Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bawah kavum uteri
(Prawirohardjo, 2010). Klasifikasi presentasi bokong yaitu : letak bokong
dengan kedua tungkai terangkat ke atas, letak sungsang sempurna, di mana
letak kaki ada di samping bokong, letak sungsang tidak sempurna yaitu letak
sungsang di mana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut
(Purwaningsih, 2010).
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan
presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab
kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah
prematuritas dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat
hipoksia atau perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi
bokong banyak dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan
dengan tindakan-tindakan untuk mengatasi macetnya persalinan (Manuaba,
2010).
dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu
dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika
dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presentasi bokong
terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang
tidak baik pada Pintu Atas Panggul (Syaifuddin, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan
masalahnya sebagai berikut: bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien post partum spontan dengan indikasi letak sungsang/presentasi bokong

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan karya tulis ilmiah adalah untuk mengetahui gambaran dan
penatalaksanaan perawatan pada kasus post partum spontan dengan
indikasi letak sungsang
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien post
partum spontan dengan indikasi letak sungsang yang meliputi:
1. Pengkajian pada klien post partum spontan dengan indikasi letak
sungsang.
2. Menegakkan diagnosa keperawatan pada klien post partum spontan
dengan indikasi letak sungsang.
3. Intervensi keperawatan pada klien post partum spontan dengn indikasi
letak sungsang.
4. Implementasi keperawatan pada klien post partum spontan dengan
indikasi letak sungsang.
5. Evaluasi keperawatan pada klien post partum spontan dengan indikasi
letak sungsang.

1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan masukan dan menambah referensi dalam
mengaplikasikan tindakan keperawatan yang telah dijalankan.
2. Membantu menambah referensi dalam hal pemahaman
perkembangan pengetahuan dan penatalaksanaan dapat digunakan untuk
menetapkan strategi yang tepat sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas meliputi bio- psiko- sosial- spritual. Yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan post partum spontan dengan
indikasi letak sungsang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dasar pennyakit

2.1.1 Definisi
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.
Presentasi bokong ( breech presentation ) adalah contoh malpresentasi yang
paling umum, terjadi pada 3 % sampai 4 % kelahiran dan 25 % kelahiran prematur.
2.1.2 Etiologi
Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu :
1. Kelainan dari Ibu
a. Kelainan Uterus
b. Tumor dari uterus yang mendesak uterus
c. Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak
janin
d. Kelainan panggul : pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit
dapat mengganggu fiksasi dari kepala janin.
e. Kelainan dari jumlah air ketuban Hidramnion menyebabkan terlampau
bebasnya pergerakkan janin dalam uterus sehingga fiksasi kepalaterganggu
dan pada oligohidramnion gerakan janinterbatas sehingga terhalang versi
spontan dari janin.
f. Kelainan implantasi plasenta, misalnya plasenta previa yang menghalangi
turunnya kepala ke pintu atas panggul.
2. Kelainan dari Janin
a. Bayi prematur, pada bayi prematur ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala
tidak sempurna
b. Kehamilan ganda, umumnya pada kehamilan kembar, janin
menyesuaikandirinya dalam rahim.
c. Bayi mati, presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan
janin tidak ada lagi.
d. Bayi dengan kelainan bawaan, kelainan bawaan pada kepala bayi dapat
mengganggu fiksasi dari kepala bayi, misalnya hidrosefalus, ansefalus dan
mikrosefalus.
2.1.3Patofisiologi
letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Namun sebagian berada
dalam posisi sungsang.
2.1.4 Pathway

Fase Antenatal

Belum cukup bulan Cukup bulan / lebih


(<37 minggu) (≥37 minggu)

Jumlah air ketuban Janin tumbuh cepat


relatif banyak

Jumlah air ketuban


Janin bergerak berkurang
Lebih bebas

Ruang terbatas
Janin dalam
presentasi bokong
Pergerakan kurang
leluasa

Tahanan Penurunan Mal presentasi


jalan lahir janin janin
meningkat Kelainan Presentasi
maternal dan kepala
Risiko cedera fetal
Nyeri Obstruksi Episiotomi Terhadap janin

Krisis situasi

Risiko cedera
Terhadap maternal Koping tidak
efektif
2.1.5 Pemeriksaan
1. Kepala janin terpalpasi diatas umbilikus.
2. DJJ terdengar paling jelas diatas umbilikus atau apabila terdengar disuprapubis,
bunyi jantung menjadi lebih keras ketika dilanjutkan kearah fundus uterus.
3. Pergerakan janin terasa kuat jauh dari fundus.
4. Diagnosis diperkuat oleh pemeriksaan USG atau pemeriksaan per vaginam.
Pemeriksaan per vaginam : Palpasi bokong yang lunak dan tiga are yang keras :
sakrum janin dan dua tuberositas iskial.
2.1.6 Klasifikasi
Presentasi ditentukan oleh posisi ektremitas bawah. Terkadang letaknya lebih
melintang bukan longitudinal.
1. Ekstensi ( Frank ) (gambar a)
Posisi ini paling sering ditemukan yang terjadi pada 75 % presentasi bokong
primigravida dan 50 % multigravida. Penempelan yang baik terhadap serviks
mungkin dilakukan tetapi tungkai yang ekstensi dapat membebat janin yang
menghambat fleksi lateral tubuh. Pelahiran tungkai memerlukan bantuan.
2. Fleksi ( sempurna atau seluruhnya ) (gambar b)
Terjadi terutama pada ibu multiggravida dengan diameter pelvis baik atau pada
gestasi multipel. Terdapat risiko prolaps tali pusat. Pelahiran spontan atau
pelahiran ekstremitas bawah yang mudah mungkin dilakukan.
3. Footling atau knee ( tidak sempurna ) (gambar c)
Presentasi ini jarang terjadi. Terdapat penempelan yang buruk pada serviks,
sehingga memiliki risiko yang lebih tinggi terjadinya prolaps tali pusat. Presentasi
ini dapat mengindikasikan kesulitan dalam penurunan, sehingga
direkomendasikan pelahiran dengan sectio cesaria.

3. Penanganan
Penanganan dalam kehamilan :
a. Knee Chest Position ( KCP )
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan setelah
melakukan KCP ini. Dilakukan 2 – 3 kali sehari selama 10 – 15 menit.
Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga terjadi versi
spontan. Usia kehamilan yang dianjurkan untuk melakukan KCP adalah pada
usia kehamilan 30 – 32minggu.
Perawatan kolaboratif :
Intervensi yang dilakukan meliputi versi luar (external chepalic version,ECV),
partus percobaan, induksi, amniotomi, dan prosedur operatif (bantuan forcep,
ekstraksi vakum, kelahiran sc)
a. Versi Luar
Versi luar adalah upaya memutar janin dari presentasi bokong ke presentasi
kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada
primigravida 32 – 34 minggu dan pada multigravida 34 – 36 minggu.
Sedangkan setelah 38 minggu versi luar sulit dilakukan karena janin sudah
cukup besar, jumlah air ketuban sudah berkurang.
Syarat-syarat versi luar :
1. Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam
2. Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul
3. Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin
4. Selaput ketuban masih utuh
b. Partus percobaan
Suatu periode yang bisa diterima (4-6 jam) untuk persalinan aktif. Periode ini
memungkinkan pengkajian kelahiran per vaginam yang aman untuk ibu dan
janin.
c. Induksi persalinan
Adalah dimulainya kontraksi persalinan sebelum awitan spontannya untuk
tujuan mempercepat kelahiran. Indikasinya antara lain : hipertensi akibat
kehamilan, DM, dan masalah maternal lain.
d. Amniotomi
Dapat digunakan untuk menstimulasi persalinan bila kondisi serviks
mendukung. Persalinan dimulai 12 jam setelah ketuban ruptur.
e. Prosedur operatif
 Bantuan forcep
Dua buah instrumen dengan bilah melengkung digunakan untuk pelahiran
kepala janin
 Ekstraksi vakum
Metode persalinan dengan memasang sebuah mangkuk (cup) vakum
dikepala janin dan tekanan negatif.
 Sectio caesarea
Kelahiran janin melalui insisi transabdomen pada uterus.
2.2 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
 Identitas pribadi
 Anamnesis penyakit
Riwayat penyakit :
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
 Kebutuhan harian :
a. Aktifitas / Istirahat :
Melaporkan keletihan, kurang energi
Letargi, penurunan penampilan
b. Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat
c. Eliminasi
Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada
d. Integritas ego
Mungkin sangat cemas dan ketakutan
e. Nyeri / Ketidaknyamanan
Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau setelah
persalinan terjadi (disfungsi fase aktif sekunder).
Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih lama pada
nulipara (rata- rata adalah 8 ½ jam), atau 14 jam pada multipara (rata – rata
adalah 5 ½ jam).
f. Keamanan
Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu dalam upaya
untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala
Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi (mis.,dagu
wajah, atau posisi bokong)
Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang
dari 2 cm/jam pada multipara
g. Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara
Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi
multipel,janin besar atau grand multiparitas.
 Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : cm
Tekanan darah, Nadi, Pernapasan, Suhu
Anemis, Ikterus, Cianosis, Dyspneu, Edema
 Status kehamilan
TFU, Teregang, Terbawah, Gerak, DJJ, His, Ebw.
Adekuat panggul:
a. Promontorium
b. Linea innominata
c. Spina ischiadica
d. Os sacrum
e. Os coccygeus
f. Arcus pubis
Kesan : panggul adekuat
VT
 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
USG
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir
b. Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada
penurunan janin
c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan
lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit nyeri berkurang.
Kriteria hasil :
 Pasien tampak lebih nyaman
 wajah menunjukan nyeri berkurang
 Mampu melakukan teknik relaksasi
Intervensi :
1. Buat upaya yang memungkinkan klien/pelatih untuk merasa nyaman
mengajukan pertanyaan
2. Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana
3. Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu
4. Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran
bantal, pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)
5. Anjurkan dan bantu klien dalam perubahan posisi
6. Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi dan kontraksi terjadi
b. Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan dengan obstruksi
mekanis pada penurunan janin
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit ibu bebas dari
risiko cedera pada proses pelahiran
Kriteria hasil :
 Ibu akan melahirkan dengan cedera minimal atau tidak mengalami cedera
Intervensi :
1. Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan, dan durasi
2. Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat
sebelum awitan persalinan
3. Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik
4. Catat penonjolan , posisi janin dan presentasi janin
5. Tempat klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring dan
ambulasi sesuai toleransi
6. Gunakan rangsang putting untuk menghasilkan oksitosin endogen.
7. Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio sesaria sesuai indikasi
c. Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi
janin
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit janin bebas dari
cedera pada proses pelahiran.
Kriteria hasil :
 Janin lahir tanpa mengalami cedera atau distress janin
Intervensi :
1. Kaji DDJ secara manual atau elektronik,perhatikan variabilitas,perubahan
periodik dan frekuensi dasar.
2. Perhatikan tekanan uterus selama istirahat dan fase kontraksi melalui
kateter tekanan intrauterus bila tersedia. Tekanan kontraksi lebih dari 50
mmHg menurunkan atau mengganggu oksigenasi dalam ruang intravilos
3. Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi uterus.beritahu dokter bila
frekuensi 2 menit atau kurang
4. Siapkan untuk metode melahirkan yang paling layak, dalam presentasi
bokong (kelahiran sectio caesarea)
d. Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x20 menit ibu mampu
menggunakan pola koping yang efektif dan positif
Kriteria hasil :
 Ibu akan memperlihatkan rasa cemasnya berkurang
 Ibu akan menggunakann pola koping efektif untuk mempertahankan
konsep diri yang positif
Intervensi Keperawatan :
1. Kaji derajat nyeri dalam hubungannya dengan dilatasi atau penonjolan
2. Kenali realitas keluhan klien akan nyeri / ketidaknyamanan
3. Tentukan tingkat ansietas klien dan perhatikan adanya frustasi
4. Berikan informasi faktual tentang apa yang terjadi
5. Berikan tindakan kenyamanan dan pengubahan posisi klien.
6. Anjurkan penggunaan tehnik relaksasi dan pernafasan yang dipelajari
Daftar Pustaka

Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka
http://www.scribd.com/doc/64443986/presentasi-bokong-baru

Anda mungkin juga menyukai