akhirnya rampung pada bulan
Agustus 1963. Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966 hingga 1968
akibat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G-30-S/PKI) dan upaya kudeta, tahap ini
sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan menambahkan
diorama pada museum sejarah. Meskipun pembangunan telah rampung, masalah masih
saja terjadi, antara lain kebocoran air yang menggenangi museum. Monumen secara
resmi dibuka untuk umum dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Presiden
Republik Indonesia Soeharto.[4][5] Lokasi pembangunan monumen ini dikenal dengan
nama Medan Merdeka. Lapangan Monas mengalami lima kali penggantian nama yaitu
Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman
Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan beberapa lapangan
terbuka tempat berolahraga. Pada hari-hari libur Medan Merdeka dipenuhi pengunjung
yang berekreasi menikmati pemandangan Tugu Monas dan melakukan berbagai aktivitas
dalam taman.

Museum Sejarah Nasional


Di bagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter di bawah permukaan tanah,
terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah perjuangan
nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500
orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48 diorama pada keempat sisinya dan
3 diorama di tengah, sehingga menjadi total 51 diorama. Diorama ini menampilkan
sejarah Indonesia sejak masa pra sejarah hingga masa Orde Baru. Diorama ini dimula
dari sudut timur laut bergerak searah jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia;
13
mulai masa pra sejarah, masa kemaharajaan kuno seperti Sriwijaya dan Majapahit,
disusul masa penjajahan bangsa Eropa yang disusul perlawanan para pahlawan nasional
pra kemerdekaan melawan VOC dan pemerintah Hindia Belanda. Diorama berlangsung
terus hingga masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20, pendudukan Jepang,
perang kemerdekaan dan masa revolusi, hingga masa Orde Baru pada masa pemerintahan
Suharto.
Ruang Kemerdekaan
Di bagian dalam cawan monumen terdapat Ruang Kemerdekaan berbentuk
amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar di dari pintu sisi utara
dan selatan. Ruangan ini menyimpan simbol kenegaraan dan kemerdekaan Republik
Indonesia. Diantaranya naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang disimpan
dalam kotak kaca di dalam gerbang berlapis emas, lambang negara Indonesia, peta
kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlapis emas, dan bendera merah putih,
dan dinding yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.[1][8]. Di
dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional ini digunakan sebagai ruang tenang
untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat kemerdekaan dan
perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia disimpan
dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis emas. Pintu mekanis ini terbuat dari
perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi ukiran bunga Wijaya Kusuma yang
melambangkan keabadian, serta bunga Teratai yang melambangkan kesucian. Pintu ini
terletak pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu
ini dikenal dengan nama Gerbang Kemerdekaan yang secara mekanis akan membuka
seraya memperdengarkan lagu "Padamu Negeri" diikuti kemudian oleh rekaman suara
Sukarno tengah membacakan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945. Pada sisi selatan
terdapat patung Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia terbuat dari perunggu
seberat 3,5 ton dan berlapis emas. Pada sisi timur terdapat tulisan naskah proklamasi
berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini menampilkan bendera yang paling suci dan
dimuliakan Sang Saka Merah Putih, yang aslinya dikibarkan pada tanggal 17 Agustus
1945. Akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci ini tidak
dipamerkan. Sisi utara diding marmer hitam ini menampilkan kepulauan Nusantara
berlapis emas, melambangkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.Semua itu
sangat indah.

14
E. Museum Geologi

Museum Geologi

Museum Geologi Bandung adalah sebuah museum yang sudah menjadi


bangunan bersejarah di kota Bandung, sehingga menarik minat banyak wisatawan.
Museum yang dilindungi dan dirawat oleh pemerintah ini dibangun pada tanggal 16 Mei
1928 dan sempat direnovasi dengan dana bantuan dari Jepang sehingga saat ini tetap
dalam kondiri baik sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi di Bandung. Setelah
renovasi, Museum Geologi Bandung dibuka kembali oleh Megawati Soekarnoputri pada
tanggal 23 Agustus 2000.
Selain sering mendapatkan kunjungan wisata, Museum Geologi Bandung juga
sering kali menjadi tempat tujuan study tour sekolah-sekolah yang berlokasi di kota
Bandung dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan koleksi yang dimiliki Museum Geologi
Bandung sangat berguna untuk pendidikan serta mempunyai nilai-nilai sejarah
kehidupan dan pelestarian alam yang sangat mendidik. Koleksi yang dimiliki oleh
Museum Geologi Bandung yaitu bebatuan, fosil, dan mineral. Di tempat ini pengunjung
juga dapat mempelajari banyak hal yang berhubungan dengan bencana alam, bumi,
pemanfaatan sumber daya dengan benar, cara mengolah energi, dan lain-lain.
Museum Geologi Bandung dari luar terlihat seperti gedung pada umumnya,
namun di dalamnya menyimpan banyak sekali benda menarik yang tidak dapat
ditemukan di tempat wisata lain. Museum ini dibagi menjadi 2 lantai dengan fungsi dan
koleksi yang berbeda-beda pada setiap lantai dan ruangannya. Ada apa saja di museum
yang dirancang oleh arsitek Belanda ini?
Lantai 1 Museum Geologi Bandung
Lantai 1 Museum Geologi Bandung terbagi menjadi 3 ruangan yang berbeda, yaitu
ruangan tengah, barat, dan timur.
Isi ruang tengah:
Animasi kegiatan geologi dan kegiatan museum dalam layar lebar

15
Pelayanan informasi museum
Pelayanan pendidikan dan penelitian
bebatuan Museum Geologi Bandung
Isi ruang barat:
Hipotesis terjadinya bumi
Sistem tata surya
Tatanan tektonik regional
Maket pergerakan lempeng-lempeng aktif kulit bumi
Keadaan geologi Indonesia
Fosil manusia purba
Sejarah evolusi manusia menurut teori evolusi Darwin
Berbagai jenis bebatuan: batuan beku, sedimen, dan malihan
Pemetaan sumber daya mineral di Indonesia
Berbagai jenis peralatan dan perlengkapan lapangan
Sarana pemetaan dan penelitian
Hasil akhir kegiatan, misalnya peta geologi, geofisika, geomorfologi, gunung api,
seismotektonik dan lain-lain
Pertunjukkan keadaan gunung berapi aktif di Indonesia, misalnya: Gunung
Tangkuban Perahu, Gunung Krakatau, Gunung Merapi, dan lain-lain.
Bebatuan hasil kegiatan gunung api

fosil dinosaurus Museum Geologi Bandung


Isi ruang timur:
Sejarah perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup yang mendiami planet bumi
dari masa primitif sampai dengan masa modern
Fosil dinosaurus Tyrannosaurus Rex Osborn
Kumpulan tengkorak manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia
Artefak yang digunakan manusia purba, mencerminkan perkembangan kebudayaan
dari waktu ke waktu
16
Sejarah pembentukan Danau Bandung
Fosil ikan dan ular yang ditemukan dalam lapisan tanah Danau Bandung
Artefak yang ditemukan di pinggir Danau Bandung
Informasi proses pembentukan fosil
Informasi proses pembentukan batubara dan minyak bumi
Informasi keadaan lingkungan purba

Lantai 2 Museum Geologi Bandung


Lantai 2 Museum Geologi Bandung terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu bagian tengah,
barat, dan timur.
Isi ruang tengah:
Maket tambang emas paling besar di dunia yang berlokasi di Irian Jaya
Bebatuan asal Papua (Irian Jaya)
Miniatur pengeboran minyak bumi
Miniatur pengeboran gas bumi
Isi ruang barat:
Ruangan untuk staf Museum Geologi Bandung
Isi ruang timur:
Informasi manfaat dan kegunaan batu mineral bagi manusia
Gambar penyebaran sumber daya mineral di Indonesia
Rekaman kegiatan eksplorasi sumber daya mineral
Rekaman kegiatan eksploitasi sumber daya mineral
Informasi penggunaan mineral dalam aktifitas sehari-hari secara tradisional
Informasi penggunaan mineral dalam aktifitas sehari-hari secara modern
Cara mengolah mineral dan energi
Informasi berbagai jenis bahaya geologi misalnya tanah longsor, letusan gunung api,
dan lain-lain
Informasi aspek positif geologi yang berkaitan dengan gunung api
Penjelasan cara memanfaatkan sumber daya air
Penjelasan pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumber daya alam

17
F. Museum Asia Afrika

Museum Asia Afrika Bandung

Museum Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu museum yang berada di
kota Bandung. Terletak di Jl.Asia Afrika No.65. Museum ini merupakan memorabilia
Konferensi Asia Afrika. Museum ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan
Gedung Merdeka. Secara keseluruhan Gedung Merdeka memiliki dua bangunan utama,
yang pertama disebut Gedung Merdeka sebagai tempat sidang utama, sedangkan yang
berada di samping Gedung Merdeka adalah Museum Konferensi Asia Afrika sebagai
tempat memorabilia Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai
dengan 24 April 1955 mencapai kesuksesan besar, baik dalam mempersatukan sikap dan
menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Afrika maupun dalam ikut
serta membantu terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan
Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia
dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya dan yang kemudian menjadi prinsip-
prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan
konferensi ini tidak hanya tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa
sesudahnya, sehingga jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu
faktor penting yang menentukan jalannya sejarah dunia. Semua itu merupakan prestasi
besar yang dicapai oleh bangsa-bangsa Asia Afrika.
Jiwa dan semangat Konferensi Bandung telah berhasil memperbesar volume kerja
sama antar bangsa-bangsa Asia dan Afrika, sehingga peranan dan pengaruh mereka
dalam hubungan percaturan internasional meningkat dan disegani. Dalam rangka
membina dan melestarikan hal tersebut, adalah penting dan tepat jika Konferensi Asia
Afrika beserta peristiwa, masalah, dan pengaruh yang mengitarinya diabadikan dalam
sebuah museum di tempat konferensi itu berlangsung, yaitu di Gedung Merdeka di Kota
Bandung, kota yang dipandang sebagai ibu kota dan sumber inspirasi bagi bangsa-

18
bangsa Asia Afrika. Sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmadja, S.H., LL.M., sering bertemu muka dan berdialog dengan para
pemimpin negara dan bangsa Asia Afrika. Dalam kesempatan-kesempatan tersebut
beliau sering mendapat pertanyaan dari mereka tentang Gedung Merdeka dan Kota
Bandung tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika. Berulang kali
pembicaraan tersebut diakhiri oleh pernyataan keinginan mereka untuk dapat
mengunjungi Kota Bandung dan Gedung Merdeka.
Terilhami oleh hal tersebut serta kehendak untuk mengabadikan Konferensi Asia
Afrika, maka lahirlah gagasan beliau untuk mendirikan Museum Konperensi Asia Afrika
di Gedung Merdeka ini. Gagasan tersebut dilontarkan dalam forum rapat Panitia
Peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika (1980) yang dihadiri antara lain Direktur
Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata gagasan itu mendapat sambutan baik, termasuk
dari Presiden RI Soeharto. Gagasan pendirian Museum Konperensi Asia Afrika
diwujudkan oleh Joop Ave sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun
Konferensi Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar
Negeri, bekerja sama dengan Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Pemerintah daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat, dan Universitas
Padjadjaran. Perencanaan dan pelaksanaan teknisnya dikerjakan oleh PT. Decenta,
Bandung. Museum Konperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden RI
Soeharto pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konferensi
Asia Afrika. GEDUNG MERDEKA (Tempat Berlangsungnya Konferensi Asia Afrika).
Tahun 1895 Gedung Merdeka yang terletak di Jalan Asia Afrika Nomor 65 Bandung,
dibangun pertama kali pada tahun 1895 sebagai tempat berkumpulnya orang-orang
Eropa, terutama Belanda, yang tinggal di Bandung dan sekitarnya. Banyak di antara
mereka adalah pengusaha kebun teh dan opsir Belanda. Mereka mendirikan sebuah
perkumpulan yang dikenal dengan nama Societeit Concordia pada tanggal 29 Juni 1879.
Tujuannya adalah "de bevordering van gezellig verkeera". Sebagai tempat pertemuan,
sebelumnya mereka biasa berkumpul, duduk-duduk sambil minum teh, di Warung De
Vries.
Selanjutnya (1895) mereka pindah ke gedung di seberang Warung De Vries, yang
diberi nama Concordia, dengan luas tanah 7.983 meter persegi. Pada tahun tersebut
tempat ini hanya berupa bangunan sederhana, yang sebagian dindingnya terbuat dari
papan dan penerangan halamannya memakai lentera minyak tanah. Bangunan ini berada
di sudut jalan "Groote Postweg" (sekarang Jalan Asia Afrika) dan "Bragaweg" (sekarang
Jalan Braga). Sisi sebelah kanannya berdekatan dengan kali Tjikapoendoeng
(Cikapundung) yang sejuk karena banyak ditumbuhi pohon rindang. TAHUN 1921
Gedung Societeit Concordia dibangun kembali pada tahun 1921 dengan gaya arsitektur
19
modern (Art Deco) yang fungsional dan lebih menonjolkan struktur oleh perancang C.P.
Wolff Schoemaker. Gedung ini berubah wajah menjadi gedung pertemuan "super club"
yang paling mewah, lengkap, eksklusif, dan modern di Nusantara. Lantainya terbuat dari
marmer buatan Italia. Ruangan-ruangan tempat minum dan bersantai terbuat dari kayu
cikenhout. Penerangannya menggunakan lampu-lampu hias kristal. Ruangan-ruangan
dalam gedung cukup memadai untuk menampung kegiatan-kegiatan pertunjukan
kesenian. Luas seluruh tanahnya 7.500 m2.
Tahun 1940 Societeit Concordia kembali mengalami perombakan pada tahun
1940 dengan gaya arsitektur International Style dengan bantuan arsitek A.F. Aalbers.
Bangunan gaya arsitektur ini bercirikan dinding tembok plesteran dengan atap mendatar,
tampak depan bangunan terdiri dari garis dan elemen horizontal, sedangkan bagian
gedung bercorak kubistis. Pada masa pendudukan tentara Jepang (1942-1945), Gedung
Societeit Concordia berganti nama menjadi Dai Toa Kaikan dan difungsikan sebagai
pusat kebudayaan. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, gedung tersebut dijadikan markas para pemuda Indonesia di Bandung
guna menghadapi tentara Jepang yang tidak bersedia menyerahkan kekuasaannya.
Sekitar tahun 1949, sejak pemerintahan pendudukan, Gedung Societeit Concordia
diperbaiki dan difungsikan kembali sebagai Societeit Concordia, tempat pertemuan
orang-orang Eropa (termasuk juga beberapa orang Indonesia). Di gedung ini kembali
seperti biasa diselenggarakan lagi pertunjukan kesenian, pesta, restoran, dan pertemuan
umum lainnya. TAHUN 1955 Sehubungan dengan keputusan pemerintah Indonesia
(1954) yang menetapkan Bandung sebagai tempat Konferensi Asia Afrika, maka
Gedung Societeit Concordia terpilih sebagai tempat berlangsungnya konferensi. Hal ini
disebabkan gedung tersebut adalah gedung tempat pertemuan umum yang paling besar
dan paling megah di Bandung. Selain itu lokasinya berada di tengah-tengah kota dan
berdekatan dengan hotel terbaik, yaitu Hotel Savoy Homann dan Preanger.
Sejak awal tahun 1955, Gedung Societeit Concordia mulai dipugar untuk
disesuaikan kegunaannya sebagai tempat penyelenggaraan konferensi bertaraf
internasional. Pemugaran gedung ditangani oleh Jawatan Pekerjaan Umum Propinsi
Jawa Barat yang dipimpin oleh Ir. R. Srigati Santoso. Menjelang konferensi (7 April
1955), gedung ini diganti namanya oleh Presiden Soekarno menjadi Gedung Merdeka.
Untuk informasi lebih lajut, silakan kunjungi website resmi Museum Konferensi Asia
Afrika.

G. Cibaduyut
Cibaduyut adalah sebuah daerah di sekiar kota Bandung bagian selatan. Daerah
ini terkenal dengan kerajinan sepatunya. Hasil produksi sepatunya biasanya dipasarkan
langsung di pinggiran jalan Cibaduyut Raya dengan banyaknya kios dan toko sepatu.
20
Sedangkan produksinya ada di gang-gang belakang jalan Cibaduyut. Untuk mencapai
kawasan industri sepatu Cibaduyut, bisa dilakukan dengan banyak cara. Kalau dari
Stasiun bisa langsung naik angkot ke Cibaduyut. Demikian juga jika dari terminal
Cicaheum maupun dapat ditempuh dengan angkut jurusan Leuwi Panjang.
Sebenarnya, Cibaduyut dekat dengan terminal Leuwi Panjang, jika dari sana
tinggal jalan kaki saja sekitar 300 meter sudah sampai kawasan Cibaduyut. Kualitas
sepatu Cibaduyut lumayan bagus, namun ada juga produk yang dijual murah di
Cibaduyut, namun produk berasal dari luar kota semisal sandal dan sepatu murah dari
Tasik maupun Ciomas Bogor.

Kawasan Cibaduyut ini lumayan padat dan parkir relative sulit serta kondisi jalan
yang tidak begitu lebar. Jadi anda mesti ekstra sabar untuk mendapatkan parkir. Oiya,
jika anda mau beli sepatu, gunakan penawaran terbaik. Sepatu yang dijual di Cibaduyut
sistemnya tawar menawar, meskipun kadang sudah di bandrol.
Mengenai puncak kunjungan, biasanya terjadi saat liburan sekolah atau hari
Sabtu-Minggu dimana orang banyak berlibur ke Bandung. Jadi pada kondisi tersebut,
jelas Cibaduyut biasanya macet.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penulisan laporan ini,penulis dapat menyimpulkan bahwa obyek-obyek
wisata di Indonesia beraneka ragam. Sebagai warga Negara yang baik, sudah
sepantasnya kita menjaganya agar tetap lestari dan wisatawan domestic maupun
mancanegara betah di Indonesia.Sehingga bias meningkatkan devisa Negara. Bukan itu
saja dari hasil observasi kami memperoleh ilmu pengetahuan yang mendalam mngenai
objek wisata di Bandung-Jakarta.

B. Saran
Penyusun dengan segala keterbatasan yang ada, menyadari bahwa laporan ini
masih sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Akhirnya, penyusun berharap, mudah-mudahan laporan ini
bermanfaat bagi pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Nasional
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Ancol
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Museum Geologi
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Asia Afrika
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Lubang Buaya
6. http://id.wikipedia.org/wiki/Cibaduyut

23

Anda mungkin juga menyukai