Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PROYEK SENI BUDAYA

Cari Informasi di interenet mengenai Patung


figuratif dan patung monumen yg ada di Indonesia
dan di negara lain/ luar negara

Ditulis oleh : Imam Suandi

Patung Figuratif yang ada di Indonesia

1.Patung Sura dan Baya

Icon kota Surabaya yaitu patung ikan Sura dan Buaya nampaknya hadir tak terlepas dari
cerita rakyat Surabaya yang selama ini sering diperdengarkan. Menurut cerita rakyat yang
sekaligus menjadi legenda kota Surabaya tersebut, konon di lautan yang sangat luas
terjadi suatu perkelahian antara ikan hiu atau yang disebut sebagai ikan sura.

Akibat perkelahian tersebut, ikan hiu merasa lelah dan pada akhirnya membuat
kesepakatan tentang pembagian wilayah dengan buaya. Hasil dari kesepakatan tersebut
membagi wilayah lautan untuk hiu dan daratan untuk buaya.

Akan tetapi karena ikan di lautan sudah habis, hiu pun mencari mangsa di sungai yang
merupakan daerah kekuasaan milik buaya. Karena mengetahui hal tersebut, akhirnya
buaya pun murka kepada hiu dan akhirnya pertarungan pun dimulai kembali.

Ikan menggigit ekor buaya dan buaya menggigit ekor si ikan sampai hampir putus.
Pertarungan tersebut berakhir dengan ikan yang kembali ke lautan dan buaya tetap berada
di daratan untuk mempertahankan kekuasaannya.

2.Patung Bambu Surabaya


Bambu Runcing adalah senjata tradisional yang digunakan oleh tentara
Indonesia dalam pertempuran melawan kolonialisme Belanda. Tepatnya pada
10 November1945, yang sekarang dirayakan sebagai Hari Pahlawan. Pada masa
peperangan, bambu dibentuk meruncing layaknya tombak untuk menusuk
musuh. Bambu runcing ini dibuat berkaitan dengan terbatasnya senjata modern
yang ada dan untuk menunjukkan semangat di antara para prajurit sebagai
warga sipil Indonesia.

Untuk itulah, Monumen Bambu Runcing ini dibangun, dan terletak di jalan
Panglima Sudirman. Monumen Bambu Runcing adalah ikon pariwisata
Surabaya yang berhubungan dengan situs sejarah perjuangan bangsa.

Monumen ini terdiri dari 5 pilar dan memiliki tinggi yang tidak sama dan
dibentuk seperti bambu runcing. Sayangnya, tidak ada estimasi yang tepat
tentang tinggi pada masing-masing pilar. Pada waktu tertentu, akan ada air yang
mengalir keluar dari bambu runcing, layaknya air mancur. Selain itu, monumen
ini dikelilingi oleh taman kecil yang penuh dengan beragam tanaman hias.

Monumen Bambu Runcing ini terletak di jantung kota Surabaya, di tengah


ramainya lalu lintas jalan Panglima Sudirman. Para pengunjung yang datang ke
Surabaya akan langsung mengenali keberadaan monumen ini saat melintasinya.
Monumen ini juga dekat dengan Kebun Binatang Surabaya, Tunjungan Plaza,
Surabaya Plaza dan Tugu Pahlawan Surabaya.

Patung Monumen yang ada di Indonesia

3.Monumen Selamat Datang (Bundaran HI)


Pembangunan Monumen Selamat Datang atau Patung Selamat Datang ini disebut-sebut bertujuan
untuk menyambut atlet, dan tamu kehormatan berbagai negara saat Pemerintah RI menjadi tuan
rumah Asian Games IV pada 1962 dari arah Monas.

Lokasinya tepat berada di jantung Ibukota, yang mempertemukan Jalan Jenderal Sudirman
dengan Jalan MH Thamrin. Letaknya persis di tengah-tengah bundaran Hotel Indonesia (HI),
dengan sepasang manusia sedang menggenggam bunga dan melambaikan kedua tangannya
menghadap ke arah utara, yaitu pelabuhan.

Ketika itu, para atlet dan ofisial menginap di Hotel Indonesia dan bertanding di komplek olahraga
Ikada, yang sekarang lebih dikenal komplek Gelora Bung Karno, Senayan. Stadion Senayan pada
saat itu adalah stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton.

Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjakan Henk
Ngantung, yang pada saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta. 
Tinggi patung perunggu ini, dari kepala sampai kaki 5 meter. Sedangkan tinggi seluruhnya dari
kaki hingga tangan yang melambai sekitar 7 meter, dan tinggi kaki patung 10 meter. 

Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi Sunarso di
Karangwuni, Kecamatan Wates, Kulon Progo, Yogyakarta. 

Pada saat pembuatannya, Presiden Sukarno didampingi Duta Besar Amerika Serikat Howard P
Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan patung ini
memakan waktu sekitar 1 tahun. Monumen Selamat Datang kemudian diresmikan Sukarno pada
1962.

4.Monumen Pembebasan Irian Barat (Lapangan Banteng)

Pada 1962 Pemerintah RI sedang berjuang membebaskan wilayah Irian Barat


atau Irian Jaya yang sekarang lebih dikenal Papua. Atas dasar solidaritas, Bung
karno menggerekan tekad para pemuda untuk membantu warga Irian Barat yang
tengah berjuang membebaskan diri dari belenggu penjajahan Belanda.

Melalui pidatonya di Yogyakarta, Bung Karno kemudian membangun


monumen pembebasan Irian Barat di Jakarta, yang berlokasi di Jakarta Pusat.
Tepatnya di lapangan Banteng yang tak jauh dari Gereja Katedral, Jakarta
Pusat.

Ide Bung Karno diterjemahkan dalam bentuk sketsa oleh Henk Ngantung, yang
tak lain Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu. Proses pembuatan monumen ini
memakan waktu sekitar 1 tahun dan diresmikan pada 17 Agustus 1963.    

Patung ini menggambarkan seorang laki-laki yang gagah, yang berhasil


memutus mata rantai yang ada di pergelangan tangan dan kakinya. Atau
bermakna pembebesan dari belenggu penjajah.

Patung ini memiliki tinggi dari kaki ke kepala 9 meter, sedangkan tinggi
keseluruhan mencapai 11 meter. Patung yang terbuat dari perunggu sekitar 8 ton
ini dikerjakan oleh tim pematung dari keluarga Arca Yogyakarta.
Patung Figuratif yang ada di luar negeri
1.Merlion Singapura
Merlion pertama kali dirancang sebagai lambang Singapore Tourist Promotion Board
(STPB) pada tahun 1964 dan sang kepala singa dengan badan ikan di atas puncak
ombak ini menjadi ikon Singapura bagi dunia. Patung Merlion dirancang oleh Mr.
Fraser Brunner dan dibangun oleh seniman Singapura, Lim Nang Seng. Patung ini
berukuran tinggi 8,6 meter dan berbobot 70 ton.
Patung Merlion tidak hanya ada satu-satunya di Singapore, namun Patung Merlion
memiliki ukuran yang lebih kecil dan dinamakan sebagai Cub. Cub adalah anak dari
Merlion yang keduanya dibangun di depan Singapore River. Merlion Cub terletak 28
meter di belakang sang Merlion. Peresmian kedua patung tersebut dilakukan pada 15
September 1972. Namun sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1964.
Bentuk patung Merlion adalah Ikan yang melambangkan kota kuno Temasek, yang
jika diartikan dalam bahasa Jawa artinya laut. Temasek ini adalah nama Singapura
sebelum Pangeran Sang Nila Utama mengubahnya menjadi “Singapura” yang dalam
bahasa Sansekerta bermakna Kota Singa.
Ternyata, di balik patung Merlion ini tersimpan sejarah panjang. Bahwa dahulunya
Singapura adalah sebuah perkampungan nelayan yang sederhana.
Sebelumnya, patung Merlion dan anaknya Cub ditempatkan di depan Singapore River
di seberang Elizabeth Walk. Namun akhirnya patung ini dipindahkan ke lokasi baru
yang jaraknya sekitar 120 meter dari lokasinya yang lama.
Saat ini lokasi patung Merlion yang baru dinamakan sebagai Merlion Park. Lokasi
yang sekarang memang jauh lebih strategis, karena menjadi lokasi yang memberikan
panorama langsung ke Marina Bay Sands, Esplanade Theater, dan The Fullerton. Lalu
untuk lokasi Cub, anak dari Merlion diberikan jarak sekitar 28 meter darinya.
Wisatawan yang datang ke Singapura pastinya selalu berburu lokasi yang paling pas
untuk mendapatkan foto yang menarik. Tidak puas rasanya jika mengunjungi
Singapura tanpa membawa oleh-oleh berupa foto dengan patung Merlion ini. Jika
anda ingin mendapatkan foto yang lebih sepi dan tidak terlalu banyak gangguan turis
lain, maka pengunjung bisa memilih berfoto dengan Cub yang ukurannya sedikit lebih
kecil.

2.Patung David, Firenze – Italia


Patung David. Itu selesai pada periode 1501-1504. Ketinggian patung marmer adalah 5,17 m.
Untuk pertama kalinya, itu diserahkan kepada publik pada 8 September 1504 di Signoria
Square di depan Palazzo Vecchio Palace di Florence. Di daerah ini, patung itu berdiri hingga
1873, setelah itu digantikan oleh salinan. Patung asli saat ini terletak di Akademi Seni Rupa
di Florence.

Patung itu menggambarkan Perjanjian Tua Tsar David yang telanjang, yang sedang
mempersiapkan pertarungan dengan Goliat. David muda, yang menjadi raja Yudea dan Israel,
menandatangani duel dengan seorang pejuang besar Goliath, yang merupakan keturunan
Raksasa (Refimov). David memenangkan Goliat dengan bantuan kemampuan dengan
memukul dia di dahinya, setelah itu dia memotong kepalanya. Setelah kemenangan ini,
pasukan Israel dan Yahudi mengusir orang Filistin dari tanah mereka. Ini adalah plot
Perjanjian Lama yang memutuskan untuk melanggengkan Michelangelo dalam patung. Di
sini, Daud sedang mempersiapkan pertarungan dengan seorang pejuang, yang melampaui dia
sesuai dengan kekuatan, tetapi dalam seluruh pikiran ia sepenuhnya mempertahankan
ketenangan. Otot-otot David tegang, dan alis digeser, yang memberikan ekspresi wajahnya
sesuatu yang menakutkan, dan mengatakan bahwa apa pun lawannya, kekuatan Roh Daud
akan melompat semua hambatan. Melalui bahu kiri, pahlawan mempertahankan hak.

Menariknya, Michelangelo pindah dari aturan gambar para pahlawan yang didirikan
kemudian setelah kemenangan atas musuh. Jika dalam bentuk klasik saat itu, para pahlawan
menghadirkan citra khidmat, ketika kemenangan sudah dimenangkan, maka Michelangelo
mencapai semacam inovasi, menggambarkan pahlawan sebelum pertarungan. Dengan
demikian, dua gambar diselaraskan dalam patung sekaligus. Di satu sisi, semua orang tahu
tentang hasil dari pertarungan ini, dan patungnya terlihat sungguh-sungguh. Di sisi lain,
David menyebabkan rasa menunggu, beberapa intrik acara peristiwa, seolah-olah
pertempuran paling legendaris belum berlalu, tetapi hanya akan datang.

Perlu juga dicatat bahwa patung Goliat adalah simbolis. Dalam gambar ini, Michelangelo
memerankan bukan hanya sejarah Perjanjian Lama, tetapi juga mencerminkan suasana hati
yang ada pada masa itu. Dipercayai bahwa di bawah Goliat, dengan siapa David harus
bertarung, di sini adalah raja Prancis Karl VIII dan Ayah Romawi, Alexander Vi Borgia,
yang mencoba menangkap kota. "David" Dalam pengertian ini di sini bertindak sebagai citra
bek legendaris, yang akan keluar oleh pemenang bahkan dari pertarungan yang tidak setara.
Patung Monumen yang ada di luar negeri
3.Rushmore
Gunung Rushmore adalah gunung terkenal di Amerika Serikat tepatnya berada di dekat South
Dakota. Di permukaan granit Gunung Rushmore terdapat ukiran terbesar empat kepala
presiden Amerika Serikat, yaitu George Washington (1732–1799), Thomas Jefferson (1743–
1826), Theodore Roosevelt (1858–1919), dan Abraham Lincoln (1809–1865). Seorang
Denmark-Amerika,Gutzon Borglum mengukir kepala tersebut di Gunung Rushmore.
Seorang sejarawan South Dakota, Doane Robinson, adalah orang pertama yang memiliki
gagasan untuk mengukir wajah orang terkenal di Black Hills untuk mempromosikan
pariwisata di daerah tersebut. Gagasan awalnya sebetulnya adalah hendak mengukir di bagian
gunung yang disebut Needles. Namun Gutzon Borglum menolaknya karena kualitas granit di
sana kurang baik dan ada penentangan yang kuat dari kelompok-kelompok penduduk asli
Amerika.
Akhirnya mereka memilih lokasi Gunung Rushmore, yang juga memiliki keuntungan karena
menghadap ke tenggara sehingga memperoleh paparan sinar matahari secara maksimal.
Robinson semula menginginkan untuk menampilkan pahlawan-pahlawan western
seperti Lewis dan Clark, Red Cloud, dan Buffalo Bill Cody, Tetapi Borglum memutuskan
bahwa ukiran harus lebih bersifat nasional dan memilih wajah keempat presiden tersebut
untuk diukir di gunung.
Setelah mengamankan pendanaan melalui sponsor yang antusias dari "pelindung politik besar
Gunung Rushmore", Senator Peter Norbeck,[4] pembangunan dari ukiran peringatan ini
dimulai pada tahun 1927, dan wajah para presiden yang diukir rampung antara
tahun 1934 sampai 1939.
Dengan meninggalnya Gutzon Borglum pada bulan Maret 1941, puteranya Lincoln
Borglum mengambil alih pembangunan. Walaupun konsep awal bermaksud mengukir setiap
presiden itu dari kepala sampai pinggang, tetapi karena ketiadaan dana terpaksa
pembangunan dihentikan di akhir bulan Oktober 1941.
Gunung Rushmore telah menjadi simbol ikonis kebesaran presiden dan telah muncul dalam
beberapa karya fiksi, dan digambarkan atau dibahas dalam karya populer lainnya. Tempat
tersebut telah menarik lebih dari dua juta orang setiap tahunnya.

4.Patung liberti
Sejarah Patung Liberty bermula pada 1876, yang dirancang oleh pematung Frederic-Auguste
Bartholdi, sebagai perayaan 100 tahun Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Namun,
tahukah kamu kalau Patung Liberty awalnya bukan ditempatkan di New York melainkan
Terusan Suez? Cerita dimulai saat pembangunan Terusan Suez di Mesir pada 1850-an.
Bartholdi mengusulkan sosok menumental berupa wanita berjubah yang mewakili Mesir.
Ketika Terusan Suez hampir selesai pada 1869, Bartholdi mencoba meyakinkan Ferdinand de
Lesseps dan Pemerintah Mesir agar dia bisa membangun patung yang rencananya
ditempatkan di "pintu masuk" kanal itu.
Terinspirasi oleh Colossus of Rhodes, Bartholdi membayangkan patung setinggi 27 meter
sebagai seorang wanita yang menggunakan jubah petani ala Mesir dan memegang obor besar.
Fungsinya adalah sebagai mercusuar memandu kapal menuju ke kanal. Namun, karena
terkendala suatu hal, proyek ini tidak pernah terwujud. Melansir Reuters pada 11 Juli 2020,
Mesir awalnya menolak ide ini karena terlalu mahal, dan Bartholdi mengubah konsepnya
menjadi seorang "dewi kolosal". Desain awal Patung Liberty mengusung konsep "Egypt
Carrying the Light to Asia" (Mesir Menerangi Asia).
Untuk membuat Patung Liberty, Bartholdi juga mempelajari tokoh-tokoh klasik kuno, seperti
Patung Helios yang turut dikenal sebagai Colossus of Rhodes. Akan tetapi, Bartholdi pada
akhirnya tak jadi ditugaskan dalam proyek ini karena terkendala anggaran.Dia meninjau
kembali model awal ini saat merancang monumen yang sekarang disebut sebagai Patung
Liberty. Patung itu secara resmi bernama Liberty Enlightening the World.
National Park Service (NPS) mengonfirmasi bahwa Patung Liberty dimodelkan seperti Dewi
Romawi Liberty atau Libertas, dan gambar klasik Liberty sering digambarkan sebagai
wanita. Patung Liberty selesai dibuat pada 1884 dan disatukan di Paris, sedangkan alas
patungnya dibuat di Pulau Bedloe, Pelabuhan New York. Mayoritas pekerja yang
mengerjakan alas patung adalah imigran baru, begitu pun yang memasang Patung Liberty
saat tiba di New York.

Anda mungkin juga menyukai