Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI

KEMERDEKAAN

OLEH : (XI-IIS.1)
FIKRI NUR WAFA (16)
FIRJATULLAH AL F. (17)
HANIFATUL WAHDA (18)
ISYFA MAULANA A. (19)
JIHAN FADIYAH M. (20)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemerdekaan yang dinanti-nantikan oleh seluruh rakyat Indonesia kini akan segera mereka rasakan.
Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi seluruh rakyat
Indonesia dari belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia menunjukkan keberanian dan
sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap bangsa Indonesia untuk menentukan
nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua tidak
mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan muda yang
mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.
Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras. Proklamasi bukan berarti
perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi, menanti yaitu perjuangan
mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.
1.2. Tujuan
Kita dapat mengetahui lebih dalam tentang perjuangan bangsa Indonesia memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia, serta dapat mengetahui peristiwa-perstiwa yang terjadi disekitar proklamasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Persiapan Menjelang Proklamasi

1. Hari-Hari Menjelang Proklamasi di Jakarta


Perang pasifik semakin berkobar. Dimana-mana pasukan Jepang mengalami kekalahan. Untuk
persiapan penyerahan kemerdekaan bangsa Indonesia dari Jepang, maka tanggal 9 Agustus 1945, para
pemimpin bangsa Indonesia yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Widyodiningrat
berangkat ke kota Dalat di Vietnam. Maksud keberangkatan itu adalah untuk membicarakan rencana
kemerdekaan bangsa Indonesia dengan pimpinan Jepang Jenderal Terauchi yang berpusat di kota
Dalat. Jenderal Terauchi yang menjadi panglima tertinggi tentara Jepang di seluruh Asia Tenggara
memberitahukan bahwa pemerintah Jepang di Tokyo telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh pemimpin pergerakan Indonesia kembali dari Dalat
menuju Jakarta. Pda saat itu sebenarnya ada hal-hal penting yang belum diketahui oleh ketiga tokoh
tersebut. Karena memang sengaja tidak diberitahu oleh Jepang. Hal-hal penting yang dimaksud adalah
:a. Pada tanggal 6 Agustus 1945, jam 08.15 pagi Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Amerika
Serikat. Lebih dari 70.000 orang penduduk Kota Hiroshima menjadi korban.
b. Tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Kota Nagasaki.
Akibat ledakan tersebut lebih dari 75.000 orang penduduk Nagasaki menjadi korban.
Pemimpin Angkatan Perang Jepang, terutama Kaisar Jepang Hiroshito, berkesimpulan bahwa tentara
Jepang tidak mngkin lagi meneruskan peperangan. Untuk menghindari rakyat Jepang dari kehancuran,
maka pada tanggal 14 Agustus 1945 kaisar memerintahkan untuk menghentikan perang dan mengakui
kekalahan Jepang.
Sultan Syahrir mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu segera menemui Bung Hatta yang baru
kembali dari Dalat (Saigo, Vietnam). Sultan Syahrir mendesak agar kemerdekaaan Indonesia segera
diproklamasikan. Kemudian Bung Hatta beserta Sutan Syahrir menuju ke rumah Bung Karno yang
terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Sutan Syahrir juga mendesak Bung Karno dan
Bung Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno dan Bung Hatta menolak pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa
bertemu dan bermusyawarah lebih dahulu dengan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) lainnya. Bung Karno dan Bung Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus
dicapai tanpa pertumpahan darah.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur Jakarta, para pemuda mengadakan suatu
pertemuan. Pertemuan itu antara lain dihadiri oleh Subadio, Subianti, Margono, Wikana dan
Armansyah. Pokok pembicaraan adalah sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secepat mungkin
diumumkan ke seluruh dunia.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda ke
Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur kota Jakarta. Maksud dan tujuan para pemuda
membawa kedua pemimpin tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta mengumumkan
proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung Hatta adalah pemimpin yang
berwibawa besar dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau dipaksa oleh para pemuda. Namn beliau
sangat memahami maksud para pemuda yang dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo dari golongan tua dengan
Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk membawa kembali Bung Karno dan Bung Hatta
ke Jakarta. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore, Mr.Ahmad Subardjo dengan
diantar oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk menjemput kembali Bung Karno dan Bung
Hatta. Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 21.00 rombongan meninggalkan Rengasdengklok
kembali ke Jakarta.
Sekitar pukul 23.00 rombongan tiba di rumah Bung Karno untuk menurunkan Ibu Fatmawati (Isteri
Bung Karno), yang ikut dibawa ke Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah
Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Rapat itu terutama untuk
membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3. Punyusunan Teks Proklamasi


Rapat yang berlangsung sepanjang malam itu baru berakhir sekitar pukul 04.00 pagi menjelang sahur.
Ketika itu kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan saaat umat Islam sedang menjalankan ibadah
puasa. Di atas dikatakan bahwa rapat berlangsung di rumah Laksamana Tadashi Maeda ialah Perwira
Tinggi Angkatan Laut Jepang. Ia adalah kawan baik Mr. Ahmad Subardjo.
Dalam rapat itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Naskah proklamasi itu
dirumuskan oleh tiga orang, yaitu Bung Karno, Bung Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo. Yang menulis
naskah proklamasi adalah Bung Karno. Setelah selesai Bung Karno membacakan teks itu perlahan-
lahan agar peserta rapat yang hadir dapat mendengarnya.
Bung Karno menyarankan agar naskah proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh hadirin. Tetapi
setelah diadakan musyawarah, disepakati bahwa naskah proklamasi itu ditandatangani oleh Bung
Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian naskah tulisan tangan Bung Karno itu
diketik oleh Sayuti Melik.
Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik konsepteks proklamasi
dengan beberapa perubahan, kemudian ditanda tangani oleh SoekarnoHatta.
Perubahan-perubahan tersebut meliputi:

kata tempoh diubah menjadi tempo,


wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia, dan
tulisan Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8
tahun 05.
Naskah hasil ketikan Sayuti Melik merupakan naskah proklamasi yang autentik.
Rapat berlangsung sepanjang malam di rumah Laksamana Tadashi Maeda itu berhasil merumuskan
naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rapat juga menyetujui supaya proklamasi kemerdekaan
Indonesia diumumkan pada pukul 10.00 esok hari pada tanggal 17 Agustus 1945.

4. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan


Keesokan harinya, hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, Ir. Soekarno didampingi oleh
Drs. Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa itu terjadi di Jalan Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi). Setelah mengucapkan pidato singkat, kemudian
Soekarno membaca naskah proklamasi kemerdekaan. Barisan pelopor dan para pemuda menyaksikan
peristiwa yang sangat penting itu dengan penuh hikmat.
Sejak tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka yang bebas dari
belenggu penjajah. Nasib bangsa dan tanah air sekarang terletak di tangan bangsa Indonesia sendiri.
Kemerdekaan itu dapat kita rebut berkat persatuan dan kesatuan dalam perjuangan mengusir penjajah.
Proklamasi kemerdekaan itu segera disebarluaskan ke seluruh tanah air bahkan seluruh dunia melalui
radio, surat kabar dan kurir. Dalam waktu singkat berita tentang proklamasi itu telah sampai di seluruh
tanah air. Bahkan seluruh dunia juga ikut mendengarkannya.
Seluruh bangsa Indonesia menyambut proklamasi itu dengan gegap gempita. Para pemuda
mengobarkan semangat rakyat. Pekik perjuangan merdeka, berkumandang di seluruh tanah air. Sang
Merah Putih segera dikibarkan di setiap rumah di seluruh tanah air. Di dada para pemuda dan pejuang
disematkan lencana Merah Putih.
Pekikan-pekikan pejuang berkumandang di mana-mana. Merdeka atau mati, Sekali merdeka tetap
merdeka, Bangsa Indonesia anti penjajah, Merdeka... Merdeka.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja keras
bangsa Indonesia sendiri.
Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan Indonesia
dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai