Disusun oleh:
Mutiara Damayanti
Beberapa waktu lalu, para pengendara motor Ibukota Jakarta dihebohkan oleh
kebijakan baru dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang melarang
sepeda motor melintas sepanjang Bundaran Hotel Indonesia hingga Jalan Medan
Merdeka Barat. Kebijakan itu baru akan diuji coba pada tanggal 17 Desember
mendatang.
Bundaran Hotel Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Bundaran HI.
Tempat perhelatan berbagai peristiwa ini pernah berperan penting dalam sejarah
Indonesia di mata dunia. Ambil beberapa langkah mundur hingga tahun 1962, di
mana pada tahun itu Monumen Selamat Datang selesai dibangun. Monumen ini juga
dikenal dengan sebutan Tugu Selamat Datang.
Tinggi patung perunggu ini dari kepala sampai kaki 5 meter, sedangkan
tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah kurang lebih 7
meter, dan tinggi kaki patung adalah 10 meter. Pelaksana pembuatan patung ini
adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni. Pada
saat pembuatannya, Presiden Soekarno didampingi Duta Besar Amerika Serikat,
Howard P. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso.
Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Monumen Selamat
Datang kemudian diresmikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1962.
Pada tahun 2002, Bundaran HI direstorasi oleh PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama dengan penambahan air mancur baru, desain kolam baru, dan pencahayaan.
Setelah era reformasi, Bundaran HI menjadi tempat populer untuk melakukan aksi
demonstrasi. Selain itu, setiap hari Minggu pagi, saat dilaksanakan Jakarta Car Free
Day, Bundaran HI dipenuhi oleh orang yang berolahraga, bersepeda, maupun
pedagang kaki lima. Monumen Selamat Datang terletak di pusat Bundaran HI.
Tepatnya di persimpangan jalan M.H. Thamrin dengan Jalan Imam Bonjol,
Jalan Sutan Syahrir dan Jalan Kebon Kacang. Untuk menjangkaunya, Anda dapat
menggunakan bus Transjakarta koridor 1 jurusan Blok M – Kota, turun di halte
bundaran HI.
Patung dengan artistik seni yang tinggi dan dikelilingi dengan air mancur di
sekitarnya. Tidak jarang dari masyarakat Jakarta yang mengabdikan keindahan
artistik patung Arjuna dengan memotret atau berselfi ketika sedang melintasi patung
ini. Patung ini terletak diujung selatan Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat atau
disebelah utara bundaran air mancur ujung Jl. MH Thamrin. Patung Arjuna Wijaya
juga didirika di Taman Siaga atau dikenal dengan Simpang Limanya Boyolali, Jawa
Tengah.
“Sehingga filosifi di balik kemegahan patung Arjuna Wijaya ini perlu diketahui dan
sangat baik diterapkan dalam kehidupan. Artinya, setiap orang atau setiap pemimpin
hendaknya berani melawan kejahatan dan berani menegakkan hukum tanpa pandang
bulu,” imbuh Mufti.
Pertama kali dimulai dengan proses pembuatan gambar sosok Arjuna dan
Batara Kresna yang mengendarai kereta kuda. Kemudian dilanjutkan dengan proses
pembuatan maket. Setelah itu, dilakukan proses pembuatan model patung. Tahapan
selanjutnya adalah dilakukan proses pencetakan. Setelah selesai cara di atas,
dilanjutkan dengan proses pengecoran menggunakan fiber. Setelah pengecoran
pertama selesai dilanjutkan dengan pengecoran dengan menggunakan bahan
tembaga. Proses pembanguna Patung Arjuna Wijaya dibuat oleh Nyoman Nuarta
dengan dibantu oleh 40 pekerja seniman lainnya. Menurut keterangannya,
pembangunan patung ini telah menghabiskan biaya sekitar 290-300 juta rupiah
sesuai harga pada tahun 1987.
Ukuran dan fungsi Patung Arjuna Wijaya
Patung Arjuna memiliki panjang total 25,8 meter dengan panjang patung 25,77
meter dan sisanya dengan panjang 0,03 meter. Ukur tingginya , figure kuda
memiliki tinggi 2,87 meter dan figure atjuna memiliki tinggi 2 meter. Patung Arjuna
Wijaya ini dibngun dengan total lebar 2,8 meter dimana barisan kuda memiliki lebar
2,1 meter dan sisanya dengan lebar 0,7 meter. Patung Arjyna Wijaya dibuat dengan
menggunakan media bahan tembaga dan kuningan . ewarnaan untuk patung ini
menggunakan patina. Sedangkan rangka pada patung ini dirangkai dengan
menggunakan stainless steel. Berat total patung ini sekitar 3,5 ton. Aliran karya pada
patung ini bersifat representative.
Patung Arjuna Wijaya sendiri memiliki fungsi sebagai monumenyang
mengandung filsafat atau cerita masa lalu Indonesia dengan mengambil gambaran
perang Baratayudha, perperangan dahsyat antara keturunan Batara di Padang
Kurusetra. Saat diresmikan pertama kali pada tahun 1987, patung ini dijadikan
sebagai hadiah dari Gubernur DKI Jakarta ada warga DKI dan juga bertepatan
dengan HUT Kemerdekaan RI ke-42 yang akan dirayakan keesokan harinya.
3. Patung Dirgantara Pancoran
Banyak warga Jakarta yang hanya mengenal nama patung ini sebagai Patung
Pancoran namun tidak mengetahui bahwa sebenarnya patung ini bernama Patung
Dirgantara.
4. Tugu Tani
Patung Pemuda membangun atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan
Patung Pemuda - Senayan dan juga Patung Pizza Ma ini lokasi tepatnya berada di
bunderan air mancur Senayan Jakarta Pusat.
Lokasi dari patung ini sangat dekat dekat pertokoan Ratu Plaza. Patung
pemuda senayan jakarta ini dibuat oleh gabungan seniman patung yang membentuk
tim Biro Insinyur Seniman Arsitektur yang dulunya berada di bawah pimpinan Imam
Supardi. Sedangkan penanggung jawabnya diberikan kepada Munir Pamuncak.
Selain itu, sejarah pembuatan patung pemuda di senayan juga telah menyebutkan
bahwa patung ini telah dibuat dair beton yang bertulang serta dicampur dengan
adukan semen. Bahan teraso juga digunakan untuk melapisi bagian luar dari patung.
Sama halnya dengan patung yang lain, patung ini bisa dibilang memiliki
ketinggian yang cukup tinggi. Hingga saat ini patung Pemuda di Senayan tersebut
tetap dirawat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang juga dibantu oleh Dinas
Pertamanan serta Dinas Pemadan Kebakaran.