Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

MATERI BAB 4

DISUSUN OLEH
AMANDA NABILA ABIDAH
KELAS IX A

SMP MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK


2022

Indonesia dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi


A. Masa Kemerdekaan (1945 – 1950)

1. Proklamasi Kemerdekaan

a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia


Pada 7 September 1944 Pedana Mentri Jepang, yaitu Jendral Kuniaki Koiso menjajikan Indonesia
merdeka. Dikarenakan posisi jepang dalam perang Asia Pasifik semakin terdesak, dalam keadaan inilah
mulainya terbentuk pergerakan Indonesia untuk melawan Jepang.

1) Pembentukan Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)


Berkaitan dengan janji yang dikemukakan Jepang, pada 1 Maret 1945 dibentuknya BPUPKI atau
dalam bahasa Jepang Dokoritsu Junbi Cosakai, yang terdiri dari 63 orang dan diketuai oleh Dr. K. R. T.
Radiman Wedyodiningrat. Dengan hasil keputusan sebagai berikut.

a) Sidang Pertama BPUPKI


Pada taggal 29 Mei 1 Juli 1945, membahas tentang rumusan dasar negara, dengan hasil keputusan
sebagai berikut.
I. Mohammad Yamin (29 Mei 1945):
Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ke-Tuhanan, Peri Kerakyatan, Kesejahterahan Rakyat.
II. Mr. Sorpomo (31 Mei 1945):
Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan Lahir dan Batin, Musyawarah, Keadilan Rakyat.
III. Sukarno (1 Juli 1945):
Kebangsaan Indonesia, Internasionalalisme atau Peri kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi,
Kesejahterahan Sosial, Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Tetapi, sampai akhir sidang ini belum ditemukannya kesepakatan rumusan dasar negara. Oleh
karena itu, dibentulah Panitia Sembilan dengan tujuan mengolah usulan dari anggota BPUPKI
mengenai dasar negara Republik Indonesia, yang diketuai oleh Ir. Sukarno. Dengan hasil rumusan yaitu
Piagam Jakarta.

b) Sidang kedua BPUPKI


Sidang kedua pada tanggal 10 – 17 Juli, membahas tentang rancana Undang Undang Dasar (UUD),
dan juga bentuk negara, dengan hasil Republik. Kemudian BPUKI membentuk panitia yang terdiri dari
19 orang, dengan ketua Ir. Sukarno agar mempercepat sidang. Hasil keputusan yaitu Piagam Jakarta
dijadikan sebagai inti dari UUD. Panitia Rancangan UUD juga membentuk panitia yang terdiri dari 7
orang, yang diketuai oleh Soepormo untuk merumuskan batang tubuh UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD mengumumkan hasil dari keputusannya sebagai
berikut.
- Pernyataan Indonesia merdeka.
- Pembukaan Undang Undang Dasar.
- Badang Tubuh UUD.
Dan pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima hasil tersebut dengan bulat.

2) Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibubarkanya BPUPKI sekaligus dibentuknya PPKI, dengan nama
Jepangnya Dokororitsu Junbi Inkai. PPKI di ketua oleh Ir. Sukarno dan Muh. Hatta sebagai wakil ketua.
Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang, kemudian ditambahlah 6 orang dari Jepang dan menjadi
27 orang. Tugas utama PPKI ialah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan keperluan
pergantian kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.

b. Peristiwa Rengasdengklok
Diawali dengan menyerahnya Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945. Sutan Syahrir yang mendengar
berita tersebut akhirnya mendesak Ir. Sukarno dan Muh Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Tetapi mereka menolak dengan alasan harus sesuai prosedur PPKI. Perbedaan sikap ini yang
mendorong pada pemuda yaitu Sukarni, Chaerul Shaleh, Yusuf Kunto, dr Mawardi, Syudanco Singgih dan Dr
Sucipto untuk membawa mereka ke Renglasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945, agar tidak
terpengaruhi oleh Jepang.
Sesampainya mereka di Rengalsdengklok, para pemuda kembali mendesak Ir. Sukarno dan Muh Hatta.
Tetapi dua tokoh tersebut masih berpegang teguh degan alasanya. Ditengah suasana tersebut Ahmad
Soebarjo datang dengan sekretarisnya. Ia memberitahukan kebenaran menyerahnya Jepang kepada sekutu.
Hal inilah yang membuat Ir Sukarno dan Muh Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

c. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Pada malam hari tanggal 16 Agustus 1945, Ir Sukarno dan Muh Hatta berserta rombongannya kembali ke
Jakarta dan menuju ke rumah Laksamada Maeda yang dianggap aman. Dirumah inilah Ir. Sukarno
menuliskan konsep proklamasi yang dibantu oleh Muh Hatta pada kalimat terkhir dan Ahmad Subarjo pada
kalimat pertama.
Setelah semua selesai muncul permasalahan baru, yaitu siapa yang menatandanginya. Muh Hatta
mengusulkan agar ditandatangani oleh semua hadirin yang datang. Tetapi, Sukarni sebagai golongan muda
mengusulkan agar Ir. Sukarno dan Muh. Hatta sajalah sebagai perwakilan bangsa Indonesia, dan juga ia
yang mengusulkan agar Ir. Sukarno yang membacakan teks proklamasi. Usulan Sukarni tersebut disetujui,
kemudian Ir. Sukarno meminta Sayuti Melik mengetik teks tersebut. Ada tiga perubahan yang terdapat
dalam ketikat Sayuti Melik, yaitu:
- Kata “tempoh” diganti mejadi “tempo”
- Kata “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”
- Penulisan tanggal yang tertera “Djakarta, 17-8-05” mengadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”

d. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945


Sejak pagi tanggal 17 Agustus 1945, di Jalan Pengangsaan Timur No.56 di halaman Sukarno, tepat pukul
10.00 WIB, upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai. Kemudian dilakukanlah pengibaran
bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Rakyat yang hadir ikut serta menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Upacara proklamasi ditutup oleh sambutan Wali Kota Jakarta, Suwiryo dan dr
Mawardi.

2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia


Pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia masih belum
memiliki pemimpin dan sistem administrasi wilayah yang jelas. Oleh karena itu diadakanlah rapat oleh PPKI
yang menghasilkan beberapa kepentingan sebagai berikut.
1) Pengesahan UUD 1945.
2) Pemilihan presiden dan Wakil Presiden: dengan hasil Ir. Sukarno dan Muh. Hatta.
3) Pembagian Wilayah: pada tanggal 19 Agustus PPKI memutuskan pembagian wilayah yaitu Sumatra,
Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.
4) Pembentukan kementrian: dibentuknya 16 mentri yang bertugas untuk membantu presiden dalam
menjalankan roda pemerintahan dan empat pejabat negara.
5) Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat: sebagai pengganti PPKI dan memiliki tugas seta
wewenang untuk menjalankan fungsi pengawasan dan berhak ikut serta dakam menatap Garis-garis
Besar Haluan Negara.
6) Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan: terbentuknya BKR (Badan Keamanan Rakyat) dan
TKR (Tentara Keamanan Rakyat).

3. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

a. Perjuagan Fisik

1) Insiden Hotel Yamato


Merupakan insiden perobekan bendara belanda, menjadi bendera Indonesia yang terjadi pada
tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato, Surabaya. Diawali tindakan beberapa orang Belanda yang
mengibarkannya, lantas rakyat Indonesiapun tidak terima dan memanjat untuk merobek bendera
tersebut.

2) Pertempuran Surabaya
Terjadi pada tanggal 27 Oktober hingga 20 November 1945, dengan puncak pada tanggal 10
November 1945. Pertempuran diawali dengan tentara sekutu yang membonceng bersama NICA,
sehingga membuat Indonesia marah dan terjadilah pertempuran antara tentara sekutu dan Indonesia.
Pada tanggal 30 Oktober 1945, Indonesia berhasil megalahkan Jendral A. W. S Mallby. Hal ini la yang
menyebabkan tentara Ingris mengirim pasukan yang lebih besar ke Indonesia.
Pada tanggal 9 November 1945, pihak sekutu mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Surabaya,
tetapi tidak dihiraukannya. Sehingga pada tanggal 10 November 1945 Ingris mengirim 30.000 pasukan,
sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang kepada Surabaya, yang kala itu dipimpin oleh Bung
Tomo. Meskipun kota Surabaya berhasil di taklukan oleh tentara sekutu, namun pertempuran
surabaya menjadi simbol nasional atas perlawanan bangsa Indonesia.

3) Pertempuran Lima Hari di Semarang


Pada tanggal 14 Oktober 1945 tersiarnya kabar bahwa Jepang telah meracuni air minum di Candi,
Semarang. Karena itu lah Dokter Karyadi membranikan diri untuk memerisanya. Akan tetapi, saat
melakukan pemeriksaan ia ditembak oleh tentara Jepang. Mendengar kabar itu, rakyat pun marah dan
menyerbu tentara Jepang. Pertempuran ini berlangsung dari tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945.
Diakhiri dengan perundingan antara Indonesia dengan pihak Jepang. Dan dibangunnya tugu Muda
Simpang Lima sebagai pengenang.

4) Pertempuran di Ambarawa
Diawali oleh pengingkaran janji tentara sekutu yang datang ke Semarang pada tanggal 20 Oktober
1945. Dimana tentara sekutu awalnya ingin melucuti senjata tentara Jepang dan mengurus tawanan
tentara jepang yang berada di Jawa tengah. Tetapi, para tentara sekutu telah mengikutkan tentara
NICA, dan mempersenjatai mereka. Tindakan inilah yang memicu kemarahan rakyat Indonesia.
Kemudian pada tanggal 12 Desember para TKR mulai melancurkan serangannya dengan menggunakan
taktik gelar supit urang. Pada tangal 15 Desember 1945, perang tersebut berakhir dan dimenangkan
Indonesia.

5) Bandung Lautan Api


Peristiwa kebakaran besar yang sengaja dibakar oleh TKR dan rakyat setempat, agar tendara sekutu
tidak dapat menggunakan kota Bandung sebagai pos-pos militer. Peristiwa ini diawali dengan
kedatangan pasukan sekutu pada tanggal 12 Oktober 1945. Dengan tujuan melucuti senjata tentara
Jepang dan membebaskannya. Selain itu, mereka menuntun rakyat bandung agar menyerahkan sejata
yang telah dirampas, tetapi rakyat Bandung tidak memberikannya, sehingga tibulah bentrokan.
Pada tanggal 23 Maret 1945 dua orang pejuang Indonesia yaitu Muhammad Toha dan Ramdan
berusaha menledakan gudang senjata sekutu. Usaha yang mereka lakukan berhasil tetapi menewaskan
mereka berdua. Akhirnya Pemerinta Republik Indonesia mengistruksikan agar kota Bandung
dikosongkan. Sebelum mereka pergi, TKR dan rakyat Bandung membakar kotanya.

6) Pertempuran Medan Area


Peristiwa perlawanan rakyat terhadap tentara sekutu yang terjadi di Medan. Kedatangan tentara
sekutu yang diimpin Ted Kelly ini diboncengi oleh tentara NICA yang bertujuan mengambil alih
pemerintahan. Pertempuran pertama meletus pada tanggal 13 Oktober 1945 yang terjadi di Hotel di
Jalan Bali, Dikarenakan seorang penghuni merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang
dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan pemuda Indonesia.
Pada tanggal 1 Desember 1945, tentara sekutu memasang papan-papan bertuliskan “Fixed
Baundaris Medan Area” untuk menunjukan daerah kekuasaan mereka. Para tentara sekutu berserta
NICA melakukan pengusiran terhadap unsur-unsur Republik Indonesia di kota Medan. Dan
dilajutkannya lagi pada tanggal 10 Desember 1945, sekutu melancarkan oprasi militer besar-besaran.

7) Peperangan Puputan Margarana


Perang yang terjadi antara Indonesia dan Belanda pada tanggal 20 November 1945. Terjadi karena
Letkol I Gusti Ngurah Rai menolak ajakan Belanda untuk membantu pendirian Indonesia Timur.
Sehingga muncullah peperangan. Dalam perang ini letkol I Gusti Ngurah Rai melakukan puputan atau
orang habis habisan. Dengan hasil Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur bersama 96 pasukanya dan 400
tentara Belanda.

8) Serangan Umum 1 Maret 1945


Serangan yang awalnya terjadi ketika Yogyakarta berda di tangan Belanda kala itu, dan Belenda
mengumumkan bahwa Republik Indonesia telah tiada, membuat para pejuang bangsa Indonesia
bangkit untuk menyerang. Serangan yang diketuai oleh Letnan Kolonel Soeharto pada tanggal 1 Maret
1945 dengan cara melakukan serangangan tiba tiba dalam sekala besar selama kurang lebih enam jam,
membuat Belanda keluar dan menyerahkan Yongyakarta sekaligus mematahkan propaganda bahwa
Repubulik Indonesia sudah tidak ada lagi.

b. Perjuangan Diplomasi

1) Perundingan Linggarjati
Perundingan antara Indonesia dan Belanda dengan Ingris sebagai mediator yang dilaksanakan di
Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat. Dilaksanakan pada tanggal 10 November 1946, hingga
ditandatangani resmi tanggal 25 Maret 1947, dengan isi sebagai berikut.
- Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Sumatra, Jawa, dan Madura
- Belanda harus meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling lambat 1 Januari 1949.
- Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), di
mana salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
- Dalam bentuk RIS Indonesia harus bergabung dalam Commonwealth/ persemakmuran Indonesia-
Belanda dengan ratu Belanda sebagai ketuanya.
Walaupun sudah ditandatangani tetapi hubungan Indonesia dan Belanda masih belum membaik.
Salah satunya Belanda mengangap bahwa Belanda berdaulat atas wilayah Indonesia, dan begitu pula
Indonesia. Kekukuhan Belanda ditunjukan melalui penyerangan secara tiba-tiba pada tanggall 21 Juli
1947 atau dikenal sebagai Agresi Militer Belanda 1.

2) Perundingan Renville
Perundingan dalam rangka usaha perdamaian dunia oleh PBB, dengan wakil dari Indonesia Amir
Syarifudin dan dari Belanda Abdul Kadir Widijojoatmodjo. Kemudian PBB membentuk KTN terdiri dari
negara Australia, Belgia, dan Amerika Serikat. Mengusulkannya perundingan diatas kapal Angkatan
Laut Amerika Serikat. Dengan hasil keputusan sebagai berikut.
- Penghentian tembak-tembakan.
- Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian RI.
- Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan penduduk Belanda.
- TNI harus mundur dari daerah-daerah penduduk Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur.
- Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya melalui
masa peralihan terebih dahulu.
Kesepakatan tersebut diingkar oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, dengan cara
melancarkan Agresi Militer II. Yang berhasil menalukan ibu kota RI Yogyakarta. Yang membuat para
pemimpin Indonesia diasingkan di Bangka. Tetapi, Indonesia telah dulu membentuk Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia, selain itu dibuat Komando Perang Gerilya untuk mengambil lagi
Yogyakarta. Agresi Militer II dulu selalu mempropagandakan hahwa RI sudah tidak ada, kini dibantah
dengan PDRI.

3) Perundingan Roem-Royen
KTN bertugas untuk mendamaikan Indonesia, sekaligus diubanya nama KTN menjadi UNCI pada
tanggal 14 April 1949, maka diadalanlah sebuah perundingan Republik Indonesia dan Belanda dengan
hasil keputusan sebagai berikut:
Pihak Indonesia bersedia untuk:
- Menghentikan perang geriya
- Berkerjasama dalam mengembalikan perdamain dan menjaga ketertiban dan keamanan
- Turut serta dalam Kofrensi meja bundar di Den Haag
Pihak Belanda bersedia untuk:
- Menyetujui kembalinya pemerintahan Repulik Indonesia ke Yogyakarta.
- Menjamin penghentian pergerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik.
- Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia
sebelum 19 Desember 1948.
- Berusaha bersungguh-sungguuh supaya KBM segera diadakan sesuda pemerintahan Reublik
kembali ke Yogyakarta.

4) Konfresnsi Meja Bundar


Konfrensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag Belanda, pada 21 Agustus – 2 November 1949,
dengan tiga pihak yang hadir yaitu Indonesia, BOF, dan Belanda. Kofresnsi ini resmi dibuka pada
tanggal 23 Agustus 1949, dengan hasil pada tanggal 2 November 1949 sebagai berikut:
- Belanda mengakui RIS sebagau negara yang merdeka dan berdaulat.
- Pengakuan kedaulatannya dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
- Masalah irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam 1 tahun setelah pengakuan RIS.
- Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia-Belanda yang diketuai
Belanda.
- RIS harus membayar semua utang Belanda dari tahun 1942.
Sebagaimana konfrensi di atas pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan
atas Republik Indonesia Serikat.

4. Perkembangan Politik Indonesua pada Masa Kemerdekaan

a. Republik Indonesia Serikat


Sesuai dengan hasil keputusan konfrensi meja bundar, pada tanggal 27 Desember 1949 terbentuklah RIS.
Dengan Undang-Undang Dasar Sementara menjadi konstitusi. Meliputi negara berbentuk federasi dan
seluruh daerah di Indonesia. Sistem pemerintahan RIS ini dipegang oleh presiden yaitu Ir. Sukarno dan Muh
Hatta sebagai Perdana Mentri.
b. Kembalinya Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Terbentuknya RIS ternyata tidak sesuai dengan cita-cita kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, terjadilah gerakan-gerakan untuk mengubah bentuk negara kembali menjadi NKRI. Sehingga
pada tanggal 19 Mei 1950, ditandatangani sebuah piagam persetujuan antara Pemerintah RIS dan
pemerintah RI. Membuat RIS pun dibubarkan pada tanggal 17 Agustus 1950.

c. Ganguan Keamanan

1) Pemberontakan PKI Madiun 1948


Terjadi pada tanggal 18 September 1948, dengan tujuan menggantikan dasar negera Pancasila
dengan komunis serta mendirikan Republik Indonesia Soviet. Dilakuakn dengan cara menguasai
seluruh keresidenan pati, dan melakukan penculikan serta pembunuhan besar-besaran.

2) Pemberontakan DI/TH (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia)


Pemberontakan dengan tujuan mendirikan negara Islam Indonesia, yang terjadi dibergagai tempat
seperti:
1) Jawa Barat: Dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo dengan cara melakukan proklamasi, tetapi berhasil
dihentikan oleh TNI dan rakyat menggunakan oprasi Pagar Betis dan dihukum mati.
2) Sulawesi Selatan: Dipimpin oleh Kahar Muzakar, ia ingin menggabungkan laskar rakyat Sulawesi
Selatan bagian APRIS
3) Aceh: Daud Beureuh selaku mantan Gubeernur Aceh, ia ingin menggabungkan Aceh dengan
Negara Islam Indonesia dikarenakan status Aceh diturunkan menjadi daerah keresidenan dibawah
Sumut.
4) Kalimantan Selatan: Melalui gerakan yang disebut Kesatuan Rakyat yang Tertindas dengan
pemimpin Ibnu Hajar.

5. Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Kemerdekaan

a. Permasalahan Inflasi
Inflasi atau biasa kita sebut sebagai proses meningkatnya harga secara umum dan terus menurus. Pada
kasus ini mata uang Jepang beredar secara tidak terkendali, yang dimana pada saat itu Indonesia masih
belum memiliki mata uang sendiri. Sehingga pemerintah mengambil kebijakan De Javasche Bank, yaitu
penggunaan mata uang Hindia Belada dan mata uang pendudukan Jepang.

b. Blokade Laut
Menutupnya jalan masuk Impor dan Eksppor yang dilakukan oleh Belanda pada November tahun 1945.
Sehingga membuat pemerintah melakukan upaya sebagai berikut.
1) Melaksanakan Program Pinjam Nasional: Pinjaman yang dilaksanakan oleh Mentri Keuangan Ir.
Surachman sebanyak 1 miliar rupiah, dibayar sekurang-kurannya dalam 40 tahun. Yang dinilai sukses
karena adanya dukungan dan kesadaran rakyat yang tinggi.
2) Melakukn Diplomasi ke India: Indonesia mengirimkan beras kepada India yang tengah menghadapi
bahaya kelaparan, sebagai imbalannya India memberikan pakaiyan yang dibutuhkan Indonesia.
3) Mengadakan Hubungan Langsung ke Luar Negri: BTC (Bangking and Trading Coperation) berhasil
mengadakan kontak dengan Amerika Serikat yang bersedia membeli barang-barang ekspor. Contoh
lainya Sumatra berhasil mengekspor barang ke Singapura dan Malaysia.

6. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kemerdekaan


Kemerdekaan telah membawa banyak perubahan yang sangat besar. Perubahan tersebut seperti contoh:
1) Kehidupan sosial: Yang awalnya rakyat Indonesia mendapatkan driskriminasi karna diangap warga
pribumi, kemudian dihapuskan dan dinyatakan semua warga Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang
sama.
2) Pendidikan: Yang awalnya hanya rakyat keturunan Belanda dan Jepang saja yang bisa bersekolah. Kini
semua rakyat Indonesia bisa bersekolah dari jenjang SD, SMP, SMA dll, salah satunya berkat perjuangan Ki
Hajar Dewantara.
3) Kebudayaan: Munculnya lagu yang bertemakan nasionalisme seperti Halo-Halo Bandung, Maju Tak
Gentar, Bagimu Negri, dan lain-lain.

B. Masa Demkrasi Parlemen (1950-1959)

1. Perkembangan Politik

a. Sistem Pemerintahan
Pada masa Demokrasi parlemen, UUD Sementara 1950 digunakan sebagai landasan negara. Yang
diberlakukannhya sistem parlemen, artinya bakinet disusun menutut perimbangan kekuatan kepartian
dalam parelmen. Presiden hanya merupakan lambang kesatuan, dengan sistem bernama Zaken Kabinet.
Ciri-cirinya banyak partai politik yang saling berebut pengaruh untuk memengang tampuk kekuasaan. Pada
saat itu terdapat 7 kabinet.

b. Sistem Kepartaian
Menggunakan sistem multi partai yaitu suatu sistem kepartain yang memiliki banyak partai politik. Pada
masa ini partai memiliki 10 partai. Dengan banyaknya partai politik yang bergabung, mereka lebih memilih
mementingkan golongan daripada nasional. Sehingga sering terjadinya pergantian kabinet dan program-
program tidak berjalan semana mestinya.

c. Pemilu 1955
Pemilu yang terjadi pada tahun 1955, menjadi tonggak demokrasi pertama di Indonesia. DIlaksanakan
dua tahap pada tanggal 29 September 1955 dan 15 Desember 1955. Tahap pertama untuk memilih anggota
DPR, dan tahap kedua untuk memilih Dewan Kontitusi bertugas membuat Undang-Undang Dasar yang
Tetap.

d. Gangguan Keamanan
Pada pemilu 1955 nyatanya banyak yang tidak dapat memenuhi harapan rakyat, dikarenakan mereka
hanya memperjuangkan partainya masing-masing. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai pergolakan di
berbagai daerah untuk memisahkan diri dari NKRI, seperti contoh.
1) Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA): Dipimpin oleh Raymond Westerling, didasari akan
ada kepercayaan seorang ratu yang adil. Tujuannya adalah mrmprrtahankan bentuk negara federal dan
memiliki tentara sendiri pada negara bagian RIS.
2) Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS): Dipimpin oleh Mr. Dr. Chistian Seten Soumokil yang
menolak NKRI, dan ingin melepaskan diri. Dikarenakannya masalah pemerataan jatah daerah maluku
yang tidak sebanding dengan daerah Jawa.
3) Pemberontakan Andi Aziz: Didasari oleh keinginan agar pasukannhya yang dijadikan sebagai pasukan
keamanan maksar bukan TNI.
4) Pemberontakan PRRI dan Permesta: didasari oleh jatah keuangan yang diberikan oleh pemerintah pusat
tidak sesuai dengan agaran yang diusukan, sehingga perjadilah pemberontakan. Hingga pada 29 Mei
1961 Ahmad Husein dan para tokoh-tokoh PRRI menyerah.

e. Konfrensi Asia Afrika (KAA) dan Deklarasi Juanda


Walaupun memeliki banyak ganguan stabilisasi politik dan keamanan, tetapi masih bisa menunjukan
beberapa keberhasilan dan kebanggaan seperti.

1) Penyelenggaraan Asia Afrika (KAA) dan Deklarasi Juanda


Penyelenggaraan yang dilakukan pada atanggal 18-24 April 1955 di Bandung, menghasilakn 10
prinsip yang dikenal sebagai Dasasila Bandung. Memiliki banyak keuntungan bagi Indonesia salah
satunya pamor Indonesia yang baru merdeka naik dan dukungan dari pembebasan Irian Barat yang
saat itu masih diduduki oleh Belanda. Selain itu, KAA menjadi awal dari organisasi Non-Blok.

2) Deklarasi Juanda
Sebelum diadakannya deklarasi Juanda Indonesia masih menggunakan peraturan kolonial, yang
salah satunya luas teretorial Indonesia hanya 3 mil. Karena banhyaknya kapal-kapal asing yang bebas
memengaruhi laut tanpa hambatan. Melihat kondisi tersebut pemerintah kabinet Juanda
mendeklarasikan hukum teroterial, atau deklarasi Juanda yang dilakukan pada tahun 1982.

2. Perkembangan Ekonomi
Terdapat permasalahan dalam jangka pendek yaitu tingginya jumlah uang yang beredar dan meningkatnya
biaya hidup. Kemudian dalam jangka panjang yaitu pertambahan penduduk dan tingkat kesejahterahan yang
rendah. Dalam upaya ini pemerintah melakukan perbaiki ekonomi melalui.

a. Gunting Syafrudin:
Pada tanggal 20 Maret 1950 diambilah kebijakan untuk memotong semua uang yang bernilai Rp 2,50
keatas hingga nilai setengahnya. Bertujuan agar jumlah uang yang beredar dapat dikurangin.

b. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng


Merupakan usaha pemerintah untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadu struktur ekonomi
nasional. Strukur ekonomi kolonial membuat perekonomian di Indonesia dikuasai oleh kelompok etnik
Tionghoa. Kondisi inilah yang ingin diubah agar perusahaan kalangan Indonesia dapat berpartisipasi dalam
pembangunan Nasional. Tetapi pada akhirnya sistem ini dihentikan karena berbagai faktor.

c. Nasionalisme Perusahaan Asing


Dilakukan dengan cara pencabutan hak milik Belanda atau asing, kemudian digantikan kepada milik
pemerintahan RI. Dilakukan oleh dua tahap. Tahap pertama pengambilan, penyitaan, dan penguasaan.
Kemudian tahap kedua yaitu pengambilan kebijakan yang pasti.

d. Filansial Ekonomi (Finek)


Indonesia mengirimkan delegrasi ke Belanda untuk merundingkan masalah Finansial Ekonomi pada
tanggal 7 Januari 1956. Tetapi perundingan itu ditolak, alhasil Pemerintah Indonesi sepihak memisahkan
fineknya dan membubarkan Uni Indonesia-Belanda pada tangggal 13 Februari 1956. Dampaknya banyak
perusahan Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan penguasa pribumi belum mampu mengambil
alih.

e. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)


Rencana yang pada awalnya akan dilaksanakan selama lima tahun, tetapi tidak berjalan lancar karena
berbagai hal. Salah satunya ketidakstabilan ekonomi.

3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pasa Masa Demokrasi Parlemen


Pada masa ini terdapat banyak perubahan pada bidang-bidang tertentu, seperti.
1) Kehidupan Sosial: Pada masa Demokrasi Parlemen terjadilah gejolan politik dan permasalahan ekonomi.
Dalam upaya perbaikan nya tidak berjalan lancar. Sehingga meningkatnya angka ke miskinan dan
penganguran.
2) Pendidikan: Pada masa ini Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup besar yaitu diprbanyaknya
sekolah umum dan teknik, mendatangkan tenaga pengajar dari luar negri, mulai berdirinya universitas si
berbagai daerah.
3) Kesenian: Munculnya berbagai organisasi seni dan adanya akademi seni rupa di Yogyakarta.
C. Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Masa Demokrasi Terpimpin adalah masa ketika Indonesia menerapkan suatu sistem pemerintahan dengan
seluruh keputusan pemerintahan berpusat pada kepala negara.

1. Perkembangan Politik

a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959


Kehidupan pada masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin belum pernah mencapai
kestabilisasi secara nasional. Yaitu terdapat persaingan partai-partai politik yang menyebabkan pergantian
kabinet terus menerus dan dewan konstituante gagal membuat UU yang baru. Akrinya Presiden Sukarno
mengeluarkan Dekrit Presiden, dengan isi sebagai berikut.

1) Menetapkan pembubaran Konstituante.


2) Menerapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
terhitung mulai dari tanggal penerapan dekrit dan tidak berlakunya UUDS.
3) Pembentukan MPRS, yang terdiri dari anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dan golongan,
serta pembentukan DPAS.
Berlakunya Dekrit Presiden diterima baik oleh rakyat dan berakhirnyalah sistem kabinet parlemen diganti
menjadi kabinet presidenal.

b. Penyimpangan Terhadap UUD 1945


Sejak dilaksanakannya Demokasi Terpimin dan kembali melaksanakan UUD 1945. Terdapat beberapa
penyimpangan yang terjadi, seperti.
- Presiden yang menunjuk dan mengangkat MPR. Seharusnya MPR dipilih melalui pemilu.
- Presiden membubarkan DPR dan menggantinya dengan DPR-GR. Padahal kedudukan DPR dan
presiden sama, sehingga tidak bisa saling memecat satu sama lain.
- Pengankatn president seumur hidup. Seharusnya dipilih lima tahun sekali, bukan seumjur hidup.
Penyimpanagn diatas disebabkan oleh pemerintahan yang cenderung otoriter.

c. Kekuatan Politik Nasional


Pada masa Demokrasi Terpimpin, terdapat tiga kekuatan politik yaitu Presiden Sukarno, PKI, dan TNI
Angakatan Darat. Pada masa ini partai politik tidak memiliki peran besar dalam pentas politik nasional.
Dikarenakannya banyak partai yang diaggap bertolak belakang, sehingga dibubarkan secara paksa. Sampai
pada tahun 1961, hanya terdapat 10 partai yang diakui pemerintah.

d. Politik Luar Negri


Sistem politik luar negri Indonesia adalah bebas aktif, tetapi pada masa Demokrasi Terpimpin Indonesia
lebih condong ke blok timur.

1) Oldefo dan Nefo


Oldefo adalah sebutan bagi negara-negara barat yang sudah mapan ekonominya, khususunya
negara kapiltasi. Sedangkan Nefo sebutan untuk negara-negara baru, khususnya negara sosial. Tetapi
pada masa Demokrasi Terpimpin Indonesia terkesan memihak kapada blok sosial/komunis. Karena
banyaknya kerjasama dengan negara komusnis.

2) Politik Mercusuar
Politik yang dijalankan oleh Presiden Sukarno dengan anggapan bahwa Indonesia merupakan
mercis-uar yang menerangi jalan bagi Nefo di seluruh dunia. Untuk melasanakannya dilaksanakan
proyek yang diharap dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan termuka di kalangan Nefo.

3) Indonesia dalam Gerakan Non-Blok


Dalam KAA munculnya gagasan untuk membentuk gerakan non-blok. Untuk menyikapi persaingan
blok barat dan blok timur. Kemudian diresmikanlak GNB melalui Konfresnsi Tingkat Tinggi, pada tahun
1961 di Beorgrad. Dengan tujuan.
- Menentang imperalisme dan kolonialisme.
- Menyelesaikan sengketa secara damai.
- Mengusahakan pengembangan sosial ekonomi agar tidak dikuasai negara maju.
- Membantu perdamain dunia dan berusaha meredakan ketengan Amerika Serikat dan Uni Soviet

4) Konfrontasi dengan Malaysia


Berawal dari keinginan Federasi Malaysia untuk menggabungkan Brunei, Sabah, dan Serawak ke
dalam federsi Malaysi. Hal itu lantas ditentang oleh Filipina dan Indonesi. Filipina menganggap bahwa
wilayah Sabah secara historis adalah Kesultanan Sulu. Dan menurut Ir Sukarno itu adalah sebagian
rencana Ingris untuk mengamankan kekuasaannya di Asia Tenggara. Selanjutnya pada tanggal 17
September 1963, hubungan diplomatik di Indonesia-Malaysia mulai terpus. Dan dibentuknya Dwikora
pada tanggal 3 Mei 1964, dengan isi.
- Perhebatan ketahanan revolusi Indonesia.
- Bantu perjuangan rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei untuk memerdekakan
diri dan menggagalkan negara boneka Malaysia.
Saat itu Malaysia dicalonkan sebagai anggora tidak tetap PBB, tentu saja mendapatkan reaksi keras
dari Presiden Sukarno. Ditambahnya dengan Malaysia diangkat sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB, lastas Sukarno pun menyatakan Indonesia keluar dari PBB.

5) Pembebasan Irian Barat


Diawali dengan pengingkaran janji belanda kepada Indonesia yang tidak mau menyerahkan irian
barat padahal sudah lebih dari satu tahun Belanda mengakui kedaulatannya. Dalam penyelesainnya,
Indonesia melakukan diplomasi bilateral dengan Belanda dan memasukan kedalam sidang Majis
Umum PBB, tetapi tidak membuahkan hasil. Kerena ketidak berhasillan itu Indonesia melakukan sikap
keras seperti.
- Pada tahun 1956, secara sepihak indonesia membatalkan hasil KMB dan membubarkan Uni
Indonesia-Belanda.
- Pada 17 Agustus 1960, Pemerintah Indonesia memecat seluruh warga Belanda yang berkerja,
mengusir seluruh warga Belanda, dan memanggil pulang duta besar serta para ekpartir Indonesia
yang ada di Belanda.
- Membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibu kota di Soasiu untuk menandingi pembentukan
negara Papua oleh Belanda.
Puncaknya sukarno mengumumkan Tidore pada 19 Desember 1961, di Yogyakarta , dengan isi.
1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial.
2) Kibarkan bendera Sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3) Bersiap untuk memobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan
bangsa.
Agar dapat melakukan Tidore dibentuklah Komandon Mandala Pembebasan Irian Barat. Yang pada
awalnya Belanda hanya mencemooh persiapan Komandon Mandala tersebut, mengira tidak dapat
masuk ke wilayah Irian. Tetapi oprasi tersebut berhasil, sehingga pada tanggal 15 Agustus 1962
tidandatanganilah perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda yang dikenal
perjanjian New York, dengan isi sebagai berikut.
1) Kekuasaan Belanda atas Irian Barat berakhrih pada 1 Oktober 1962.
2) Irian Barat berada dibawah perwalian PBB hingga 1 Mei 1963.
3) Pada 1 Mei 1963, Irian Barat akan diserahkan kepada Indonesia.
4) Pemerintah Indoenesia wajib mengadakan penentuan pendapat rakyat (pepera) kedapa Irian
Barat.
Berdasarkan pepera tahun 1969, Irian Barat Tetap ingin bergabung ke Indonesia dan disahkanlah
Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia.
e. Peristiwa G30 S/PKI 1965
Peristiwa yang terjadi pada malam tanggal 30 September 1965, dipimpin oleh Lekol Untung, dan kala itu
PKI yang dipimpinoleh DN Aidit. Adalah peristiwa pembunuhan dan penyulikan terhadap enam perwira
tinggi TNI angkatan darat, serta memasukan jenazahnya ke sumut dekat lubang buaya.
Kemudian diumumkannya melalui PGRI oleh Letnam Kolonel untung pada tanggal 1 Oktober 1965,
bahwa peristiwa G30 S/PKI merupakan gerakan internal Angkatan Darat untuk menertibkan aggora Dewan
Jendral yang akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan Sukarno. Lantas hal ini menimbulkan
kebingungan di kalangan Masyarakat.
Kemudian Mayor Jendral Soeharto mengumpulkan pasukan untuk memulai oprasi penumpasan G30
S/PKI. Pada malam harinya mereka berhasil menguasai kembali PRI Jakarta dan kantor telekomunikasi yang
sebelumnya dikuasasi oleh PKI. Pada hari berikutnya atau pada tanggal 2 Oktober 1965, diberitakanlah
kejadian yang sebenarnya kepada masyarakat.
2. Perkembangan Ekonomi
Untuk memperbaiki kondisi ekonomi pada masa Demokrasi terpimpin pemerintah melakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas): dengan tujuan awal menyiapkan perancangan
undang-undang nasional yang berencana serta menilai pelaksanaan pembangunan tersebut. Hingga
pada tahun 1963 berganti nama menjadi Bappenas untuk menyusunpembangunan jangka panjang dan
jangka pendek secara rasional dan daerah.
2) Devaluasi Mata Uang Rupiah: Mungurangi banyak mata uang yang beredar demi kepentingan pribadi
keuangan dan perekonomian bangsa.
3) Deklarasi Ekonomi: Untuk menciptakan ekonomi yang nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari
imperalisme untuk mencapai tujuan ekonomi.
Kondisi untuk memperbaiki ekonomi Indonesia tidak berjalan dengan baik. Karena tidak seimbangnya
angaran negara dan pendapatan negara. Sehingga terjadilah demo dengan nama Tritura.

3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin


1) Kehidupan Sosial: Terdapat ajaran Naskom yang mengutunkan PKI dan membuat kedudukannya
semakin kuat di Indonesia. Serta PKI berusaha agar seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia
dibawah dominasi politiknya.
2) Pendidikan: Menculnya banyak unviersitas baru disetiap ibu kota, dan didirikannya perguruan tinggi
Islam, Kristen, dan Kaholik di Indonesia. Selain itu adanya tambahan mata pelajaran baru, ditambahnya
jurusan saat SMA, serta adanya kelas kusus. Tetapi PKI melakukan usaha untuk menguasai PGRI
sehingga terjadilah perpecahan.
3) Kebudayaan: Banyak kekacauwan yang terjadi dikarenakan PKI yang telah mendominasinya.

D. Masa Orde Baru (1966 - 1998)


Orde baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Suharto , diawali dengan dikeluarkannya surat Perintah
Sebelas Maret 1966. Yang bisa dibilang pada masa ini pembangunan nasional berkembang pesat.

1. Perkembangan Politik

a. Supermar
Pasca penumpasan G 30S/PKI, pemerintah belum sepenuhnya melakukan penyelesain terhadap peristiwa
tersebut. Ditambahnya lagi situasi ekonomi Indonesia masih beum stabil. Sehingga pada tanggal 12 Januari
1966 pelajar, mahasiswa, dan masyarakat mengajukan Tritula, yaitu:
1) Bubarkan PKI.
2) Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur Gerakan 30 September.
3) Turunkan Harga.
Tuntutan rakyat untuk membubarkan PKI ternyata tidak dipenuhi. Dengan gantinya presiden Sukarno
mengadakan perubahan Kabinet Dwikora menjadi Kabinet 100 Mentri. Tetap saja, hal ini tidak memuaskan
hati rakyat karena masih mengandung unsur G 30 S/PKI. Sampai pada saat pelantikan Kabinet 100 Mentri
para warga melakukan demo dijalan menuju Istana Merdeka.
Agar mengembalikan keamanan negara, presiden Sukarno pada tanggal 11 Maret 1966 mengeluarkan
surat kepada Letjan Soeharto untuk memulihkan keadaam dan kewibaan negara. Surat itu dikenal sebagai
Surat Pemerintah 11 Maret atau Supermar, yang dianggap sebagai lahirnya ore baru.
Keesokan harinya setelah penerimaan surat tersebut tepatnya pada tanggal 12 Maret 1966, Letjan
Soeharto melarang dan membubarkan PKI serta ormas-ormas yang senada dengannya, menyuruh para
pelajar dan mahasiswa untuk ke sekolah, serta menahan 15 mentri yang dinilai terlibat dalam G 30 S/PKI.

b. Penataan Stabilitas Politik


Pada tanggal 12 Maret 1967 Sidang Istimewa MPRS menetapkan bahwa Letjen Suharto sebagai pejabat
presiden, dilanjutakan pada tanggal 27 Maret 1967 sebagai presiden sepenuhnya. Dengan penetapan itu
kini Indonesia telah memasuki orde baru. Langkah-langkah yang dibuat Suharto dalam penataan stabilitasi
politik sebagai serikut.
1) Memulihkan Politik Luar Negri Indonesia bebas Aktif
2) Pemulihan Hubungan dengan Malaysia: dimulainya dengan diakan perjanjian Bangkok
3) Kembali Menjadi Anggota PBB: bergabung kembali pada tanggal 26 September 1966
4) Ikut Memprakarsai Pembentukan ASEAN

c. Penyederhanaan Partai Politik


Pemerintah melakukan penyederhanaan dan penggabungan partai-partai politik menjadi diga kekuatan.
Yang didasari oleh alasan tertentu seperti banyaknya partai dapat menghambat pembangunan. Atas dasar
itu dilakukanlah penyederhanaan partai sebagai pelaksanna Demokrasi Pancasila. Dengan tiga kekuatan
yang dimaksud, yaitu:
1) Patai Persatuan Pembangunan (PPP), gabungan dari NU, Permusi, PSLL, dan Perti.
2) Partai Demokrasi Indonesia (PDI), gabungan dari PNI, Partai Katolik, Patai Murba, IPKI, dan Parkindo.
3) Golongan Karya (Golkar)
Pelaksanaan yang dilasanakan selama enam kali pada tahun 1971,1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Yang merupakan penerapan kebijakan penyederhanaan partai politik, yang bisa dibilang cukup lancar
dalam pemilihannya

d. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)


Pada tanggal 12 April 1976, presiden Sukarno mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk
menghayati dan mengamalkan Pancasila yang terkenal dengan nama Eka Prasetia Pancakarsa pada setiap
lapisan masyarakat. Salah satu contonya adalah menghindarkkan terjadinya SARA.

e. Dwi Fungsi ABRI


Memiliki dua fungsi yaitu sebagai pusat kekuatan militer yang melindungi segenap bangsa indonesia, dan
sebagai kekuatan sosial yang secara aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangun sosial. Setelah
berakhirnya masa Orde Baru, Dwi Fungsi ABRI mulai dihapuskan.

2. Perkembangan Ekonomi
Dalam perekembangan ekonomi pemerintah menerapkan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang.

a. Program Jangka Pendek


Penyelamatan ekonomi nasional diwujudkannya dengan cara stablisasi dan rehabilisasi. Stabilisasi yang
dibaksud ialah pengendalian inflasi supaya harga-harga tidak melonjak terus secara cepat. Sedangkan
Rehabilisasi yang dimaksud adalah rehabilitas fisik terhadap prasarana-prasarana dan alat-alat produksi
yang banyak mengalami kerusakan.

b. Program Jangka Panjang


Diwujudkan dengan pelaksanaan rencana pembanguann jangka panjang (25 tahun), yang dilakukan
secara periodik lima tahun yang disebut Pelita.
1) Pelita 1 (1 April 1969 - 1 Maret 1974): dengan sasaran pangan, sandang, prasarana, perumahan rakyat,
perluasan lapangan kerja, dan kesejahterahan rohani.
2) Pelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979): dengan sasaran pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, menyejahterahan rakyat, dan memperluas lapangan perkerjaan.
3) Pelita III (1 April 1979 - 31 Maret 1984): menekankan trilogi pembangunan.
4) Pelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989): menitikberatkan pada sektor pertanian untuk melanjutka
usaha untuk menuju swesembada pangan, serta meningkatkan industri.
5) Pelita V (1 April 1989 - 31 Maret 1994): menitik beratkan sektor pertanian dan indutri untuk
menetapkannya swasembada pangan. Periode inilah jangka tahap pertama terkhir.
6) Pelita VI: awal pembangunan jangka panjang tahap kedua, yang menitik beratkan kepada sektor
ekonomi, industri, pertanian, serta pembanguan, dan peningkatan SDM. Namun Indonesia saat itu
mengalami krisis ekonomi sehingga tidak dapat dilanjutkan sesuai rencana.

3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Mada Orde Baru

a. Kehidupan Sosial
Program-program untuk perbaikan kesejahterahan rakyat yang dilaksanakan pada masa Orde Baru
anatara lain adalah sebagai berikut.
1) Transmigrasi: Program pemindahan penduduk dari suatu daerah yang padat ke daerah yang sepi.
Dengan tujuan memeratakan pesebaran penduduk Indonesia.
2) Keluarga Berencana (KB): Program yang dirancang menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah
penduduk. Program ini dinilai sukses dan diberi pujian oleh UNISCO.
3) Puskesmas dan Posyandu: Dengan tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada
puskesmas diberikan pelayanan kesehatan menyeluruh. Sedangkan untuk posyandu kesehatan ibu dan
anak, KB, Gizi, Penanggulanan Diare, dan Imunisasi.

b. Pendidikan
Kebijakan yang dilakukan pemerintah salah satunya adalah menciptakan kesempatan belajar yang luas
dan diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan. Serta munculnya konsep pendidikan sekolah
pembangunan yang dimana para siswa diperkenalkan kepada lapangan perkerjaan. Selain contoh tersebut,
masih banyak lagi program-program yang dilakukan. Contoh program wajib belajar dan program Gerakan
Orang Tua Asuh.

c. Kebudayaan
Pada masa Orde Baru, dilakukannya peningkatan dan pengembangan seni budaya diarahkan kepada
upaya memperkuat kepribadian, kebanggaan, dan kesatuan nasional. Serta, dilakukan budaya
penyelamatan budaya Indonesia.

E. Masa Reformasi (1908-Sekarang)


Masa Revormasi adalah masa berakhirnya pemerintahan Orde Baru, yang dimulai pada tanggal 21 Mei 1988.
Saat presiden Suharto mengudurkan diri dan digantika oleh wakilnya B. J. Habibie.

1. Lahirnya Gerakan Reformasi


Reformasi ialah suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional, dikarenakan adanya dampak negatif
dari Orde Baru. Gerakan ini diawali dengan krisis moneter yang terjadi di Thailand pada awal Juli 1997, yang
berdampak pada nilai mata uang yang terjadi di wilayah Asia. Salah satunya di Indonesia, banyak
demonstrasi-demonstrasi mahasiswa berskala besar di seluruh Indonesia yang menginginkan Presiden
Soeharto turun jabatannya.
Sehingga pada tanggal 15 Mei 1998 ketua MPR/DPR Harmoko meminta agar Presiden Soeharto turun
jabatan. Akhrinya, pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto turun jabatannya dan digantikan oleh
wakilnya B.J Habibie. Perisstiwa persebut menandainya berakhirlah masa pemerintahan orde baru dan
dimulainya masa Reformasi.

2. Perkembangan Politik

a. Sidang Istimewa MPR 1998


Pada tanggal 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk menetapkan langkah
pemerintahan dalam melasanakan revormasi di segala bidang. Dengan ketetapan-ketetapan sebagai
berikut.
1) Ketetapan MPR No. VIII Tahun 1998, yang memungkinkan UUD 1945 diamandemenkan.
2) Ketetapan MPR No. XVII Tahun 1998, mengenai pencabutan ketetapan MPR No. IV Tahun 1993
tentang Pemberian Tugas dan Wewenang Khusus kepada Presiden/Mandataris MPR dalam rangka
Menyukseskan Pembangunan Nasional sebagai Pengamalan Pancasila.
3) Ketentuan MPR No XVIII Tahun 1998, mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. II Tahun 1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa).
4) Ketentuan MPR No XIII Tahun 1998, tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden
Maksimal Dua Periode.
5) Ketetapan MPR No. XV Tahun 1998, tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan
Pembangunan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang berkeadilan serta Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6) Ketetapan MPR No. XI Tahun 1998, tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN.

b. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dengan pelaksanaan ini diharapkan dapat meminimalkan ancaman didintregrasi bangsa.

c. Pencabutan Pemberantasan Partai Politik


Yaitu adanya kebebasan untuk mendirikan partai polik. Dalam hal ini, pemerintah juga telah mencabut
larangan mengeluarkan pendapat, berserikat, dan mengadakan rapat umum.

d. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI


Penghapusan Dwi Fungsi ABRI ini dilakukan secara bertahap, sehingga berkonsentrasi pada fungsi
pertahanan dan keamanan. Pada saat Polri memisahkan diri dari ABRI, istilah abri pun mulai berubah
menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI)

e. Penyelenggaraan Pemilu
Walaupun pada pemilu nasa Revofmasi diikuti oleh banyak pertai, nyatanya berlangsung lebih aman dan
tertib. Pemilu pada tahun 2004 adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat memilih presiden
secara langsung. Serta cara pelaksanaannya berbeda dari yang sebelumnya. Tahap pertama adalah pemilu
legistatif, tahap kedua pemilu presiden pertama, dan tahap ketiga pemilu presiden kedua.

3. Perkembangan Ekonomi
Dalam memuliskan keadaan ekonomi Indonesia yang masih belum stabil, dilakukan upaya-upaya berikut.

a. Pemerintahan B.J Habibie


Diterapkannya kebijakan pokok dalam bidang ekonomi, yaitu dalam penanggualanan krisis ekonomi.
Untuk melaksanakan kebijakan tersebut dilakuakn langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menjalin kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan
ekonomi.
2) Menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
3) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.
4) Menaikan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika hingga dibawah Rp 10.000,00.
5) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negri.

b. Pemerintahan Abdurrahman Wahid


Pada masa ini, perekonomian Indonesia sudah mulai membaik. Tetapi pada bulan April 2001, nilai tukar
rupiah terhadap dolar mulai melemah kembali. Kondisi tersebut berdampak negatif terhadap
perekonomian nasional dan menghambat usaha pemulihan ekonomi.

c. Pemerintahan Presiden Megawati Soekarniputri


Pada masa ini nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah mulai membaik. Tetapi pertumbuhan ekonomi
Indonesia masih tergolong rendah karena kurang menariknya perekonomian Indonesia. Maka
diterapkannya kebijakan-kebijakan sebagai berikut.

1) Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 miliar.


2) Mengalokasikan pembayaran utang luar negri sebesar Rp 116.3 triliun.
3) Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara.

d. Pemerintahan Presiden Sesilo Bambang Yudhoyono


Perekonomian Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik pada masa kepemimbinan SBY.
Dalam menyelenggarakan perekonomian negara, oemerintah menerapkan beberapa kebijakan sebagai
berikut.
1) Mengurangi subsidi bahan bakar minyak.
2) Pemberian bantuan langsung tunai.
3) Pengurangan utang luar negri.

4. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Reformasi

a. Kehidupan Sosial
Pada awal reformasi sempat diwarnai dengan terjadinya konflik-konflik yang bersifat etnis. Disebabkan
oleh lemahnya hukum dan kondisi ekonomi negara yang tidak stabil. Tetapi masalah-masalah yang terjadi
berngsur-angsur membaik. Serta masyarakat lebih bebas menyuarakan aspirasinya.

b. Pendidikan
Pada masa ini pemerintah mepriotasikan anggaran pendidikan sekurang-kurannya 20% dari APBN. Selain
itu, pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan pendidikan baru yang bersifat reformatif dan revolusioner.
Sesuai dengan agenda reformasi, pemerintah menggati kurikulum kurikurum yang sekurang-kurangnya lima
tahun sebagai berikut.
1) Kurikurum Berbasis Kompetisi (KBK): siswa dituntut untuk aktif untuk memperoleh informasi dan guru
sebagai fasilator untuk memperoleh informasi.
2) Kuriulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): tidak ada perbedaan yang mencolok dari KBK, bedanya
menagcu pada desentralisasi sistem pendidikan. Dan guru dituntit mengembangkan dalam bentuk
silabus dan penilaiannya sesuai daerahnya.
3) Kurikulum 2013: Kompetisi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta kekreatifan sisiwa
dalam belajar.

c. Kebudayaan
Pada bidang kebudayaan ini dilakuakanya upaya pelestarian buda dengan mendaftarkannya ke UNISCO.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pengklaiman negara lain terhadap warisan budaya Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai