Anda di halaman 1dari 4

KUMPULAN MONUMEN DI INDONESIA

1.  Garuda Wisnu Kencana, Bali


Garuda Wisnu Kencana berada di Taman Budaya Garuda
Wisnu Kencana, Jimbaran, Bali. Disana terdapat patung
berwujud Dewa Wisnu, sang Dewa Pemelihara (Sthiti)
dalam agama Hindu yang dibuat oleh  seorang pematung
Bali ternama, I Nyoman Nuarta.

Patung Garuda Wisnu Kencana [imagesource]Patung ini


merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan
dan dunia. Terbuat dari campuran tembaga dan baja 4000
ton, tingginya sekitar 75 meter dan lebarnya 60 meter. Sekarang monumen ini telah
dikembangkan menjadi taman budaya dan menjadi ikon pariwisata Bali maupun Indonesia.

2.  Monumen Kretek Indonesia, Bentuknya Seperti Daun Tembakau


Sekarang namanya diubah menjadi “Gerbang Kudus
Kota Kretek”. Berada di gerbang masuk kota Taman
Tanggul Angin. Gerbang ini memisahkan antara
Kabupaten Kudus dan Kabupaten Denmark. Monumen
ini melambangkan kota asal dari rokok kretek yang tidak
lain adalah Kudus.

Monumen Kretek Indonesia [imagesource]Monumen ini dibangun seperti daun tembakau


yang memayungi jalan, baik diruas kiri dan ruas kanan. Tingginya 12 meter , lebarnya 21
meter dan bahannya terbuat dari stainless yang didatangkan langsung dari Australia. Replika
daun tembakau ini, terdapat 50 tulang disisi kiri dan 50 disisi kanan.

3. Monumen Perang Kemerdekaan Jimbaran, Bali


Monumen ini terletak memotong jalan I Gusti Ngurah
Rai. Bangunan dari monumen ini memang terkesan
sudah berumur ribuan tahun. Akan tetapi, monumen ini
sebenarnya baru dibangun pada tahun 2008 lalu.
Sekarang tempat ini sering dijadikan latar untuk sesi foto
para pengunjung.

Monumen Perang Kemerdekaan


[Image Source]Monumen ini lebih dikenal dengan nama
“Monumen Perang Kemerdekaan 1945 di Jimbaran” atau
ada juga yang menyebutnya Bajra Sandhi. Bangunan ini menggambarkan perjuangan rakyat
Jimbaran yang berjuang untuk bebas dari jajahan Belanda. Untuk mencapai tempat ini, kita
hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Bandara Ngurah rai.

4. Monumen Nasional (Monas), Jakarta


Monumen Nasional lebih dikenal dengan sebutan “Monas”.
Bangunan ini berlokasi di Lapangan Medan Merdeka, Jakarta
Pusat. Monumen ini didirikan untuk mengenang perlawanan dan
perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari
kolonial Hindia Belanda.

Monumen Nasional (Monas) [imagesource]Tingginya bangunan


ini bisa mencapai 132 meter. Monumen ini berbentuk seperti tugu
yang di puncaknya terdapat sebuah lidah api yang terbuat dari
lembaran emas yang beratnya hampir mencapai 50 kg. Dilantai
dasarnya terdapat Museum Sejarah Nasional, yang menampilkan
diorama-diorama tentang sejarah Indonesia.

5. Monumen Jalesveva Jayamahe


Monumen Jalesveva Jayamahe berada di dermaga Ujung
Madura, Surabaya. Monumen ini dibangun pada tahun
1993 oleh Pemimpin Kepala Staf TNI Angakatan Laut
Maritim Indonesia dan Laksamana TNI Muhammad Arifin.
Perancangnya sendiri adalah I Nyoman Nuarta.

Monumen Jalesveva Jayamahe [Image Source]Di atas


monumen ini terdapat sebuah patung yang menggambarkan
sosok Perwira TNI Angkatan Laut lengkap dengan pakaian
dinasnya. Patung itu tingginya sekitar 30,6 meter. Selain sebagai monumen, bangunan ini
juga berfungsi sebagai mercusuar bagi kapal-kapal yang berlayar di laut sekitar.

6. Monumen Panca Benua Atau Groundzero Bali


Monumen Ground Zero atau Monumen Panca Benua
terletak di Legian, Kuta, Bali. Bangunan ini dibangun untuk
mengenang para korban bom Bali yang terjadi pada tahun
2002 lalu. Monumen yang selesai dibangun tahun 2003 ini
digagas oleh Nyoman Rudana.

Monumen Ground Zero Bali [Image Source]Di dinding


monumen tersebut terdapat 88 nama para korban bom Bali.
Korban tersebut itu terdiri dari turis Australia, Inggris,
Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Perancis dan masih banyak lagi termasuk warga Bali itu
sendiri. Setiap tahunnya, banyak turis dari anggota keluarga bom Bali datang ke monumen ini
untuk berdo’a dan mengenang tragedi mengenaskan ini.

7. Monumen Jogja Kembali, Yogyakarta


Monumen Jogja Kembali di bangun pada 29 Juni 1985
silam atas gagasan kolonel Soegiarto, walikotamadya
Yogyakarta tahun 1983. Di bagian pintu masuknya
tertulis 422 nama pahlawan yang gugur di daerah
Wehrkreise III (RIS) antara tanggal 19 Desember 1948 –
29 Juni 1949.

Monumen Jogja Kembali [imagesource]Di monumen ini terdapat museum sejarah yang juga
diberi nama Museum Monumen Yogya Kembali. Tempat ini sering sekali dikunjungi para
pelajar. Koleksi dalam museum itu di antaranya ada replika, foto, dokumen, berbagai jenis
senjata dan bentuk evokatif dapur umum dalam suasana perang kemerekaan tahun 1945-
1949.

8. Monumen Mandala, Bentuk Bagian Atasnya Menyerupai Monas


Monumen Mandala berada di Jl. Jenderal Sudirman,
Makassar. Bangunan ini didirikan untuk mengenang
Pembebasan Irian Barat yang terjadi pada tahun 1966
silam. Di kota ini dulunya adalah pusat Markas
Komando Mandala. Bentuk monumen ini hampir mirip
dengan bentuk Monumen Nasional (Monas).

Monumen Mandala [imagesource]Bangunan dari monumen ini berbentuk segitiga dan


terdapat menara yang tingginya mencapai 75 meter. Segitiga di sini melambangkan simbol
dari Tri Komando Rakyat (Trikora). Pada dinding luar monumen, terdapat relief yang
menggambarkan kisah perjuangan pembebasan Irian Barat dan kehidupan masyarakat
Sulawesi Selatan.
9. Monumen Palagan Ambarawa (Semarang)
Monumen Palagan Ambarawa dibangun untuk
mengenang sejarah Pertempuran Palagan Ambarawa
pada 12 – 15 Desember 1945 di Ambarawa, Kabupaten
Semarang. Pasukan Sekutu yang terdesak dari
Magelang mundur hingga ke Ambarawa. Pasukan TKR
yang dipimpin Kolonel Soedirman berhasil
menghancurkan Pasukan Sekutu pada tanggal 15
Desember 1945. Saat ini peristiwa tersebut diperingati sebagai Hari Infanteri. Monumen ini
dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974.
10. Monumen Trisula (Blitar)
Monumen Trisula diresmikan pada 18 Desember 1972
oleh Deputi Kasad Letjen TNI Mochamad Jasin.
Monumen ini dibangun untuk memperingati dan
mengenang tragedi pembantaian PKI di daerah Blitar
dimana satuan jajaran Brigade Infanteri Lintas Udara 18/
Trisula melakukan Operasi Pembantaian PKI yang
dipimpin langsung oleh Danbrigif Linud 18 pertama Kolonel Inf Witarmin. Aksi
pembantaian sisa-sisa PKI yang melarikan diri ke daerah Blitar selatan terjadi pada tahun
1968 di Blitar I tepatnya di Desa Bakung. Operasi ini bekerjasama dengan rakyat Blitar untuk
menumpas PKI di Blitar Selatan.

Anda mungkin juga menyukai