Anda di halaman 1dari 1

Monumen Patung Dirgantara (Patung Pancoran)

 Perancang : oleh Edhi Sunarso (kelahiran Salatiga, 2 Juli 1932) di bantu dari Keluarga
Arca Yogyakarta
 Penggagas : Presiden Soekarno
 Model : Bung Karno (Presiden Soekarno)
 Bentuk : menyerupai posisi atlet yang telah melempar cakramnya, tangan kirinya
yang menukik ke belakang berposisi seperti memegang piringan.
 Bahan : Perunggu
 Ukuran : 11 meter. Sementara tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter,
 Berat : Berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan
yang masing-masing beratnya 1 ton.
 Proses : 1964 – 1966 Pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama
Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana. Sedangkan proses pengecorannya
dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan
I Gardono.
 Letak : Monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan
kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas
Besar TNI Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang
menuju Jakarta bagi para pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim
Perdanakusuma.
 Biaya : Total biaya pembuatan Patung Dirgantara atau Patung Pancoran pada
tahun 1964 adalah 12 juta rupiah.
 Makna : Patung ini menggambarkan kekuatan dan kemegahan dunia
penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia
angkasa yang memiliki semangat keberanian Patung ini sebenarnya mempunyai filosofi
yang maknanya melambangkan keberanian, kesatriaan dan kedirgantaraan yang
didasarkan pada kejujuran, keberanian dan semangat mengabdi.

Anda mungkin juga menyukai