Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

1. SEJARAH SINGKAT PANCASILA

SEJARAH PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Pidato soekarno berjudul pancasila Pada

sidang BPUPKI pertama tanggal 1 juni 1945 menjadi cikal bakal lahirnya pancasila

sebagai dasar negara. Setelah melalui sejarah panjang dengan berbagai perdebatan

dan musyawarah, Pancasila ditetapkan sebaggai dasar negara Indonesia.

Kini, setiap 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila

Hari lahir Pancasila yang diperingati setiap 1 juni merupakan momen bersejarah dalam

perjalanan bangsa Indonesia. Pancasila identik dengan gaagasan Soekarno yang di

ungkapkan dalam sidang Badang Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI) pada 1 juni 1945.

Soekarno ingin menyatakan kepada peserta BPUPKI perlunya bangsa ini

memiliki dasar negara sebagai pedoman. Lima prinsip dari Soekarno akhirnya dikaji

ulang oleh peserta dan akhirnya disetujui. Sampai sekarang, momen bersejarah ini

terus diperingati setiap tahunnya sebagai bagian dari kesadaran masyarakat

Indonesia akan perumusan awal dasar negara.

2. PENGERTIAN PANCASILA.

Istilah Pancasila sebenarnya telah dikenal sejak zaman Majapahit sebagaimana

tertulis dalam buku NegaraKertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma

karangan Mpu Tantular yang berarti berbatu sendi yang lima atau pelaksanaan

1
kesusilaan yang lima. Dalam bahasa sanskerta Pancasila berasal dari dua kata, yaitu

”panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti dasar atau asas.

3. PERISTIWA TERBENTUKNYA PANCASILA

Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat,

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terdiri dari lima sila atau

lima asas.

Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi suatu pondasi atau dasar bagi

berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi pedoman dalam

kehidupan bernegara.

Berikut peristiwa yang terjadi hingga ditetapkannya Pancasila sebagai dasar

negara dan 1 juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

MASA PERSIDANGAN BPUPKI

28 Mei 1945

Upacara peresmian Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (BPUPKI) di gedung Chuo Sangi In, jalan Pejambon 6 Jakarta (kini gedung

Pancasila).

Upacara dihadiri oleh Jenderal Itagaki (Panglima Tentara Wilayah ke-7 yang

bermarkas di singapura yang membawahi ke-25 dan Tentara ke-16). Dan Letnan

Jenderal Nagano (Panglima Tentara ke-16 yang baru). Upacara juga diisi dengan

2
pengibaran bendera Hinomaru oleh Mr.AG.Pringgodigdo yang disusul dengan

pengibaran bendera Merah Putih oleh Tohoyito Masuda.

Sidang pertama BPUPKI diselenggarakan untuk membahas Undang-Undang

Dasar (UUD) dan persoalan mendasar tentang negara Indonesia Merdeka. Ketua

BPUPKI, dr.Radjiman Wedyodiningrat dalam pidatonya meminta pandangan para

anggota mengenai dasar negara Indonesia. Terdapat tiga anggota yang menjawab

pertanyaan dasar negara, yakni Muh. Yamin, prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Muh. Yamin yang pertama menyampaikan usulannya tentang dasar negara.

Dalam pidatonya Muh. Yamin mengemukakan lima “Asas Dasar Negara Kebangsaan

Republik Indonesia”, yaitu:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ke-Tuhanan

4. Peri Kerakyatanb

5. Kesejahteraan Rakyat

31 Mei 1945

Prof. Dr. Mr. Soepomo mengajukan dasar-dasar negara untuk indonesia merdeka,

yaitu:

3
1. Kekeluargaan

2. Keseimbangan Lahir dan Batin

3. Musyawarah

4. Keadilan Rakyat

1 Juni 1945

 Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya yang berisi rumusan Lima prinsip dasar

negara Indonesia Merdeka, yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi

4. Kesejaahteraan Sosial

5. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Kelima prinsip dasar negara disebut dengan Pancasila. Pidatonya tersebut

dikenal dengan “Lahirnya Pancasila”

 Pidato Soekarno menutup persidangan pertama BPUPKI. Persidangan pertama

ini tidak menghasilkan suatu kesimpulan atau rumusan apapun. Namun, dari

beberapa rumusan Soekarno yang paling diterima oleh semua anggota.

 Dibentuk panitia delapan di bawah pimpinan Ir. Soekarno. Panitia ini

beranggotakan Mohammad Hatta, Soetardjo Kartohadikoesomo, K.H. Wahid

Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandardinata, Mohammad Yamin, dan

4
A,A. Maramis. Tugas panitia delapan adalah menampung dan mengidentifikasi

rumusan dasar negara pada sidang BPUPKI.

 Setelah persidangan pertama selesai diadakanlah reses selama satu bulan

lebih.

22 Juni 1945

 Pukul 10.00 WIB: panitia delapan mengadakan rapat di gedung Kantor Besar

Jawa Hokokai, Lapangan Banteng untuk membahas rancangan pembukaan

(preambule) Undang-Undang Dasar (UUD), mengelompokkan usulan anggota,

dan menyepakati pembentukan panitia sembilan untuk menyusun rumusan

dasar negara. Anggota panitia sembilan diantaranya Soekarno, Mohammad

Hatta, Mohammad Yamin, Ahmad Soebardjo, A,A Maramis, Abdul Kahar

Muzakkir, K.H. Wahid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikoesno Tjokrosoejoso.

 Pukul 20.00 WIB: Panitia Sembilan mengadakan pertemuan di rumah soekarno,

Jalan Pengangsaan Timur, Jakarta. Pertemuan tersebut menghasilkan rumusan

pembukaan UUD yang dikenal dengan piagam Jakarta (Jakarta Chaerter) yang

didalamnya termuat rumusan kolektif dasar negara Indonesia Merdeka, yaitu:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalangkan syari’at islam bagi pemeluk-

pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

perwakilan

5
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonessiia

MASA PERSIDANGAN KEDUA BPUPKI

10 JULI 1945

Sidang kedua BPUPKI disenggelarakan. Ir. Soekarno menyampaikan laporan

hasil kerja selama masa reses. Sidang ini membahas bentuk negara bagi Indonesia

merdeka dan perumusan terakhir draft daftar negara. melalui sistem voting yang diikuti

oleh 64 peserta, 55 memilih bentuk negara republik, 6 peserta memilih bentuk kerajaan,

2 peserti memilih bentuk lain, dan 1 peserta tidak memilih. Sesuai hasil Voting, sidang

ini menghasilkan keputusan bentuk negara republik bagi indonesa.

11 Juli 1945

 Diadakan sidang hari kedua. Pada sidang ini, J. Latuharhary menyampaikan

keberatannya terhadap sila pertama “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan

syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya” Karena berakibat besar terhadap

pemeluk agama lain.

 Dibentuk panitia kecil perancang UUD yang diketuai oleh Prof.Dr.Mr.Soepomo

yang bertugas untuk merancang UUD dengan memperhatikan pendapat dari

rapat besar dan kecil.

13 Juli 1945

 Prof.Dr.Mr. Soepomo menyampaikan hasil kerjanya

6
 Hasil kerja panitia kecil yang diketuai Prof.Dr.Mr. Soepomo disempurnakan

bahasanya oleh sebuah “Panitia penghalus Bahasa” yang terdiri dari Hoesein

Djajadiningrat, Agus Salim, dan Prof.Dr.Mr Soepomo.

14 Juli 1945

 Rapat membicarakan hasil panitia perancang UUD, yakni pernyataan Indonesia

Merdeka, pembukaan UUD, serta batang tubuh UUD.

 Menurut Soekarno, untuk mempercepat prosedur penyelesaian pekerjaan, jika

ada anggota yang mengusulkan pekerjaan, jika ada anggota yang mengusulkan

perubahan kata-kata, bolehlah di bawah tangan nanti berunding memperbaiki

kata-kata yang tidak disetujui.

 Sidang BPUPKI akhirnya menerima pembukaan UUD dengan suara bulat

dengan sedikit perubahan kata-kata.

15 Juli 1945

Melanjutkan pembahasan rancangan UUD. Hingga akhir sidang, tidak dihasilkan

suatu keputusan.

16 Juli 1945

Rapat menghasilkan kesepakatan untuk menerima rancangan UUD yang

didalamnya termuat rumusan dasar negara Indonesia Merdeka.

17 Agustus 1945

BPUPKI dianggap bubar dan diganti dengan panitia persiapan kemerdekaan

Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Kosakai. Soekarno ditunjuk menjadi ketua PPKI

7
dengan wakil Mohammad Hatta, dan Mr. Achmad Soebardjo menjadi penasehaat

khusus. Anggota PPKI dipilih langsung oleh Jenderal Besar Terauci yang menjadi

penguasa tertinggi di seluruh Asia Tenggara.

MASA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

17 Agustus 1945

 Pukul 10.00 WIB: Upacara proklamasi kemerdekaan RI di rumah Soekarno

Jalan Pegangsang Timur, No.56 Jakarta.

 Sore hari Drs. Mohammad Hatta mengetahui adanya keberatan pemeluk agama

lain di wilayah Indonesia Timur terhadap sila pertama dasar negara yang

termuat dalam rancangan pembukaan UUD, “Ketuhanan dengan kewajiban

menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya” dari seorang perwira

Kaigung (angkatan laut jepang).

MASA SIDANG PPKI

18 Agustus 1945

 Sidang pertama PPKI di bekas gedung volksraad, Pejambon, Jakarta Pusat.

 Sebelum sidang di mulai, Soekarno-Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H.

Wahid Hasyim , Mr. Kasman Singedimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hasan

untuk membahas kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat

islam bagi pemeluk-pemeluknya” dalam dasar negara, Akhirnya dicapai

kesepakatan mengganti kalimat tersebut dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

8
 Pukul 11.30 WIB: Sidang PPKI dibuka dengan dihadiri 27 anggota. Sidang

menetapkan Piagam Jakarta sebagai pembukaan UUD 1945 yang didalamnya

termuat pancasila sebagai dasar negara dengan rumusan yang disepakati, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmmat Kebijaksanaan Dalam

Permusyawaratan Perwakilan

5. Keadila Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

MASA INDONESIA MERDEKA

1964

 Presiden Soekarno menuntut diadakannya acara peringatan hari lahirnya

pancasil, karena bebrapa orang mulai menyelewengkan pancasila.

 1 Juni: Untuk kalinya, diadakan upacara di Istana Merdeka untuk memperingati

hari lahirnya Pancasila

9
BAB III

PENUTUP

KESEMPULAN

Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia

sebagai pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terdiri atas lima sila yang mengandung

nilai-nilai di dalamnya, nilai-nilai tersebut diwujudkan sebagai pengamalan dalam

kehidupan masyarakat. Seiring dengan arus globalisasi penerapan nilai-nilai

Pancasila kian memudar ditengah-tengah masyarakat, sehingga Pancasila tidak

mampu lagi menjadi pandangan bagi masyarakat Indonesia, hal ini juga meliputi

para generasi muda Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa

diharapkan membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini dengan

berpedoman pada Pancasila, akan tetapi para pemuda saat ini kian jauh dari nilai-

nilai Pancasila.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila

terhadap organisasi Pemuda Pancasila di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan

Denai masih kurang diterapkan, seperti penerapan nilai ketuhanan bahwa anggota

Pemuda Pancasila masih banyak yang bertentangan dengan norma agama,

10
penerapan nilai kemanusiaan bahwa anggota Pemuda Pancasila kurang dalam

bersikap menghargai sesama manusia karena sering melakukan kekerasan,

penerapan nilai persatuan bahwa organisasi Pemuda Pancasila masih sering

melakukan bentrok/pertengkaran dengan organisasi pemuda lain seperti IPK, dalam hal

penerapan nilai kerakyatan masyarakat menilai organisasi ini juga

masih kurang ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat seperti gotong

royong, musyawarah dan pemilu, sedangkan penerapan nilai keadilan juga dinilai

masih kurang dalam hal menghargai hak dan kewajiban orang lain secara adil.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis memberikan

saran sebagai berikut:

1. Kepada anggota Pemuda Pancasila disarankan untuk lebih meningkatkan

kesadaran akan menerapkan nilai-nilai Pancasila agar sikap yang dilakukan para

anggota Pemuda Pancasila dapat sesuai dengan visi dan misi dari organisasi

Pemuda Pancasila tersebut, yaitu menciptakan manusia yang berjiwa Pancasila

dan senantiasa menjadi pemuda-pemuda yang berguna bagi bangsa dan Negara

Indonesia.

2. Kepada masyarakat disarankan untuk terus memperhatikan lingkungan sekitar


11
akan organisasi-organisasi kepemudaan yang membawa dampak baik atau

dampak buruk bagi kehidupan masyarakat karena organisasi tersebut dapat

berpengaruh bagi para pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang menjadi

harapan di masa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/irvandberutu/makalah-pendidikan-pancasila-kajian-nilai-

nilai-pancasila

https://www.slideshare.net/Niadianaintansari/makalah-pendidikan-pancasila-

penerapan-nilai-pancasila-sebagai-pendidikan-karakter

http://nissabatubar.blogspot.com/2015/03/makalah-nilai-nilai-pancasila.html

13

Anda mungkin juga menyukai