Pada 8 Maret 1942, Belanda menandatangani Perjanjian Kalijati yang berisi penyerahan
seluruh wilayah kekuasaan Belanda di Hindia Belanda tanpa syarat kepada Jepang.
Pendudukan Jepang di Indonesia
Upaya Jepang menarik simpati bangsa Indonesia:
Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa
Indonesia
Jepang mengijinkan bangsa Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia, menyanyikan
lagu Indonesia Raya, dan mengibarkan
bendera merah putih.
Jepang mengganti semua nama-nama jalan,
gedung dengan nama dalam bahasa Jepang.
Jepang membentuk Gerakan 3A
Bagian 3
Dampak Pendudukan Jepang
di Indonesia
Bidang Politik
Membagi wilayah Indonesia menjadi 3 wilayah pemerintahan militer
Wilayah Indonesia dibagi menjadi 10 keresidenan (syu).
Mengangkat tokoh politik Indonesia ke dalam struktur pemerintahan tetapi jabatan
tertinggi dalam sebuah lembaga tetap dipegang oleh orang Jepang.
Membentuk Badan Pertimbangan Pusat atau Chuo Sangi In pada 1 Agustus 1943.
Membentuk organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tokohnya yang dikenal
sebagai empat serangkai dengan tujuan memusatkan segala potensi rakyat Indonesia
untuk membantu Jepang melawan Sekutu.
Mengganti Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) menjadi Masyumi pada 1943.
Membentuk Jawa Hokokai atau Himpunan Kebaktian Jawa pada 1 Januari 1944.
Bidang Ekonomi
Untuk menyamarkan gerakannya, kelompok Soekarni mendirikan asrama politik yang diberi nama “Angkatan Baru Indonesia” yang
didukung Sendenbu. Kegiatan mereka dilakukan di asrama Sendenbu yang kemudian dikenal dengan nama Asrama Angkatan Baru
Indonesia atau Asrama Menteng 31. Kini, asrama ini menjadi Gedung Joang ’45 atau Museum Joang 45.
Di dalamnya, terkumpul para tokoh pergerakan, seperti Adam Malik dan Muhammad Yamin.
02 Kelompok Achmad Soebardjo
Perjuangan fisik ini banyak terjadi di daerah dan dipimpin oleh tokoh
masyarakat setempat.
01 Perlawanan Rakyat Desa Sukamanah
Perlawanan ini diawali oleh adanya penolakan santri-santri Pondok Pesantren Sukamanah, Tasikmalaya, untuk
melakukan seikerei. Selain karena alasan itu, penderitaan rakyat akibat kerja paksa (romusa) juga mendorong para santri
ini melakukan perlawanan.
01 Perlawanan Rakyat Desa Sukamanah
Perlawanan Peta di Blitar muncul karena sikap sewenang-wenang para pemimpin militer Jepang kepada para
prajurit Indonesia. Selain itu, para anggota Peta sudah tidak tahan melihat penderitaan rakyat Indonesia di bawah
pemerintahan Jepang.
02 Perlawanan Peta di Blitar
Meskipun perlawanan dapat dipatahkan dan para pemimpinnya ditangkap, dilucuti, dan kemudian dihukum
mati, pemberontakan Peta membangkitkan semangat bangsa Indonesia untuk segera melepaskan diri dari
penindasan dan penjajahan Jepang.
Supriyadi sendiri, setelah perlawanannya dipatahkan, tidak diketahui lagi keberadaannya setelah itu.
C Pembentukan Pemerintah Indonesia
dalam Sidang PPKI (18–22 Agustus
1945)
• Membentuk 12 departemen.
• Menunjuk para pejabat
departemen.
• Menetapkan wilayah Republik
Indonesia, meliputi delapan
provinsi sekaligus menunjuk
gubernurnya.
Sidang pleno KNIP pertama, 16 Oktober
1945.
Sidang hari ketiga (22 Agustus
1945) menghasilkan:
• Pembentukan Kominte
Nasional Indonesia.
• Pembentukan PNI.
• Pembentukan Badan
Keamanan Rakyat (BKR).
Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia terhadap
Proklamasi Kemerdekaan
Reaksi Langsung dan Spontan
Oktober 1945
19 Agustus 1945 Oktober 1945
Syahrir membentuk serta
Indonesia menjalankan sistem Pada sidang pertama KNIP memperkuat lembaga legislatif
pemerintahan presidensial (16 dan 17 Oktober) dibahas dengan meningkatkan fungsi
sesuai hasil sidang PPKI Kedua petisi Sutan Syahrir untuk KNIP. Dengan Maklumat Wakil
pada 19 Agustus 1945. mengganti sistem Presiden Nomor X, KNIP diserahi
pemerintahan menjadi kekuasaan legislatif dan ikut
sistem parlementer menetapkan GBHN.
Sistem Pemerintahan Indonesia pada Masa Awal
Kemerdekaan