Anda di halaman 1dari 5

Perubahan Sosial Pasca Tsunami

Aceh

Sejak tahun 1976, organisasi pembebasan bernama Gerakan Aceh Merdeka


(GAM) telah berusaha untuk memisahkan Aceh dari Indonesia melalui upaya
militer. Pada 15 Agustus 2005, GAM dan pemerintah Indonesia akhirnya
menandatangani persetujuan damai sehingga mengakhiri konflik antara
kedua pihak yang telah berlangsung selama hampir 30 tahun.
Pada 26 Desember 2004, sebuah
gempa bumi besar menyebabkan
tsunami yang melanda sebagian besar
pesisir barat Aceh, termasuk Banda
Aceh, dan menyebabkan kematian
ratusan ribu jiwa.
Hari itu, 26 desember 2004 saat mentari
pagi belum begitu terik sinarnya, sebuah
gempa bumi dahsyat mengguncang
bumi Serambi Mekah Aceh.
Gempa yang menurut United States
Geological Survey berkekuatan 9,1 pada skala richter tersebut disusul
tsunami dahsyat yang menenggelamkan daratan aceh selama beberapa saat.
Tsunami tersebut tidak hanya menerjang Aceh saja, tetapi juga banyak
negara mulai Thailand, Malaysia di Asia menyeberang samudra sampai di
benua Afrika setelah terlebih dahulu melewati Srilanka, India dan Maladewa.
Gempa dan Tsunami tersebut telah menewaskan ratusan ribu korban jiwa
meninggal dan puluhan ribu yang hilang tak tentu rimbanya. Peristiwa itu
begitu mencengangkan mata dunia Internasional. Dalam hitungan jam
ucapan belasungkawa mengalir tiada terhenti. Bukan hanya berhenti sampai
disitu saja, sejumlah negara asing pun tergerak untuk mengirim bantuan dan
tim relawan kemanusian di Aceh dan daerah terdampak bencana.
Setelah melewati masa-masa kelam
dan berduka, masyarakat Aceh
kembali berbenah menata puingpuing
kehidupan
yang
turut
dihempas tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 yang lalu. Dibantu
oleh simpati dunia internasional
dalam bentuk dukungan dana dan
tenaga
teknis,
Aceh
kembali
menggeliat.
Masyarakat
korban
tsunami
yang
sebelumnya

menempati barak-barak pengungsian sementara, kini telah kembali


kekampung halamannya dengan menempati rumah-rumah baru bantuan dari
dunia internasional dan juga masyarakat Indonesia.
Banyak kemajuan yang dicapai Aceh dalam tempo yang relatif singkat. Aceh
yang dulunya merupakan daerah tertutup akibat dilanda konflik, kini menjadi
daerah terbuka. Berbagai bangunan fisik yang dibangun oleh pemerintah dan
para donator menjadi denyut nadi pembangunan ekonomi di Aceh saat ini.
Tsunami juga telah membawa berkah tersendiri bagi masyarakat Aceh. Geliat
denyut ekonomi dan perputaran uang dalam proses rekontruksi Aceh telah
mendorong percepatan pembangunan ekonomi di Aceh.
Pasca Gempa dan Tsunami 2004, yaitu pada 2005, Pemerintah Republik
Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka sepakat mengakhiri konflik di Aceh.
Perjanjian ini ditandatangani di Finlandia, dengan peran besar daripada
mantan petinggi Finlandia, Martti Ahtisaari.
Perubahan sosial yang terjadi
secara fisik sangat signifikan.
Damainya
Aceh,
termasuk
persoalan
yang
sangat
konprehensif pasca tsunami. Saat
ini tidak ada lagi para tentara yang
melakukan patroli sepanjang jalan
umum.
Kontak
senjata
dan
tindakan semena-mena, kini sudah
berubah
menjadi
dongeng
pengantar
tidur,
ujarnya.
Masyarakat Aceh kini lebih taat
beragama karena merekalah yang
diselamatkan oleh Allah SWT,
tetapi ada juga yang berubah
menjadi kurang taat karena faktor
Aceh telah dibangun dengan cepat
dan mereka dengan gampang
bermobilitas sosial di Aceh, mereka menjadi malas mengerjakan sesuatu .
Sekarang rakyat Aceh, sudah leluasa pergi kemana-mana tanpa diliputi waswas dengan tuduhan para pihak. Tak takut lagi ditembak, peluru nyasar,
diculik, dan berbagai kemungkinan lain yang tidak mereka harapkan,
paparnya. Selain damai yang telah terformat rapi, tumbuhnya bangunan baru
baik dalam bentuk gedung-gedung maupun perumahan warga miskin yang
telah roboh dan hancur diterjang tsunami, termasuk penambahan rumah yang
belum terbangun sebelumnya.
Kondisi tandus puing tsunami di kawasan pantai laut, sekarang berubah
menjadi perkampungan baru. Pantai Aceh yang landai, dibarengi bangunan
rumah yang teratur, menambah eksotiknya pemandangan sepanjang pantai
eks tsunami saat ini.

Analisis
Telah kita lihat dan saksikan sendiri bagaimana keadaan Aceh saat ini,
beragam pendapat akan kita temui jika kita menanyakan Aceh menurut
mereka. Mulai dari baiknya sampai buruknya.
Perubahan social di Aceh menganut teori Revolusioner ,Mengapa ? karena
perubahan di Aceh Pasca Tsunami sangat cepat .Perubahan social pasca
tsunami Aceh memberi dampak perdamaian di sturuktur social masyarakat
Aceh ,sebelum terjadinya Tsunami ,Aceh merupakan tempat yang tidak aman
karena perselisihan antara pihak GAM dan pemerintah Indonesia ,sering
terjadi konflik senjata.
Perubahan social
pasca
tsunami
aceh
memberi
dampak
negatif
dan positif .Kita
sekarang menilik
ke
dampak
negatifnya sebut
saja soal Agama
,kita
mengenal
Aceh
dengan
sebutan Serambi
Mekah itu adalah
bukti bahwa Aceh
memiliki
budaya
Agama Islam yang
kental didalamnya,
namun setelah terjadinya Tsunami sedikit demi sedikit agama mulai melemah
dan dikesampingkan ,sebagai contoh saat Adzan berkumandang banyak
masyarakat di Aceh bukannya langsung ke Masjid malahan masih nongkrong
di warung kopi ,selain itu masalah Busana ,bagi kaum wanita wajib hukumnya
menutup aurat tetapi karena terpengaruh oleh budaya barat sekarang banyak
wanita di Aceh tidak memakai jilbab ,bahkan memakai pakaian mini.
Sekarang mari kita melihat dampak positif dari perubahan social di Aceh dari
ketidakpedulian masyarakat Aceh ,masih ada juga segelintir orang yang
mendapat petunjuk usai bencana ,diantaranya ada Cina mualaf ,ada juga
yang tadinya tidak taat beragama setelah terjadinya tsunami dia berubah
menjadi taat .kemudian factor ekonomi ,sebelum terjadinya tsunami ada
sebagian orang yang tidak memiliki rumah ,namun setelah tsunami karena
bantuan dari pemerintah dibangunnya perumahan massal ,selain itu lapangan
pekerjaan juga terbuka lebar untuk bermobilitas sosial .

Jadi kesimpulannya perubahan sosial pasca tsunami aceh menganut teori


linier yang bersifat revolusioner karena perubahan yang dilalui masyarakat
berangsur cepat, perubahan sosial tersebut dimulai dari kondisi primitif
karena kondisi fisik kotanya masih rata dengan tanah, bangunan telah hancur
semua ,yang melakukan pembangunan adalah Pemda dan Dinas-dinas
setempat dan juga oleh Korban yang Selamat, Korban Selamat inilah yang
dapat dengan mudah bermobilitas sosial , Contohnya jika dari Korban ada
yang memiliki keahlian dibidang teknik sipil ,mereka akan dipakai jasanya
untuk proyek Pemda sebagai Insinyur pembangunan tata kota di Aceh.
Kondisi budaya yang ada di Aceh mulai berangsur hilang seperti Budaya
menutup aurat dengan mengenakan jilbab kini telah tergerus oleh pengaruh
budaya barat. Aceh sekarang telah bangkit dan pembangunan terjadi dimanamana ,sekarang sudah banyak yang bermobilitas sosial .Kondisi sosial Aceh
sekarang telah balance ,tidak ada lagi konflik senjata. Jadi Masyarakat Aceh
sekarang sudah tentram dan sejahtera.

TUGAS SOSIOLOGI
Tentang

Perubahan Sosial

N a m a : Arta Dewadrajad Herisputra


K e l a s : XII IS 3
No Absen: 07

SMAN 47 Jakarta

Anda mungkin juga menyukai