Anda di halaman 1dari 13

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

1. Pertempuran / Perjuangan fisik

Kemerdekaan Indonesia mendapat gangguan dari pihak Belanda. Hal ini terbukti dengan
adanya pasukan Belanda yang ikut membonceng pasukan sekutu dan ingin menjajah
Indonesia kembali. Akan tetapi rakyat berjuang sekuat tenaga mempertahankan
kemerdekaan. Semenjak Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945 maka secara hukum tidak lagi berkuasa di Indonesia. Hal ini mengakibatkan
Indonesia berada dalam keadaan vacum of power (tidak ada pemerintah yang berkuasa)
dan hal itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya. Pada tanggal 14 September 1945 Mayor Greenhalgh datang di Jakarta. la
merupakan perwira Sekutu yang pertama kali datang ke Indonesia. Tugas Greenhalgh
adalah mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan
rombongan Sekutu. Pada tanggal 29 September 1945 pasukan Sekutu mendarat di
Indonesia antara lain bertugas melucuti tentara Jepang. Tugas itu dilaksanakan Komando
Pertahanan Sekutu di Asia Tenggara yang bernama South East Asia Command (SEAC) di
bawah pimpinan Lord Louis Mountbatten yang berpusat di Singapura. Untuk melaksanakan
tugas itu, Mountbatten membentuk suatu komando khusus yang diberi nama Allied Forces
Netherland East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Adapun tugas
AFNEI di Indonesia adalah :

1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.


2. Membebaskan para tawanan perang.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintah sipil.

Pasukan AFNEI mendarat di Jakarta pada tanggal 29 September 1945 yang terdiri dari tiga
divisi yaitu : 1. Divisi India ke-23, di bawah pimpinan Mayor Jendral D.C. Hawthorn yang
bertugas untuk daerah Jawa Barat 2. Divisi India ke-5, di bawah pimpinan Mayor Jenderal
E.C. Marsergh yang bertugas untuk daerah Jawa Timur 3. Divisi India ke-26, di bawah
pimpinan Mayor Jenderal H.M. Chambers yang bertugas untuk daerah Sumatra .
Pasukan-pasukan AFNEI hanya bertugas di Sumatera dan Jawa, sedangkan untuk
daerah Indonesia lainnya diserahkan tugasnya kepada angkatan perang Australia. Pada
mulanya kedatangan Sekutu disambut dengan senang hati oleh bangsa Indonesia. Hal ini
karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa
Sekutu secara diam-diam membawa orang-orang Netherland Indies Civil Administration
(NICA), yakni pegawai-pegawai sipil Belanda maka bangsa Indonesia curiga dan akhirnya
menimbulkan permusuhan. NICA merupakan pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda
yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia. Para pemuda
memberikan sambutan tembakan selamat datang. Situasi keamanan menjadi semakin
buruk sejak NICA mempersenjatai kembali tentara KNIL (Koninklijk Nerderlands Indisch
Leger) yaitu tentara belanda yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang. Sebagai
pimpinan AFNEI, Christison menyadari bahwa untuk kelancaran tugasnya diperlukan
bantuan dari Pemerintah Republik Indonesia. Oleh karena itu diadakanlah perundingan
dengan pemerintah RI. Christison mengakui pemerintahan de facto Republik Indonesia
pada tanggal 1 Oktober 1945. la tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut
status kenegaraaan Indonesia. Namun dalam kenyataannya di daerah-daerah yang
didatangi Sekutu selalu terjadi insiden dan pertempuran dengan pihak RI. Hal itu
disebabkan pasukan Sekutu tidak bersungguh-sungguh menghormati kedaulatan RI.
Sebaliknya pihak Sekutu yang merasa kewalahan, menuduh pemerintah RI tidak mampu
menegakkan keamanan dan ketertiban sehingga terorisme merajalela. Pihak Belanda
yang bertujuan menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia berupaya
memanfaatkan situasi ini dengan memberi dukungan kepada pihak Sekutu. Panglima
Angkatan Perang Belanda, Laksamana Helfrich, memerintahkan pasukannya untuk
membantu pasukan Sekutu. Kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi NICA
menyebabkan terjadinya konflik dan pertempuran di berbagai daerah. Keinginan
Belanda untuk kembali menjajah Indonesia berhadapan dengan rakyat Indonesia yang
mempertahankan kemerdekaannya. Berikut adalah perlawanan- perlawanan yang
terjadi :

A. Pertempuran Lima Hari di Semarang


Tersiarnya kabar bahwa Indonesia merdeka membuat para pemuda bersemangat untuk
mengambil senjata Jepang dan mengusir mereka. Pada 14 Oktober 1945 tentara Jepang
menolak untuk menyerahkan senjata mereka. Para pemuda bersama rakyat pun mulai
marah dan menyusun taktik gerilya. Setelah pernyataan dari Jepang tersebut, para
pemuda pun memeriksa setiap mobil Jepang yang lewat di depan markas mereka. Setiap
mendapati tentara Jepang, para pemuda pun membawa mereka ke sebuah penjara yang
bernama Penjara Bulu. Namun, Jepang tidak menyerah dan kembali menyerang
Indonesia dengan menyiksa delapan anggota polisi yang sedang menjaga sumber air
minum Kota Semarang. Tak lama kemudian muncul kabar bahwa sumber air minum di
Candi Lama telah diberi racun oleh tentara Jepang. Mendengar kabar tersebut seorang
dokter, dr. Kariadi langsung mengecek sumber air minum. Namun di perjalanan Dr.
Kariadi ditembak kemudian meninggal. Pertempuran antara tentara Jepang dan para
pemuda terus terjadi sampai tanggal 20 Oktober 1945. Pertempuran lima hari di
Semarang ini membuat 2000 pejuang Indonesia serta 850 tentara Jepang tewas.
Peristiwa ini pun dibuatkan sebuah tugu perjuangan yang diberi nama Tugu Muda.
Pengambilalihan kekuasaan jepang di Yogyakarta, perebutan kekuasaan secara serentak
dimulai pada tanggal 26 September 1945. Semua pegawai instansi pemerintah dan
perusahaan-perusahaan yang dikuasai oleh Jepang mengadakan aksi pemogokan.
Mereka memaksa orang- orang Jepang agar menyerahkan semua kantor mereka kepada
orang Indonesia. Pada tanggal 27 September 1945, Komisi Nasional Daerah Yogyakarta
mengumumkan bahwa kekuasaan di daerah itu telah berada di tangan Pemerintahan RI.

Pada tanggal 5 oktober 1945 gedung Cokan Kantai (Kantor Pemerintahan Jepang) di
Yogyakarta berhasil diambil alih pihak Indonesia dan dimanfaatkan sebagai kantor
Komisi Nasional daerah Yogyakarta dan dikenal sebagai Gedung Agung. Para pejuang
Yogyakarta juga melakukan perebutan senjata dan markas tentara jepang yaitu dengan
mengepung markas Osha Butai di Kotabaru menyebabkan terjadi pertempuran antara
rakyat dan tentara jepang pada tanggal 7 Oktober 1945. Akhirnya tentara jepang
menyerah, tetapi tentara jepang di Kotabaru belum menyerah akibatnya serangan
meningkat di daerah tersebut. Pada tanggal 7 Oktober 1945 Kotabaru berhasil dikuasai,
selain itu gabungan pasukan rakyat berhasil melakukan pelucutan senjata Kaigun di
Maguwo.
B. Pertempuran Surabaya

Peristiwa di Surabaya diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober


1945 yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby. Setelah mendarat di Surabaya, NICA
berusaha menjadikan Hotel Yamato sebagai markas. Mereka mengibarkan bendera
Belanda, “merah-putih-biru” di tiang puncak hotel Yamato. Hal ini sontak membuat para
pemuda marah. Secara spontan mereka menyerbu masuk hotel dan menurunkan
bendera itu, kemudian merober bagian yang berwarna biru lalu bendera pun dikibarkan
lagi menjadi merah putih. Sejak saat itu bentrokan antara pejuang dan pasukan Sekutu
terjadi hampir di tiap sudut kota Surabaya. Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi
pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Dan juga pada
tanggal 10 November 1945 pukul 10.00 pagi pasukan Inggris mengerahkan pasukan
senjata-senjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, maupun udara yang
berlangsung selama 3 minggu.

c. Pertempuran Ambarawa Pertempuran Ambarawa

berawal dari kedatangan tentara Sekutu di Ambarawa pada 20 Oktober 1945.


Kedatangan tentara sekutu dipimpin oleh Brigadir Jenderal Bethell. Awalnya kedatangan
tentara sekutu disambut baik oleh masyarakat Ambarawa karena bertujuan mengurus
tawanan perang dan tentara Jepang yang berada di Jawa Tengah dan juga pihak sekutu
berjanji tidak akan menggangu kemerdekaan Indonesia. Sambutan baik berubah ketika
rakyat mengetahui bahwa kedatangan tentara sekutu diikuti oleh tentara NICA
(Belanda). NICA secara sepihak membebaskan para interniran Belanda di Magelang dan
Ambarawa. Dan juga NICA mempersenjatai para tawanan tersebut.Tindakan NICA ini
menimbulkan kemarahan para pejuang Indonesia dan menyulut menjadi pertempuran.
Pada tanggal 6 Oktober 1945 para pejuang mulai mengepung barrak-barrak tentara
sekutu seperti di Tuguran, Susteran, dan hotel Montagne dan pada tanggal 21
November 1945 tentara Sekutu di Magelang secara diam-diam mundur ke Ambarawa Di
Ambarawa sekutu dikepung oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibawah pimpinan
colonel Sudirman dengan menggunakan strategi Supit Urang dalam pertempuran ini
Ambarawa dikepung selama 4 hari 4 malam. Keberhasilan Sudirman dalam
mempertahankan kemerdekaan menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan RI.

D. Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA mendarat di
Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Awalnya mereka diterima secara baik
oleh pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan
tawanan perang (tentara Belanda). Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali, Medan
pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA)
merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia.
Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan
penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA.

Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papanpapan yang


bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area (Batas tetap medan area) di berbagai sudut
kota Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA
mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan. Hal ini
jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang
mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebing tinggi diadakan
pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area.
Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando
Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Pembentukan laskar ini membuat perjuangan
rakyat Medan semakin terorganisasi.

Berita Proklamasi di Sulawesi Kabar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia segera


tersebar ke seluruh pejuru di Indonesia termasuk Sulawesi. Gubernur Sulawesi, Sam
Ratulangi mendapat tugas dari PPKI untuk membentuk komite Nasional Indonesia
Daerah di Sulawesi. Penyebaran berita proklamasi kemerdekaan di Sulawesi juga
dilakukan para pemuda dengan memperbanyak teks proklamasi kemudian disebarkan
ke serluruh pelosok di Sulawesi selain itu naskah proklamasi disebarkan melalui surat
kabar Soeara Asia. Kedatangan tentara sekutu ini berniat menghalangi usaha Sam
Ratulangi dalam menyebarluaskan berita proklamasi. Pada bulan April 1946, Sam
Ratulangi ditangkap pasukan NICA kemudian diasingkan di Papua. Sebagian rakyat
Sulawesi memperoleh berita proklamasi dari tentara jepang semenjak itu para pemuda
memasang bendara Merah Putih sebagai lambang kemerdekaan bangsa dan dikibarkan
di kantor-kantor pemerintah pengganti bendera Jepang. Pemasangan bendera merah
putih ini menunjukkan adanya rasa bangga yang dimiliki rakyat sulawesi terhadap
indonesia. Operasi lintas laut banyuwangi-bali dilakukan untuk menghalangi Sekutu
dalam usahanya menyerbu Jawa. Operasi ini dipimpin beberapa tokoh TRI seperti
Kapten Makardi, Kolonel Prabowo, Kolonel Muadi, dan Letkol I Gusti Ngurah Rai.
Tindakan ini dilakukan karena kekuatan Tentara Republik Indonesia (TRI) Sunda Kecil di
Bali semakin melemah. Selanjutnya, Letjen Urip Sumohardjo dari Markas Besar TRI
Yogyakarta segera mengirim persenjataan untuk memperkuat pasukan TRI Sunda Kecil
dalam operasi lintas laut ini.

E. Pertempuran Margarana

Pertempuran ini terjadi antara Indonesia dan Belanda dalam masa Perang kemerdekaan
Indonesia yang terjadi pada 20 November 1946. Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala
Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Dimana Pasukan TKR di wilayah ini
bertempur dengan habis- habisan untuk mengusir Pasukan Belanda yang kembali datang
setelah kekalahan Jepang, untuk menguasai kembali wilayahnya yang direbut Jepang
pada Perang Dunia II, mengakibatkan kematian seluruh pasukan I Gusti Ngurah Rai yang
kemudian dikenang sebagai Perang Puputan, serta mengakibatkan Belanda sukses
mendirikan Negara Indonesia Timur.

F. Bandung Lautan Api

Peristiwa ini berawal ketika tentara Sekutu datang di Kota Bandung pada bulan Oktober
1945. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang
memerintahkan rakyat dan para pejuang agar menyerahkan senjata dan mengosongkan
Bandung Utara. Pertempuran semakin memanas ketika Sekutu mengeluarkan ultimatum
pada tanggal 23 Maret 1946. Pembumi hangusan Kota Bandung sesuai intruksi Kolonel
Abdul Haris Nasution sebagai Komandan Divisi lll Siliwangi. Tujuan Pembumihangusan
Kota Bandung agar Sekutu tidak bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di Kota Bandung.
Dengan semangat perjuangan dan pengorbanan, rakyat dan TRI membakar markas dan
rumah mereka sendiri. Dalam waktu singkat, api melahap Kota Bandung. Peristiwa inilah
yang dikenal dengan Bandung Lautan Api.

2. jalur diplomasi:

A)Perundingan Pendahuluan di Jakarta

Pada tanggal 23 Oktober 1945 diadakan perundingan antara Indonesia dan Belanda.
Belanda diwakili oleh van Mook dan Charles O. van der Plas menyatakan Belanda ingin
mejalankan pemerintahan di Indonesia sesuai dengan pernyataan Ratu Wihelmina.
Namun pernyataan van mook tersebut ditolak . Hingga akhir tahun 1945 belum ada
perundingan antara Belanda dan Indonesia yang mebuahkan hasil. Belanda
menginginkan Indonesia merdeka dibawa persemakmuran belanda. Sementara
Indonesia menginginkan pengakuan sebagai sebuah Negara yang merdeka dan
berdaulat. Pada tanggal 10 febuari 1946 indonesia dan belanda kembali dipertemukan
dalam perundingan di Jakarta. Dalam perundingan ini van mook kembali mengusulkan
beberapa gagasan politik yang mengacu pada pidato ratu wihelmina pada 7 desember
1942. Perundingan kembali diadakan pada tanggal 27 maret 1946. Perdana menteri
sutan sjahrir telah menyiapkan dua belas pasal usulalan untuk menanggapi gagasan van
mook. Inti usulan sjahrir adalah pengakuan sebagai Negara yang berdaulat penuh atas
wilayah bekas Hindia Belanda. Perundingan ini lagi lagi belum mebuahkan hasil yang
menggembirakan. Van Mook memilih kembali ke belanda untuk merundingkan usulan
tersebut dengan pemerintah belanda. Usulan tersebut akan dibahas dalam perundingan
selanjutnya yang diadakan di Belanda.

B) Perundingan Hoga Valuwe

Dilaksanakan tanggal 14-25 April 1946. Belanda diwakili Dr. Van Mook, Prof Van Arbeck,
Dr. Van Royen, Prof. Logeman, Sultan Hamid II dan Soejo Santoso. Indonesia diwakili Mr.
Soewandi, dr. Soedarsono dan Mr. Abdoel Karim Pringgodigdo. Dalam Perundingan ini
Indonesia Menuntut Wilayah Sumatra, Jawa dan Madura sebagai wilayahnya sedangkan
Belanda hanya mengakui Jawa dan madura saja, sehingga perundingan ini mengalami
kegagalan, yang mana belanda belum bisa memberi keputusan sebelum pemilihan
umum belanda dilaksanakan.Tetapi indonesia semakin percaya diri untuk menghadapi
perundingan – perundingan selanjutnya

C) Perundingan Linggajati

Belanda dipimpin Schermerhom,Indonesia dipimpin Sutan Syahrir. Dilaksankan dalam 3


tahapan yaitu: 1. Perundingan tahap pertama,7 oktober 1946 di jakarta,yang membahas
tentang genjatan senjata antara belanda dan indonesia 2. Perundingan tahap kedua,10
november 1946 di linggarjati yang berhasil disepakati rancangan perundingan linggajati
3. Perundingan tahap ketiga, 15 november 1946 dilaksankan di istana Rijswijk.Untuk
mengesahkan rancangan perundingan linggajati . ISI PERJANJIAN LINGGAJATI Belanda
mengakui kedaulatan RI secara de facto atas Jawa, Madura dan Sumatera. RI dan
Belanda akan kerjasama dalam membentuk RIS, RI bagian dari RIS ( Republik Indonesia
Serikat ) • RIS dan Belanda bersatu menjadi UNI Indonesia Belanda dengan ratu Belanda
sebagai ketuanya.

D. Konferensi Malino

dan Pembentukan BFO Konferensi maliino dilksanakan pada tanggal 15- 26 juli1946
yang bertujuan untuk membentuk negara negara federal didaerah yang
diserahterimakan inggris dan australia kepada belanda,pencetus pembentukan negara
federal adalah van mook. Pembentukan negara federal menimbulkan keresahan
dikalangan negara- negara bagian dan daerah otonom yang tidak terwakili dalam
susunan pemerintahan baru tersebut. Pada Mei-Juli 1948 negara negara federal
mengadakan rapat di bandung yang dinamakan Bijeenkomst voor Federal Overleg/BFO.
BFO merupakan kekuatan ketiga diantara indonesia- Belanda yang dikemukakan oleh
tangan kanan van mook. BFO dibentuk atas usulan Ide Anak Agung Gde Agung(perdana
menteri negara indonesia timur) dan R.T.Adil puradiredja(perdana menteri pasundan).
Faktor penyebabkan pembentukan BFO yaitu, BFO dibentuk untuk mencari jalan keluar
dari situasi politik yang gawat akibat perkembangan politik antara indonesia belanda
Diharapkan mampu menghasilkan rancangan mengenai pemerintah peralihan yang lebih
baik dari pada pemerintah federal sementara bentukan van mook.
E)Perundingan Renville

Perundingan dilakukan Tanggal 8 Desember 1947, di kapal milik AS yang berlabuh di


Teluk Jakarta. Perundingan dilakukan karena perbedaan penafsiran isi Perjanjian
Linggarjati,dimana Belanda menganggap Indonesia sebagai persemakmuran dari
Belanda sedangkan Indonesia menganggap bahwa Indonesia adalah Negara Merdeka,
Sehingga terjadilah Agresi Militer Belanda I Tanggal 20 Juli 1947. Indonesia diwakili oleh
Amir Syarifuddim dan belanda diwakili oleh R.Abdulkaddir Wijoyoatmojo orang
indonesia yang memihak ke belanda .Perjanjian Renville di tanda tangani tanggal 17
Januari 1948,Isi perjanjian Renville :

1. Diadakan persetujuan gencatan senjata.


2. TNI ditarik dari kantong pertahanan Jawa barat dan Jawa timur ke Yogya.
3. Belanda bebas membentuk negara federal didaerah yang pernah didudukinya
4. Negara Indonesia Serikat sederajat dengan Belanda.

Hasil perundingan ini merugikan bangsa indonesia:

1. Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain diterimanya garis


demarkasi van mook.Persetujuan ini terdiri atas 10 pasal.
2. Dasar dasar politik renville yang berisi kesediaan kedua pihak menyelesaikan
pertikaian secara damai.yang terdiri 12 pasal.
3. 6 pasal tambahan dari KTN yang berisi kedaulatan indonesia yang berada
ditangan belanda selama masa peralihan sampai penyerahan kedaulatan.

F) PERUNDINGAN ROEM – ROYEN

(7 Mei 1949) Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem dan Belanda dipimpin oleh Van
Roeyen . Terjadi karena adanya Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948 yang
mengakibatkan Presiden Ir Soekarno, Wapres Moh. Hatta, Sutan Syahrir dan AK
Pringgodigdo ditawan Belanda dan Diasingkan, sehingga di bentuk Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra Barat oleh Syafrudin Prawiranegara atas
perintah Presiden Ir. Soekarno sampai RI kembali normal.

G) Konferensi Meja Bundar (KMB).

KMB dilaksanakan tanggal 23 Agustus sampai 2 Nopember 1949 dan ditandatangani


pada 2 Nopember 1949. Indonesia diwakili Drs. Moh. Hatta ,Belanda diwakili Van
Maarseven . BFO (Negara Federal) diwakili Sultan Hamid II .UNCI (Komisi Perserikatan
Bangsa-Bangsa) diwakili Merle Cochran. ISI PERJANJIAN Penyerahan kedaulatan kepada
RIS paling lambat akhir tahun 1949.

1. Antara RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda.


2. Segera dilakukan penarikan mundur seluruh Tentara Belanda.
3. TNI menjadi inti tentara RIS.
4. Kedudukan Irian Barat akan ditentukan satu tahun setelah penyerahan
kedaulatan.

3. Perjuangan Bangsa Indonesia Menghadapi Pergolakan dan Pemberontakan.

A. Pemberontakan PKI Madiun 1948


 Sebab; kembalinya Muso dari Uni Soviet dan upaya Amir Syarifuddin yang ingin
menjatuhkan Kabinet Hatta.
 26 Februari 1948, Surakarta. Partai-partai berfaham sosialis (Sosialis Indonesia,
Pesindo, Partai Buruh, SOBSI) berubah menjadi Front Demokrasi Rakyat (FDR)
dipimpin Amir Syarifuddin. (Oposisi anti pemerintah).
 Tindakan Muso; menggabungkan FDR dengan Komunis, melancarkan adu domba antar
golongan, memimpin pemogokan buruh di Jawa dan Sumatra.
 18 September 1948, PKI berhasil merebut Madiun dan memproklamasikan berdirinya
“Soviet Republik Indonesia”.
 19 September 1948, PKI menguasai markas CPM Siliwangi, markas SPDT, STM,
Tangsi Polisi dan menangkap para perwira TNI AD dan RRI dijadikan siaran
propaganda PKI.
 Pemerintah membentuk Komando Operasi = Kol. A.H Nasution (Panglima Markas Besar
Komando Djawa). Untuk menindak PKI.
 Muso tewas dan Amir Syarifuddin ditangkap di Grobogan Purwodadi.

B. Pemberontakan DI/TII
 Gerakan menginginkan berdirinya Negara Islam Indonesia.
 DI/ TII, Jawa Barat (Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo).
1. Cita-cita Kartosuwirjo; mendirikan Negara Islam Indonesia, mendirikan pesantren di
Mlangbong Garut.
2. Kartosuwirjo mendirikan Negara Islam Indonesia 7 Agustus 1949.
3. Pemerintah melakukan operasi Baratayudha 27 Agustus 1949. untuk mnindak lanjuti
DI/TII.
 DI/ TII, Jawa Tengah (Amir Fatah dan Mahfu’dz Abdurachman).
1. 23 Agustus 1949, Tegal. Amir Fatah, komandan laskar Hizbullah di Tulangan, Sidoarjo
dan Mojokerto memproklamasikan diri bergabung DI/TII
2. Amir Fatah diangkat sebagai Komandan pertempuran Jawa Tengah (pangkat Majen TII).
3. Di Kebumen, pemberontakan oleh Angkatan Umat Islam dipimpin Kyai Somalang.
4. Gerakan DI/TII, Jawa Tengah, semakin kuat didukung batalyon 624.
5. Untuk mengatasi ini, Pemerintah membentuk pasukan khusus; Banteng Raiders,
melakukan operasi Gerakan Banteng Negara dipimpin Letkol. Sarbini, kemudian diganti
Letkol. M Bahrun, kemudian Letkol. A. Yani.
 DI/ TII, Aceh (Daud Beureuh).
1. Sebab; ketidakpuasan rakyat Aceh terhadap kebijakan pemerintah yang mana Daerah
Istimewa Aceh diubah = salah satu Karesidenan dibawah Sumatra Utara.
2. 20 September 1953, Aceh memproklamirkan sebagai bagian wilayah NII Kartosuwirjo.
3. 26 Mei 1959, musyawarah antara Menteri Hardi. SH (pemerintah), T. Hamzah dan Ali
Hasjmy (pemerintah rakyat Aceh), Ayah Gani Usman (DI/TII).
4. Hasil; Aceh berstatus Daerah Istimewa dengan hak-hak otonomi luas bidang Agama,
pendidikan & peradatan.
5. 17 – 21 Desember 1962, penyelesaian masalah Daud Breuh.
 DI/ TII, Sulawesi Selatan (Kahar Muzakar).
1. Sebab; ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang mengharuskan adanya seleksi
anggota laskar KGSS (Komando Gerilya Sulawesi Selatan).
2. Pelantikan 17 Agustus 1951, Kahar Muzakar dan pengikutnya melarikan diri ke hutan
kemudian, menyatakan daerah Sulawesi Selatan bagian NII di bawah Karto Suwiryo.
3. Penyelesaian; tewasnya Kahar Muzakar (Februari 1965) dan Gerungan ditangkap Juli
1965.
 DI/ TII, Kalimantan, Ibnu Hajar (Haderi bin Umar alias Agil).
1. Ibnu Hajar; Mantan Letnan dua TNI yang membentuk gerakan Kesatuan Rakyat Yang
Tertindas/KRYT dan menyatakan gerakannya bagian DI/ TII Karto Suwirjo.
2. Oktober 1950, melakukan penyerangan pos-pos APRIS di Kalimantan Selatan.
3. Akhir 1959, gerakan Ibnu Hajar ditindak lanjuti dengan pasukan pemerintah Ibnu Hajar
dihukum mati Juli 1963.

C. Angkatan Perang Ratu Adil/APRA (Raymond Westerling).


 23 Januari 1950.
 Dibantu; bekas tentara Belanda “KNIL” yang menolak bentuk negara kesatuan,
mendukung negara Federal dan menuntut agar bekas tentara Belanda ditetapkan menjadi
tentara negara bagian yang ditempati.
 Tuntutannya tidak diperhatikan sehingga, melakukan teror pembunuhan 800 tentara
KNIL termasuk TNI yang ditemui di Kota Bandung.
 Operasi penyelesaian dilakukan TNI.
 Westerling melarikan diri ke Luar Negeri.

D. Pemberontakan Andi Azis Makasar


 5 April 1950
 Oleh mantan tentara Belanda dalam KNIL.
 Tidak puas atas kehadiran TNI yang mengamankan situasi di Makassar karena sering
bentrok antar masyarakat yg pro persatuan dan pro Federal.
 Pasukan Andi Aziz berhasil menduduki posisi penting di Makassar dan menahan
Panglima Tentara Teritorium Indonesia Timur “Letkol. A.J. Mokoginta”.
 26 April 1950, pemerintah mengirim pasukan ekspedisi; dipimpin Letkol. A.J.
Mokoginta.
 Pemberontakan selesai dan pasukan Andi Aziz menyerah.
E. Republik Maluku Selatan/RMS (Dr. Ch.R.S. Soumokil)
 25 April 1950.
 Didukung KNIL dan sisa pasukan Andi Aziz yang melarikan diri ke Maluku.
 Awalnya pemerintah bersikap lunak agar penyelesaian damai dengan mengirim Dr. J.
Leimena untuk berunding tapi ditolak RMS.
 Pemerintah mengirim ekspedisi untuk menyelesaikan RMS dipimpin Kol. A.E.
Kawilarang.
 14 Juli 1950, mendarat di Laha (P. Buru).
 Di Seram dan Ambon banyak korban di kedua belah pihak.
 Akhirnya dapat dikuasai TNI sedangkan, sisa pasukan RMS melarikan diri ke hutan.

Anda mungkin juga menyukai