Monumen Palagan Ambarawa adalah monumen yang dibangun sebagai simbol untuk
mengenang sejarah pertempuran Palagan Ambarawa pada tanggal 12 sampai 15 Desember
1945. Monumen ini terletak di Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Saat itu Pasukan Sekutu yang terdesak dari Magelang mengadakan pengunduran ke
Ambarawa. Dengan perlawanan yang hebat oleh Pasukan TKR yang dipimpin Kolonel
Soedirman, akhirnya berhasil menghancurkan Sekutu pada tanggal 15 Desember 1945, di mana
kini diperingati sebagai Hari Infanteri.
Di monumen ini kamu dapat menemukan peninggalan pemerintahan Jepang dan Belanda. Kamu
juga dapat melihat seragam para tentara Jepang dan Belanda, senjata perang, seragam tentara
Indonesia, dan barang bersejarah lain. Di samping itu kamu dapat menemukan beberapa tank
kuno, kendaraan angkut personil dan meriam yang digunakan dalam pertempuran tersebut.
Benda bersejarah yang paling menarik adalah pesawat Mustang P-51 Belanda yang berhasil
ditembak jatuh ke dalam Rawa Pening
2. Tugu Pahlawan, Surabaya
Tugu yang terletak di Jalan Tembaan, Bubutan, Surabaya ini adalah sebuah monumen yang
didirikan untuk mengenang peristiwa Pertempuran 10 November 1945. Monumen ini setinggi
41,15 meter berbentuk lingga. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan sebanyak 10
lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan lengkungan tersebut mengandung
makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, di mana arek-arek Suroboyo
berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
3. Bandung Lautan Api
Terletak di kawasan Lapangan Tegallega, Monumen Bandung Lautan Api dibangun untuk
memperingati peristiwa Bandung Lautan Api. Pada 23 Maret 1946. Peristiwa di mana terjadi
pembumihangusan Bandung Selatan yang dipimpin oleh Muhammad Toha. Hal ini dilakukan
untuk mencegah tentara Sekutu dan NICA Belanda untuk dapat menggunakan kota Bandung
sebagai markas strategis militer.
Sekarang, setiap tanggal 23 Maret tempat ini merupakan lokasi puncak pawai Bandung Lautan
Api yang rutin diselenggarakan di Bandung.
4. Monumen Dokter Kariadi (Tugu Muda)
Tugu di Jalan Pemuda Semarang ini dibangun untuk mengenang perjuangan pemuda Semarang
dalam mempertahankan kemerdekaan melawan Jepang yang terkenal dengan peristiwa
Pertempuran 5 Hari di Semarang pada 14 hingga 18 Oktober 1945. Sebagai bukti mereka kala
itu dengan semangat berani mati mempertahankan kemerdekaan negara yang baru beberapa
pekan di Proklamasi di Jakarta.
5. Monumen Pancasila Sakti
Monumen yang terletak di daerah Lubang Buaya, Cipayung Jakarta Timur ini dibangun untuk
mengingatkan kita tentang sekitar peristiwa pergerakan 30 September oleh PKI yang menelan
korban petinggi-petinggi Angkatan Darat. Di sini terdapat diorama yang menggambarkan
penyiksaan para petinggi tersebut dan juga foto-foto terkait peristiwa tersebut. Peristiwa yang
sampai sekarang menjadi titik hitam bagi sejarah bangsa kita, walau banyak versi yang mulai
terungkap.
6. Monumen Yogya Kembali
Monumen Yogya Kembali di Jalan Ring Road Utara KM 8 Yogyakarta ini dibangun pada tanggal
29 Juni 1985. Nama Yogya Kembali dipilih dengan maksud sebagai peringatan dari peristiwa
sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari ibukota RI Yogyakarta pada tanggal 29 Juni
1949. Hal ini merupakan tanda awal bebasnya bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintahan
Belanda.
Pada rana pintu masuk dituliskan sejumlah 422 nama pahlawan yang gugur di daerah
Wehrkreise III (RIS) antara tanggal 19 Desember 1948 sampai 29 Juni 1949.
Perjuangan para pahlawan yang telah rela mengorbankan jiwa, raga, harta merupakan hal yang
tak ternilai bagi kemerdekaan yang kita jalani saat ini.
1. Garuda Wisnu Kencana, Bali
Garuda Wisnu Kencana berada di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana,
Jimbaran, Bali. Disana terdapat patung berwujud Dewa Wisnu, sang Dewa
Pemelihara (Sthiti) dalam agama Hindu yang dibuat oleh seorang pematung
Bali ternama, I Nyoman Nuarta.
Patung Garuda Wisnu Kencana [imagesource]Patung ini merupakan simbol dari misi
penyelamatan lingkungan dan dunia. Terbuat dari campuran tembaga dan
baja 4000 ton, tingginya sekitar 75 meter dan lebarnya 60 meter. Sekarang
monumen ini telah dikembangkan menjadi taman budaya dan menjadi ikon
pariwisata Bali maupun Indonesia.
2. Monumen Kretek Indonesia, Bentuknya
Seperti Daun Tembakau
Sekarang namanya diubah menjadi “Gerbang Kudus Kota Kretek”. Berada di
gerbang masuk kota Taman Tanggul Angin. Gerbang ini memisahkan antara
Kabupaten Kudus dan Kabupaten Denmark. Monumen ini melambangkan
kota asal dari rokok kretek yang tidak lain adalah Kudus.
Monumen Jalesveva Jayamahe [Image Source]Di atas monumen ini terdapat sebuah
patung yang menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut lengkap
dengan pakaian dinasnya. Patung itu tingginya sekitar 30,6 meter. Selain
sebagai monumen, bangunan ini juga berfungsi sebagai mercusuar bagi
kapal-kapal yang berlayar di laut sekitar.
6. Monumen Panca Benua Atau Groundzero
Bali
Monumen Ground Zero atau Monumen Panca Benua terletak di Legian, Kuta,
Bali. Bangunan ini dibangun untuk mengenang para korban bom Bali yang
terjadi pada tahun 2002 lalu. Monumen yang selesai dibangun tahun 2003 ini
digagas oleh Nyoman Rudana.
Monumen Ground Zero Bali [Image Source]Di dinding monumen tersebut terdapat
88 nama para korban bom Bali. Korban tersebut itu terdiri dari turis Australia,
Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Perancis dan masih banyak lagi
termasuk warga Bali itu sendiri. Setiap tahunnya, banyak turis dari anggota
keluarga bom Bali datang ke monumen ini untuk berdo’a dan mengenang
tragedi mengenaskan ini.
7. Monumen Jogja Kembali, Yogyakarta
Monumen Jogja Kembali di bangun pada 29 Juni 1985 silam atas gagasan
kolonel Soegiarto, walikotamadya Yogyakarta tahun 1983. Di bagian pintu
masuknya tertulis 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III
(RIS) antara tanggal 19 Desember 1948 – 29 Juni 1949.
Tugu ini bisa jadi salah satu tugu paling bersejarah di Jayapura, atau mungkin di Papua.
Dibangun untuk mengenang pembebasan Irian Barat dari tangan penjajah, tugu ini berdiri
kokoh sampai sekarang di Jalan Sam Ratulangi, Jayapura. Nama Pepera diambil dari
kegiatan rakyat bernama Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) pada tahun 1969. Kegiatan
ini seperti kegiatan pemungutan suara yang menentukan posisi Irian Barat apakah masuk ke
dalam negara Indonesia atau tidak.
10. Tugu Khatulistiwa
Keistimewaan Tugu Khatulistiwa ada pada tanggal 21-23 Maret dan 21-
23 September, di mana Anda dapat menemukan peristiwa titik kulminasi
Matahari yang terjadi 1-2 tahun sekali yang merupakan fenomena alam
ketika matahari berada di atas garis khatulistiwa.
DI SUSUN OLEH :
AURA TANZILA
XI IPA 1