Anda di halaman 1dari 8

TUGAS LAPORAN KEGIATAN WIDYA WISATA

Dibuat Oleh :
Nama : Muhammad Aufa Firdausa Anwar
No ak : 2016.081
Prodi : Teknik Mesin Pertahanan
Kelas : M11

TARUNA TK. III/SERMADATAR TP. 2018/2019

Magelang, 08 Desember 2018

MONUMEN JOGJA KEMBALI


Monumen Yogya Kembali dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 dengan upacara
tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Gagasan untuk mendirikan
monumen ini dilontarkan oleh kolonel Soegiarto, selaku walikotamadya Yogyakarta pada
tahun 1983. Nama Yogya Kembali dipilih dengan maksud sebagai tetenger (peringatan)
dari peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari ibukota RI Yogyakarta
pada waktu itu, tanggal 29 Juni 1949. Hal ini merupakan tanda awal bebasnya bangsa
Indonesia dari kekuasaan pemerintahan Belanda.

Di dalam gedung Monumen


Jogja Kembali terdapat
peninggalan sejarah baik
berupa benda, gambar
cerita berupa teks maupun
kata kata perjuangan
pahlawan bangsa

Pembangunan monumen ini dilakukan dengan memperhitungkan beberapa faktor


penting. Titik pusat bangunan ini merupakan sebuah titik yang secara imajiner
menghubungkan beberapa titik penting di Yogyakarta yaitu Kraton Jogja, Tugu
Yogyakarta, Gunung Merapi, Parang Tritis dan juga Panggung Krapyak. Titik ini sendiri
disebut sebagai Sumbu Besar Kehidupan dan penanda dari titik imajiner ini sendiri
berada pada lantai 3 bangunan monumen ini.
Museum Monumen dengan bentuk kerucut ini terdiri dari 3 lantai dan dilengkapi
dengan ruang perpustakaan serta ruang serbaguna. Pada rana pintu masuk dituliskan
sejumlah 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III (RIS) antara tanggal
19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949. Dalam 4 ruang museum di lantai 1
terdapat benda-benda koleksi: realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis
senjata, bentuk evokatif dapur umum dalam suasana perang kemerdekaan 1945-1949.
Tandu dan dokar (kereta kuda) yang pernah dipergunakan oleh Panglima Besar Jenderal
Soedirman juga disimpan di sini (di ruang museum nomor 2).

MONUMEN PLATARAN

Monumen Plataran adalah monumen


yang dibangun untuk mengenang jasa
pahlawan Indonesia terutama taruna bangsa
yang berjuang mempertahankan Indonesia
dalam kurun waktu 1945 - 1949. Monumen
tersebut terletak di Plataran, Selomartani,
Kalasan, Sleman, Yogyakarta, yang dibangun
atas prakarsa Mayor Jenderal TNI Wijogo
Admodarminto dan diresmikan tanggal 11
November 1977.
Monumen Plataran di bangun diatas
SMDT Aufa Mengunjungi Monumen Plataran. tanah dimana sebelumnya merupakan tempat
pertumpahan darah antara anggota TNI
dengan Tentara Belanda. Menurut cerita para sesepuh disekitar monumen tersebut,
Belanda ingin menghabisi seorang komandan tentara yang terkenal akan kekebalannya
dari senjata yaitu Letnan Komarudin. Belanda mendapat informasi mengenai Letnan
Komarudin bahwa ia tinggal disekitar tempat berdirinya Monumen Plataran tersebut yaitu
di Dusun Plataran. Tanpa ragu, Belanda menyerbu dusun tersebut dan menemukan
seorang komandan tentara yang konon katanya mirip dengan Letnan Komarudin, dan
faktanya komandan tentara tersebut adalah seorang anggota TNI juga yaitu Letnan
Husein. Terjadilah sebuah pertempuran yang sangat mengerikan karena menewaskan
anggota TNI juga salah satunya Letnan Husein yang dipenggal kepalanya. Kemudian
kepala Letnan Husein dibawa oleh tentara Belanda sebagai bukti bahwa Belanda telah
berhasil melumpuhkan Letnan Komarudin. Monumen tersebut dibangun khususnya
untuk mengenang jasa para taruna bangsa maupun pahlawan bangsa, selain itu TNI juga
membangun SMP Taruna Bakti (SMP N 2 Kalasan) dan Masjid Syuhada di Dusun
Ngasem yang dipersembahkan untuk masyarakat yang telah membantu perjuangan para
taruna bangsa.

Gambar ini menunjukkan


SMDT Aufa noak 2016.081
asal Madiun sedang
melaksanakan penyekaran
bunga terhadap makam
pahlawan tak dikenal.
TAMAN MAKAM PAHLAWAN KUSUMANEGARA JOGJAKARTA

Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara dikhususkan bagi mereka yang telah
berjasa kepada negara Kesatuan Republik Indonesia, termasuk para Pahlawan Nasional,
Anggota Militer, Pejabat Tinggi Negara, termasuk para pahlawan tak dikenal yang berjasa
dalam proses kemerdekaan Indonesia.

Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara adalah Taman Makam Pahlawan


Tingkat Propinsi yang berada di bawah wewenang dan tanggung jawab Dinas Sosial
Propinsi DIY. Makam yang memiliki luas 2.872 hektare dengan jumlah makam kurang
lebih 1946 makam, serta ada juga beberapa makam yang berisi 2-4 jenazah. Taman
Makam Pahlawan Kusumanegara didirikan pada tanggal 7 Oktober 1945. Pada awalnya
dibina dan dipelihara oleh Departemen Hankam sedangkan tugas sehari-hari
dilaksanakan oleh Kodam IV Diponegoro. Dalam hal ini dipercayakan pada Garnizun D.I.
Yogyakarta.

Tokoh- tokoh Indonesia yang di makam kan di Taman Makam Pahlawan ini, yaitu :

1. Ki Hajar Dewantara ( Bapak Pendidikan Nasional), beliau wafat tanggal 26 April


1959.
2. Jendral Soedirman, ( Jenderal besar Republik Indonesia Zaman revolusi) wafat
pada tanggal 29 Januari 1950.
3. Cornel Simanjuntak, (pencipta lagu-lagu Nasional).

Kriteria jenazah yang bisa dimakamkan di TMP Kusumanegara adalah yang


memiliki bintang jasa minimal veteran. Pahlawan yang dimakamkan di TMP
Kusumanegara terdiri dari pahlawan sipil, pahlawan pejuang dan polisi. Ada juga seorang
pahlawan Jepang yang dimakamkan di TMP Kusumanegara, beliau adalah seorang
Tentara Jibaku atau pasukan berani mati. Tanda-tanda dalam nisan berbeda-beda
artinya. Tanda silang artinya jenazah dalam nisan tersebut adalah seorang pejuang,
tanda bintang untuk Angkatan Darat, tanda jangkar untuk Angkatan Laut, tanda burung
untuk Angkatan Udara dan kotak tebal untuk polisi. Di TMP Kusumanegara juga terdapat
sebuah aula untuk sarasehan.

Taruna Akmil Tingkat III


Sedang Melaksanakan
Kegiatan Kunjungan ke SMA
BOPKRI Yogyakarta
bersama segenap pengasuh
Yon Madya.

SMA BOPKRI YOGYAKARTA


Sejak berdiri pada tanggal 2 Agustus 1946, dibawah naungan yayasan BOPKRI
(Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia), hingga memasuki usia yang ke
64 tahun, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang di kalangan masyarakat lebih dikenal dengan
nama SMA BOSA berdiri pada tanggal 2 Agustus 1946, pada awal berdirinya menempati
gedung bekas Holland Chinese School di Jln. Gemblakan 42 (sekarang Jln. Mas Suharto
42) dengan nama SMA BOPKRI pagi, selanjutnya SMA BOPKRI pagi terpaksa ditutup
pada masa kolonial II (19 Desember 1948 - 29 Juni 1949). SMA BOPKRI pagi dibuka
kembali pada tanggal 15 Juli 1949 dengan menempati gedung Gondokusuman dan
Asrama Putra RS Bethesda.

Pada tanggal 19 Juni 1950 pengurus yayasan BOPKRI menerima hibah tanah,
gedung dan peralatan dari VERENEGING SCHOOL m/d Bijbel (penyelenggara sekolah
Kristen zaman Belanda) dan ZENDING (sekolah yang diselenggarakan oleh gereja-
gereja Nederland di Indonesia). SMA BOPKRI pagi menempati salah satu gedung di jalan
Pogung (sekarang Jln. Wardani 2). Gedung ini adalah bekas Christelijke MULO School
yang pada zaman kemerdekaan ditempati oleh Akademi Militer Yogyakarta (Mei 1946 -
Desember 1948).

Pada masa itu beberapa tokoh besar yang sekarang dikenal juga sebagai
pahlawan bangsa pernah dididik di sekolah tersebut yang tadinya pada masa kolonial
belanda menjadi AKADEMI MILITER seperti Untung Suropati , Pada tahun 1952/1953
SMA BOPKRI pagi berganti nama menjadi SMA BOPKRI 1 Yogyakartadan menempati
gedung di Jln. Wardani 2 Kota Baru Yogyakarta. SMA BOPKRI 1 sudah berstandar ISO
9001:2008 dari Global Sertification maka SMA BOPKRI 1 siap menjadi peserta didik
menuju masa depan yang lebih baik. Melalui perjalanan yang panjang dalam
eksistensinya di bidang pendidikan. Banyak Alumni SMA BOSA yang telah berprestasi di
berbagai bidang dan menjadi tokoh di tingkat nasional. Segenap civitas akademika SMA
BOSA sampai pada saat inipun senantiasa berupaya meningkatkan kualitas
pelayanannya dalam ikut berperan mencerdaskan anak bangsa.
Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan berbagai prestasi yang berhasil dicapai.
Dalam akreditasi sekolah tahun 2004 SMA BOSA telah terakreditasi A dengan nilai 98,60
(nilai tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Prestasi tersebut berhasil
dipertahankan oleh SMA BOSA dalam akreditasi sekolah yang dilaksanakan pada tahun
2008 terakreditasi A dengan nilai 98,75 (nilai tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk kedua kalinya secara berturut-turut).

Pada tahun 2007 SMA BOSA telah ditunjuk menjadi salah satu sekolah R-SMA-
BI (Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional) dan pada tanggal 2
Desember 2009 SMA BOSA telah berhasil mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2008
dengan No Cert. 96Q11169 (merupakan SMA pertama di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang berhasil meraih Sertifikat ISO 9001:200)

Anda mungkin juga menyukai