Anda di halaman 1dari 5

IPS

Bab 4 PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN UPAYA


MEMBANGUN KEHIDUPAN BANGSA YANG SEJAHTERA
A. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
a. Pembentukan BPUPKI
Pada 1 Maret, Jepang mengumumkan berdirinya Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI dalam Bahasa Jepang
disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Tujuan pembentukan BPUPKI adalah
mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang dibutuhkan dalam membentuk
negara Indonesia Merdeka. BPUPKI beranggotakan 63 orang dengan Radjiman
Wedyodiningrat sebagai ketua dan Raden Panji Suroso sebagai wakilnya.

b. Sidang BPUPKI
BPUPKI melaksanakan siding pertama pada 29 Mei – 1 Juni 1945. Sidang
tersebut bertujuan untuk Menyusun dasar negara Indonesia Merdeka.
Ada Tiga tokoh yang mengusulkan rancangan dasar negara sebagai berikut:
1) Muhammad Yamin
2) Soepomo
3) Soekarno
Pada 10-16 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua. Sidang ini
menghasilkan rancangan undang-undang dasar untuk Indonesia Merdeka.

c. Panitia Sembilan
Panitia Sembilan beranggotakan 9 orang yang diketuai oleh Soekarno. Pada
tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara yang
disebut sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Atas usulan Mohammad Hatta, kalimat pertama Piagam Jakarta diubah menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal ini dilakukan untuk menjaga persatuan dan
kesatuan Indonesia yang rakyatnya terdiri atas berbagai agama.

d. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Selanjutnya, dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
7 Agustus 1945. Dalam Bahasa Jepang, PPKI disebut Dokuritsu Junbi Inkai. Tugas
PPKI adalah menetapkan dan mengesahkan rancangan dasar negara yang telah
dibuat oleh BPUPKI. Ketua PPKI adalah Soekarno dan wakilnya adalah
Mohammad Hatta. Anggota PPKI seluruhnya berjumlah 21 orang.

2. Peristiwa Rengasdengklok
Sutan Syahrir dan golongan muda lainnya mengadakan rapat yang hasilnya
mendesak bahwa proklamasi harus segera dilaksanakan. Mereka pun kemudian
menjemput dan membawa Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.
Tujuannya untuk menjauhkan kedua tokoh tersebut dari pengaruh Jepang,
sehingga mau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepat mungkin.

1.
3. Penyusunan Naskah Proklamasi
Setelah berdiskusi dengan golongan muda di Rengasdengklok, Soekarno dan
Mohammad Hatta setuju untuk segera melaksanakan proklamasi. Soekarno
kemudian memimpin rapat PPKI di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jakarta
untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

4. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan di Jalan Pegangsaan Timur No.56,
Jakarta, pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 pukul 10.30. Pembacaan teks
proklamasi dilakukan oleh Soekarno didampingi oleh Mohammad Hatta dan para
tokoh nasional. Setelah teks proklamasi dibacakan, diadakan upacara pengibaran
Bendera Merah Putih yang diiringi oleh lagu Indonesia Raya.
Penyebarluasan berita proklamasi dilakukan melalui pamphlet (selebaran), siaran
oleh kantor berita milik Jepang, surat kabar, dan utusan ke berbagai daerah.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dicapai berkat jasa para tokoh bangsa, antara
lain: Soekarno, Mohammad Hatta, Soepomo, Muhammad Yamin dan Sutan Syahrir.

B. Upaya Mempertahankan Kemerdekaan


1. Perjuangan Fisik dalam Mempertahankan Kemerdekaan
a. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pada tanggal 15-19 Oktober 1945 terjadi pertempuran di Simpang Lima
(Tugu Muda) antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melawan tentara
Jepang yang dipimpin oleh Mayor Kido. Pertempuran ini dihentikan setelah
diadakan gencatan senjata.

b. Pertempuran Medan Area


Pada tanggal 1 Desember 1945, sekutu memasang papan bertuliskan Fixed
Boundaries Medan Area (Batas Resmi Daerah Medan). Sekutu menetapkan
secara sepihak batas kekuasaan mereka. Akibatnya, terjadilah pertempuran
yang dikenal sebagai Pertempuran Medan Area.

c. Pertempuran Bandung Lautan Api


Pada Oktober 1945 Tentara Sekutu Bersama NICA (Nederlands Indie Civil
Administration) memasuki kota Bandung dan memperingatkan agar para
pemuda menyerahkan senjata yang dirampas dari tangan Jepang, tetapi
peringatan tersebut tidak dituruti sehingga terjadilah pertempuran. Sekutu
berhasil menduduki kota Bandung bagian utara.
Pada 23 Maret 1946, sekutu memperingatkan rakyat agar mengosongkan
kota Bandung bagian Selatan. Demi keselamatan rakyat dan kepentingan politik
pemerintahan RI, para pejuang yang dipimpin Kolonel A.H.Nasution mematuhi
peringatan tersebut. Namun sebelumnya, para pejuang membumihanguskan
Kota Bandung bagian Selatan. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama
“Bandung Lautan Api”.

2.
d. Pertempuran Ambarawa
Pada 20 Oktober 1945, Pasukan Sekutu yang di susupi NICA datang ke
Semarang dengan tujuan mengurus tawanan perang yang berada di penjara
Ambarawa. Mereka membebaskan serta memberikan senjata kepada tentara
Belanda yang di tawan Jepang.
Pada 12-15 Desember 1945, terjadi pertempuran sengit antara pasukan
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang di pimpin oleh Kolonel Soedirman
melawan sekutu, sekutu berhasil dikalahkan. Pertempuran ini disebut dengan
Palagan Ambarawa.

e. Pertempuran 10 November di Surabaya


Pada 9 November 1945, sekutu mengeluarkan ultimatum yang berisi
“Pimpinan dan pemuda Surabaya berkumpul di tempat yang ditentukan
dengan tangan di atas kepala selambat-lambatnya pukul 6.00 untuk
menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat, 10 November 1945.
Apabila tidak dilaksanakan, Surabaya akan digempur baik dari darat, laut,
maupun udara”.
Tetapi Ultimatum sekutu ditolak. Rakyat Surabaya di bawah pimpinan Bung
Tomo bertekat untuk mempertahankan Kota Surabaya sampai titik darah
penghabisan. Pertempuran berjalan dengan sengit. Namun, sekutu dapat
menduduki Surabaya karena menang dalam persenjataan.
Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang
gigihnya rakyat Surabaya mempertahankan kemerdekaan.

2. Perjuangan Diplomasi dalam Mempertahankan Kemerdekaan


Perjuangan Diplomasi adalah perjuangan melalui perundingan dengan pihak
musuh. Berikut usaha diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan.

a. Perjanjian Linggarjati
Perundingan antara Indonesia dan Belanda pada 10 November 1946 disebut
Perjanjian Linggarjati.
b. Perjanjian Renville
Perundingan antara Indonesia dan Belanda pada 8 Desember 1947 dilakukan
diatas kapal USS Renville milik Amerika Serikat yang sedang berlabuh di teluk
Jakarta. Perundingan ini disebut Perjanjian Renville.
c. Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian Roem-Royen ditandatangani di Jakarta pada 7 Mei 1949. Pihak
Indonesia dipimpin oleh Moh.Roem dengan anggota Mohammad Hatta dan
Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Belanda diwakili oleh Van Royen.
Oleh karena itu, perjanjian ini disebut Perjanjian Roem-Royen.
d. Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan pada 23 Agustus – 2 November
1949 di Den Haag, Belanda, sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Roem-Royen.
3.
C. Agresi Militer Belanda
Usaha Belanda untuk Kembali menguasai Indonesia setelah kemerdekaan dilakukan
melalui serangan militer. Serangan militer Belanda ke wilayah Indonesia dilakukan
secara mendadak dan besar-besaran yang disebut sebagai Agresi Militer.
1. Agresi Militer Belanda I
Belanda menginkari hasil Perjanjian Linggarjati karena ingin menjadikan Indonesia
sebagai negara persemakmuran (commonwealth) yang berbentuk federasi.
Pada 21 Juli 1947, Belanda melakukan Agresi Militer Belanda I ke wilayah Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra.
2. Agresi Militer Belanda II
Pada 18 Desember 1948, Belanda mengumumkan bahwa mereka tidak terikat lagi
dengan Perjanjian Renville.
Pada 19 Desember 1948, Belanda mengadakan Agresi Militer II ke ibu kota
Republik Indonesia saat itu, yaitu Yogyakarta.

D. Pengakuan Kedaulatan
Upacara pengakuan kedaulatan negara Indonesia dilakukan pada 27 Desember 1949.
Pada 17 Agustus 1050, Republik Indonesia Serikat (RIS) dibubarkan dan kembali
menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tokoh yang Berjuang demi Pengakuan Kedaulatan Indonesia:
1. Soekarno
2. Mohammad Hatta
3. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
4. Jenderal Soedirman
5. Sutomo ( Bung Tomo)
6. Sutan Syahrir

E. Mengisi Kemerdekaan Sebagai Upaya Mengembangkan Kehidupan Kebangsaan


yang Sejahtera
Untuk mengisi kemerdekaan demi mencapai kehidupan bangsa yang sejahtera,
pemerintah telah melakukan Pembangunan nasional di berbagai bidang di seluruh
pelosok negeri.
Pembangunan Nasional adalah upaya secara terus-menerus untuk mencapai
kehidupan bangsa yang sejahtera.
Contoh kegiatan Pembangunan nasional di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Pembangunan di Bidang Pendidikan
2. Pembangunan di Bidang Tranportasi
3. Pembangunan di Bidang Sosial
4. Pembangunan di Bidang Budaya
5. Pembangunan di Bidang Pariwisata
6. Pembangunan di Bidang Komunikasi

4.
7. Pembangunan di Bidang Kesehatan

5.

Anda mungkin juga menyukai