kumpulan kata – kata pahlawan Bung Tomo yang diambil dari pidatonya, dari buku Bung Tomo, Abdul
Waid (2019: 46 – 48):
Ada 8 provinsi yaitu: Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, Maluku, Sunda kecil, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur
Tahun 1950 menjadi 11 provinsi : Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sumatra Timur, Sulawesi,
Kalimantan, Maluku, Sunda kecil, Jawa Barat, Jawa Tengah, D I Yogyakarta, Jawa Timur.
Operasi Pagar Betis adalah operasi militer yang digerakkan untuk menumpas pemberontakan DI/TII di
Jawa Barat pada 7 Agustus 1949.
Untuk menumpas gerakan DI/TII di Jawa Tengah, Kolonel Gatot Subroto selaku Panglima Divisi
III/Gubernur Militer III mengeluarkan instruksi siasat Nomor 130/PS/KS/MOB/1979 pada 30 Desember
1949.
3. Operasi Bharatayudha
Operasi Bharatayudha merupakan operasi militer yang bertugas menumpas gerakan DI/TII di Sulawesi
Selatan.
4. Operasi 17 Agustus
1. Teuku Umar
Pejuang Aceh pertama yang mendapatkan gelar pahlawan nasional. Ia juga pernah berpura-pura bekerja
sama dengan Belanda demi mengumpulkan persenjataan.
Sejarah: Ia berjuang bersama pasukan Inong Balee (sebutan untuk janda pejuang Aceh) untuk melawan
Belanda.
Lahir: 1583, dimasa kepemimpinannya, kesultanan Aceh Darussalam berhasil menjadi salah satu
kerajaan Islam terbesar didunia.
Tujuan: menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia secara diplomasi sebelum
dilaksanakannya konferensi meja bundar.
enid
Perjanjian Roem-Royem
Perjanjian Roem-Royem
Perjanjian Roem-Royem
Perjanjian Roem-Royem
Perjanjian Roem-Royen adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia-Belanda yang
memainkan peran signifikan dalam proses menuju kemerdekaan Indonesia. Artikel ini akan membahas
latar belakang, isi, dan dampak dari perjanjian ini pada perkembangan nasionalisme Indonesia dan
hubungan diplomatik dengan Belanda.
Perjanjian Roem-Royen dinamai sesuai dengan dua tokoh penting yang terlibat dalam perundingan ini:
Mr. Roem, seorang diplomat Indonesia, dan Dr. J.H. van Royen, seorang diplomat Belanda. Perjanjian ini
disepakati pada tanggal 7 Mei 1949, menjelang pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Latar
belakangnya adalah konflik bersenjata yang telah berlangsung selama beberapa tahun antara pejuang
kemerdekaan Indonesia dan pemerintah kolonial Belanda.
1. Pengakuan Kedaulatan
2. Pembagian Wilayah
Perjanjian ini mencakup pembagian wilayah yang dikenal sebagai “Van Mook Line” yang membagi
wilayah Indonesia menjadi dua bagian, yaitu Jawa dan Sumatera di bawah pemerintahan Indonesia,
sementara wilayah-wilayah lain tetap di bawah kendali Belanda.
Perjanjian ini juga mencakup pengakuan Belanda atas kemerdekaan Timor Timur, yang kemudian
menjadi Timor Leste.
Status Papua Barat (sekarang Papua dan Papua Barat) tidak diatur dalam perjanjian ini, dan masalah ini
ditunda hingga kemudian.
49. Bapak Republik Indonesia adalah Tan Malaka (Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka).
Buku Naar de Republiek Indonesia merupakan karya Tan Malaka yang menginspirasi Sukarno dan Bung
Hatta membentuk Republik Indonesia. Sebab buku ini berisi konsep bangsa Indonesia dan perjuangan
kemerdekaan pribumi untuk lepas dari kolonialisme. Maka itu, Tan Malaka mendapat julukan Bapak
Republik Indonesia.
Asas:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
Rumusan:
52. Pahlawan Nasional pertama Indonesia adalah Abdul Muis asal bukit tinggi. Sumatera Barat.
Ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 30 Agustus 1959.
53. Penjara Soekarno atau disebut juga penjara Banceuy. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya
ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929 dan dipenjara di Penjara Banceuy ini, sehingga Penjara ini
identik dengan nama nya.
54. Pati Unus bernama asli Raden Abdul Qadir. Ia adalah putra mahkota Raden Patah, pendiri Demak.
Menurut Tome Pires pada tahun 1513, Pati Unus berusia 25 tahun dan telah selesai menyerbu Malaka
pada serangan pertama. Pada tahun 1521, Pati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan
pendudukan Portugis.
55.Pada tanggal 10 November 1945 terjadi pertempuran di Surabaya yang merupakan pertempuran
besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris. Penetapan tanggal 10 November sebagai Hari
Pahlawan Nasional tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari
Nasional yang Bukan Hari Libur Nasional.
56. Herman Willem Daendels menerapkan kerja rodi atau kerja paksa untuk mencapai beberapa tujuan,
beberapa tujuannya adalah sebagai berikut: Membangun pabrik persenjataan yang berada di daerah
Surabaya dan Semarang. proses dari pembangunan jalan raya Anyer hingga Panarukan di tahun 1809
bahkan memakan korban hingga 12.000 jiwa. Proses pembangunan atau konstruksi dari jalan pada
mulanya dilakukan oleh pihak kolonial, akan tetapi setelah Daendels kehabisan dana untuk membayar
pekerja profesional dan tentara, akhirnya Daendels pun mengerahkan rakyat pribumi.
Suprapto lahir di Purwokerto pada 20 Juni 1920. Ia sempat mengikuti pendidikan di Akademi Militer
Kerajaan Bandung, namun harus terhenti karena pendaratan Jepang di Indonesia.
Siswondo Parman atau yang lebih dikenal dengan S. Parman adalah salah satu petinggi TNI AD di masa
Orde Lama. Ia dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918.
Mas Tirtodarmo Haryono atau yang lebih dikenal dengan M. T. Haryono lahir pada 20 Januari 1924 di
Surabaya, Jawa Timur. Sebelum terjun ke dunia militer, M. T. Haryono pernah mengikuti Ika Dai Gaku
(sekolah kedokteran) di Jakarta pada masa pendudukan Jepang.
Donald Ignatius Panjaitan atau D. I. Panjaitan lahir pada 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli. Pada masa
pendudukan Jepang ia memasuki pendidikan militer Gyugun. Kemudian ia ditempatkan di Pekanbaru,
Riau sampai saat proklamasi kemerdekaan.
Ahmad Yani adalah seorang petinggi TNI AD di masa Orde Lama. Ia lahir di Jenar, Purworejo pada 19 Juni
1922. Ketika muda, Ahmad Yani mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan Pembela Tanah Air (PETA)
di Bogor. Setelah itu, karier Ahmad Yani berkutat di militer. Ia turut ikut dalam pemberantasan PKI
Madiun 1948, Agresi Militer Belanda II, dan juga penumpasan DI/TII di Jawa Tengah.
Sutoyo Siswomiharjo lahir 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah. Pada masa pendudukan Jepang ia
mendapat pendidikan pada Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta, dan kemudian menjadi pegawai
negeri pada Kantor Kabupaten di Purworejo.
1. Abdul Kadir Raden Temenggung Setia Pahlawan, pahlawan nasional yang berjuang melawan
penjajahan Belanda
2. Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri dan sultan pertama Kesultanan Pontianak
3. Aspar Aswin, mantan Gubernur Kalbar
4. Buchary Abdul Rahman, mantan Wali kota Pontianak
5. Cornelis M.H, Gubernur Kalbar
6. Christiandy Sanjaya, Wakil Gubernur Kalbar
7. Hamzah Haz, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-9
8. Lim Bak Meng, politisi Partai Persatuan Dayak
9. Rahadi Oesman, pejuang yang membawa berita kemerdekaan ke Kabupaten Ketapang,
Kalimantan Barat.
10. Sultan Hamid II, Sultan Pontianak
11. Sultan Syarif Abubakar Alkadrie, Sultan Pontianak
12. Sutarmidji, Wali kota Pontianak
13. Syarif Muhammad Alaydrus, pangeran dari Kubu
14. Usman Ja'far, mantan Gubernur Kalbar
15. Drs. H. Soemitro, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Kalimantan Barat
16. Pangeran Ratu Idris, pejuang yang melawan Belanda dari Sintang
59. Salah satu kontribusi terbesar Sultan Hamid 2 adalah menciptakan lambang negara, Garuda
Pancasila. Pada tanggal 10 Januari 1950, ia ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk merencanakan dan
merancang lambang negara. Burung garuda pada lambang Pancasila melambangkan kekuatan dan
warna emasnya melambangkan kemuliaan. Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa
Indonesia. Kedua kaki burung garuda yang kokoh mencengkeram pita putih bertuliskan Bhinneka
Tunggal Ika bermakna "berbeda-beda tetapi satu jua".
17 helai bulu sayap kanan dan kiri: melambangkan tanggal kemerdekaan Indonesia
45 helai bulu leher: melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu 1945
19 helai bulu pangkal ekor: melambangkan tahun Kemerdekaan Indonesia, yaitu 1945
8 helai bulu ekor: melambangkan bulan kemerdekaan Indonesia yaitu Agustus, sebagai bulan
kedelapan dalam satu tahun kalender Masehi.