Museum Pembela tanah air (PETA) ialah museum yang terletak di Jl. Jend.
Sudirman No.35,Pabaton,Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.Bangunan ini
ialah peninggalan zaman belanda yang dibangun oleh tentara KNIL pada zaman
gubernur Jenderal Belanda Gustaff Willem baron van Imhoff pada tahun 1743 dan
digunakan oleh para pengawal serta pegawai lainnya yang bekerja pada kantor
gubernur Jenderal Belanda.Tahun 1942 belanda menyerah kepada jepang
sehingga semua bangunan belanda berhasil dikuasai oleh Jepang yang digunakan
sebagai tempat pendidikan dan pelatihan calon Tentara Peta. Namun setelah
jepang kalah bangunan ini kembali diambil alih oleh tentara KNIL dan pada
tanggal 15 April 1950 tentara KNIL menyerahkan kepada TNI AD yang kemudian
digunakan sebagai Pusat Pendidikan Zeni (Pusdikzi). Lahan yang dimilki Pusdikzi
sekitar 13,7 hektar dan sekitar 2,150 m2 Sebagai area Museum dan Monumen Peta
adapun bangunan museumnya sekitar 1,733,59 m2.
Prakarsa pendirian Museum dan Monumen Peta berasal dari para mantan
tentara peta dan generasi penerus peta yang tergabung dalam yayasan Pembela
Tanah Air (Yapeta). Peletakan batu pertama pada tanggal 14 November 1993 yang
dilakukan oleh Bapak Umar Wirahadikusumah selaku wakil presiden pada saat
ini. Peresmian dilakukan langsung oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 16
Desember 1995 yang juga merupakan mantan tentara peta. Museum ini didirikan
dibogor karena tempat ini merupakan situs bersejarah yang menjadi pusat
pendidikan dan pelatihan Perwira Tentara Peta.
Bangunan museum terdiri dari halaman depan dimana terdapat dua buah patung
yaitu patung Panglima Besar Jendral Soedirman Shodanco ( Komandan Pleton )
dan Supriaydi yang memimpin pemberontakan TKR di Blitar. Pada Bagian dalam
gerbang terdapat enam buah relief yang menceritakan sejarah pembentukan,
pelatihan dan perjuangan Tentara Peta selain itu terdapat dua buah ruangan
dimana menjelaskan Peta dalam 14 diorama serta menyimpan koleksi-koleksi dari
tentara peta mulai searagam tentara Peta yang asli, senjata asli tentara peta, replika
tandu yang membawa Jendral soedirman pada saat perang gerilya.
Relief I
Relief III
Relief IV
Relief V
Relief VI
Diorama 2
Kegiatan Latihan Di Pusat Pendidikan Perwira Pembela Tanah Air Bogor (1943)
Kegiatan pendidikan pasukan PETA hanya ada di jawa dan sumatera saja
karena yang menguasai adalah angkatan darat jepang. Sulawesi dan Kalimantan
tidak ada pendidikannya karena di sana dikuasai oleh angkatan laut jepang
sedangkan angkatan laut jepang tidak membuka pendidikan. Hanya di bogor saja
yang membuka pendidikan militer dan masyarakat sekitar pun mendukung dengan
adanya sekolah pendidikan militer di daerah bogor.
Diorama 3
Pembentukan Batalyon-Batalyon Peta Di Daerah Jawa, Madura Dan Bali (1944)
Diorama 4
Pemberontakan Pembela Tanah Air Di Blitar (14 Pebruari 1945)
Diorama 5
Tipu Muslihat Katagiri Butaicho (Jepang) Terhadap Syodancho Moeradi (15
Pebruari 1945)
Tanggal 15 pebruari 1945 Supriadi dipanggil dan akan diadili oleh jepang
untuk mempertanggung jawabkan pemberontakan tersebut. Tapi supriadi hilang,
jika dia hidup tidak ada orangnya jika dia meninggal tidak ada mayatnya, Ini
sangat fenomenal. Sementara yang maju di hadapan jepang adalah wakilnya yaitu
syodancho muradi. Muradi di rayu jepang untuk menyerah dan muradi
menyatakan “kami mau menyerah asal tidak dijadikan tawanan” Jepang langsung
menyetujuinya. Dan sebagai tanda jepang tidak akan melakukan apa-apa
diberikanlah samurai katana perwira jepang kepada muradi. Setelah pasukan
muradi menyerah ternyata di tipu oleh jepang dan dibawa ke Jakarta di adili oleh
militer jepang ada yang dihukum mati dan di penjara 15 tahun hingga seumur
hidup. Itulah pahlawan tanpa tanda jasa kita rela berkorban demi Negara
indonesia.
Diorama 6
Peristiwa 16 Agustus 1945 Di Kompi Pembela Tanah Air (Peta) Rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklok karawang terjadi pada tanggal 16 agustus 1945.
Soekarno hatta dibawa ke rengasdengklok untuk di amankan. Karena para
golongan pemuda mendesak soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan.
Para golongan muda mendengar bahwa kota nagasaki dan hirosima di bom oleh
sekutu pada tanggal 6-9 agustus 1945 dan jepang menyatakan menyerah pada
tanggal 14 agustus 1945. Soekarno termasuk golongan tua menyatakan jika ingin
proklamasi harus rapat dahulu dengan bpupki. Sedangkan dalam tubuh bpupki
ada jepangnya. Golongan pemuda lewat perwakilannya menyatakan “jika kita
ingin merdeka harus dengan kemauan sendiri jangan ada campur tangan jepang.”
Soekarno menyatakan “saya lelah melihat masyarakat indonesia tumpah darahnya,
kalo kita merdeka saya takut terjadi Pertempuran Lagi.” Oleh Karena Itu Agar
Tidak Terjadi Perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua
dibawalah soekarno hatta beserta istri dan anaknya ke rengasdengklok. Karena
disana sudah dikuasai oleh para tentara PETA dan bisa mengibarkan bendera
merah putih dengan gagahnya. Proklama dibuat soekarno dikediaman orang cina
yang bernama jiao gi song. Setelah selesai soekarno beserta rombongan pulang ke
Jakarta untuk merumuskan proklamasi dan tiba jam 12 malam sedangkan disana
masih dikuasai oleh jepang yang saat itu jepang menerapkan jam malam tidak
boleh ada aktifitas setelah jam 10 malam. Akhirnya soekarno memakai rumah
orang jepang Laksamana Maida angkatan laut jepang. Menagapa merumuskan
proklamasi dirumah orang jepang? Karena untuk menghindari jam malam.
Laksamana Maida sadar jepang sudah kalah dan memberikan ruangan bawah
rumahnya kepada soekarno, hatta dan Ahmad Subarjo untuk merumuskan teks
proklamasi. Lalu diketik oleh sayuti melik dan dibacakan lah teks proklamasi oleh
soekarno pada tanggal 17 agustus 1945.
Diorama 7
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 Di Jalan Pegangsaan Timur 56,
Jakarta
Tanggal 17 agustus 1945 indonesia berhasil memproklamasikan
kemerdekaannya dan menyatakan bebas dari penjajahan. Pengibaran bendera
merah putih dilakukan oleh tentara peta yaitu Latief Hendraningrat yang kita
kenal sebagai bapak paskibraka dan tokoh pemuda Suhud Kusumo. Bendera
Merah Putih di jahit tangan oleh Ibu Fatmawati.
Diorama 8
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat cikal bakal TNI (22 Agustus 1945
Diorama 9
Peristiwa Rapat Raksasa 19 September 1945 di Lapangan Ikada Jakarta
Diorama 11
BKR Malang Merintis Matra Kedirgantaraan dalam Pembentukan Kekuatan
Bersenjata Indonesia ( Oktober 1945).
Pemimpin BKR Malang, mantan Cudanco Peta Mutakat Hurip atas
perintah dari daidanco Imam Sujai dan Kepala Staff Iskandar Sulaiman sedang
mengatur dan mengkonsolidasikan fasilitas kedigantaraan . meliputi hanggar,
sejumlah pesawat terbang serta fasilitas perlengkapan yang telah direbut lewat
pertempuran dan perundingan dengan pihak Jeapang di pangkalan udara Bugis
Malang. Mantan daidanco, Basuki, hadir dalam pertemuan itu yang diangkat
sebagai komandan lapangan yang didampingi mantan Cudanco Soelam Syamsoen
dan mantan Bundanco Soeprantio. Menteri pertahanan republik Indonesia Drg.
Mpstopo, mantan Daidanco Peta Gresik mengangkat Soekarman mantan codanco
Peta sebagai pimpinan BKR udara. Miniatur menggambarkan pasukan penjagaan
dan pengamanan sedang diatur untuk menghindari gangguan masyarakat yang
tidak berkepentingan. Soeparanto kemudia pernah diangkat menjadi panglima
pasukan gerak cepat (Kopasgat) dengan pangkat mersekel muda.
Diorama 12
Pengambil Alihan Markas Angkatan Darat Jepang di Jawa Timur ke Tangan
Bangsa Indonesia (Oktober 1945)
Diorama 13
Ambarawa dan Lahirnya Hari Infanteri TNI-AD Angkatan Darat 15 Desember
1945
Diorama 14
LAMPIRAN