Anda di halaman 1dari 23

BAB 2 MASA PENDUDUKAN

JEPANG DI INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mempelajari bab ini, kamu
diharapkan mampu:
 mendeskripsikan latar belakang
dan tujuan pendudukan Jepang di
Indonesia;
 mendeskripsikan kebijakan
pemerintah Jepang terhadap
pergerakan kebangsaan;
 mendeskripsikan dan
memberikan contoh tentang
perlawanan rakyat terhadap
pendudukan Jepang;
 mendeskripsikan pergerakan
kebangsaan pada masa
pendudukan Jepang.
PETA KONSEP
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
 Dalam Perang Dunia II, Jepang ingin membangun
suatu imperium di Asia.
 Pada 8 Desember 1941, pangkalan armada Amerika
Serikat di Pulau Hawaii (Pearl Harbor) dengan tiba-
tiba diserang Jepang.
 Setelah menghancurkan armada Amerika ini,
Jepang merasa sudah bisa mengontrol kawasan
Asia Pasifik.
 Dengan demikian, terbuka jalan lebar bagi Jepang
untuk menduduki Benua Asia, termasuk Indonesia.
 Pada tanggal 10 Januari 1942, tentara Jepang telah
sampai ke Tarakan, Kalimantan Timur.
 Pada bulan berikutnya, Balikpapan dalam waktu
singkat telah jatuh ke tangan Jepang.
PETA PENYERBUAN JEPANG KE WILAYAH
ASIA TENGGARA DAN INDONESIA
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA
 Pada permulaan bulan Maret 1942, tentara Jepang
mendarat di Jawa melalui pelabuhan-pelabuhan
Banten,Indramayu, dan Rembang.
 Pada tanggal 8 Maret 1942 Letnan Jenderal Ter Poorten
atas nama Angkatan Perang Sekutu di Indonesia
menyerah kepada Jepang di Kalijati.
 Ketika itu, Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal
Imamura.
 Sejak itu, berakhirlah pemerintahan Hindia Belanda di
Indonesia.
 Secara resmi berdirilah pemerintahan pendudukan
Jepang.
BELANDA MENYERAH KEPADA
JEPANG DI KALIJATI
PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA
 Mula-mula Pemerintah Jepang berupaya untuk
memikat hati bangsa Indonesia.
 Siaran radio Tokyo seringkali memperdengarkan lagu
kebangsaan “Indonesia Raya” dan pidato-pidato yang
sangat merdu di telinga.
 Jepang juga mengklaim diri sebagai saudara tua yang
datang untuk melepaskan bangsa Indonesia dari
belenggu penjajahan Belanda.
 Pemimpin-pemimpin Indonesia yang diasingkan
Belanda seperti Soekarno, Moh. Hatta, dan Sutan Sjahrir
dibebaskan oleh Jepang.
 Jepang juga gencar melakukan propaganda Gerakan
3A, yaitu Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia,
dan Jepang Pemimpin Asia.
 Jepang juga melarang penggunaan bahasa Belanda dan
mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia.
PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA
Salah satu usaha
Jepang untuk
menarik dukungan
dari bangsa
Indonesia adalah
membebaskan para
pemimpin
Indonesia yang di
tahan oleh Belanda.
Diantaranya adalah
Soekarno.
PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA
 Pada dasarnya, Jepang ingin memakai tenaga dan
kekayaan Indonesia untuk menggapai ambisinya
menguasai Asia Pasifik.
 Jepang mengambil bahan mentah dari Indonesia
seperti karet, timah, dan minyak bumi. Bahan-
bahan mentah itu digunakan untuk memenuhi
kebutuhan industrinya dan armada perangnya.
 Di samping itu, karena Indonesia memiliki
penduduk yang padat, Jepang memanfaatkan
tenaga rakyat untuk dijadikan pekerja (romusha)
dan tentara sukarela.
PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA
 Di bidang ekonomi, Jepang mengambil alih semua
kegiatan dan pengendalian ekonomi. Perekonomian
diarahkan untuk mendukung perang (ekonomi perang).
 Rakyat diwajibkan menyerahkan 30% panennya kepada
Jepang.
 Akibat dari kebijakan Jepang ini, perekonomian
Indonesia lumpuh total.
 Tanah-tanah pertanian banyak yang tidak terurus akibat
tenaga rakyat dipaksa untuk menjadi
 romusha (serdadu kerja), Seinendan, Keibodan, Heiho, dan
PETA (serdadu perang).
 Muncul kemudian golongan masyarakat yang disebut
kere atau gembel dalam jumlah yang cukup besar.
PEMBAGIAN HASIL PANEN RAKYAT
PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG
KEBIJAKAN PEMERINTAH JEPANG
TERHADAP PERGERAKAN KEBANGSAAN
 Tindakan Jepang ini pada mulanya mendapat simpati
dari rakyat Indonesia.
 Namun lama kelamaan rakyat Indonesia mengetahui
maksud di belakang tindakan-tindakan tersebut.
 Jepang ingin menguras dan memanfaatkan potensi
rakyat Indonesia untuk menggapai ambisinya.
 Jepang pun mulai membatasi kepentingan politik
bangsa Indonesia.
 Jepang membubarkan semua partai dan mengawasi
para tokoh nasional.
 Jepang kemudian berusaha mempengaruhi rakyat
Indonesia melalui tokoh-tokoh nasional, seperti
Soekarno dan Moh. Hatta.
KEBIJAKAN PEMERINTAH JEPANG
TERHADAP PERGERAKAN KEBANGSAAN

Moh. Hatta salah satu


tokoh “empat
serangkai” yang
memimpin PUTERA
(Pusat Tenaga
Rakyat) bersama
dengan Soekarno, Ki
Hadjar Dewantara,
dan K.H. Mas
Mansur.
KEBIJAKAN PEMERINTAH JEPANG
TERHADAP PERGERAKAN KEBANGSAAN
 Jepang lalu membentuk organisasi PUTERA (Pusat Tenaga
Rakyat).
 Organisasi ini dipimpin oleh “empat serangkai,” yaitu Soekarno,
Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan K.H. Mas Mansur.
 Kehadiran Putera mendapat sambutan dari organisasi massa yang
ada saat itu.
 Pengurus Persatuan Guru Indonesia (PGI), Perkumpulan Pegawai
Pos Menengah, Pegawai Pos, Telegraf, Telepon, dan Radio,
Pengurus Besar Istri Indonesia, organisasi pemuda dan pelajar
seperti Barisan Banteng dan Badan Perantaraan Pelajar-pelajar
Indonesia, dan Ikatan Sport Indonesia menyatakan bergabung
dengan PUTERA.
 Tujuan PUTERA adalah membujuk kaum nasionalis dan
intelektual agar menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada
pemerintah Jepang.
 Namun, oleh para pemimpin Indonesia, PUTERA justru digunakan
untuk memelihara perjuangan bagi terwujudnya kemerdekaan
Indonesia.
KEBIJAKAN PEMERINTAH JEPANG
TERHADAP PERGERAKAN KEBANGSAAN
 Pada tahun 1943 dibentuklah GEMPAR (Gemblengan Pemuda Asia
Raya) oleh Soekarno.
 Tujuan GEMPAR adalah mempelopori perjuangan bangsa dengan
melakukan kerja sama dengan PUTERA.
 Padahal, tujuan sesungguhnya adalah menggembleng para pemuda
agar memiliki semangat nasionalisme (Gembleng Pemuda Rakyat).
 Merasa bahwa organisasi-organisasi yang dibentuk telah dipakai
untuk kepentingan perjuangan kemerdekaan Indonesia daripada
kepentingan Jepang, maka organisasi-organisasi ini kemudian
dibubarkan.
 Jepang lalu membentuk organisasi yang sungguh-sungguh
bermanfaat bagi Jepang seperti Jawa Hokokai (Pusat Kebaktian
Rakyat Jawa), Seinendan (Barisan Pemuda), Keibodan (Pembantu
Polisi), PETA (Pembela Tanah Air), Fujinkai (Perkumpulan Kaum
Wanita), dan Heiho (Barisan Pembantu Militer).
KEBIJAKAN PEMERINTAH JEPANG
TERHADAP PERGERAKAN KEBANGSAAN
 Perjuangan kemerdekaan Indonesia juga dilakukan di luar
organisasi-organisasi yang dibentuk Jepang.
 Para pejuang ini umumnya sangat radikal. Mereka tidak mau
bekerja sama dengan pemerintah Jepang.
 Oleh karena itu, aktivitas perjuangan mereka ini sering disebut
sebagai gerakan bawah tanah (ilegal).
 Gerakan ini muncul setelah Jepang membubarkan semua partai
politik yang ada di Indonesia.
 Tokoh-tokoh gerakan bawah tanah pada jaman pendudukan
Jepang antara lain Ahmad Subarjo, Sutan Sjahrir, Chairul Saleh,
dan Amir Syariffudin.
 Dalam aktivitasnya, pejuang gerakan bawah tanah ini saling
berkomunikasi untuk memelihara semangat nasionalisme.
 Mereka juga menyusun kekuatan dan mempropagandakan
pentingnya kemerdekaan.
KEBIJAKAN PEMERINTAH JEPANG
TERHADAP PERGERAKAN KEBANGSAAN

Chaerul Saleh salah


satu tokoh gerakan
bawah tanah pada
zaman pendudukan
Jepang.
PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP
PENDUDUKAN JEPANG
 Perlawanan pertama rakyat terhadap Jepang terjadi di Cot
Plieng (Aceh) di bawah pimpinan seorang guru agama yang
bernama Abdul Jalil.
 Sebagai seorang muslim, Abdul Jalil dan para pengikutnya
tidak menerima peraturan Jepang yang mewajibkan rakyat
melakukan upacara dengan kiblat menghadap ke timur laut
(seikeirei). Penolakan Abdul Jalil dan para pengikutnya ini
mendapat dukungan dari rakyat Aceh.
 Karena takut pengaruh Abdul Jalil semakin meluas di
kalangan masyarakat Aceh, Jepang mengambil tindakan
tegas menangkap Abdul Jalil dan para pengikutnya.
 Akhirnya setelah terjadi beberapa pertempuran sengit,
Abdul Jalil tertembak mati sehingga perlawanan rakyat Aceh
dapat dihentikan.
PEMBERONTAKAN PETA
 Dalam catatan sejarah Indonesia, perlawanan rakyat terhebat
melawan tentara Jepang terjadi di Blitar.
 Perlawanan tersebut dilakukan oleh tentara PETA di bawah
pimpinan Soeprijadi, Muradi, Ismangil, Suparyono, Sunanto,
Sudarmo, dan Halir.
 Pada mulanya perlawanan ini berhasil. Namun, akhirnya
mengalami kegagalan saat ingin menghancurkan instalansi militer
Jepang di kota lain.
 Penyebab kegagalannya adalah rencana penyerangan belum
dipersiapkan dengan matang oleh pimpinan PETA. Dengan
demikian, perlawanan tersebut mudah ditumpas tentara Jepang.
 Tokoh-tokoh PETA yang memimpin perlawanan seperti Ismangil,
Muradi, Suparyono, Sunanto, Sudarmo, dan Halir dihukum mati.
Tokoh utamanya, Soeprijadi, tidak pernah diadili dan tidak
diketahui keberadaannya.
PEMBERONTAKAN PETA
PERGERAKAN KEBANGSAAN PADA
MASA PENDUDUKAN JEPANG
 Dari kegagalan perlawanan rakyat terhadap
pendudukan Jepang, kaum organisasi/ golongan
pergerakan kebangsaan semakinbersemangat
untuk mencapai cita-cita Indonesia merdeka.
 Golongan tersebut adalah golongan Pegawai,
Nasionalis Islam, Sosialis, dan Nasionalis Non-
Agama.
 Selain keempat golongan di atas, organisasi
pergerakan kebangsaan lain juga mempunyai andil
dalam memupuk nasionalisme Indonesia.
 Salah satu organisasi pergerakan itu adalah
GEMPAR dan GERINDOM.
GEMPAR
 GEMPAR (Gemblengan Pemuda Asia Raya)
dibentuk oleh Soekarno pada tahun 1943.
 Sebenarnya organisasi ini hanya sebagai kedok,
agar aktivitas kaum nasionalis Indonesia tidak
mendapat rintangan dari Jepang.
 Tujuan GEMPAR adalah memelopori perjuangan
bangsa dengan melakukan kerja sama dengan
PUTERA.
 Padahal, tujuan sesungguhnya adalah
menggembleng para pemuda agar memiliki
semangat nasionalisme (Gembleng Pemuda
Rakyat).
GERINDOM
 Selain GEMPAR, dibentuk pula Gerakan Indonesia
Merdeka (GERINDOM).
 Organisasi pemuda ini bersifat anti-fasis, anti
imperialisme, dan anti kolonialisme.
 Tujuan utama GERINDOM adalah menggalang
kekuatan nasional untuk mendobrak kekuasaan
Jepang dengan cara menyadarkan pemuda untuk
tetap semangat dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.
 Dengan demikian, cita-cita kemerdekaan dan rasa
persatuan kebangsaan dapat terus dipelihara.

Anda mungkin juga menyukai