Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Pembuatan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peristiwa Rengasdengklok

2.2 Perumusan Naskah Proklamasi

2.3 Pembacaan Teks Proklamasi 17 Agustus 1945

2.4 Isi Teks Naskah Proklamasi  

2.5. Cara Penyebaran Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

2.6. Arti dan Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang

Proklamasi adalah sebuah pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat. Pemberitahuan


kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, menandakan suatu ketetapan kebebasan bagi
seluruh rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan proklamasi kemerdekaan Indonesia
menunjukkan keberanian dan sikap bangsa Indonesia menunjukan keberanian dan sikap
bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Awalnya terdapat perbedaan sikap antara golongan tua dan gologan muda. Golongan tua tidak
mempersoalkan jika kemerdekaan adalah pemberian Jepang, lain halnya dengan golongan
muda yang mengagungkan kemerdekaan Indonesia sebagai hasil perjuangan sendiri.

Perbedaan itu membuat para perjuangan nasionalis Indonesia bekerja keras.


Proklamasi bukan berarti perjuangan selesai, masih ada perjuangann yang lebih berat lagi,
menanti yaitu perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu sendiri.

1.2.       Tujuan Pembuatan Makalah


Mengetahui lebih dalam tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

1. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah
pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31"
terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00.
WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar
mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya
kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad
Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah
Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.

Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian.
Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut
kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua
anggota PETA mendukung rencana tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno


dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di lapangan IKADA(yang sekarang telah
menjadi lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.Pegangsaan Timur 56. Dipilih rumah
Bung Karno karena di lapangan IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan
diselenggarakan, sehingga tentara-tentara jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari
kericuhan, antara penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah
Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No.56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di
rumah Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di
Rengasdengklok pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi
kemerdekaan Indonesia.

Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk berunding
dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya
menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke
Rangasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur. Achmad Soebardjo
mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan
Pegangsaan Timur 56. Pada tanggal 16 tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.

Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi


dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti
Melik menggunakan mesin ketik yang "dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor
Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.

2. Perumusan Naskah Proklamasi


Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia didahului oleh peristiwa Rengasdengklok,
yaitu penculikan Soekarno dan Moh Hatta pada 16 Agustus 1945 jam 04.30 WIB ke
Rengasdengklok Karawang. Tujuan penculikan Soekarno-Hatta pada peristiwa Rengasdengklok
adalah agar tidak terpengaruh Jepang dan memenuhi tuntutan golongan muda untuk segera
melaksanakan proklamasi kemerdekaan RI. Tahukah kamu sesudah peristiwa Rengasdengklok
disusul dengan perumusan naskah teks Proklamasi Kemerdekaan RI? Perumusan Naskah
Proklamasi Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, selama
penculikan Soekarno-Hatta pada 16 Agustus 1945, tidak tercapai kesepakatan apa pun hingga
sore hari. Achmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan
Soekarno-Hatta. Golongan pemuda bersedia melepaskan Soekarno-Hatta dengan jaminan bahwa
proklamasi akan terjadi esok hari, 17 Agustus 1945. Setelah Achmad Soebardjo mendesak
golongan muda dengan pertimbangan Soekarno-Hatta dibutuhkan untuk diplomasi dengan
Jepang, Soekarno-Hatta dapat kembali ke Jakarta pada 16 Agustus 1945 jam 20.00 WIB.
Kemudian Soekarno-Hatta mendatangi rumah Mayor Jenderal Nishimura untuk menyatakan
keinginan PPKI bersidang malam itu juga. Hatta mengatakan pada Mayor Jenderal Nishimura
bahwa rakyat Indonesia sudah mengetahui berita kekalahan Jepang. Nishimura menolak tegas
rencana sidang PPKI tersebut. Hal itu terkait instruksi Markas Besar Tentara Jepang Daerah
Selatan yang berkedudukan di Saigon sejak 16 Agustus 1945 siang. Instruksi tersebut adalah
dilarang adanya perubahan status-quo di Indonesia berkaitan dengan perjanjian antara
pemerintah Jepang dan pihak pemenang perang pasifik yaitu Sekutu. Larangan perubahan status-
quo di Indonesia berarti pemerintah Jepang tidak membenarkan terjadinya Proklamasi
Kemerdekaan. Karena Proklamasi Kemerdekaan akan melahirkan Negara Indonesia yang
merdeka. Itu berarti mengubah status-quo. Ketiga tokoh kemerdekaan bersepakat bahwa Jepang
tidak dapat diharapkan lagi. Mereka juga memutuskan bahwa Kemerdekaan Republik Indonesia
harus segera dirancang secapatnya. Dengan marah Hatta menjelaskan bahwa apa pun yang akan
terjadi, di Indonesia tetap pada pendirian semula untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Maka sidang PPKI dimulai di rumah Laksamana Maeda di Meijidori No. 1 (sekarang
Jalan Imam Bonjol) pada 16 Agustus 1945 malam bertujuan untuk mempersiapkan Proklamasi
Kemerdekaan RI. Anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indes segera dikawal oleh Sukarni
dan kawan-kawan menuju rumah Laksamana Maeda. Lokasi sidang PPKI di rumah Laksamana
Maeda karena mempunyai hubungan baik dengan para tokoh di Indonesia terutama Achmad
Soebardjo. Selain itu, Laksamana Maeda adalah Kepala Perwakilan Kaigun (Angkatan Laut
Jepang). Sebagai Kepala Perwakilan Kaigun, Laksamana Maeda punya kekebalan hukum
terhadap Rikugun (Angkatan Darat Jepang) sehingga tidak berani bertindak sewenang-wenang.
Laksamana Maeda juga menjamin keselamatan mereka. Perumusan naskah teks proklamasi
dilakukan di ruang makan rumah Laksamana Maeda oleh tiga orang tokoh kemerdekaan
Indonesia. Hatta dan Achmad Soebardjo menyumbangkan pemikiran secara lisan. SSoekarno
bertindak sebagai penulis rumusan konsep Proklamasi. Proses perumusan naskah teks
proklamasi kemerdekaan tersebut disaksikan oleh Miyoshi (seorang kepercayaan Nishimura) dan
tiga tokoh pemuda yaitu Sukarni, Sudiro dan BM Diah. Kalimat pertama pada naskah teks
proklamasi yaitu "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia"
dikutip Achmad Soebardjo dari rumusan sidang BPUPKI (Dokuritsu Junbi Chosakai).
Sedangkan kalimat terakhir naskah teks proklamasi dirumuskan Moh Hatta yang berbunyi "Hal-
hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara
seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya".

3. Pembacaan Teks Proklamasi 17 Agustus 1945

Pembacaan Teks Proklamasi
1. Penulis Teks Proklamasi
UUD Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Pembacaan Teks Proklamasi 17 Agustus 1945– Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan
padahari jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun
Jepang, yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta
bertempat di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Perundingan antara golongan tua dan goolongan muda pada penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berjalan pada pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis
pada ruang makan laksamana Tadashi Madea Jln Imam Bonjol No. 1. Para penyusun teks
tersebut adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, serta Mr. Ahmad Soebarjo.

Penulis Teks Proklamasi

Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Pada ruang depan, hadir B.M
Diah, Sukarni, Sayuti Melik, dan Soediro. Sukarni mengusulkan supaya yang menandatangani
teks proklamasi tersebut adalah Ir. Soekarno Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dan
teks proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Malik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, dikediaman
Soekarno, Jln Pegangsaan Timur 56 sudah hadir antara lain Soewirjo, Gafar Pringgodigdo,
Wilopo, Trimurti, dan Tabrani. Acara tersebut dimulai pukul 10.00 dengan pembacaan teks
proklamasi oleh Soekarno dan disambung oleh pidato singkat tanpa teks. Lalu bendera Merah
Putih, yang sudah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, dan disusul dengan sambutan oleh
soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Awalnya Trimurti diminta untuk menaikan bendera tetapi ia menolak dengan alasan
pengerakan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh karna itu ditunjuklah Latief
Handraningrat, seorang prajurit PETA, yang dibantu oleh Soehoed untuk melaksanakan tugas
tersebut. Seorang pemudi datang dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih
(Sang Saka Merah Putih), yang telah dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Sesudah
bendera Merah Putih berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai Sekarang,
bendera pusaka itu masih disimpan di Istana Merdeka.

Sesudah upacara selesai, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin
S. Brata datang terburu-buru sebab mereka tidak mengetahui perubahan lokasi mendadak dari
Ikada ke Pengangsaan. Mereka nenuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, tetapi
ditolak, Akhirnya Hatta memberikan amanat sngkat terhadap mereka.

UUD Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Di tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai
dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal dengan UUD 45. Dengan itu
terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan
kedaulatan ditangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) yang akan dibentuk kemudian.

Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan
persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan juga wakil presiden Republik Indonesia yang
pertama. Presiden dan wakil persiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

4. Isi Teks Naskah Proklamasi  

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan

dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45

Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

5. Cara Penyebaran Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


 Wilayah Indonesia sangatlah luas. Komunikasi dan transportasi sekitar tahun 1945 masih
sangat terbatas. Di samping itu, hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi
oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita
proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan
penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh segenap
rakyat Indonesia.

Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dapat dilakukan


secara cepat dan segera menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di
tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (sekarang Kantor Berita ANTARA), Waidan B.
Palenewen.Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama
Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi
disiarkan tiga kali berturut-turut. Baru dua kali F. Wuz melaksanakan tugasnya, masuklah
orang Jepang ke ruangan radio sambil marah-marah, sebab mengetahui berita proklamasi telah
tersiar ke luar melalui udara.

Meskipun orang Jepang tersebut memerintahkan penghentian siaran berita proklamasi,


tetapi Waidan Palenewen tetap meminta F. Wuz untuk terus menyiarkan. Berita proklamasi
kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti.

Akibat dari penyiaran tersebut, pimpinan tentara Jepang di Jawa memerintahkan untuk


meralat berita dan menyatakan sebagai kekeliruan. Pada tanggal 20 Agustus 1945 pemancar
tersebut disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk.

Sekalipun pemancar pada kantor Domei disegel, para pemuda bersama Jusuf Ronodipuro
(seorang pembaca berita di Radio Domei) ternyata membuat pemancar baru dengan bantuan
teknisi radio, di antaranya Sukarman, Sutamto, Susilahardja, dan Suhandar. Mereka mendirikan
pemancar baru di Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah selanjutnya berita
proklamasi kemerdekaan disiarkan.

Usaha dan perjuangan para pemuda dalam penyebarluasan berita proklamasi juga
dilakukan melalui media pers dan surat selebaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam
penerbitannya tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita


proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers antara lain B.M. Diah,
Sayuti Melik, dan Sumanang. Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat
Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong
kereta api, misalnya dengan slogan Respect Our Constitution, August 17!!! (Hormatilah
Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!).
Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri. Meskipun menggunakan
banyak media dan alat penyebaran, sebelum tahun 2005, pihak Belanda sebagai penjajah
Indonesia tak mengakui Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 (de facto) melainkan tahun
1949 tanggal 27 Desember sebagaimana pengakuan PBB (de jure) sebab mereka berpendapat
bahwa pada tahun 1945, kekuasaan di Indonesia diserahkan kepada Sekutu, bukan dibebaskan
oleh Jepang.

Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh
para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut
menyebarkan berita proklamasi :

1. Teuku Mohammad Hassan dari Aceh,


2.  Sam Ratulangi dari Sulawesi,
3.  Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali),
4.  A. A. Hamidan dari Kalimantan.

6. Arti dan Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Dalam mencapai Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia melalui sejarah panjang


perjuangan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dikutip dari situs resmi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, peristiwa proklamasi kemerdekaan NKRI
berlangsung singkat. Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan didampingi Moh. Hatta di
Jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB. Dilanjutkan
pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh Pemuda Suhud dan eks Shudancho Latif
Hendraningrat. Upacara diakhiri dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Meski berlangsung
singkat, namun peristiwa proklamasi kemerdekaan mengandung arti sangat penting dan
membawa perubahan sangat besar dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu: Proklamasi
merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya. Dengan
proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri
sebagai bangsa yang berdaulat. Proklamasi merupakan jembatan emas untuk menuju masyarakat
yang adil dan makmur. Baca juga: Proklamasi Indonesia: Arti, Isi dan Maknanya Makna
proklamasi kemerdekaan Indonesia Bagi bangsa Indonesia, proklamasi merupakan sumber
hukum pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proklamasi adalah alat untuk
mencapai tujuan negara dan cita-cita bangsa Indonesia. Proklamasi mempunyai arti penting bagi
bangsa Indonesia, yaitu: Lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Titik tolak
pelaksanaan amanat penderitaan rakyat Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan Proses
pembentukan NKRI melalui beberapa proses yang membutuhkan waktu yang lama. Faktor yang
menentukan pembentukan NKRI adalah: Keinginan untuk merdeka dan lepas dari penjajahan.
Mempunyai tempat tinggal yang sama yaitu kepulauan Indonesia. Persamaan nasib karena
dijajah bangsa asing. Tujuan bersama untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan sebagai
suatu bangsa.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, bangsa Indonesia memproklamasikan


kemerdekaannya dengan urutan peristiwa sebagai berikut: Terbentuknya kesadaran bahwa
kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Tidak ada satupun bangsa di dunia ini yang berhak
merebut kemerdekaan menjajah bangsa lain. Adanya pergerakan untuk melawan penjajah.
Dimulai dari pergerakan yang bersifat tradisional dan kedaerahan berkembang menjadi
pergerakan modern dan bersifat nasionalis. Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan yang
ditandai dengan dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Penyusunan
alat-alat kelengkapan negara. Berikut ini empat makna Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia: Telah diserukan kepada warga dunia akan adanya sebuah negara baru yang terbebas
dari penjajahan negara lain. Telah lahir sebuah negara baru yang memiliki kedudukan yang sama
dengan negara-negara lain yang telah ada sebelumnya. Tonggak awal munculnya negara baru
dengan tatanan kenegaraannya yang harus dihormati oleh negara-negara lain di dunia. Puncak
revolusi, tonggak sejarah perjuangan bangsa yang telah lama dilakukan untuk dapat terbebas dari
belenggu penjajah.

Melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa lain. Bangsa yang bersangkutan dapat
hidup sederajat dengan bangsa-bangsa lain. Bangsa yang bersangkutan dapat meningkatkan taraf
kehidupan bangsanya. Bangsa yang bersangkutan dapat meningkatkan taraf kecerdasan
bangsanya. Dapat mengejar segala ketertinggalan yang dialami oleh bangsanya dengan
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Mencapai tujuan nasional bangsa. Arti
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Arti Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ada dua
yaitu kepada dunia luar dan bagi bangsa Indonesia sendiri. Berikut penjelasan arti Proklamasi
Kemerdekaan RI: Arti Proklamasi kepada dunia luar Arti proklamasi kepada dunia luar adalah:
Sejak saat itu Bangsa Indonesia telah merdeka Bangsa Indonesia sejak saat itu sudah merdeka
dan berdaulat Wajib dihormati oleh negara-negara lain secara layak seabgai bangsa dan negara
yang mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat serta hak dan kewajiban yang sama
dengan bangsa-bangsa lain yang sudah merdeka dalam pergaulan antar bangsa di dalam
hubungan internasional. Arti Proklamasi bagi bangsa Indonesia Arti proklamasi bagi bangsa
Indonesia adalah: Untuk memberikan dorongan dan rangsangan bahwa sejak saat itu bangsa
Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain yang
sudah merdeka dalam pergaulan dunia. Mempunyai hak dan kewajiban untuk mengisi dan
mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh dan memperjuangkan tercapainya cita-cita
nasional bangsa Indonesia. Sejak saat itu, bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk
menentukan nasib sendiri beserta tanah airnya dalam segala aspek kehidupan. Bangsa Indonesia
akan menyusun negara sendiri dengan tata aturan sendiri, sehingga pada saat itu telah berdiri
negara baru yaitu negara Indonesia. Dengan berdirinya negara baru ini maka negara memiliki
tata hukum sendiri untuk mengatur segala kehidupan bernegara di dalam negara baru tersebut.
Norma pertama atau norma dasar atau aturan dasar dari tata hukum Indonesia. Negara
merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya mengatur
serta menyelenggarakan sesuatu masyarakat (Logemann).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan dan kerja

keras bangsa Indonesia.

Sepatutnyalah kita sebagai penerus bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan kehidupan

Indonesia dengan tetap menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai