Anda di halaman 1dari 4

Perlawanan melawan Penjajahan Jepang

KELOMPOK 3
NAMA KELOMPOK :
- I GEDE SURYA SANJAYA (08)
- I GEDE RAMADIKA MULYAWAN (07)
- COKORDA BAGUS DANIEL OKA (02)
- I WAYAN AGUS RAISTANA (18)

Kependudukan Jepang di Indonesia memang terbilang singkat, hanya 3,5 tahun tetapi
menyisakan kenangan buruk yang mendalam bagi rakyat Indonesia. Kala itu penguasa Jepang
bersikap semena-mena dan menyengsarakan rakyat Indonesia, sehingga memicu kebencian
rakyat terhadap Jepang. Bahkan di sebagian wilayah Indonesia, rakyat memilih angkat
senjata untuk mengusir keberadaan Jepang di Indonesia.
Saat itu, perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang di Indonesia bisa
dikategorikan menjadi 3, yaitu melalui perjuangan yang berbentuk organisasi, gerakan bawah
tanah, dan perlawanan bersenjata.

Perjuangan Organisasi

Perlawanan bangsa Indonesia terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tokoh-tokoh


nasionalisme yang memanfaatkan organisasi pembentukan Jepang sebagai alat pemersiap
kemerdekaan Indonesia. Beberapa organisasi yang digunakan antara lain:

Putera
Ini merupakan organisasi yang memperbolehkan para anggotanya untuk berbicara di depan
umum. Oleh karena itu, para tokoh nasionalisme memanfaatkan kesempatan acara rapat besar
maupun acara radio yang diselenggarakan oleh organisasi Putera dengan mengarahkan rakyat
untuk mempersiapkan kemerdekaan dan mengkoordinasikannya.

Barisan Pelopor
Ini merupakan bagian dari Jawa Hokokai. Barisan Pelopor ini diketuai oleh Ir. Soekarna dan
beberapa pahlawan nasionalisme yang menjadi anggotanya.

Chuo Sangi In
Chuo Sangi In merupakan salah satu organisasi yang dimanfaatkan para tokoh nasionalisme
dalam pembentukan organisasi Barisan Pelopor untuk kepentingan Indonesia.

Gerakan Bawah Tanah

Selain melalui gerakan organisasi, rakyat Indonesia melawan kependudukan Jepang di


Indonesia dengan gerakan bawah tanah yaitu gerakan yang dilakukan secara diam-diam dan
rahasia. Dimana, gerakan ini dipraktikkan di dalam organisasi bentukan Jepang tanpa
sepengetahuan pihak Jepang.
Secara umum, kegiatan bawah tanah yang dilakukan oleh para pejuang nasional guna
melawan pendudukan Jepang di Indonesia memiliki beberapa tujuan seperti saling membagi
informasi dan menjaga nasionalisme, mempersiapkan kekuatan untuk kemerdekaan
Indonesia, menyempurnakan semangat dan persiapan untuk kemerdekaan Indonesia, serta
mendapatkan informasi perkembangan Perang Asia Timur Raya dari radio.
Adapun beberapa contoh gerakan bawah tanah yang mengupayakan perlawanan terhadap
pendudukan Jepang di Indonesia antara lain :

Kelompok Sukarni yang mencoba mempengaruhi jiwa-jiwa revolusioner dan rakyat


Indonesia dengan membongkar tipu daya Jepang.
Kelompok Achmad Subarjo membentuk Asrama Indonesia Merdeka yang berisikan para
pemuda Indonesia, dan mencoba membakar semangat jiwa kemerdekaan para pemuda untuk
melakukan perlawanan terhadap pendudukan Jepang.
Kelompok Sutan Syahrir yang menyiapkan Gerakan Bawah Tanah Anti-Fasis untuk melawan
Jepang di waktu yang tepat.

Perlawanan Bersenjata
Perlawanan bersenjata merupakan perlawanan bangsa Indonesia secara terbuka terhadap
pendudukan Jepang di Indonesia. Perlawanan ini ditandai dengan perang antara Bangsa
Indonesia terhadap Jepang secara terbuka dan mengakibatkan korban di kedua belah pihak.
Ada beberapa contoh bentuk perlawanan bersenjata yang terjadi di Indonesia antara lain :

Perlawanan di Aceh pada 10 November 1942


Perlawanan ini dipimpin oleh seorang guru mengaji bernama Tengku Abdul Jalil, yang dipicu
karena tindakan Jepang yang sewenang-wenang dan gagalnya perundingan, Jepang
menyerang Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil dan para pahlawan tanpa nama yang
mengikutinya pun gugur.

Perlawanan PETA di blitar pada 14 Februari 1945


Perlawanan ini di pimpin oleh anak bupati Blitar yaitu Supriyadi, yang dipicu karena
banyaknya masalah dengan Jepang maka Supriyadi dan teman-temannya melakukan
pemberontakan terhadap Jepang meskipun pada akhirnya harus menelan kekalahan.

Perlawanan PETA di Meureuh, Aceh pada November 1944


Perlawanan ini di pimpin oleh Perwira Giyugun T Hamid, yang dipicu akan kekejaman
Jepang terhadap rakyat dan terlebih lagi kepada Prajurit Indonesia.

Perlawanan PETA di Gumilir, Cilacap pada April 1945


Perlawanan ini dipimpin oleh regu (budanco) Kusaeri dan kawan-kawannya. Pada 25 April
1945, Jepang mengetahui rencana perlawanan tersebut, sehingga Kusaeri di hukum mati
tetapi digagalkan karena di desak oleh sekutu.
Perlawanan rakyat Indramayu pada April 1944
Perlawanan ini di latarbelakangi dengan amarah rakyat dikarenakan romusha dan penyetoran
bahan pangan kepada Jepang yang secara terus menerus. Perlawanan ini, dilakukan secara
spontan sehingga Jepang dengan mudah menghentikannya.

Perlawanan di Kalimantan yang dipimpin oleh pemimpin suku Dayak yaitu Pangsuma.
Perlawanan Kalimantan termasuk ke dalam perang Gerilya yang berlangsung lama dan
berpindah-pindah.

Perlawanan di Biak tahun 1944


Perlawanan ini dipimpin oleh pimpinan gerakan koreri yaitu L. Rumkoren.

Perlawanan di Pulau Yappen Selatan yang dipimpin S. Papare.


Perlawanan di Tanah Besar, dataran Irian Papua yang dipimpin oleh Simson
Rakyat Papua tersebut mendapatkan bantuan dari pasukan penyusup sekutu sehingga rakyat
papua mendapatkan senjata.

Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud gerakan bawah tanah oleh Indonesia?
2. Perlawanan Indonesia terhadap Jepang berapa perjuangan?
3. Organisasi apa saja yang digunakan dalam perjuangan Organisasi?
4. Sebutkan perlawanan perlawanan bersenjata di Indonesia?
5. Siapa pemimpin perlawanan PETA di blitar pada 14 Februari 1945?

Anda mungkin juga menyukai