b. Halaman tengah
1. Gerbong Maut
Pada masa perang kemerdekaan I tanggal 21 Juli 1947 tentara Belanda mendarat di Pasir
Putih dan menyerang beberpa kota termasuk Bondowoso. Dalam pertempuran tersebut tentara
Belanda menahan sejumlah pejuang di penjara Bondowoso.
Gerbong barang nomor GR 10152 adalah salah satu dari 3 gerbong yang pada tanggal 23
September 1947 pukul 02.00 menjelang pagi para tawanan yang berada di penjara Bondowoso
(berjumlah 100 orang) diangkut dengan menggunakan 3 buah gerbong barang untuk dipindahkan
ke Surabaya. Karena berdesak-desakan dalam gerbong yang sempit dan pintu serta jendelanya
tertutup rapat selama dalam perjalanan, sehingga udara dalam gerbong sangat panas dan
mengakibatkan banyak pejuang yang meninggal, sedangkan yang masih hidup menggedor-gedor
minta air danminta dibukakan pintu agar udara dapat masuk, tetapi tentara Belanda yang
mengawal menjawabAir tidak ada, yang ada hanyalah peluru. Ketika sampai di Stasiun
Wonokromo Surabaya sebagian besar pejuang 46 orang meninggal dunia, 42 orang dalam kondisi
sakit/ lemas dan 12 orang sehat. Kemudian 12 orang pejuang yang masih sehat dimasukkan ke
dalam penjara Kali Sosok Surabaya.
2. Perahu Segigir
Nama Pemilik
: Bapak Makiya
Alamat
: Desa Prenduan, Sumenep Madura
Jenis
: Perahu Penangkap Ikan
Kekuatan Muatan : 6 orang
Tahun Pembuatan : Sebelum Juli 1947
Diserahkan
: 26 November 1968
Pada bulan November 1947 Belanda berhasil menduduki Pasongsongan Sumenep.
Pasukan Joko Tole (Sabilillah) di tempat tersebut terpaksa mengundurkan diri ke Desa Prenduan
pesisir antara Sumenep dan Pamekasan.
Markas baru di desa tersebut diketahui oleh pihak Belanda, kemudian Belanda
merencanakan penyerbuan ke Desa Prenduan, rencana Belanda untuk mengadakan penyerbuan ke
Desa Prenduan diketahui oleh mata-mata pihak pejuang kemudian dilaporkan kepada Letkol
Chandra Hasan Komandan Resimen Joko Tole.
Menjelang malam secara diam-diam Letkol Chandra Hasan memindahkan pasukannya ke
Paiton Kabupaten Probolinggo, sedangkan pemerintahan sipil dipindahkan ke Tuban. Perahu
inilah yang digunakan Letkol Chandra Hasan untuk memimpin pasukannya melawan Belanda,
namun beberpa perahu yang lain ditembak oleh pesawat udara Belanda.
c. Ruang I
Memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1945 s/d 1949. Adapun koleksi yang dipamerkan
antara lain:
1) Foto-foto Panglima Kodam di Jawa Timur sejak tahun 1945 s/d sekarang.
2) Lukisan pakaian seragam PETA, HEIHO dan pejuang.
Hitam pakaian tentara Gerilya
Coklat pakaian tentara Heiho
Baju jas hijau dan sepatu lars pakaian tentara PETA
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19) Peralatan yang pernah digunakan oleh Kapten Soemitro dalam perang kemerdekaan
menghadapi Belanda di daerah Nongkojajar Pasuruan pada tahun 1948.
20) Lukisan yang menceritakan pada saat Jenderal Sudirman mengadakan inspeksi pasukan di
Malang dalam rangka persiapan pemulangan tawanan perang Jepang.
21) Lukisan pertempuran tewasnya Brigjen A.W. S. Mallaby di depan gedung Internatio
Jembatan Merah Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945.
22) Lukisan pertempuran di depan gedung Kempetai (Markas tentara Jepang) untuk merampas
persenjataan Jepang, tempat ini sekarang didirikan Tugu Pahlawan.
23) Lukisan yang memberangkatkan tawanan Jepang di stasiun Kereta Api Malang Selatan
(Stasiun kota lama) pada tahun 1945.
24) Lukisan pemberangkatan tawanan Jepang ke Pelabuhan Probolinggo menuju pulau Galang
pada tahun 1945.
25) Lukisan serah terima Samurai dari Brigjen Wabe Sigewa kepada Jenderal Sudirman pada
tanggal 28 April 1946 di Malang.
26) Mata uang yang pernah berlaku di Indonesia pada masa Revolusi.
27) Senjata peninggalan TRIP yang pernah dipakai dalam pertempuran di Gunungsari tanggal 28
Nopember 1945.
28) Mobil sedan keluaran pabrik Desoto USA tahun 1941 yang pernah digunakan KOlonel
Sungkono Panglima DIvisi I/Jawa Timur 1948.
29) Panji-panji/lambing-lambang Satuan yang pernah digunakan oleh kesatuan-kesatuan Kodam
VIII/ Brawijaya pada tahun 1945.
d. Ruang Pameran II
Memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1950 s/d 1976. Koleksi yang dipamerkan antara
lain:
1) Peta Kota Malang dan perkembangannya mulai dari zaman pemerintahan Belanda hingga
beralih kepada Republik Indonesia dari tahun 1919 s/d sekarang.
2) Foto-foto walikota dari zaman pemerintahan Belanda sampai sekarang.
3) Meriam dan bejana besi hasil rampasan operasi Seroja Timor Timur oleh pasukan Kodam
Brawijaya tahun 1975 s/d 1976.
4) Senjata rampasan dari PRRI/Permesta.
Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan oleh PRRI di Sumatera Barat serta Permesta di
Sulawesi Tengah dan Utara. Untuk menumpas pemberontakan tersebut dibentuk satuan tugas
operasi militer yang diberi nama Operasi 17 Agustus. Dalam operasi tersebut pasukan
Brawijaya berhasil menangkap dan menawan tokoh-tokoh pemberontak serta merampas
bermacam-macam senjata berat maupun ringan (STTB dan SMB).
5) Mesin hitung (kalkulator) dan alat cetak kartu, computer pertama yang digunakan oleh
Jawatan Keuangan Kodam VIII/Brawijaya.
6) Maket patung Raden Wijaya sebagai Prabu Brawijaya.
7) Teks Sapta Marga dan Sumpah Prajurit terbuat dari marmer yang pernah dipasang di ruang
hening Makodam V/Brawijaya.
8) Peta penugasan pasukan Brawijaya yang merupakan petunjuk daerah-daerah penugasan
pasukan-pasukan Brawijaya di seluruh wilayah Indonesia dalam rangka menumpas
pemberontakan yang pernah terjadi di Indonesia.
9) Alat music yang pernah digunakan oleh Detasemen Musik Kodam V/Brawijaya ini
merupakan hasil rampasan dari tentara Belanda pada tahun 1952.
10) Peralatan perang yang digunakan pasukan Brawijaya untuk merebut Irian Barat pada operasi
Trikora tanggal 19 Desember 1962 terdiri dari pakaian tutul, paying terjun, dan senjata.
11) Peralatan tradisional rakyat Irian Jaya yang diperoleh pada waktu pasukan Brawijaya
melaksanakan Operasi Trikora.
12) Lukisan timbul Mayjen Soeharto untuk mengenang saat menjabat sebagai Panglima Mandala
dalam rangka merebut kembali Irian Barat dari kekuasaan Belanda pada tahun 1961.
13) Atribut dr. Arjoko dari Jawatan Kesehatan Kodam VIII/Brawijaya yang gugur di Irian Jaya
pada bulan Maret 1964 akibat pesawat udara yang ditumpanginya jatuh di Ganyem Irian
Jaya.
14) Bendera Katanga yang merupakan hasil rampasan dari pemberontakan di Kongo saat
pasukan Brawijaya bersama-sama pasukan lain bertugas di Kongo pada tahun 1962 s/d 1963
(kontingen Garuda II).
15) Pakaian seragam tentara Papua buatan Belanda yang berhasil dirampas oleh pasukan
Brawijaya.
16) Meja dan lilin yang pernah digunakan sesepuh Brawijaya untuk azas pembinaan keluarga
besar Brawijaya pada tahun 1966 di Candi Penataran.
17) Peralatan Topografi yang pernah digunakan oleh Brigade Topografi Angkatan Darat pada
tahun 1945.
18) Senjata-senjata hasil rampasan Operasi Trisula dalam rangka penumpasan sisa-sisa komunis
di Blitar Selatan tahun 1968.
19) Senjata-senjata hasil rampasan Operasi Seroja di Timor Timur oleh pasukan Brawijaya tahun
1975 s/d 1976.
20) Album nama-nama prajurit Brigif 2 Dharma Yudha yang gugur dalam Operasi Seroja Timor
Timur pada tahun 1975 s/d 1976.
21) Bendera Portugal hasil rampasan Brigif Linud 18 pada Operasi Seroja 1975.
22) Mata uang Jepang yang beredar di Indonesia.
23) Patung burung elang merupakan lambing satuan Brigif 10 yang dilikuidasi pada tahun 1975.
24) Piala dan tanda penghargaan dari satuan Kodam Brawijaya yang dilikuidasi.
e. Perpustakaan
Perpustakaan Museum Brawijaya merupakan tempat untuk mengoleksi buku-buku dan dokumendokumen (Audio Visual) sejarah perjuangan TNI, karya-karya umum dan referensi yang terkait
dengan pengabdian terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.