Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SENI BUDAYA

Seni Patung
Guru Pembimbing : Rika Silvia A, S.Pd

Disusun

O
L
E
H

Nama : Khalisya Medina


Kelas : IX.14

MTSN 6 PADANG
KEMENTRIAN AGAMA KOTA PADANG
Sejarah Patung Pancoran atau Patung
Dirgantara
Indonesia merupakan Salah satu negara yang
banyak menyimpan sejarah. Beragam jenis
karya seni tiga dimensi dapat diabadikan di
tempat-tempat tertentu, khususnya karya seni
tiga dimensi patung. Jakarta termasuk kota
yang menyimpan banyak sejarah. Namun
karena pengaruh efek modernisasi,
masyarakat sering melupakan hal-hal yang
terjadi di masa lampau. Sejarah di kota
Jakarta yang dapat selalu diingat adalah
adanya Patung Pancoran karena patung ini
berdiri megah di pusat keramaian Jakarta.
Lihat saja ketika Anda berkendara melintasi
Jalan Gatot Subroto, Jakarta, mata pasti akan
langsung tertuju pada patung yang menjulang
tinggi ini.
Letak patung pancoran: Patung ini dikenal
dengan nama Patung Pancoran, namun
sebenarnya patung ini bernama Patung
Dirgantara. Mengapa orang-orang biasa
menyebut patung ini PatHal ini dikarenakan
letak patung ini berada di tengah perempatan
Pancoran

yang membatasi daerah Perdatam dengan


Tebet, Jakarta Selatan. Karena hal inilah
orang-orang biasa menyebutnya Patung
Pancoran.

Lokasi Patung Pancoran berada di depan


komplek perkantoran Wisma Aldiron
Dirgantara yang dulunya merupakan Markas
Besar TNI Angkatan Udara dan Bandar Udara
Domestik Halim Perdana Kusuma. Patung ini
berdiri kokoh diatas tugu miring yang
membelah fly over di kawasan Pancoran. Lalu
mengapa patung ini dinamakan Patung
Dirgantara? Yuk, kita simak ulasan berikut.
Asal Mula Nama Patung dirgantara : Ide
pembuatan patung ini sesuai dengan
keinginan Presiden Ir. Soekarno yakni
mengenai dunia penerbangan Indonesia
(Dirgantara). Patung ini menggambarkan
manusia angkasa, yang artinya menunjukkan
semangat keberanian bangsa Indonesia
didasarkan pada kejujuran, keberanian
dansemangat mengabdi.

Menurut Edhi Sunarso, patung ini merupakan


gambaran untuk memimpin penerbangan
Indonesia agar lebih maju karena dulunya
berada di belakang markas AU. Model yang
memperagakan pose dari patung ini adalah Ir.
Soekarno dan wajah dari patung ini adalah
Edhi Sunarso.
Posisi Tubuh Patung Pancoran
Tubuh Patung Pancoran ini berposisi berdiri
dengan tangan yang mengacung ke arah
utara yaitu mengarah pada Bandar Udara
Internasional Kemayoran. Dulu, bandara itu
merupakan bandara yang melayani seluruh
rute penerbangan domestik dan internasional,
namun saat ini Bandara Kemayoran dipindah
ke Bandara International Soekarno Hatta,
Cengkareng, Jakarta.

Pembuatan Patung Pancoran


Patung Pancoran (patung dirgantara) dibuat
sekitar tahun 1964 – 1966 berdasarkan
rancangan Edhi Sunarso. Patung ini
dikerjakan oleh pematung keluarga Arca
Yogyakarta PN Hutama Karya dan IR. Sutami
sebagai arsitek pelaksana. Untuk proses
pengecorannya, dilakukan oleh pimpinan I
Gardono. Pengerjaan patung sebenarnya
selesai pada tahun 1964 di Yogyakarta,
namun sempat mengalami keterlambatan
karena adanya peristiwa Gerakan 30
September PKI tahun 1965 dan akhirnya
selesai pada akhir tahun 1966.
Akan tetapi, bila Patung Pancoran diamati
lebih dekat, permukaan patung sebenarnya
masih terlihat kasar. Banyak tambalan las
penyambung antara satu bagian dengan
bagian lainnya. Patung terlihat masih kasar
dikarenakan Edhi Sunarso mengumpulkan
semua barang yang terbuat dari perunggu,
kemudian dileburkan dan beberapa bagian
lainnya disambung. Meskipun begitu,
bangunan patung ini sangat kokoh karena
adanya penopang yang melengkung
setengah kurva tanpa tiang penyangga.

Proses Pemasangan Patung Pancoran


Proses pemasangan Patung Pancoran selalu
ditunggui oleh Ir. Soekarno, sehingga
mengakibatkan aparat keamanan negara
sering kerepotan saat bertugas menjaga
keamanan. Patung ini terbuat dari bahan
perunggu yang memiliki berat keseluruhan 11
ton dengan tinggi 11 meter dan tinggi voetstuk
(kaki patung) 27 meter. Dengan pemasangan
menggunakan derek tarikan tangan, patung
ini terbagi dalam potongan-potongan yang
masing-masing beratnya 1 ton.
Biaya Pemasangan Patung
Biaya pemasangan patung baru bisa dibayar
sekitar 5 juta dari total dana 12 juta yang
sementara masih ditanggung oleh Edhi
Sunarso. Patung ini merupakan monumen
terakhir yang tak pernah diresmikan oleh Ir.
Soekarno karena beliau terlanjur sakit, lalu
gugur. Biaya pemasangan tak pernah dilunasi
oleh pemerintah walau Ir. Soekarno sempat
menjual mobil pribadinya yang harganya
sekitar 1 juta. Biaya pemasangan patung pun
tidak bisa dilunasi. Kini, Edhi Sunarso telah
wafat pada hari Senin, tanggal 4 Januari
2016, pukul 22.53. Jenazah Almarhum Edhi
Sunarso disemayamkan di Sleman,
Yogyakarta dan dimakamkan di Makam
Seniman Imogiri.

Siapakah Edhi Sunarso


Edhi Sunarso adalah salah seorang pelopor
seni patung modern Indonesia yang jarang
diliput oleh pemberitaan. Banyak masyarakat
Indonesia yang masih merasa asing dengan
nama ini. Namun, ternyata Edhi Sunarso
banyak mempersembahkan karya patungnya
untuk Indonesia. Hampir semua karya
patungnya bercerita mengenai perjalanan
sejarah bangsa, yaitu:
Patung Selamat Datang di Bundaran HI
Patung Pancoran (Dirgantara)
Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan
Banteng, Jakarta Monumen Pancasila Sakti di
Lubang Buaya, Jakarta Timur

Karya lain dari Edhi Sunarso yaitu:


Rangkaian diorama sejarah Indonesia di kaki
Monumen Nasional (Monas)
Tugu Muda (Semarang)
Monumen Jendral Gatot Subroto (Surakarta)
Monumen Yos Sudarso (Biak)
Monumen Panglima Sudirman (Pacitan)
Patung Soeharto (Kemusuk, DIY)
Pembersihan Patung Pancoran
Pembersihan Patung Pancoran pertama kali
dilakukan oleh Balai Konservasi Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta pada
tanggal 25 Agustus 2014. Proses
pembersihan Patung Pancoran tidak bisa
dilakukan sekali jalan, namun membutuhkan
empat tahapan, yaitu:
Pembersihan tahap pertama menggunakan
air bersih yang bertujuan untuk
menghilangkan debu-debu yang menempel.

Pembersihan tahap kedua menggunakan


ekstrak jeruk nipis yang bertujuan untuk
menghilangkan polutan, oksidasi dan korosi
(karat) yang ada di badan patung. Setelah itu,
badan patung didiamkan selama 5-10 menit,
lalu dibilas perlahan dengan air bersih.
Pembersihan tahap ketiga menggunakan
bahan kimia senyawa alkali gliserol yang
bertujuan untuk membersihkan polutan dan
korosi akut. Biasanya bagian lekukan di
tangan dan kaki karena bagian tersebut
adalah bagian paling lembab, sehingga
mudah mengalami korosi. Setelah bagian
yang berkarat dilumuri cairan alkali gliserol,
diamkan sejenak selama 5 menit, lalu
dibersihkan menggunakan air bersih,
kemudian dikeringkan dengan aseton.

Pembersihan tahap keempat yaitu patung


dibersihkan secara keseluruhan
menggunakan air bersih. Untuk mempercepat
pengeringan digunakan senyawa organik
aseton yang bertujuan untuk mempercepat
penguapan air yang ada di badan patung.
Setelah benar-benar kering, patung diberi
Paraloid B-72 yang dilarutkan dalam
chlorothene yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung. Hal ini akan menjadikan patung
terlindungi dari berbagai macam faktor
perusak lingkungan. Bila semua proses
pembersihan selesai, patung dapat terawat
setidaknya sampai 5-10 tahun kedepan.
Pembersihan patung membutuhkan waktu
7-10 hari dan dilakukan oleh 7 orang
professional (ahli memanjat dan
membersihkan patung bersertifikat resmi).
Para pekerja bekerja dalam 2 shift karena
maksimal hanya 4 orang yang boleh berada
diatas patung untuk melakukan pembersihan.
Untuk melakukan pembersihan patung
dibutuhkan persiapan matang, yaitu:
Pemasangan alat keamanan dan
keselamatan pada pekerja Pemasangan
konstruksi untuk memanjat patung

Membuat ruang untuk mempermudah tim


dalam melakukan pembersihan
Faktor Yang Berpengaruh Pada Kerusakan
Patung
Patung Pancoran memang nampak terlihat
kokoh, namun sebenarnya tetap ada risiko
yang bisa membuatnya rusak. Ada dua faktor
yang mempengaruhi rusaknya patung, yaitu:
Faktor internal ==> bahan dari patung
Faktor eksternal ==> cuaca, polusi, dan
sebagainya Tantangan Saat Membersihkan
Patung Pancoran
Bukan pekerjaan mudah dalam
membersihkan Patung Pancoran, namun juga
bukan masalah besar. Tantangan utama saat
membersihkan patung yaitu kepadatan lalu
lintas di fly over Pancoran dengan ruang
gerak yang terbatas. Tantangan kedua yaitu
kondisi di bawah patung harus steril dari lalu
lalang kendaraan karena penggunaan bahan
kimia. Untuk pembersihan yang
menggunakan bahan kimia beresiko
dilakukan pada malam hari.

GAMBAR:

Anda mungkin juga menyukai