Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

Indonesia dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi

A. Masa Kemerdekaan (1945–1950)


1. Proklamasi Kemerdekaan
a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia
1) Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). BPUPKI terdiri dari 63 orang yang diketuai Dr. K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat. Dalam aktivitasnya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dilaksanakan
pada 29 Mei–1 Juni 1945 dan sidang kedua dilaksanakan pada 10–17 Juli 1945
a) Sidang pertama BPUPKI
Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia merdeka.
Sampai akhir masa sidang pertama ini, belum ditemukan kesepakatan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang
benar-benar tepat. Oleh karena itu, dibentuklah suatu panitia kecil yang beranggota Sembilan orang yang diketuai oleh Ir.
Soekarno. Panitia ini dinamakan ‘Panitia Sembilan’. Tugasnya adalah mengolah usulan dari anggota BPUPKI mengenai dasar
negara Republik Indonesia.
Pertemuan Panitia Sembilan menghasilkan rumusan yang disebut Jakarta Charter atau Piagam Jakarta, yang disetujui secara
bulat dan ditandatangani pada 22 Juni 1945.
Panitia Sembilan
1. Ir.Soekarno 6. H.A. Salim
2. Drs. Mohammad Hatta 7. Mr Achmad Subardjo
3. Mr .A.A. Maramis 8. KH. Wachid Hasjim
4. Abikoesno Tjokrosujoso 9. Mr Muhammad Yamin
5. Abdulkahar Muzakir
b) Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD). Sidang ini juga membicarakan bentuk negara. Mengenai
bentuk negara, mayoritas peserta sidang setuju dengan bentuk republik.
Selanjutnya BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 19 orang untuk mempercepat kerja sidang. Panitia ini
bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno. Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai inti
pembukaan UUD. Panitia Perancang UUD juga membentuk panitia lebih kecil beranggotakan 7 orang yang diketuai oleh
Soepomo untuk merumuskan batang tubuh UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD yang diketuai Soekarno melaporkan hasil kerja panitia yaitu:
 Pernyataan Indonesia Merdeka.
 Pembukaan Undang-Undang Dasar.
 Batang Tubuh UUD
2) Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
a) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya, yaitu menyusun
rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia. Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta, sebagai penasihat diangkat Mr.
Achmad Subardjo.
b) Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok diawali oleh peristiwa menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada
tanggal 14 Agustus 1945. Setelah mendengar berita tersebut, golongan Pemuda yang dipimpin oleh Sutan Syahrir
mengusulkan kepada Soekarno-Hatta agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan. Namun usulan tersebut
ditolak oleh Soekarno-Hatta dengan alasan proklamasi Kemerdekaan perlu dibicarakan dalam rapat PPKI.
Sesampainya di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta dan rombongannya disambut baik oleh pasukan Peta pimpinan
Syudanco Subeno. Niat para pemuda untuk mendesak Soekarno-Hatta tidak terlaksana. Soekarno-Hatta tetap pada
pendiriannya untuk tidak melaksanakan proklamasi kemerdekaan sebelum ada pernyataan resmi dari pihak Jepang
tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu.
Ahmad Soebardjo memberitahukan kebenaran menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Mendengar berita itu, Soekarno-
Hatta akhirnya bersedia memproklamasikan kemerdekaan RI di Jakarta. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan
dengan nyawanya sendiri bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan esok hari selambat- lambatnya pukul 12.00
WIB. Dengan jaminan yang meyakinkan tersebut, Syudanco Subeno bersedia melepaskan Soekarno-Hatta.
c) Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Perumusan naskah Proklamasi dilakukan di rumah kediaman Laksamana Maeda (sekarang jalan Imam Bonjol No. 1
Jakarta Pusat). Naskah Proklamasi dirancang oleh golongan Tua yang terdiri dari Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad
Soebardjo. Teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia.
kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi dengan beberapa perubahan yang
telah disetujui. Ada tiga perubahan yang terdapat pada naskah hasil ketikan Sayuti Melik, yaitu:
 Kata “tempoh” diganti menjadi “tempo”.
 Kata “wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”.
 Penulisan tanggal yang tertera “Djakarta, 17-8-05” menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‘05”.
Selanjutnya, Sukarni mengusulkan agar pembacaan proklamasi dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Usulan itu diterima. Pertemuan kemudian bubar setelah penentuan waktu upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan
yaitu tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
d) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Pembacaan naskah proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan tepat pukul 10.00 WIB pada tanggal 17 Agustus
1945 di rumah kediaman Ir. Sukarno. Soekarno jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Proklamasi dibacakan oleh
Soekarno yang didampingi oleh Drs. Moh Hatta. Kemudian bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati dikibarkan
oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud serta diiringi lagu Indonesia Raya.
1
e) Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan
Puncak perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah adalah dengan diproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagian besar rakyat Indonesia dapat dengan cepat
menanggapi hakikat dari makna proklamasi itu.
 Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Rapat Raksasa Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) terjadi pada 19 September 1945, yang dipelopori Komite Van
Aksi (Commite Van Actie). Lapangan Ikada sekarang ini terletak di sebelah selatan Lapangan Monas
Makna rapat raksasa di Lapangan Ikada antara lain sebagai berikut:
 Rapat tersebut berhasil mempertemukan
pemerintah Republik Indonesia dengan
rakyatnya.
 Rapat tersebut merupakan perwujudan
kewibawaan pemerintah Republik Indonesia
terhadap rakyat.
 Menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat
Indonesia mampu mengubah nasib dengan
kekuatan sendiri.
Sumber: http://kepustakaan-  Rakyat mendukung pemerintah yang baru
presiden.perpusnas.go.id terbentuk. Buktinya, setiap instruksi pimpinan
Gambar 4. Pidato presiden Soekarno di mereka laksanakan.
lapangan Ikada
f) Tanggapan di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi
Berita proklamasi segera menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Rasa syukur atas kemerdekaan dilakukan dengan
berbagai cara. Doa syukur berkumandang di tempat-tempat ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
Rasa syukur terhadap kemerdekaan bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga dibuktikan dengan perbuatan.
Semangat kemerdekaan telah membakar keberanian rakyat Indonesia di berbagai daerah
g) Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia belum memiliki
kepala pemerintahan dan sistem administrasi wilayah yang jelas. Setelah proklamasi kemerdekaan, segera dibentuk
kelengkapan pemerintahan dengan tujuan agar pembangunan dapat berlangsung dengan baik.
 Pengesahan UUD 1945
Rapat PPKI beragendakan untuk menyepakati Pembukaan dan UUD Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta
yang dibuat oleh BPUPKI menjadi rancangan awal, dan dengan sedikit perubahan disahkan menjadi UUD yang terdiri
atas Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Ayat Aturan
Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian, Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat dalam
hidup bernegara dengan menentukan arahnya sendiri.
 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Soekarno dan Hatta ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia secara aklamasi
dalam musyawarah untuk mufakat. Lagu kebangsaan Indonesia Raya mengiringi penetapan Presiden dan Wakil
Presiden terpilih.
 Pembagian Wilayah Indonesia
Rapat PPKI tanggal 19 agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi di seluruh
bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan
 Pembentukan Kementerian
Mr. Ahmad Subarjo melaporkan hasil rapat Panitia Kecil yang dipimpin olehnya. Hasil rapat Panitia Kecil
mengajukan adanya 13 kementerian. Pada tanggal 2 September 1945, dibentuk susunan kabinet RI yang pertama.
Tugasnya membantu presiden dalam menjalankan roda pemerintahan sesuai amanat UUD 1945. Adapun susunan
kabinet RI yang pertama tersebut adalah sebagai berikut.
Selain itu, diangkat pula empat pejabat negara yang mengepalai beberapa lembaga negara, antara lain:
Kusumahatmaja (Mahkamah Agung), Gatot Tarunamiharja (Jaksa Agung), A.G. Pringgodigdo (Sekretaris Negara),
dan Sukarjo Wiryopranoto (Juru Bicara Negara).
 Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Tanggal 22 Agustus 1945 PPKI kembali menyelenggarakan rapat pembentukan KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat) yang akan mengantikan PPKI. Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan fungsi pengawasan dan
berhak ikut serta dalam menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
 Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Pada tanggal 23 Agustus, Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi Badan Keamanan Rakyat (BKR)
sebagai badan kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Sebagian besar anggota BKR terdiri dari mantan
anggota PETA, KNIL, dan Heiho. Pada tanggal 5 Oktober berdirilah TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Supriyadi
(tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih sebagai pimpinan TKR. Atas dasar maklumat
itu, Oerip Sumihardjo segera membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta.

3) Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan


a. Perjuangan Fisik
1) Insiden Hotel Yamato
Sumber:https://i wa nda h nial. files.wordpress.com/
Gambar 4.13. Suasana Pertempuran di hotel Yamato

Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda (merah- putih-
biru) menjadi bendera Indonesia (merah-putih). Insiden Hotel Yamato terjadi pada
tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato, Surabaya.
2
2) Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya diawali dengan kedatangan Brigade
49/Divisi India ke-23 tentara Sekutu di bawah komando Brigadir
Jenderal A.W.S. Mallaby pada 25 Oktober 1945 di Surabaya. Tugas
pasukan ini adalah melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan
para tahanan perang Sekutu di Indonesia.
Pada tanggal 30 Oktober 1945, terjadi bentrokan antara tentara
Indonesia melawan tentara Inggris. Brigadir Jenderal A.W.S.
Mallaby tewas dalam bentrokan ini. Hal ini mendorong tentara
Sekutu mengirimkan pasukan dalam jumlah besar ke Surabaya.
Pasukan baru tersebut berada di bawah pimpinan Mayor Jenderal
R.C. Mansergh.
Pada tanggal 9 November 1945, pihak sekutu mengeluarkan
ultimatum kepada rakyat Surabaya. Batas waktu ultimatum adalah
pukul 06.00 tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut tidak
dihiraukan karena dianggap sebagai penghinaan terhadap pejuang
Indonesia.
Pada tanggal 10 November 1945, tentara Inggris melakukan
serangan besar yang melibatkan 30.000 pasukan, sejumlah pesawat
terbang, tank, dan kapal perang.
Meskipun akhirnya kota Surabaya berhasil dikuasai tentara Sekutu,
namun Pertempuran Surabaya menjadi simbol nasional atas
perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan. Untuk
mengenang peristiwa heroik di Surabaya, tanggal 10 November
diperingati sebagai Hari Pahlawan

3) Pertempuran Lima Hari di Semarang


Pertempuran berlangsung pada tanggal 15 - 20 Oktober 1945. Pertempuran ini dipicu dengan adanya isu bahwa
Jepang meracuni cadangan air minum. Dokter Karyadi, mencoba memeriksa kebenaran isu tersebut, namun ia
ditembak oleh Jepang. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat yang kemudian bangkit melawan Jepang. Untuk
mengenang keberanian rakyat, di Semarang dibangun monumen yang diberi nama "Tugu Muda”.
4) Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa diawali dengan kedatangan pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di
Semarang pada 20 Oktober 1945. pada awalnya kedatangan tentara Sekutu mendapat sambutan baik oleh rakyat
Indonesia, namun keadaan berubah setelah rakyat Indonesia mengetahui bahwa pasukan Sekutu diboncengi NICA.
Hal ini menyebabkan insiden yang meluas menjadi pertempuran terbuka di Magelang dan Ambarawa
5) Bandung Lautan Api
Bandung Lautan Api merupakan peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung pada tanggal 23 Maret 1946.
Kota Bandung dibakar oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan rakyat agar Sekutu tidak bisa menggunakan kota
Bandung sebagai pos-pos militer
6) Pertempuran Medan Area
Pertempuran Medan Area merupakan peristiwa perlawanan rakyat Medan terhadap tentara Sekutu. Pertempuran ini
diawali dengan kedatangan pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly pada tanggal 9 Oktober
1945. Kedatangan tentara Sekutu ini ternyata diboncengi oleh NICA yang menimbulkan perlawanan dari rakyat Medan
7) Pertempuran Puputan Margarana
Pertempuran Puputan Margarana merupakan pertempuran antara rakyat Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 18
November 1946, I Gusti Ngurah Rai menyerang kedudukan Belanda di daerah Tabanan. Pasukan I Gusti Ngurah Rai
melakukan "puputan" atau perang habis-habisan.
8) Serangan Umum 1 Maret 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan serangan yang terjadi pada tanggal 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Serangan
ini menunjukkan pada dunia 1 internasional bahwa Republik Indonesia cukup kuat untuk mempertahankan 1
kemerdekaannya, meskipun ibu kotanya telah diduduki Belanda
b. Perundingan Diplomasi
1) Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati dilaksanakan di Linggarjati, Jawa Barat antara Indonesia 1 dan Belanda tanggal 10 November
1946. Kesepakatan dalam perundingan ini ditandatangani secara resmi oleh kedua negara tanggal 25 Maret 1947.
Tabel 4.3. Perundingan Linggajati
Delegasi Kesepakatan Dampak bagi Indonesia

Indonesia  Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik  Republik Indonesia mendapat pengakuan
Sutan Syahrir Indonesia, yaitu, Sumatra, Jawa, dan Madura. kedaulatan dari beberapa negara,
(Ketua  Belanda harus meninggalkan wilayah Republik diantaranya Inggris, Amerika Serikat, Mesir,
Delegasi) Indonesia paling lambat tanggal 1 Lebanon, Suriah, Afghanistan, Myanmar,
Januari 1949. Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet.
Belanda Wim  Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk  Muncul pihak yang mendukung dan
Schermerhorn Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), di mana menolak hasil perundingan di kalangan
(Ketua Delegasi) salah satu negara bagiannya adalah Republik rakyat Indonesia. Sebagian rakyat
Indonesia. Indonesia mengganggap hasil perundingan
Inggris  Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam merugikan Indonesia
Lord Killearn Commonwealth
(Mediator /persemakmuran Indonesia-Belanda dengan
perundingan) dengan ratu Belanda sebagai ketuanya
2) Perundingan Renville
Perundingan Renville dilaksanakan di atas kapal Angkatan Laut AS yang bernama USS Renville yang berlabuh di
Teluk Jakarta. Perundingan ini diusulkan oleh KTN (Komisi Tiga Negara) sebagai upaya penyelesaian masalah
Indonesia dan Belanda secara damai.
3
Tabel4.4. Perundingan Renville
Delegasi Kesepakatan Dampak Bagi Indonesia
Indonesia Amir  Penghentian tembak- menembak. Wilayah Indonesia
Syarifuddin  Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan menjadi sempit dan
Harahap Sumatra sebagai bagian wilayah Republik Indonesia. dikelilingi oleh
(Ketua Delegasi)  Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah-wilayah yang
Belanda Abdul Kadir wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda. dikuasai Belanda
Widjojoatmodjo (Ketua  TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah pendudukan
Delegasi Belanda di Jawa Barat dan Jawa
KTN Timur.
• Frank Porter Graham  Belanda bebas membentuk negara-negara federal di
• Richard Kirby daerah-daerah yang didudukinya dengan melalui masa
( Mediator perundingan) peralihan terlebih dahulu.
Kesepakatan yang dicapai pada perundingan Renville ternyata juga diingkari oleh Belanda. Pada tanggal 19
Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II. Belanda berhasil menduduki ibu kota RI, Yogyakarta. Para
pemimpin Indonesia seperti Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta ditangkap dan diasingkan ke Bangka. Sebelum
Yogyakarta jatuh, Pemerintah RI telah membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi
Sumatra Barat. PDRI ini dijalankan oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara.

3) Perundingan Roem-Royen
KTN ditugaskan untuk mengawasi pelaksana resolusi tersebut. Untuk meluaskan wewenangnya, maka KTN diubah
namanya menjadi UNCI (United Nations Commission for Indonesia) yang diketuai oleh Merle Cochran. Atas inisiatif
UNCI, Pada tanggal 14 April 1949 diadakan perundingan Republik Indonesia dan Belanda. Perundingan ini diadakan
di Hotel Des Indes, Jakarta
Delegasi Kesepakatan Dampak Bagi Indonesia
Indonesia Pihak Indonesia menyatakan kesediaan untuk: Pemerintah Republik
Mr. Moh. Roem.  Menghentikan perang gerilya. Indonesia kembali ke
(Ketua  Bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga Yogyakarta
Delegasi) ketertiban dan keamanan.
 Turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag
Belanda Pihak Belanda menyatakan kesediaan untuk:
Dr. J. H. van  Menyetujui kembalinya pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta
Royen.  Menjamin penghentian gerakan militer dan membebaskan semua tahanan
(Ketua Delegasi) politik
 Tidak akan mendirikan negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai
UNCI oleh Republik Indonesia sebelum 19 Desember 1948
Merle Cochran
 Berusaha dengan sesungguh-sungguhnya supaya KMB segera diadakan
(Mediator
sesudah pemerintah Republik kembali ke Yogyakarta
perundingan)

4) Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah pertemuan


yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus
sampai 2 November 1949. Konfrensi Meja Bundar merupakan
tindak lanjut dari perundingan- perundingan sebelumnya.

Delegasi Kesepakatan Dampak Bagi Indonesia


Indonesia  Belanda mengakui RIS sebagai  Belanda mengakui
Drs. Moh Hatta negara yang merdeka dan kemerdekaan Republik
(Ketua Delegasi) berdaulat. Indonesia Serikat
 Pengakuan kedaulatan  Konflik dengan Belanda dapat
Belanda J.H. van Maarseveen (Ketua dilakukan selambat- lambatnya diakhiri dan pembangunan
Delegasi) tanggal 30 dapat dimulai.
 Desember 1949. Masalah Irian  Irian Barat belum bisa
BFO (Bijeenkomst voor Barat akan diadakan diserahkan kepada Republik
Federaal Overleg) perundingan lagi dalam 1 tahun Indonesia.
BFO adalah suatu badan setelah pengakuan kedaulatan  Negara Indonesia berubah bentuk
yang merupakan kumpulan RIS menjadi negara serikat yang tidak
negara-negara bagian bentukan Belanda.  Antara RIS dan Kerajaan sesuai dengan cita- cita
Belanda akan diadakan Proklamasi
Sultan Hamid II (Ketua Delegasi) hubungan Uni Indonesia-
Belnada yang diketuai Belanda.
UNCI  RIS harus membayar
Chritchley semua utang Belanda sejak
(Ketua Delegasi) tahun 1942.
Pada tanggal 27 Desember 1949 pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan atas Republik Indonesia Serikat.
Penyerahan dan sekaligus pengakuan kedaulatan tersebut dilakukan di dua tempat, yaitu di Belanda dan di
Indonesia.
Di Belanda, penyerahan kedaulatan dilakukan oleh Ratu Juliana kepada kepala delegasi RIS Dr. Moh. Hatta.
Adapun di Jakarta, penyerahan kedaulatan dilakukan A.H.J. Lovink kepada wakil pemerintah RIS, Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Penyerahan kedaulatan ini menandakan berakhirnya masa penjajahan Belanda di Indonesia
secara formal.

4
4) Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Kemerdekaan
a. Republik Indonesia Serikat (RIS)
Sesuai dengan hasil dalam KMB, bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Republik Indonesia
Serikat (RIS). Pada tanggal 27 Desember 1949 Republik Indonesia Serikat berdiri dengan Undang-Undang Dasar
Sementara sebagai konstitusinya.
Sesuai dengan isi konstitusi baru itu, negara berbentuk federasi dan meliputi seluruh daerah Indonesia. Yang tergabung
dalam federasi ini antara lain adalah sebagai berikut.
 Negara bagian yang meliputi: Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura,
Negara Sumatra Selatan, Negara Sumatra Timur, dan Republik Indonesia.
 Satuan-satuan kenegaraan yang meliputi: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar,
Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau, dan Jawa Tengah.
 Daerah Swapraja yang meliputi Kota Waringin, Sabang, dan Padang
b. Kembali Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) ternyata tidak sesuai dengan cita-cita kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, muncul gerakan-gerakan untuk mengubah bentuk negara kembali menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Rakyat di negara-negara bagian mengadakan demonstrasi untuk membubarkan RIS
dan menuntut kembali ke dalam NKRI.
Pada tanggal 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno membacakan Piagam terbentuknya NKRI. Peristiwa ini juga
menandai berakhirnya bentuk RIS. Indonesia kembali menjadi negara kesatuan
c. Gangguan Keamanan
1) Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan ini terjadi pada 18 September 1948 yangdipimpin Muso. Tujuan dari pemberontakan ini adalah
mengganti dasar negara Pancasila dengan komunis serta ingin mendirikan Republik Indonesia Soviet. Pada tanggal
30 September 1948, pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI yang dibantu oleh rakyat. Pasukan TNI
dipimpin oleh Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Sungkono
2) Pemberontakan DI/TII (Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia)
Pemberontakan DI/TII merupakan suatu gerakan yang menginginkan berdirinya sebuah negara Islam Indonesia.
Pemberontakan ini bermula di Jawa Barat, kemudian menyebar ke daerah-daerah lain, seperti Jawa Tengah, Aceh,
Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
5) Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Kemerdekaan
a. Permasalahan Inflasi
Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami inflasi yang terlalu tinggi (hiperinflasi).
Inflasi terjadi karena mata uang Jepang beredar secara tak terkendali. Pada saat itu, pemerintah tidak dapat menyatakan
mata uang Jepang tidak berlaku karena belum memiliki mata uang sendiri sebagai penggantinya.
b. Blokade Laut
Blokade laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November 1945. Blokade ini menutup pintu keluar masuk
perdagangan Indonesia. Akibatnya, barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat diekspor, dan Indonesia
tidak dapat memperoleh barang-barang impor yang sangat dibutuhkan.
Dalam rangka menghadapi blokade laut ini, pemerintah melakukan berbagai upaya, di antaranya sebagai berikut
1) Melaksanakan Program Pinjaman Nasional
2) Melakukan Diplomasi ke India
3) Mengadakan Hubungan Dagang Langsung ke Luar Negeri

6) Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kemerdekaan


a. Kehidupan Sosial
Setelah Indonesia merdeka, segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dan semua warga Indonesia dinyatakan memiliki
hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
b. Pendidikan
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan,
Pengajaran,dan Kebudayaan (PP dan K)
Pendidikan pada awal Kemerdekaan terbagi atas 4 tingkatan, yaitu: pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama,
pendidikan menengah atas, dan pendidikan tinggi.
c. Kebudayaan
Dalam bidang kesenian, banyak muncul lagu yang bertemakan nasionalisme yang diciptakan oleh para komponis seperti
Cornel Simajuntak, Kusbini, dan Ismail Marzuki. Lagu-lagu tersebut antara lain, Bagimu negeri, Halo-Halo Bandung,
Selendang Sutra, dan Maju Tak Gentar.

B. Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)


1. Peristiwa-Peristiwa Politik Dan Ekonomi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
a. Kehidupan Politik Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
1) Situasi Politik di Indonesia Sebelum Pemilu Tahun 1955
Kondisi perpolitikan di Indonesia sebelum dilaksanakan Pemilu tahun 1955 ada dua ciri yang menonjol, yaitu munculnya banyak
partai politik (multipartai) dan sering terjadi pergantian cabinet / pemerintahan.
Setelah kembali ke bentuk negara kesatuan, sistem demokrasi yang dianut adalah Demokrasi Liberal Sistem pemerintahannya
adalah kabinet parlementer.

Kabinet-Kabinet yang Memerintah Selama Demokrasi Liberal:


 Kabinet Mohammad Natsir (7 September 1950 – Maret 1951)
Pendukung cabinet ini Partai Masyumi. Kabinet ini menyerahkan mandatnya tanggal 21 Maret 1951, setelah adanya mosi
yang menuntut pembekuan dan pembubaran DPRD Sementara. Penyebab lainnya adalah seringnya mengeluarkan
Undang Undang Darurat yang mendapat kritikan dari partai oposisi
5
 Kabinet Sukiman (April 1951- Februari 1952)
Kabinet Sukiman merupakan koalisi antara Masyumi dengan PNI. Pada masa Kabinet Sukiman muncul berbagai
gangguan keamanan, misalnya DI/TII semakin meluas dan Republik Maluku Selatan.
 Kabinet Wilopo (April 1952- Juni 1953)
Peristiwa penting yang terjadi semasa pemerintahannya adalah peristiwa 17 Oktober 1952 dan peristiwa Tanjung Morawa.
Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu tuntutan rakyat yang didukung oleh Angkatan Darat yang dipimpin Nasution, agar DPR
Sementara dibubarkan diganti dengan parlemen baru. Sedang Peristiwa Tanjung Morawa (Sumatra Timur) mencakup
persoalan perkebunan asing di Tanjung Morawa yang diperebutkan dengan rakyat yang mengakibatkan beberapa petani
tewas.
 Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953 -24 Juli 1955)
Kabinet ini dikenal dengan Kabinet Ali Wongso (Ali Sastroamijoyo dan Wongsonegoro). Prestasi yang dicapai adalah
terlaksananya Konferensi Asia Afrika di Bandung 18-24 April 1955.
 Kabinet Burhanudin Harahap (Agustus 1955 – Maret 1956)
Keberhasilan yang diraih adalah menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955. Karena terjadi mutasi di beberapa
kementerian, maka pada tanggal 3 Maret 1956 Burhanudin Harahap menyerahkan mandatnya.
 Kabinet Ali Sastroamijoyo II (Maret 1956 – Maret 1957)
Program Kabinet Ali II disebut Rencana Lima Tahun. Program ini memuat masalah jangka panjang, misalnya perjuangan
mengembalikan Irian Barat. Muncul semangat anti-Cina dan kekacauan di daerah-daerah sehingga menyebabkan kabinet
goyah
 Kabinet Djuanda (Maret 1957 – April 1959)
Tugas Kabinet Djuanda melanjutkan perjuangan membebaskan Irian Barat dan menghadapi keadaan ekonomi dan
keuangan yang buruk. Prestasi yang diraih adalah berhasil menetapkan lebar wilayah Indonesia menjadi 12 mil laut diukur
dari garis dasar yang menghubungkan titik-titik terluar dari Pulau Indonesia. Ketetapan ini dikenal sebagai Deklarasi
Djuanda. Pada pemerintahan cabinet ini pula dikeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
2) Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955
Penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang pertama dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pemilu
diselenggarakan pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tanggal
29 September 1955 untuk memilih anggota DPR, dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Badan Konstituante
(Badan Pembentuk UUD).
Hasil pemilu tahun 1955 menunjukkan ada empat partai yang memperoleh suara terbanyak yaitu PNI (57 wakil), Masyumi (57
wakil), NU (45 wakil), dan PKI (39 wakil).
b. Gangguan Keamanan
Pemilu tahun 1955 berhasil diselenggarakan dengan lancar, tetapi ternyata tidak dapat memenuhi harapan rakyat yang
menghendaki pemerintah yang stabil. Para wakil rakyat terpilih hanya memperjuangkan partainya masing- masing sehingga
pergantian kabinet terus saja terjadi dan mengakibatkan keadaan politik dan kemanan menjadi tidak stabil. Hal ini menyebakan
munculnya berbagai pergolakan di berbagai daerah.
Berikut ini beberapa gerakan pemberontakan yang terjadi pada masa Demokrasi Parlementer:
1) Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Gerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Gerakan ini didasari oleh adanya kepercayaan rakyat akan
datangnya seorang ratu adil yang akan membawa mereka ke suasana aman dan tenteram serta memerintah dengan adil dan
bijaksana. Tujuan gerakan APRA adalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara
tersendiri pada negara bagian RIS. Pada tanggal 23 Januan 1950, pasukan APRA menyerang Kota Bandung serta
melakukan pembantaian dan pembunuhan terhadap anggota TNI. APRA tidak mau bergabung dengan Indonesia dan
memilih tetap mempertahankan status quo karena jika bergabung dengan Indonesia mereka akan kehilangan hak istimenya.
Pemberontakan APRA berhasil ditumpas melalui operasi militer yang dilakukan oleh Pasukan Siliwangi.
2) Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil yang menolak
terhadap pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka ingin merdeka dan melepaskan diri dan wilayah
Republik Indonesia karena menganggap Maluku memiliki kekuatan secara ekonomi, politik, dan geografis untuk berdiri
sendiri. Pemberontakan ini dapat diatasi melalui ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang (Panglima
Tentara dan Teritorium Indonesia Timur)
3) Pemberontakan Andi Azis
Peristiwa pemberontakan Andi Aziz terjadi pada 5 April 1950. Peristiwa ini berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan
pasukannya terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang dijadikan sebagai pasukan kemanan untuk
mengamankan situasi di Makassar.
Menurut Andi Azis, hanya tentara APRIS dari KNIL yang bertanggung jawab atas keamanan di Makassar. Tuntutan itu tidak
dipenuhi dan pemerintah Republik Indonesia tetap mendatangkan ABRI sebagai pasukan keamanan.
Pemerintah RI memerintahkan Andi Azis untuk menghentikan pergerakannya dan mengultimatum agar datang ke Jakarta
dalam waktu 4×24 jam untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Namun Andi Aziz ternyata terlambat melapor,
sementara pasukannya telah berontak. Andi Aziz pun segera ditangkap setibanya di Jakarta dari Makasar. Pasukannya yang
memberontak akhirnya menyerah dan ditangkap oleh pasukan militer RI di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.
4) Pemberontakan PRRI dan Permesta
Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi yang disebabkan oleh adanya hubungan yang kurang harmonis antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Hal tersebut menimbulkan dampak ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat. Selanjutnya dibentuk gerakan dewan yaitu,
a) Dewan Banteng di Sumatera Barat dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein.
b) Dewan Gajah di Sumatera Utara dipimpin oleh Letkol Simbolon.
c) Dewan Garuda di Sumatera Selatan Letkol Barlian
d) Dewan Manguhi di Sulawesi Utara dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual
Puncak pemberontakan ini terjadi pada tanggal 10 Februari 1958, Ketua Dewan Banteng mengeluarkan ultimatum kepada
pemerintah pusat. Isi ultimatum tersebut adalah menyatakan bahwa Kabinet Djuanda harus mengundurkan diri, namun
ultimatum tersebut ditolak. Maka pada 15 Februari 1958, Letkol. Ahmad Husein mengumumkan berdirinya PRRI kemudian
diikuti oleh pengumuman Permesta pada 17 Februari 1958 di Sulawesi. Untuk menumpas pemberontakan
6
PRRI/Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer. Pada 29 Mei 1961, Ahmad Husein dan tokoh-tokoh PRRI lainya
akhirnya menyerah.
c. Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Deklarasi Djuanda
1) Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA)
Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tanggal 18–24 April 1955 di Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29
negara. Sidang berlangsung selama satu minggu dan menghasilkan sepuluh prinsip yang dikenal dengan Dasasila Bandung.
Isi Dasasila Bandung
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa)
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai
dengan Piagam PBB
6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu
negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas
wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun
cara damai lainnya, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBBcc
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional
Konferensi Asia Afrika (KAA) juga berpengaruh terhadap dunia internasional. Setelah berakhirnya KAA, beberapa
negara di Asia dan Afrika mulai memperjuangkan nasibnya untuk mencapai kemerdekaan dan kedudukan sebagai
negara berdaulat. Selain itu, KAA menjadi awal lahirnya organisasi Gerakan Non-Blok
d. Deklarasi Djuanda
Penetapan Deklarasi Djuanda dilakukan dalam Konvensi Hukum Laut PBB ke III Tahun 1982 (United Nations Convention On
The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Pengakuan atas Deklarasi Djuanda menyebabkan luas wilayah Republik Indonesia meluas
hingga 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km².
e. Perkembangan Ekonomi
Pasca pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di bidang
ekonomi sangatlah kompleks. Berikut ini masalah-masalah tersebut.
1) Belum terwujudnya kemerdekaan ekonomi
2) Perkebunan dan instalasi-instalasi industri rusak
3) Jumlah penduduk meningkat cukup tajam
Pada pasca pengakuan kedaulatan, laju pertumbuhan penduduk meningkat. Pada tahun 1950 diperkirakan penduduk
Indonesia sekitar 77,2 juta jiwa. Tahun 1955 meningkat menjadi 85,4 juta.
4) Utang negara meningkat dan inflasi cukup tinggi
Utang Indonesia meningkat karena Ir. Surachman (selaku Menteri Keuangan saat itu) mencari pinjaman ke luar negeri untuk
mengatasi masalah keuangan negara. Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia meninggi karena saat itu barang-barang yang
tersedia di pasar tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibatnya, harga barang-barang kebutuhan naik. Untuk
mengurangi inflasi, pemerintah melakukan sanering pada tanggal 19 Maret 1950. Sanering adalah kebijakan pemotongan uang.
Uang yang bernilai Rp,5,- ke atas berlaku setengahnya.
5) Defisit dalam perdagangan internasional
6) Kekurangan tenaga ahli untuk menuju ekonomi nasional
7) Rendahnya Penanaman Modal Asing (PMA) akibat konflik Irian Barat
8) Terjadinya disinvestasi yang tajam dalam tahun 1960-Anti Korupsi
Untuk memperbaiki kondisi ekonomi, pemerintah melakukan berbagai upaya, antara lain adalah sebagai berikut.
1) Gunting Syafruddin
Dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi defisit anggaran, pada tanggal 20 Maret 1950,
Menteri Keuangan, Syafrudin Prawiranegara, mengambil kebijakan memotong semua uang yang bernilai Rp2,50 ke atas
hingga nilainya tinggal setengahnya Melalui kebijakan ini, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
2) Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur
ekonomi nasional.
Tujuan dari sistem ekonomi Gerakan Banteng adalah sebagai berikut.
a) Menumbuhkan kelas pengusaha di kalangan bangsa Indonesia. Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah diberi
kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
b) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
c) Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.
Gerakan Benteng dimulai pada bulan April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan
bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program ini. Tetapi, tujuan program ini tidak dapat tercapai dikarenakan:
a) Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha nonpribumi dalam kerangka ekonomi liberal.
b) Para pengusaha pribumi memiliki mental yang cenderung konsumtif.
c) Para pengusaha pribumi sangat bergantung pada pemerintah.
d) Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.
e) Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.
f) Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang mereka peroleh
3) Nasionalisasi Perusahaan Asing
Nasionalisasi perusahaan asing dilakukan dengan pencabutan hak milik Belanda atau asing yang kemudian diambil alih
atau ditetapkan statusnya sebagai milik pemerintah Republik Indonesia.
7
4) Finansial Ekonomi (Finek)
Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia mengirim delegasi ke Belanda untuk merundingkan masalah Finansial
Ekonomi (Finek). Perundingan ini dilakukan pada tangal 7 Januari 1956. Rancangan persetujuan Finek yang diajukan Indonesia
terhadap pemerintah Belanda adalah sebagai berikut:
a) Pembatalan Persetujuan Finek hasil KMB
b) Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral
c) Hubungan finek didasarkan atas undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain.
Namun usul Indonesia ini tidak diterima oleh Pemerintah Belanda, sehingga pemerintah Indonesia secara sepihak
melaksanakan rancangan fineknya dengan membubarkan Uni Indonesia-Belanda pada tanggal 13 Febuari 1956 dengan
tujuan melepaskan diri dari ikatan ekonomi dengan Belanda
5) Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun yang rencananya akan
dilaksanakan antara tahun 1956 – 1961. Rencana ini tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh hal-hal berikut.
a) Depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957 dan awal 1958 mengakibatkan ekspor
dan pendapatan negara merosot.
b) Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia
menimbulkan gejolak ekonomi.
c) Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya
masing-masing
2. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Parlementer
a. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer banyak dipengaruhi oleh gejolak politik dan
permasalahan ekonomi. Gejolak politik menyebabkan munculnya gangguan kemanan di berbagai tempat, dan upaya
perbaikan ekonomi yang tidak berjalan lancar. Menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran
b. Pendidikan
Pada tahun 1950, diadakan pengalihan masalah pendidikan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah RIS (Republik Indonesia
Serikat). Kemudian, disusunlah suatu konsepsi pendidikan yang dititikberatkan kepada spesialisasi.
Setiap lulusan sekolah dasar diperbolehkan melanjutkan ke sekolah teknik menengah (3 tahun), kemudian melanjutkan ke sekolah
teknik atas (3 tahun). Setelah lulus sekolah teknik menengah dan sekolah teknik atas, diharapkan siswa dapat mengerjakan suatu
bidang tertentu.
Pada masa Demokrasi Parlementer didirikan beberapa universitas baru di antaranya adalah Universitas Andalas di Padang,
Universitas Sumatra Utara di Medan, Universitas Indonesia di Jakarta, Universitas Padjajaran di Bandung, Universitas Airlangga di
Surabaya, dan Universitas Hasanuddin di Makassar.
c. Kesenian
Dalam bidang kesenian, muncul berbagai organisasi seni lukis, seperti organisasi Pelukis Indonesia (PI) dan Gabungan
Pelukis Indonesia (GPI). Selain itu, berdiri pula Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta.

C. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)


Pemilu tahun 1955 ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas poltik seperti yang diharapkan. Bahkan muncul perpecahan antara
pemerintahan pusat dengan beberapa daerah. Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakmampuan anggota Konstituante untuk mencapai
titik temu dalam menyusun UUD baru untuk mengatasi kondisi negara yang kritis. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan
dekrit. Dekrit ini dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
1. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Dampak yang Ditimbulkan
a. Situasi Politik Menjelang Dekrit Presiden
Sistem Demokrasi Liberal ternyata membawa akibat yang kurang menguntungkan bagi stabilitas politik. Hal ini mendorong Presiden
Soekarno untuk mengemukakan Konsepsi Presiden pada tanggal 21 Februari 1957.Berikut ini isi Konsepsi Presiden.
1) Penerapan sistem Demokrasi Parlementer secara Barat (Demokrasi Liberal) tidak cocok dengan kepribadian Indonesia,
sehingga sistem demokrasi parlementer harus diganti dengan Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi Liberal adalah demokrasi yang memberi kebebasan yang seluasnya kepada warga negara. Indonesia menganut
Demokrasi Liberal pada tahun 1950-1959. Pada masa ini ditandai dengan pergantian kabinet yang memerintah.
Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila. Namun oleh Presiden Soekarno diartikan
terpimpin mutlak oleh presiden (penguasa). Berlaku di Indonesia pada tahun 1959-1965.
2) Membentuk Kabinet Gotong Royong yang anggotanya semua partai politik.
3) Segera dibentuk Dewan Nasional.
b. Sidang Konstituante Menjelang Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Anggota Konstituante terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Islam dan kelompok nasionalis, kedua kelompok sulit mencapai
kata sepakat dalam pembahasan isi UUD. Dalam sidang sering terjadi perpecahan pendapat. Setiap wakil partai memaksakan
pendapatnya. Akibatnya gagal menghasilkan UUD.
Untuk mengatasi masalah tersebut pada tanggal 5 Juli 1959 presiden mengeluarkan dekrit. Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959
yaitu:
1) pembubaran Konstituante;
2) berlakunya kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
3) akan dibentuk MPRS dan DPAS.
c. Dampak Lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Dekrit Presiden ternyata memiliki beberapa dampak, berikut.
1) Terbentuknya lembaga-lembaga baru yang sesuai dengan tuntutan UUD 1945, misalnya MPRS dan DPAS.
2) Bangsa Indonesia terhindar dari konflik yang berkepanjangan yang sangat membahayakan persatuan dan kesatuan.
3) Kekuatan militer semakin aktif dan memegang peranan penting dalam percaturan politik di Indonesia.
4) Presiden Soekarno menerapkan Demokrasi Terpimpin.
5) Memberi kemantapan kekuasaan yang besar kepada presiden, MPR, maupun lembaga tinggi negara lainnya
2. Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin
a) Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin

8
Demokrasi Terpimpin yang menggantikan sistem Demokrasi Liberal, berlaku tahun 1959 – 1965. Pada masa Demokrasi Terpimpin
kekuasaan presiden sangat besar sehingga cenderung ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945.
Berikut ini beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang terjadi semasa Demokrasi Terpimpin.
a. Pembentukan MPRS melalui Penetapan Presiden No. 2/1959.
b. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden.
c. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955.
d. GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita”
ditetapkan oleh DPA bukan oleh MPRS.
e. Pengangkatan presiden seumur hidup.
f. Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) menempatkan PKI sebagai unsur yang sah dalam konstelasi politik
Indonesia. Selama masa Demokrasi Terpimpin, PKI terus melaksanakan program-programnya secara revolusioner. Bahkan
mampu menguasai konstelasi politik. Puncak kegiatan PKI adalah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pada
tanggal 30 September 1965.
b) Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Terpimpin
Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan politik luar negeri masa Demokrasi Terpimpin
a. Oldefo dan Nefo
Oldefo (The Old Established Forces), yaitu dunia lama yang sudah mapan ekonominya, khususnya negara-negara Barat yang
kapitalis. Nefo (The New Emerging Forces), yaitu negara-negara baru.
Indonesia menjauhkan diri dari negara-negara kapitalis (blok oldefo) dan menjalin kerja sama dengan negara-negara komunis
(blok nefo). Hal ini terlihat dengan terbentuknya Poros Jakarta – Peking (Indonesia – Cina) dan Poros Jakarta – Pnom Penh –
Hanoi – Peking – Pyongyang ( Indonesia – Kamboja – Vietnam Utara - Cina – Korea Utara).
b. Konfrontasi dengan Malaysia
Pada tanggal 9 Juli 1963 Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman menandatangani dokumen tentang pembentukan Federasi
Malaysia. Kemudian, tanggal 16 September 1963 pemerintah Malaya memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia.
Menghadapi tindakan Malaysia tersebut, Indonesia mengambil kebijakan konfrontasi. Pada tanggal 17 September 1963
hubungan diplomatik antara dua negara putus. Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi
Komando Rakyat (Dwikora), isinya:
1) perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan
2) bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei untuk memerdekakan diri dan
menggagalkan negara boneka Malaysia.
Di tengah situasi konflik Indonesia - Malaysia, Malaysia dicalonkan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Terpilihnya Malaysia tersebut mendorong Indonesia keluar dari PBB. Secara resmi Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7
Januari 1965
c. Indonesia dalam Gerakan Non-Blok
Berdirinya Gerakan Non-Blok diprakarsai oleh PM India Jawaharlal Nehru, PM Ghana Kwame Nkrumah, Presiden Mesir
Gamal Abdul Nasser, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Jossep Broz Tito. Gerakan Non- Blok (GNB)
secara resmi berdiri melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tahun 1961 di Beograd, Yugoslavia. Adapun tujuan pendirian
Gerakan Non- Blok antara lain adalah sebagai berikut.
1) Menentang imperialisme dan kolonialisme b) Menyelesaikan sengketa secara damai.
2) Mengusahakan pengembangan sosial ekonomi agar tidak dikuasai negara maju.
3) Membantu perdamaian dunia dan berusaha meredakan ketegangan Amerika Serikat dengan Uni Soviet

3. Pembebasan Irian Barat


Sesuai isi KMB, Irian Barat akan diserahkan oleh Belanda satu tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS. Namun, pada kenyataannya
lebih dari satu tahun pengakuan kedaulatan Indonesia, Belanda tidak kunjung menyerahkan Irian Barat pada Indonesia.
1. Perjuangan Merebut Irian Barat melalui Diplomasi
Berikut ini beberapa langkah diplomasi dalam penyelesaian Irian Barat.
a. Tanggal 4 Desember 1950 diadakan konferensi Uni Indonesia Belanda. Dalam konferensi itu Indonesia mengusulkan agar
Belanda menyerahkan Irian Barat secara de jure. Namun ditolakoleh Belanda.
b. Pada bulan Desember 1951 diadakan perundingan bilateral antara Indonesia dan Belanda. Perundingan ini membahas
pembatalan uni dan masuknya Irian Barat ke wilayah NKRI, namun gagal.
c. Pada bulan September 1952, Indonesia mengirim nota politik tentang perundingan Indonesia Belanda mengenai Irian Barat,
namun gagal.
d. Perjuangan Diplomasi Tingkat Internasional
1) Dalam Konferensi Colombo bulan April 1954, Indonesia memajukan masalah Irian Barat. Indonesia berhasil mendapat
dukungan.
2) Pada tahun 1954 Indonesia mengajukan masalah Irian Barat dalam sidang PBB. Namun mengalami kegagalan karena
tidak memperoleh dukungan yang kuat.
3) Dalam KAA tahun 1955 Indonesia mendapat dukungan dalam masalah Irian Barat.
2. Perjuangan melalui Konfrontasi
a. Konfrontasi Ekonomi
Bentuk konfrontasi ekonomi dilakukan dengan tindakan-tindakan berikut.
1) Nasionalisasi de javasche Bank menjadi Bank Indonesia tahun 1951.
2) Pemerintah Indonesia melarang maskapai penerbangan Belanda (KLM) melakukan penerbangan dan pendaratan di
wilayah Indonesia.
3) Pemerintah Indonesia melarang beredarnya terbitan berbahasa Belanda.
4) Pemogokan buruh secara total pada perusahanperusahaan Belanda di Indonesia yang memuncak pada tanggal 2
Desember 1957.
5) Semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia dihentikan mulai 5 Desember 1957
b. Konfrontasi Politik
Pada tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB yang dikukuhkan dalam UU No 13 tahun 1956. Kemudian
untuk mengesahkan kekuasaannya atas Irian Barat, maka pada tanggal 17 Agustus 1956 pemerintah Indonesia membentuk
9
Provinsi Irian Barat dengan ibukotanya Soa Siu. Wilayahnya meliputi wilayah yang diduduki Belanda serta daerah Tidore, Oba,
Weda, Patani, dan Wasile. Gubernurnya yang pertama adalah Zainal Abidin Syah. Selanjutnya dibentuk Partai Persatuan
Cenderawasih dengan tujuan untuk dapat segera menggabungkan wilayah Irian Barat
ke dalam RI. Pada tanggal 4 Januari 1958 pemerintah membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB). Tujuannya
untuk mengerahkan massa dalam upaya pembebasan Irian Barat. Ketegangan Indonesia-Belanda makin memuncak ketika
Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1960.
c. Konfrontasi Militer
Untuk meningkatkan perjuangan, Dewan Pertahanan Nasional merumuskan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) yang
dibacakan Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani
suatu perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda di New York, yang terkenal dengan Perjanjian New
York. Adapun isi dari Perjanjian New York adalah sebagai berikut.
1) Kekuasaan Belanda atas Irian Barat berakhir pada 1 Oktober 1962.
2) Irian Barat akan berada di bawah perwalian PBB hingga 1 Mei 1963 melalui lembaga UNTEA (United Nations Temporary
Executive Authority) yang dibentuk PBB.
3) Pada 1 Mei 1963, Irian Barat akan diserahkan kepada pemerintah Indonesia.
4) Pemerintah Indonesia wajib mengadakan penentuan pendapat rakyat (pepera) Irian Barat untuk menentukan akan berdiri
sendiri atau tetap bergabung dengan Indonesia, pada tahun 1969 di bawah pengawasan PBB.
Berdasarkan hasil Pepera tahun 1969, Dewan Musyawarah Pepera secara aklamasi memutuskan bahwa Irian Barat tetap
ingin bergabung dengan Indonesia.
4. Peristiwa G 30 S/PKI 1965
Peristiwa Gerakan 30 September/PKI terjadi pada malam tanggal 30 September 1965. Dalam peristiwa tersebut,
sekelompok militer di bawah pimpinan Letkol Untung melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi TNI
Angkatan Darat serta memasukkan jenazah mereka ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya, Jakarta.
Pada tanggal 1 Oktober 1965 pemimpin Gerakan 30 September Letnan Kolonel Untung mengumumkan melalui RRI Jakarta
tentang gerakan yang telah dilakukannya. Dalam pengumuman tersebut disebutkan bahwa Gerakan 30 September merupakan
gerakan internal Angkatan Darat untuk menertibkan anggota Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta terhadap pemerintah
Presiden Soekarno.
Operasi penumpasan G 30 S/PKI dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto bersama Resimen Para Komando Angkatan Darat
(RPKAD) dan Batalyon 328/Para Divisi Siliwangi. Pada malam hari tanggal 1 Oktober 1965, RPKAD yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo
Edhi Wibowo berhasil menguasai kembali RRI Jakarta dan kantor telekomunikasi. Selanjutnya, Mayjen Soeharto
mengumumkan melalui radio tentang keadaan yang sebenarnya kepada rakyat. Pada tanggal 2 Oktober 1965, RPKAD pimpinan
Kolonel Sarwo Edhi Wibowo berhasil sepenuhnya menguasai keadaan di Jakarta dan pemberontakan G 30 S/PKI berhasil digagalkan.
5. Perkembangan Ekonomi Masa demokrasi terpimpin
Langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi antara lain adalah sebagai berikut:
1) Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Dewan Perancang Nasional (Depernas) dibentuk berdasarkan Undang- Undang No. 80 Tahun 1958 dan Peraturan Pemerintah No.
2 Tahun 1958. Tugas dewan ini adalah menyiapkan rancangan undang-undang pembangunan nasional yang berencana serta
menilai pelaksanaan pembangunan tersebut. Dewan ini diketuai oleh Mohammad Yamin dengan 50 orang anggota. Pelantikannya
secara resmi dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 15 Agustus 1959
2) Devaluasi Mata Uang Rupiah
Pada tanggal 24 Agustus 1959, pemerintah mendevaluasi (menurunkan nilai mata uang) Rp 1.000 dan Rp 500 menjadi Rp 100 dan
Rp 50. Pemerintah juga melakukan pembekuan terhadap semua simpanan di bank-bank yang melebihi jumlah Rp 25.000. Tujuan
kebijakan devaluasi dan pembekuan simpanan ini adalah untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar demi kepentingan
perbaikan keuangan dan perekonomian negara.
3) Deklarasi Ekonomi
Pada tanggal 28 Maret 1963, Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi Ekonomi (Dekon) di Jakarta. Dekon merupakan strategi
dasar dalam ekonomi terpimpin. Tujuan utama Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan
bebas dari imperialisme untuk mencapai kemajuan ekonomi.
6. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin
1) Kehidupan Sosial
Melalui Nasakom PKI berupaya agar seluruh aspek kehidupan masyarakat termasuk bidang sosial, pendidikan dan seni budaya
berada di bawah dominasi politiknya. Kampus dijadikan sebagai sarana politik, mahasiswa yang tidak ikut dalam rapat umum atau
demonstrasi-demonstrasi dianggap sebagai lawan. Media komunikasi massa seperti surat kabar yang menentang dominasi PKI
dicabut Surat Ijin Terbitnya.
2) Pendidikan
Pada tahun 1950-an, murid-murid sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas jumlahnya banyak sekali dan
sebagian besar mengharapkan menjadi mahasiswa. Supaya mereka dapat melanjutkan pendidikan, pemerintah menetapkan
kebijakan untuk mendirikan universitas baru di setiap ibu kota provinsi dan menambah jumlah fakultas di universitas- universitas
yang sudah ada. Untuk memenuhi keinginan umat Islam didirikan Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Adapun untuk murid-murid
yang beragama Kristen Protestan dan Katholik didirikan Sekolah Tinggi Theologia dan seminari-seminari. Selanjutnya, didirikan
pula perguruan tinggi-perguruan tinggi Islam, Kristen dan Katholik, seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas Kristen
Indonesia serta Universitas Katholik Atmajaya. Tercatat pada tahun 1961 telah berdiri sebanyak 181 buah perguruan tinggi.
3) Kebudayaan
Dalam bidang seni muncul berbagai lembaga seni yang dibangun oleh partai politik, seperti Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra)
milik PKI, Lembaga Kesenian Nasional milik Partai Nasional Indonesia, Lembaga seni-Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) milik
Nahdhatul Ulama, dan Himpunan Budayawan Islam milik Masyumi. Lembaga-lembaga tersebut saling bersaing dan
memperebutkan dominasi sesuai dengan haluan politik partai yang menaunginya

D. Masa Orde Baru (1966 – 1998)


1. Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar)
Dalam kondisi ekonomi yang parah, para demonstran menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Pada tanggal 10 Januari 1966 para
demonstran mendatangi DPR-GR dan mengajukan Tritura yang isinya:
10
1. pembubaran PKI,
2. pembubaran kabinet dari unsur-unsur G 30 S/PKI, dan
3. penurunan harga.
Guna memulihkan keamanan negara, pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada Letjen
Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan keamanan dan kewibawaan pemerintah.
Surat itu dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret, atau SP 11 Maret, atau Supersemar. Isi Supersemar adalah pemberian mandat
kepada Letjen. Soeharto selaku Panglima Angkatan Darat dan Pangkopkamtib untuk memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah.
Keluarnya Supersemar dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru.
Kedudukan Supersemar secara hukum semakin kuat setelah dilegalkan melalui Ketetapan MPRS No. IX/ MPRS/1966 tanggal 21 Juni
1966. Sebagai pengemban dan pemegang Supersemar, Letnan Jenderal Soeharto mengambil beberapa langkah strategis berikut.
1. Pada tanggal 12 Maret 1966 menyatakan PKI sebagai organisasi terlarang dan membubarkan PKI termasuk ormas-ormasnya.
2. Pada tanggal 18 Maret 1966 menahan 15 orang menteri yang diduga terlibat dalam G 30 S/PKI.
3. Membersihkan MPRS dan DPR serta lembaga-lembaga negara lainnya dari pengaruh PKI dan unsur-unsur komunis
2. Penataan Stabilitas Politik
Pada tanggal 12 Maret 1967 Sidang Istimewa MPRS menetapkan Letjen Soeharto sebagai pejabat presiden. Kemudian pada
tanggal 27 Maret 1968, MPRS mengukuhkannya sebagai presiden penuh. Dengan dikukuhkannya Letjen Soeharto sebagai
presiden, Indonesia memasuki masa kepemimpinan yang baru, yaitu masa Orde Baru. Langkah- langkah yang dilakukan untuk
penataan stabilitas politik antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pemulihan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif
Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif kembali dipulihkan dengan dikeluarkannya sejumlah ketetapan yang menjadi
landasan politik luar negeri Indonesia, di antaranya adalah Ketetapan MPRS No. XII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik
Luar Negeri RI Bebas Aktif
2. Indonesia Kembali Menjadi Anggota PBB
Pada tanggal 28 September 1966 Indonesia kembali menjadi anggota PBB. Sebelumnya pada masa Demokrasi Terpimpin
Indonesia pernah keluar dari PBB
3. Membekukan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC)
Sikap politik Indonesia yang membekukan hubungan diplomatik dengan RRC disebabkan pada masa G 30 S/PKI, RRC membantu
PKI dalam melaksanakan kudeta tersebut. RRC dianggap terlalu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia
4. Normalisasi hubungan dengan Malaysia
Pada tanggal 11 Agustus 1966, Indonesia melaksanakan persetujuan normalisasi hubungan dengan Malaysia yang pernah putus
sejak tanggal 17 September 1963. Persetujuan normalisasi ini merupakan hasil Persetujuan Bangkok tanggal 29 Mei sampai
tanggal 1 Juni 1966.
5. Berperan dalam Pembentukan ASEAN
Peran aktif Indonesia juga ditunjukkan dengan menjadi salah satu negara pelopor berdirinya ASEAN.
6. Penyederhanaan Partai Politik
Tiga kekuatan sosial politik itu adalah sebagai berikut.
a) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan Perti
b) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo
c) Golongan Karya (Golkar)
7. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru, pemerintah berhasil melaksanakan enam kali pemilihan umum, yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987,
1992, dan 1997.
8. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
Pada tanggal 12 April 1976, Presiden Soeharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan
mengamalkan Pancasila yang terkenal dengan nama Eka Prasetia Pancakarsa untuk mendukung pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Oleh karena itu, sejak tahun 1978 pemerintah menyelenggarakan penataran P4 pada
semua lapisan masyarakat. Penataran P4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama terhadap Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
9. Dwi Fungsi ABRI
Dwi Fungsi ABRI maksudnya adalah bahwa ABRI memiliki dua fungsi, yaitu fungsi sebagai pusat kekuatan militer yang
melindungi segenap bangsa Indonesia, dan fungsi sebagai kekuatan sosial yang secara aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan
pembangunan nasional.
10. Perkembangan Ekonomi
Dalam melaksanakan program ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan ekonomi jangka pendek dan jangka panjang.
Program tersebut dapat terlaksana dan berhasil menjadikan ekonomi Indonesia berkembang pesat.
a) Program Jangka Pendek
Program jangka pendek dalam rangka penyelamatan ekonomi nasional diwujudkan dengan stabilisasi dan rehabilitasi
ekonomi
b) Program Jangka Panjang
Program jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru diwujudkan dengan pelaksanaan rencana
pembangunan jangka panjang (25 tahun). Pembangunan jangka panjang dilakukan secara periodik lima tahunan yang
disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun)
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru
a) Kehidupan Sosial
Pada masa Orde Baru, pemerintah berhasil mewujudkan stabilitas politik dan menciptakan suasana aman bagi masyarakat
Indonesia. Perkembangan ekonomi juga berjalan dengan baik dan hasilnya dapat terlihat secara nyata. Dua hal ini menjadi faktor
pendorong keberhasilan pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan perbaikan kesejahteraan rakyat.
Program-program untuk perbaikan kesejahteraan rakyat yang dilaksanakan pada masa Orde Baru antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Transmigrasi
2) Keluarga Berencana (KB)
3) Puskesmas dan Posyandu
11
b) Pendidikan
Pokok-pokok penting kebijakan pada bidang pendidikan di masa Orde Baru di antaranya diarahkan untuk menciptakan kesempatan
belajar yang lebih luas dan diimbangi dengan peningkatan mutu pendidikan.
Dalam rangka memberikan kesempatan belajar yang lebih luas, pemerintah Orde Baru melaksanakan program-program berikut.
1) Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Adanya Instruksi Presiden ini membuat jumlah sekolah dasar meningkat pesat.
Tercatat pada periode 1993/1994 hampir 150.000 unit SD Inpres telah dibangun.
2) Program Pemberantasan Buta Huruf yang dimulai pada tanggal 16 Agustus 1978
3) Program Wajib Belajar yang dimulai pada tanggal 2 Mei 1984
4) Program Gerakan Orang Tua Asuh (GNOTA)
c) Kebudayaan
Pada masa Orde Baru dilakukan pembinaan dan pengembangan seni secara luas melalui sekolah seni, kursus seni, organisasi seni
dan wadah- wadah kegiatan seni lainnya. Selain itu, dilakukan pula upaya penyelamatan, pemeliharaan, dan penelitian warisan
sejarah budaya nasional

E. Masa Reformasi (1998-Sekarang)


1) Lahirnya Gerakan Reformasi
Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional. Munculnya keinginan untuk melakukan perubahan itu muncul disebabkan
oleh dampak negatif dari kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru.Gerakan Reformasi diawali dengan krisis
moneter yang melanda Thailand pada awal Juli 1997. Krisis moneter ini mengguncang nilai tukar mata uang negara-negara di Asia,
seperti Malaysia, Filipina, Korea dan Indonesia. Rupiah yang berada pada posisi nilai tukar Rp.2.500/US$ menjadi sekitar Rp.17.000/
US$ pada bulan Januari 1998.
Demonstrasi-demonstrasi mahasiswa berskala besar terjadi di seluruh Indonesia. Tuntutan mahasiswa dalam aksi-aksinya
adalah penurunan harga sembako (sembilan bahan pokok), penghapusan monopoli, kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) serta
menuntut Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Pada tanggal 12 Mei 1998 empat orang mahasiswa tewas tertembak peluru aparat
keamanan saat demonstrasi menuntut Presiden Soeharto mundur. Penembakan ini menyulut demonstrasi yang lebih besar.
Selanjutnya, tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto turun dari jabatannya. Akhirnya
Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden dan menyerahkan jabatan
presiden kepada wakilnya B.J. Habibie. Peristiwa pengunduran diri Presiden Soeharto ini menandai berakhirnya masa pemerintahan
Orde Baru selama 32 tahun dan dimulainya masa Reformasi.
2) Perkembangan Politik
a. Sidang Istimewa MPR 1998
Pada tanggal 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk menentapkan langkah pemerintah dalam
melaksanakan reformasi di segala bidang. Sidang ini menghasilkan 12 ketetapan MPR yang diantaranya memperlihatkan adanya
upaya mengakomodasi tuntutan reformasi. Ketetapan-ketetapan itu antara lain adalah sebagai berikut:
a) Ketetapan MPR No.VIII Tahun 1998, yang memungkinkan UUD 1945 diamandemen.
b) Ketetapan MPR No.XII Tahun 1998, mengenai pencabutan Ketetapan MPR No. IV Tahun 1993 tentang Pemberian
Tugas dan Wewenang Khusus kepada Presiden/Mandataris MPR dalam rangka Menyukseskan Pembangunan Nasional
sebagai Pengamalan Pancasila.
c) Ketetapan MPR No. XVIII Tahun 1998, mengenai Pencabutan Ketetapan MPR No. II Tahun 1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa).
d) Ketetapan MPR No. XIII Tahun 1998, tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Maksimal Dua
Periode.
e) Ketetapan MPR No. XV Tahun 1988, tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan Pembangunan dan
Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
f) Ketetapan MPR No XI Tahun 1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN
b. Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi daerah pada masa reformasi
dilaksanakan secara lebih demokratis dari masa sebelumnya.
c. Pencabutan Pembatasan Partai Politik
Dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik, pada pertengahan bulan Oktober 1998 sudah tercatat sebanyak 80
partai politik dibentuk.
d. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI
Pada masa reformasi Dwi Fungsi ABRI dihapuskan secara bertahap sehingga ABRI berkonsentrasi pada fungsi pertahanan dan
keamanan
e. Penyelenggaraan Pemilu
Berbeda dengan pemilu-pemilu pada masa Orde Baru yang hanya diikuti oleh tiga partai politik, pemilu pada masa reformasi diikuti
oleh banyak partai politik.
3) Perkembangan Ekonomi
Pada masa reformasi Indonesia tengah menghadapi krisis ekonomi. Upaya-upaya untuk pemulihan ekonomi terus dilakukan pada
beberapa periode kepemimpinan masa reformasi hingga saat ini.
4) Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Reformasi
a) Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Indonesia pada masa awal reformasi sempat diwarnai dengan terjadinya berbagai konflik sosial
yang bersifat etnis di tengah-tengah masyarakat. Namun, seiring dengan keberhasilan pemerintah era reformasi dalam
mengatasi masalah-masalah yang tengah dihadapi, kehidupan sosial masyarakat Indonesia berangsur-angsur kembali kondusif.
b) Pendidikan
Sesuai dengan agenda reformasi bidang pendidikan, terutama masalah kurikulum yang harus ditinjau paling sedikit lima tahunan,
Pemerintah pada masa Reformasi melakukan beberapa kali perubahan kurikulum.
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

12
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
3. Kurikulum 2013
c) Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan dilakukan upaya pelestarian budaya dengan mendaftarkan warisan budaya Indonesia ke United Nations
Educational, Scientific, and Cultural Oganization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Upaya ini dilakukan untuk menghindari klaim negara lain terhadap warisan budaya Indonesia.

13
PENILAIAN KETRAMPILAN
PK 1 : Individu
1. Buatlah sebuah Puisi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan!
2. Rekam ke dalam video, bisa menggunakan aplikasi yang biasa kalian gunakan (tiktok, kinemaster, dll)
3. Kirim video tersebut lewat Classroom, WhatsApp (085231670670), atau Messenger!

PK 2: kelompok
1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
2. Diskusikanlah dengan kelompokmu!
3. Bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia sejak reformasi hingga sekarang ini?
4. Catat hasil diskusi kalian!
5. Presentasikan hasil diskusimu dalam bentuk video!
6. Kirim video tersebut lewat Classroom, WhatsApp (085231670670), atau Messenger!

PK 3: Individu
1. Sebutkan Pahlawan Nasional yang menjadi idolamu!
2. Cari Biografi (catatan perjalanan Hidup) dari pahlawan tersebut!
3. Ceritakan (dalam bentuk video) biografi pahlawan tersebut!
4. Kirim video tersebut lewat Classroom, WhatsApp (085231670670), atau Messenger!

PENILAIAN PENGETAHUAN
PP 1:
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas.
1. Berdirinya ASEAN diprakarsai oleh beberapa negara pada tanggal 8 Agustus 1967. sebutkan nama wakil dan negara yang memprakarsai
berdirinyan ASEAN!
2. Dwi Fungsi ABRI merupakan langkah Presiden Soeharto untuk menstabilkan politik Indonesia. Bagaimana peran ABRI dalam pemerintahan
masa Orde Baru?
3. pada 12 Januari 1966 para mahasiswa mengajukan Tiga Tuntutan Rakyat. Sebutkan isi dari tuntutan tersebut!
4. MPR pada tanggal 10-13 November 1998 mengadakan Sidang Istimewa. Sebutkan hasil dari Sidang Istimewa tersebut!
5. Pada Masa Orde Baru Presiden Seoherto melakukan penyederhanaan partai-partai politik. Mengapa Presiden Soeharto melakukan tindakan
tersebut? Berikan pendapat kalian!
6. Pada masa reformasi dilaksanakan kebijakan otonomi daerah. Jelaskan yang dimaksud dengan otonomi daerah!
7. Presiden B.J. Habibie menghadapi masa awal reformasi yang mengalami krisis ekonomi. Bagaimana cara Presiden B.J. Habibie mengatasi
krisis ekonomi tersebut?
8. Gerakan reformasi membawa perubahan yang besar bagi Indonesia. Jelaskan dampak positif dari reformasi, terutama bagi perkembangan
media massa!
9. Pemilu pada masa Orde Baru selalu dimenangkan oleh Golkar. Mengapa bisa demikian? Berikan pendapat kalian!
10. Perhatikan berita di bawah ini.

Sejarah mencatat bahwa Mei 1998 menghadirkan rangkaian cerita panjang yang mengakhiri
kekuasaan Presiden Soeharto. Setelah berbagai peristiwa panjang, baik itu aksi demonstrasi yang
menuntut Soeharto mundur hingga kerusuhan disertai kekerasan yang berbasis prasangka rasial,
Soeharto pun mengakhiri masa kekuasaannya pada 21 Mei 1998.
Pada pemilu 1982 gugatan terhadap hasil pemílu yang memenangkan Golongan Karya sebagai mesin
politik Soeharto mulai terdengar. Dilansir dari arsip Harían Kompas yang terbit pada 2 Januari 1982,
Presiden Soeharto bahkan sudah membantah anggapan kecurangan pemilu, meskipun pemilu baru
berlangsung pada 4 Mei 1982. Namun, angin kencang yang dapat menggoyang kekuasaan Orde Baru
terjadi pada pertengahan 1997, akibat krisis ekonomí. Krísis menyebabkan Presiden Soeharto meminta
Dana Moneter Internasional (IMF) untuk ikut
membantu. Namun, IMF tidak dapat membantu. Krisis itu juga yang menyebabkan rakyat menuntut
perubahan kepemimpinan

Sumber: Bayu Galih, 21 Mei 2016, Berakhirnya Kekuasaan Soeharto dan Orde Baru, diakses dari
https://nasional.kompas.com, dengan perubahan
a. Apa yang menyebabkan masa kepemimpinan Soeharto terjadi krisis moneter?
b. Presiden Soeharto mengakhiri masa jabatannya pada 21 Mei 1998. Mengapa Presiden Soeharto mengakhiri masa jabatannya?
Berikan pendapat kalian!

14
UJI KOMPETENSI

1. Berikut ini yang termasuk tiga pilar kerja sama APEC adalah..
a. peningkatan ekonomi, memper-kuat pertahanan, meningkatkan keamanan suatu negara
b. meningkatkan pendapata negara, memperkuat investasi, meningkatkan keamanan
c. liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi usaha, kerja sama ekonomi dan teknik
d. mengatasi pengangguran, menyejahterakan masyarakat, dan meningkatkan devisa negara
2. Berikut ini salah satu alasan diperlukannya pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia adalah…
a. memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan c. memanfaatkan modal usaha yang banyak
b. menciptakan iklim bisnis yang negative d. meningkatkan pendapatan masyarakat
3. Peristiwa Rengasdengklok diawali dengan peristiwa yang terjadi pada tanggal 14 Agustus 1945. Peristiwa tersebut adalah ketika…
a. pemuda Indonesia menyerang tentara Jepang
b. İr. Soekarno dan Moh. Hatta diundang ke Dalat
c. Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu kepada pihak Sekutu
d. pasukan Jepang mendapat bantuan sekutu untuk menduduki Indonesia
4. Guna mengatasi defisit anggaran dan mengurangi peredaran uang, pada tanggal 20 Maret 1950 menteri keuangan mengambil tindakan
memotong uang dengan memberlakukan setengahnya untuk mata uang yang bernilai Rp2,50 keatas. Kebijakan ini dikenal dengan istilah…
a. Nasionalisasi De Javasche Bank c. Sistem Ekonomi Ali Baba
b. Sistem Ekonomi Ger akan Benteng d.
5. Pada tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda memutuskan untuk membawa İr. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta agar terhindar dari pengaruh
Jepang. Kedua tokoh tersebut dibawa ke…
a. Jalan Pegangsaaan Timur No. 56 c. Rengasdengklok
b. Rumah laksamana Maeda d. Dalat Vietnam
6. Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden dan menyerahkan jabatan presiden kepada
wakilnya. Nama wakil presiden Indonesia saat itü adalah…
a. Drs. Moh. Hatta b. B.J. Habibie c. Megawati Soekarnoputri d. Hamzah Haz
7. Berikut ini salah satu kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan ekonomi kreatif adalah
a. jumlah modal kerja yang memadai
b. kualitas pendidikan yang tinggi
c. kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa
d. kreatif di dalam dan luar negeri d. banyak para pelaku industry kreatif yang kehilangan pasarnya akibat kurangnya promosi
8. Kalimat pertama pada teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang berbunyi, "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia", merupakan gagasan dari…
a. Ahmad Soebardjo b. Laksamana Maeda d. Soekarno d. Radjiman Wedyoningrat
9. Salah satu manfaat pengembangan pusat-pusat keunggulan ekonomi adalah
a. m e l a n c a r ka n k e g i a t a n perekonomian
b. menurunkan kesejahteraan masyarakat
c. kepercayaan masyarakat dengan pemerintah menurun
d. kepercayaan investor domestik dan asing menurun
10. Perbedaan sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan terjadinya
a. kesenjangan sosial c. peluang usaha baru
b. penjajahan pada suatu negara d. perdagangan internasional
11. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sepenuhnya membebaskan Indonesia dari penjajahan. Hal ini
karena…
a. Pasukan Jepang masih berusaha untuk untuk berkuasa di Indonesia
b. kedaulatan bangsa Indonesia belum diakui secara resmi oleh PBB
c. bangsa Indonesia masih memiliki hutang kepada Jepang
d. Belanda masih berusaha untuk berkuasa kembali di wilayah Indonesia
12. Sumber daya utama dalam ekonomi kreatif adalah
a. bahan baku b. dukungan pemerintah c. kreatifitas d. tenaga kerja
13. Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diketik dan ditanda tangani oleh
a. diketik Ahmad Soebardjo dan ditanda tangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
b. diketik F. Wuz dan ditanda tangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
c. ditulis tangan dan ditanda-tangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
d. diketik Sayuti Melik dan ditandatangani Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
14. Faktor-faktor yang mendorong perdagangan internasional adalah..
a. persamaan sumber daya alam
b. persamaan teknologi yang di miliki suatu negara
c. adanya persamaan kepentingan dan kemapuan yang di miliki suatu negara
d. perbedaan budaya pada suatu negara
15. Berikut ini yang termasuk ciri-ciri utama MEA adalah
a. kawasan ekonomi yang tidak kompetitif
b. memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata
c. daerah-daerah akan terintegrasi secara penuh dalam ekonomi yang bersifat ekslusif
d. basis dan pasar produksi tidak bersifat tunggal
16. Salah satu kontribusi positif ekonomi kreatif di Indonesia dalam perekonomian nasional adalah
a. meningkatkan penyerapan tenaga kerja dengan munculnya ekonomi kreatif

15
b. menurunkan tingkat ekspor dan meningkatkan impor terhadap suatu produk
c. mengurangi Kas Negara untuk mendukung kegiatan ekonomi kreatif
d. meningkatkan para pesaingpesaing bisnis yang membuka usaha sama
17. Tujuan golongan muda mencegah keterlibatan PPKI dalam perumusan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah..
a. supaya kemerdekaan Indonesia diperoleh dari kekuatan sendiri bukan dari organisasi Jepang
b. supaya yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia adalah golongan muda
c. supaya Indonesia bisa segera merdeka dan bebas dari Belanda
d. supaya Jepang bisa mengumumkan kemerdekaan Indonesia
18. ABRI memiliki dua fungsi, salah satunya adalah sebagai kekuatan sosial. Fungsi sebagai kekuatan sosial adalah untuk…\
a. menghentikan organisasi angkatan perang c. mempersiapkan pemilihan umum
b. melepaskan Irian Barat d. melaksanakan pembangunan nasional
19. Tujuan Jepang memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia adalah
a. agar Indonesia menjadi negara maju
b. agar Indonesia mau membantu Jepang melawan sekutu
c. agar Indonesia mau menyerahkan kekayaan alam yang dimilikinya
d. agar Indonesia mau menyerah kapada Jepang
20. Pemilihan umum pertama di Indonesia dilaksanakan pada tahun 1955. Pemilu ini menandakan
a. rakyat Indonesia tidak mau bekerja sama dengan pemerintahan
b. pemerintahan Indonesia mampu meniru pemilu di negara lain
c. telah berjalannya demokrasi di kalangan rakyat
d. kerusuhan di kalangan rakyat
21. Susunan tatanan perikehidupan rakyat, bangsa, dan negara berdasarkan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen merupakan pengertian dari
a. Orde Pembangunan b. Modernisasi Orde Baru d. Reformasi
22. Bu Freya mengirimkan aneka kerajinan ke Singapura atas permintaan Pak Luis salah satu pemilik toko suvenir di Singapura. Kegiatan yang
dilakukan Bu Freya disebut
a. impor b. ekspor c. perdagangan antarpulau d. barter
23. Dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 maka berakhirlah masa Demokrasi Parlementer di Indonesia. Kemudian Indonesia memasuki
masa
a. Orde Baru b. Reformasi c. Demokrasi Pancasila d. Demokrasi Terpimpin
24. Salah satu tujuan dari kegiatan distribusi adalah
a. menyebarluaskan dan mengusahakan pemerataan hasil produksi kepada konsumen
b. tempat bertemunya penjual dan pembeli
c. membantu dalam menciptakan dan mengupayakan kualitas barang produksi
d. menentukan dan menyediakan faktor produksi yang dibutuhkan dalam proses produksi
25. Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada Letjen Soeharto. Maksud dari surat tersebut adalah …
a. untuk memulihkan keamanan dan kewibawaan pemerintah
b. mengangkat Soeharto menjadi wakil presiden
c. melindungi keamanan Presiden Soekarno dan keluarganya
d. untuk mengamankan Indonesia dari serangan Belanda
26. Perhatikan data-data berikut.
(1) menjalin kerja sama dengan IMF
(2) memperbanyak peredaran uang
(3) menjalin kerja sama dengan FAO
(4) menerapkan independensi Bank Indonesia
(5) menaikkan nilai tukar rupiah Il terhadap dolar Amerik
Kebijakan yang dilakukan oleh Presiden B.J. Habibie dalam bidang ekonomi ditunjukkan oleh nomor
a. (1), (2) dan (3) b. (2), (3), dan (4) c.(2), (3), dan (5) d. (1), (4), dan (5)
27. Sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan keluasan pengetahuan
dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya disebut
a. ekonomi kreatif b. potensi ekonomi c ekonomi global d. ekonomi SDM
28. Berikut ini yang termasuk contoh pusat keunggulan ekonomi yang ada di Indonesia adalah
a. Batik Indonesia c. Kesenian Indonesia
b. Kerajinan Indonesia d. Sumber Daya Alam Indonesia
29. Pemulihan hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan diadakannya perundingan pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1966.
Perundingan ini menghasilkan
a. Perjanjian Singapura c. Perjanjian Renville
b. Perjanjian Bangkok d. Perjanjian Linggarjati
30. Secara umum tujuan dari MEA adalah..
a. Pemerataan ekonomi bagi masyarakat didaerah Asia Tenggara (ASEAN)
b. meningkatkan daya saing ekonomi antar Negara ASEAN dengan cara menjadikan ASEAN menjadi suatu basis produksi pasar dunia
c. pemberdayaan ekonomi dalam kawasan ASEAN khsusnya pada sasaran utama yakni revitalisasi Usaha Kecil Menengah (UKM)
d. untuk dapat menarik para investor asing dan dapat meningkatkan perdagangan di antara Negara anggota ASEAN
31. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh, baik dari level makro (town planning, urban design landscape
architecture) sampai level mikro (detail konstruksi) disebut …
a. riset dan pengembangan c. advertising
b. Arsitektur d. showbiz
16
32. Perhatikan data berikut!
1) Adanya ketergantungan suatu negara terhadap negara lain.
2) Menurunkan kesejahteraan rakyat.
3) Banyak industri kecil yang kurang mampu bersaing
4) Sumber daya alam yang ada menjadi tidak merata.
5) Adanya pola konsumsi masyarakat yang meniru konsumsi negara yang lebih maju.
Berikut ini yang termasuk dampak perdagangan internasional ditunjukkan nomor
a. (1), (2), dan (3) c. (2), (3), dan (4)
b. (1), (2), dan (4) d. (1), (3), dan (5)
33. Berikut ini yang termasuk isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah
a. membentuk Konstltuante
b. UUD 1945 kembali berlaku dan tidak berlakunya UUDS 1950
c. berlakunya UUDS 1950 dan tldak berlakunya UUD 1945
d. membubarkan MPRS dan DPAS
34. salah satu penyimpangan yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin adalah
a. presiden membubarkan DPR hasil pemilu c. membentuk anggota Ketahanan Nasional
b. membubarkan MPRS d. presiden menjabat selama dua tahun
35. Perhatikan gambar tokoh berikut ini.

Sumber: https •//www beritauberita.com


Peran tokoh di atas pada kemerdekaan Indonesia adalah…..
a. tokoh yang mengetik naskah proklamasi yang telah disempurnakan
b. tokoh yang membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta
c. tokoh yang berperan sebagai wartawan dalam menyiarkan kabar berita Indonesia Merdeka ke seluruh penjuru tanah air
d. tokoh yang berperan penting dalam pengibaran bendera merah putih pada acara proklamasi

17

Anda mungkin juga menyukai