Anda di halaman 1dari 4

2.

Infrastruktur Politik

Semangat dan isi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 merupakan
pengamalan sila kedua dan keempat, yaitu mengakui dan menjamin hak asasi manusia atas
dasar kesamaan dalam bidang politik, organisasi, dan dalam pengajuan pendapat. UUD NRI
Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, menjamin sepenuhnya kepada
warga negara untuk dapat mengemukakan pandangan, pemikiran, dan gagasan secara bebas.
Namun, kebebasan itu bukan berarti kemauan kita sendiri dan merugikan orang lain,
masyarakat, bangsa, dan negara. Kebebasan yang demikian itu tidak sesuai dengan jiwa
kepribadian bangsa. Kita selalu mencari keseimbangan keserasian, dan kelarasan.

Peran serta warga negara dalam memantapkan pelaksanaan Demokrasi pancasila


adalah dengan mengembangkan sistem politik yang menjunjung tinggi hal-hal seperti

a.Semangat Kebersamaan

b.Kekeluargaan

c.Keterbukaan Yang Bertanggung Jawab.

Dengan adanya sistem politik tersebut, kepentingan untuk persatuan bangsa dapat
terwujud melalui cara:

a. Menumbuhkan solidaritas antar sesama warga sehingga dapat terhindar dari perpecahan.

b. Dengan adanya penghargaan terhadap orang lain, maka akan terdapatnya sikap saling

tolong menolong dan meringankan kesulitan hidup serta dapat penunjang proses

pemantapan kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu, peran serta masyarakat dalam organisasi kemasyarakatan sangat di
perlukan dalam sistem politik. Organisasi kemasyarakatan di luar struktur lembaga negara
disebut sebagai infrastruktur politik. Infrastruktur politik adalah lembaga politik atau mesin
politik nonformal yang berperan secara tidak langsung dalam pengambilan kebijakan-
kebijakan politik yang di ambil oleh suprastruktur politk, guna sebagai penyalur atau
penyampai aspirasi dari berbagai kelompok pada suatu negara dalam lapisan manapun.
Kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan sosial dan politik rilll didalam masyarakat,
disebut "infrastruktur politik". Infrastruktur politik mencakup lima komponen, yaitu partai
politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, media komunikasi politik, dan tokoh
politik.

a. Partai politik (political party) di Indonesia

Menurut Husazar dan Stevenson (1965), partai politik adalah sekelompok orang yang
terorganisasi yang berusaha untuk mengendalikan pemerintahan agar dapat melakukan
program-programnya dan menempatkan anggota-anggotanya dalam jabatan pemerintah.
Partai politik mempunyai lima fungsi dasar sebagai partai politik yang berbadan hukum dan
keberadaannya diakui oleh undang-undang yaitu sebagai berikut.

1). Fungsi artikulasi kepentingan. Artikulasi kepentingan adalah suatu proses memasukkan
berbagai kebutuhan, tuntutan, dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk
dalam lembaga legislatif.

2). Fungsi agregasi kepentingan, merupakan cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang di


lancarkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda.

3). Fungsi sosialisasi politik, merupakan suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai politik,
sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau dianut oleh suatu negara.

4). Fungsi rekrutmen politik, adalah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-anggota
kelompok untuk mewakili kelompok dalam jabatan-jabatan administratif maupun politik.

5). Fungsi komunitas politik, merupakan salah satu fungsi yang di jalankan oleh partai politik
dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan komunikasi informasi, isu, dan gagasan
politik.

b. Kelompok kepentingan (interest group)

Kelompok kepentingan (interest group) adalah kelompok masyarakat yang bergabung untuk
kepentingan dan keuntungan warganya, kelompok ini tepatnya menampung saran, kritik, dan
tuntutan kepentingan bagi anggota masyarakat, serta menyampaikan kepada sistem politik
yang ada. Aktivitas kelompok kepentingan menyangkut tujuan yang lebih terbatas, dengan
saran yang monolitis dan intensitas usaha yang tidak berlebihan serta mengeluarkan dana
dan tenaga untuk melakukan tindakan politik di luar tugas partai politik. Menurut Gabriel A.
Almond, kelompok kepentingan didefinisikan kedalam jenis-jenis kelompok yaitu sebagai
berikut.
1) Kelompok anomik. Terbentuk di antara unsur masyarakat secara spontan

2) Kelompok asosiasi nasional. Kelompok khusus yang memakai tenaga profesional yang
berkerja penuh dan memiliki prosedur teratur untuk memutuskan kepentingan da tuntutan.

3) Kelompok non-asosiasonal. Jarang terorganisir secara tapi dan kegiatannya bersifat


kadang kala.

4) Kelompok institusional. Bersifat formal dan memiliki fungsi politik disamping arkulasi
kepentingan.

c. Kelompok penekan (pressure group)

kelompok penekan (pressure group) merupakan sekelompok manusia yang berbentuk


lembaga kemasyarakatan dengan aktifitas atau kegiataannya memberitahukan tekanan
kepada pihak penguasa agar keinginannya dapat diakomodasi oleh pemegang kekuasaan.

d. Media komunikasi politik (political Communication media)

Media komunikasi politik adalah sahabat atau alat komunikasi politik dalam proses
penyampai informasi dan pendapat politik secara tidak langsung, baik terhadap pemerintah
maupun masyarakat. Pada umumnya, media komunikasi diharapkan mampu mengolah,
mengedarkan informasi bahkan mencari apresiasi/pendapat sebagai berita politik.

e. Tokoh politik (political figure)

Pengangkatan rokok politik merupakan proses transformasi seleksi terhadap anggota


masyarakat dari berbagai subkultur dan kualfikasi tertentu yang kemudian memperkenalkan
mereka pada peranan khusus dalam sistem politik. Menurut letser G. Seligman, (Johan jasin,
2016) proses pengangkatan tokoh politik akan berkaitan dengan beberapa aspek yaitu

1) Legitimasi Elit Politik

2) Masalah Kekuasaan

3) Representativitas Elit Politik

4) Hubungan Antara Pengangkatan Tokoh Politik Dengan Perubahan Politik.


MAKALAH

INFRASTRUKTUR POLITIK

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 3
FATIMAH AZZAHRA
IIS DAHLIA
ZAINAL RTG
FIRNA PERTIWI
MAURIS PRADANA
HARJUN SOFYAN
AMIRULLAH JENRY

MAN LABUHANBATU
2022

Anda mungkin juga menyukai