Anda di halaman 1dari 7

PATUNG PATUNG DI INDONESIA

1. Tugu malang

Alun-Alun Bundar adalah alun-alun atau tanah lapang yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur.
Alun- alun ini dibangun pada tahun 1920 oleh orang Belanda Thomas Karsten. Di bagian tengah
alun-alun ini terdapat sebuah tugu yang dikelilingi oleh kolam teratai. Alun-Alun Bundar terletak
di depan Balai Kota Malang.

Alun- alun Bunder ini merupakan simbol kekuasaan kolonial Belanda di Kota Malang, karena
pemerintah kolonial beranggapan bahwa Alun- alun kota Malang terlalu berbau indisch. Pada
awalnya nama taman ini adalah JP Coen Plein, sebagai bentuk penghormatan kepada Gubernur
jendral Jaan Pieterzoen Coen.

Fondasi tugu yang berada di bagian tengah alun-alun ini dibangun pada tahun 1945 dan pernah
dihancurkan Belanda saat menguasai Kota Malang. Pada tahun 1952, tugu ini dibangun kembali
yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953. Alun-Alun Bundar
merupakan markah tanah Kota Malang selain Adimarga Ijen.
Bentuk: Representatif
Teknik : Teknik cor
2. Patung Pemuda Membangun ( Jakarta )

Patung Pemuda Membangun atau lebih dikenal dengan sebutan Patung Pizza Man adalah
monumen yang terletak di bunderan air mancur Senayan. Monumen yang terletak tidak jauh
dari pertokoan Ratu Plaza ini, dibuat oleh tim patung yang tergabung dalam Biro Insinyur
Seniman Arsitektur (ISA) di bawah pimpinan Imam Supardi. Penanggung jawab pelaksanaan
ialah Munir Pamuncak.[1]
Keberadaan patung ini bertujuan untuk mendorong semangat membangun yang pada
hakekatnya harus dilakukan oleh para pemuda atau orang-orang yang berjiwa muda. Oleh
karena itu patung ini diberi nama "Patung Pemuda Membangun". Patung tersebut diletakkan di
bunderan air mancur Senayan, karena praktis dan strategis. Praktis karena tempatnya luas,
cukup memenuhi persyaratan untuk memasang patung besar dan strategis karena tempat
tersebut merupakan titik pertemuan dari dan ke segenap penjuru kota Kebayoran Baru dan
sekitarnya. Selain itu keberadaannya juga dekat dengan kompleks olahraga Senayan serta tidak
jauh dari Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat.[1]
Bentuk : Representatif
Teknik : Teknik Cor
3. Tugu Pahlawan ( Surabaya )

Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Tinggi
monumen ini adalah 41,15 meter dan berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen
berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11
ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu
tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat
Indonesia. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November
1945 di Surabaya, di mana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama
Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat
perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun 1945 ketika banyak
pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.
Bentuk : Non figurative
Teknik : Teknik Cor

4. Patung Garuda Wisnu Kencana ( Bali )

Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini berdiri
menjulang di dalam kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dan merupakan karya
pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya
dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara
(Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya
yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan
ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20
km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu
Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat
dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter.
Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi salah satu patung terbesar di Asia dan
akan lebih tinggi daripada Patung Liberty.
Bentuk : Representatif
Teknik : Teknik cor

5. Patung Jendral sudirman ( Jakarta )

Patung Jenderal Sudirman merupakan salah satu patung yang berada di Jakarta tepatnya di
kawasan Dukuh Atas, depan Gedung BNI, Jalan Jenderal Sudirman. Patung ini memiliki tinggi
keseluruhan 12 meter dan terdiri atas: tinggi patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5
meter. Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar 3,5 miliar
Rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung,
Sunario.Sosok Jenderal Sudirman digambarkan berdiri kokoh menghormat dan kepala sedikit
mendongak ke atas untuk memberi kesan dinamis. Karena berdiri di tengah kawasan yang
penuh dengan beragam aktivitas, patung sengaja didesain sederhana dan tidak memerlukan
banyak rincian.
Bentuk : Representatif
Teknik : Teknik cor
6. Patung Moh.Husni Thamrin

Mohammad Husni Thamrin (Ejaan Van Ophuijsen: Mohammad Hoesni Thamrin, lahir di
Weltevreden, Batavia, 16 Februari 1894 – meninggal di Senen, Batavia, 11 Januari 1941 pada
umur 46 tahun) adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian dianugerahi gelar
pahlawan nasional Indonesia.
Bentuk : Representatif
Teknik : Teknik cor

7. Tugu Proklamasi ( Pontianak )

Tugu Proklamasi adalah tugu peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang
berdiri di kompleks Taman Proklamasi di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Taman tersebut
berlokasi di bekas kediaman Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur 56. Rumah tersebut, telah
dihancurkan, adalah lokasi pembacaan proklamasi kemerdekaan.[1]Pada kompleks juga
terdapat monumen dua patung Sukarno-Hatta berukuran besar yang berdiri berdampingan,
mirip dengan dokumentasi foto ketika naskah proklamasi pertama kali dibacakan. Di tengah-
tengah dua patung proklamator terdapat patung naskah proklamasi terbuat dari lempengan
batu marmer hitam, dengan susunan dan bentuk tulisan mirip dengan naskah ketikan aslinya
Bentuk : Representatif
Teknik : Teknik cor
8. Patung Dirgantara ( Jakarta )

Monumen Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah
satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan
Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang
dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena
merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di
Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Ide pertama pembuatan patung adalah dari Presiden Soekarno yang menghendaki agar dibuat
sebuah patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini
menggambarkan manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa
Indonesia untuk menjelajah angkasa
Bentuk : Representatif
Teknik : Teknik Cor

9. Patung Selamat Datang ( Jakarta )

Monumen Selamat Datang adalah sebuah monumen yang terletak di tengah Bundaran Hotel
Indonesia, Jakarta, Indonesia. Monumen ini berupa patung sepasang manusia yang sedang
menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke utara yang
berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional.[1]
Bentuk : Representative
Teknik : Teknik cor
10. Tugu Jogja ( Yogyakarta )

Tugu Yogyakarta (bahasa Jawa: ꦠꦸꦒꦸꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ, translit. Tugu Ngayogyakarta) adalah sebuah
tugu atau monumen yang sering dipakai sebagai simbol atau lambang dari kota Yogyakarta.
Tugu ini dibangun oleh pemerintah Belanda setelah tugu sebelumnya runtuh akibat gempa yang
terjadi waktu itu. Tugu sebelumnya yang bernama Tugu Golong-Gilig dibangun oleh
Hamengkubuwana I, pendiri kraton Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jalan Jenderal
Sudirman dan Jalan Margo Utomo ini, mempunyai nilai simbolis dan merupakan garis yang
bersifat magis menghubungkan laut selatan, kraton Jogja dan gunung Merapi. Pada saat
melakukan meditasi, konon Sultan Yogyakarta pada waktu itu menggunakan tugu ini sebagai
patokan arah menghadap puncak gunung Merapi.

Tugu ini sekarang merupakan salah satu objek pariwisata Yogya, dan sering dikenal dengan
istilah “tugu pal putih” (pal juga berarti tugu), karena warna cat yang digunakan sejak dulu
adalah warna putih. Tugu pal ini berbentuk bulat panjang dengan bola kecil dan ujung yang
runcing di bagian atasnya. Dari kraton Yogyakarta kalau kita melihat ke arah utara, maka kita
akan menemukan bahwa Jalan Malioboro, Jalan Margo Utomo, tugu ini, dan Jalan A.M. Sangadji
akan membentuk satu garis lurus persis dengan arah ke puncak gunung Merapi.
Bentuk : Non Representatif
Teknik : Teknik cor

Anda mungkin juga menyukai