Saham Adalah Satuan Nilai Atau Pembukuan Dalam Berbagai Instrumen Finansial Yang Mengacu Pada Bagian Kepemilikan Sebuah Perusahaan
Saham Adalah Satuan Nilai Atau Pembukuan Dalam Berbagai Instrumen Finansial Yang Mengacu Pada Bagian Kepemilikan Sebuah Perusahaan
bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Saham yang diterbitkan oleh suatu perusahaan dapat berupa
saham biasa (commonstock) dan saham preferen (preferred stock).
Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada sutau perusahaan. Saham juga dapat
didefinisikan sebagai kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti
dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiappemegangnya. Suatu perusahaan dapat menjual
hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Jika perusahaan mengeluarkan satu kelas saham saja,
maka saham ini dinamakan sebagai saham biasa (common stock). Untuk menarik investor dalam
menanamkan modalnya, maka perusahaan juga bisa mengeluarkan kelas lain dari saham yang disebut
dengan saham preferen (preferred stock) (Hartono, 2010:111).
Perusahaan dapat mengeluarkan dua jenis saham yaitu saham biasa dan saham Preferen. Berikut
penjelasannya.
A. SAHAM BIASA
1. Pengertian dan Konsep Saham Biasa
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan atau surat bukti penyertaan atas suatu perusahaan yang
mengeluarkannya. Perusahaan yang mengeluarkannya berbentuk perseroan terbatas. Sebagaimana saham
istimewa, saham biasa juga memberikan dividen kepada pemilik saham. Dividen dibayarkan kepada
pemilik saham biasa pada akhir tahun dari profit yang diperoleh perusahaan. Pemegang saham adalah
pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan.
Penentuan besarnya tingkat pengembalian dan nilai saham biasa lebih rumit dibandingkan dengan saham
preferen dan obligasi. Hal tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
a. Harapan pendapatan yang akan diperoleh tentu sulit diprediksi.
b. Return saham biasa merupakan gabungan dari dividen dan capital gain atau capital loss.
c. Dividen saham tidak selalu sama setiap periode.
Di Indonesia, pembelian saham harus dilakukan atas kelipatan 100 lembar atau disebut juga dengan 1 lot.
Saham pecahan (tidak bulat 500 lembar) juga dapat diperjualbelikan secara over the counter. 2.
2. Karakteristik Saham Biasa
Saham biasa memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut..
a. Pemegang saham mendapat prioritas dalam pemilihan ketua komisaris.
b. Hak penerbit saham akan diutamakan bila mereka menerbitkan saham baru.
c. Tanggung jawab yang terbatas bisa diberikan terhadap saham yang ada.
3. Hak Pemegang Saham Biasa
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham bisa melakukan berbagai hak. Beberapa hak yang dimiliki
oleh pemegang sahan biasa di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang
saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya.
b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa
berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua saham dibagikan,
sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained
earnings) merupakan sumber dana internal perusahaan.
c. Hak Preemptif
Hak preemptif (preemptif right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan
yang sama ketika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang menyebabkan jumlah
lembar saham yang beredar menjadi lebih banyak, sehingga persentase kepemilikan pemegang
saham yang lama akan turun. Hak ini memberikan prioritas kepada pemegang saham lama untuk
membeli tambahan saham yang baru, sehingga persentase pemiliknya tidak berubah.
B. SAHAM PREFEREN
1. Pengertian Saham Preferen
Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk
menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan
laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada
tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak
istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasuk dana
ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan.
2. Karakteristik Saham Preferen
Saham preferen memiliki beberapa karakteristik yang di antaranya mencakup hal-hal sebagai
berikut.
a. Memiliki berbagai tingkat yang dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda. b.
Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam
hal pembagian dividen.
c. Memilliki dividen kumulatif, yakni dividen yang apabila belum dibayarkan dari periode
sebelumnya, maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa. d.
Memiliki konvertibilitas, yakni dapat ditukar menjadi saham biasa bila kesepakatan antara
pemegang saham dan organisasi penerbit telah terbentuk.
7. Mudah Dijual
Pasar saham memungkinkan kita untuk menjual kapan pun dan di mana pun.
Para ekonom menggunakan istilah "likuid" yang berarti dapat mengubah investasi jenis ini
menjadi uang tunai dengan cepat dan dengan biaya transaksi yang rendah.
Hal ini penting terlebih ketika kita membutuhkan dana berupa uang tunai untuk kebutuhan
mendesak.
Kekurangan :
1. Risiko Lebih Tinggi:
Berinvestasi pada saham-saham yang menjanjikan bisa lebih berisiko dibandingkan berinvestasi
pada perusahaan-perusahaan blue-chip yang lebih mapan. Saham-saham yang menjanjikan
mungkin lebih fluktuatif dan memiliki ketidakpastian yang lebih besar, karena keberhasilannya
sering kali bergantung pada perkembangan masa depan, tren pasar, dan dinamika persaingan.
2. Kurangnya Rekam Jejak:
Saham-saham yang menjanjikan mungkin tidak memiliki rekam jejak kinerja keuangan dan
stabilitas operasional yang terbukti, sehingga sulit untuk menilai kelayakan dan prospek
jangka panjang secara akurat.
3. Sentimen Pasar:
Saham-saham yang menjanjikan mungkin lebih rentan terhadap perubahan sentimen pasar,
spekulasi investor, dan faktor makroekonomi. Perubahan sentimen investor atau kondisi pasar
dapat menyebabkan fluktuasi harga saham yang tajam.
4. Potensi Kerugian:
Berinvestasi pada saham-saham yang menjanjikan mempunyai risiko kerugian modal jika
perusahaan gagal memenuhi ekspektasi, mengalami kemunduran, atau mengalami
perkembangan buruk yang berdampak pada prospek usaha dan harga saham.
5. Kekhawatiran Likuiditas:
Saham-saham yang menjanjikan mungkin memiliki likuiditas yang lebih rendah
dibandingkan dengan saham-saham berkapitalisasi besar, yang dapat membuat lebih sulit
untuk membeli atau menjual saham pada harga yang diinginkan, terutama selama periode
volatilitas pasar yang tinggi.
6. Persaingan Profesional
Investor institusi dan trader profesional memiliki lebih banyak waktu dan pengetahuan untuk
meraup keuntungan berlimpah dari investasi.
Mereka juga memiliki alat perdagangan yang canggih, model keuangan, dan sistem komputer
yang dapat digunakan untuk mencari keuntungan.
Sehingga timbul persaingan antara investor pemula dan investor profesional. Tak perlu panik,
kita bisa mencari tahu cara mendapatkan keuntungan sebagai investor individu.
7. Butuh Waktu untuk Belajar Saham
Dalam jurnal IRS, jika membeli saham sendiri tanpa menggunakan manajer investasi atau
robot investasi, maka kita harus meneliti setiap perusahaan.
Hal ini penting dilakukan untuk menentukan seberapa menguntungkan perusahaan tersebut
sebelum mulai berinvestasi.
Selain itu, kita juga harus belajar bagaimana membaca laporan keuangan dan laporan tahunan
serta mengikuti perkembangan perusahaan di berita.
Singkatnya, meskipun berinvestasi pada saham paling menjanjikan saat ini dapat menawarkan
potensi keuntungan tinggi dan pertumbuhan portofolio, penting untuk menilai risiko terkait
dengan cermat dan mempertimbangkan tujuan investasi, toleransi risiko, dan jangka waktu
sebelum mengambil keputusan investasi apa pun. Diversifikasi dan penelitian menyeluruh
merupakan strategi kunci untuk mengelola risiko dan memaksimalkan kemungkinan keberhasilan
investasi.
Sumber :