Anda di halaman 1dari 11

Teori Asal Mula Dan Hakikat Pancasila

Sebagai Dasar Negara


Dosen pengampu: Dr. Andi Rahim, M. Hum

Kelompok 2:

1. Nurfirda Sari (105401108322)

2. Rayhan (105401106522)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Makassar

2022
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pancasila adalah suatu ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia. Di dalam
pancasila terdapat isi di setiap silanya sesuai dengan cita-cita, tujuan dan
harapan terbentuknya negara Indonesia. Pada dasarnya Pancasila sebagai dasar
sistem pemerintahan dengan cara menjalankan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan dengan pemerintahan sesuai dengan isi pancasila tersebut.
Pancasila adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dahulu.Sejarah merupakan deretan peristiwa
yang saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa lampau yang berhubungan
dengan kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa yang akan
datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau
berkaitan dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan
yang berbeda dengan masa yang sebelumnya.
Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu
memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia
dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila.
Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah
hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh
unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh
kehidupan Negara Republik Indonesia.
Pancasila adalah pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia. Sepanjang Indonesia masih ada, pancasila akan menyertai
perjalannya. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila, yaitu :
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan. Tanggal 1 Juni
1945 adalah lahirnya pancasila dari pidato Ir. Soekarno di hadapan para anggota
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pancasila adalah filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD
1945 yang diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No. 7
bersamaan dengan batang tubuh UUD 1945.
b. Permasalahan
pada pembahasan kali ini kita akan membahas beberapa hal mengenai
pancasila sebagai dasar negara diantaranya:
- Teori Asal Mula Pancasila
- Hari Lahir Pancasila
- Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
- Fungsi Pancasila
Berikut ini akan kita bahas mengenai hal-hal yang berkaitan diatas
PEMBAHASAN
1. Teori Asal Mula Pancasila
BPUPKI terbentuk pada tanggal 29 April 1945. Adanya Badan ini
memungkinkan bangsa Indonesia dapat mempersiapkan kemerdekaannya secara
legal, untuk merumuskan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi sebagai negara
yang merdeka.
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dilantik
pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan bala tentara
Jepang di Jawa). Badan penyelidik ini mengadakan sidang hanya dua kali. Sidang
pertama tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945, sedangkan sidang kedua 10
Juli sampai dengan 17 Juli 1945. Pada sidang pertama M. Yamin dan Soekarno
mengusulkan tentang dasar negara, sedangkan Soepomo mengenai paham
negara integralistik. Tindak lanjut untuk membahas mengenai dasar negara
dibentuk panitia kecil atau panitia sembilan yang pada tanggal 22 Juni 1945
berhasil merumuskan Rancangan mukaddimah (pembukaan) Hukum Dasar, yang
oleh Mr. Muhammad Yamin dinamakan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta.
Sidang kedua BPUPKI menentukan perumusan dasar negara yang akan
merdeka sebagai hasil kesepakatan bersama. Anggota BPUPKI dalam masa
sidang kedua ini ditambah enam anggota baru. Sidang lengkap BPUPKI pada
tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil panitia kecil atau panitia sembilan yang
disebut dengan piagam Jakarta. Di samping menerima hasil rumusan Panitia
sembilan dibentuk juga panitia-panitia Hukum Dasar yang dikelompokkan menjadi
tiga kelompok panitia perancang Hukum Dasar yakni: 1) Panitia Perancang
Hukum Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno dengan anggota berjumlah 19 orang 2)
Panitia Pembela Tanah Air dengan ketua Abikusno Tjokrosujoso beranggotakan
23 orang 3) Panitia ekonomi dan keuangan dengan ketua Moh. Hatta, bersama
23 orang anggota. Panitia perancang Hukum Dasar kemudian membentuk lagi
panitia kecil Perancang Hukum Dasar yang dipimpin Soepomo. Panitia-panitia
kecil itu dalam rapatnya tanggal 11 dan 13 Juli 1945 telah dapat menyelesaikan
tugasnya Panitia Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi Linkai), yang sering
disebut Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sidang pertama PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia dan menetapkan: menyusun Rancangan Hukum Dasar.
Selanjutnya tanggal 14 Juli 1945 sidang BPUPKI mengesahkan naskah rumusan
panitia sembilan yang dinamakan Piagam Jakarta sebagai Rancangan
Mukaddimah Hukum Dasar, dan pada tanggal 16 Juli 1945 menerima seluruh
Rancangan Hukum Dasar yang sudah selesai dirumuskan dan di dalamnya juga
memuat Piagam Jakarta sebagai mukaddimah. Hari terakhir sidang BPUPKI
tanggal 17 Juli 1945, merupakan sidang penutupan Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan selesailah tugas badan tersebut.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panita Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Sidang pertama PPKI 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan menetapkan:
Piagam Jakarta sebagai rancangan Mukaddimah Hukum Dasar oleh BPUPKI
pada tanggl 14 Juli 1945 dengan beberapa perubahan, disahkan sebagai
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
1. Rancangan Hukum Dasar yang telah diterima oleh BPUPKI pada tanggal
16 Juli 1945 setelah mengalami berbagai perubahan, disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama, yakni Ir. Soekarno
dan Drs. Moh. Hatta.
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai
Badan Musyawarah Darurat.

Sidang kedua tanggal 19 Agustus 1945, PPKI membuat pembagian daerah


propinsi, termasuk pembentukan 12 departemen atau kementerian. Sidang ketiga
tanggal 20, membicarakan agenda badan penolong keluarga korban perang, satu
di antaranya adalah pembentukan Badan 7 Keamanan Rakyat (BKR). Pada 22
Agustus 1945 diselenggarakan sidang PPKI keempat. Sidang ini membicarakan
pembentukan Komite Nasional Partai Nasional Indonesia. Setelah selesai sidang
keempat ini, maka PPKI secara tidak langsung bubar, dan para anggotanya
menjadi bagian Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Anggota KNIP ditambah
dengan pimpinanpimpinan rakyat dari semua golongan atau aliran dari lapisan
masyarakat Indonesia.

2. Hari Lahirnya Pancasila


Hari lahir Pancasila jatuh pada tanggal 1 Juni yang ditandai oleh pidato yang
dilakukan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam
sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan). Pidatonya pertama kali mengemukakan konsep awal Pancasila
yang menjadi dasar negara Indonesia. Adapun sejarahnya berawal dari kekalahan
Jepang pada perang pasifik, mereka kemudian berusaha mendapatkan hati
masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk
sebuah Lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan hal tersebut. Lembaga ini
dinamai Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada sidang pertamanya di tanggal 29 Mei
1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila),
para anggota membahas mengenai tema dasar negara.
Sidang berjalan sekitar hampir 5 hari, kemudian pada tanggal 1 Juni
1945, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara
Indonesia, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya
prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk
negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua
“Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat
“Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang
Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai
membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir.
Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid
Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad
Soebardjo.
Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat
disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada siding tersebut,
disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.

3. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Memahami peran pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks
sebagai Dasar Negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama, dan akhirnya
memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan, dan fungsi
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apalagi
perkembangan konstitusional selama lebih dari 55 tahun terakhir dihadapkan
pada situasi yang tidak kondusif, sehigga kredibilitasnya menjadi diragukan,
diperdebatkan, baik dalam wacana politiis maupun akademis. Hal ini dipengaruhi
oleh dua hal, yaitu penerapan pancasila yang dilepaskan dari prinsip-prinsip dasar
filosofinya sebagai dasar negara dan krisis multi dimensional yang melanda
bangsa Indonesia sejak 1998 yang diikuti oleh fenomena disentegrasi bangsa.

(DRS. KAELAN,M.S., Pendidikan Pancasila Yuridis Negara: hal 17; 1999)

Pendekatan historis kontekstual akan sangat berguna bagi pemahaman


Pancasila sebagai dasar negara yang sekaligus akan menempatkan Pancasila
dalam posisi yang sebenarnya, sehingga tetap akan menjiwai perjuangan bangsa
Indonesia dimasa yang akan mendatang, khususnya di era reformasi pada abad
XXI sekarang ini. Sejak awal kelahirannya yang bertepatan pada tanggal 1 Juni
1945, Panncasila dimaksudkan sebagai dasar falsafah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, atau lebih dikenal sebagai Dasar Negara (philosofische grondslag).
Pada saat Soekarno diminta oleh ketua Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai untuk
berbicara didepan sedang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia merdeka sesuai dengan permintaan ketua. Menurut Soekarno,
pembicara-pembicara terdahulu belum menyampaikan dasar Indonesia Merdeka.
Soekarno bahkan menyatakan “ Maaf, beribu maaf! Banyak anggota telah
berpidato, dan dalam pidato mereka itu diutarakan hal-hal yang sebenarnya
bukan permintaan paduka Tuan Ketua yang mulia, yaitu bukan dasarnya
Indonesia Merdeka. Menurut anggapan saya yang diminta oleh paduka Tuan
Ketua yang mulia ialah, dalam bahasa belanda: “Philosofische gronslag” daripada
Indonesia Merdeka. Philosofische gronslag itulah pundamen, filsafat, pemikiran
yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat, yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya
didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. (seketaris Negara,
1995:63). Pada paparan yang kedua, Soekarno menyatakan filosofisch prinscipe
yang selanjutnya internasionalisme. Pada saat itu menegaskan pengertian
internasionalisme, Soekarno menyatakan bahwa internasionalisme bukanlah
berarti kosmopolitisme, yang menolak adanya kebangsaan, bahkan beliau
menegaskan:”Internasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam
taman sarinya internasionalisme”. Seraya megutip ucapan Gandhi, beliau
menegaskan “my nationalisme is humanity”. Pada saat menjelaskan prinsip dasar
yang ketiga, Soekarno menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara
“semua buat semua, satu buat semua, semua buat satu.” Oleh karena itu, “saya
yakin bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah
permusyawaratan-perwakilan.” Demikianlah berikutnya untuk prinsip dasar yang
keempat Soekarno mengusulkan prinsip kesejahteraan ialah prinsiptidak akan
ada kemisinan didalam Indonesia Merdeka. Prinsip yang kelima adalah prinsip
Indonesia Merdeka dengan Bertaqwa Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip-prinsip
filsafat yang dijelaskan oleh Soekarno tersebut merupakan Dasar Negara,
Soekarno menyatakan sebagai berikut,: “Saudara-saudar! “Dasar-Dasar Negara”
telah saya usulkan. Lima bilangannya, inikah Panca Dharma? Bukan! Nama
Panca Dharma tidak tepatt disini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita
membicarakan dasar. Saya senang kepada simbolik. Simbolik angka pula. Rukun
Islam Lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai Panca Indra. Apa
lagi yang lima bilangannya? (Seorang yang hadir: Pandawa lima). Pandawa
Iima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme,
mufakat, kesejahteraan, dan keTuhanan, lima pula bilangannya. Namanya buakn
Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang temen kita ahli
bahasa_namanya ialah Panca Sila. Sila artinya asas atau dasar, dan diatas
kelima dasar itulah kita medirikan Negara Indonesia, kekal dan abadi.”(Sekretariat
Negaraa 1995:81). Prinsip-prinsip filsafati Pancasila sejak awal kelahirannya
diusulkan sebagai Dasar Negara (Philosofische Grondslaag, Weltanschauung)
Republik Indonesia, yang kemudiaan diberi status (kedudukan) yang tegas dan
jelas dalam alenia keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus
1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Hal ini
mengandung konsekuensi dalam bidang hukum negara, bahwa Pancasila
merupakan Dasar Hukum, Dasar Moral, Kaidah Fundamental bagi perikehidupan
bernegara di Indonesia dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah.

(Notonagoro, tt, Dardjidarmodihardjo, tt, Soegito A,T.,1978: 16 ; Soegito


A,T.,1982:4).

Hakikat Pancasila Dasar Falsafah Negara dibagi menjadi dua:

1. Formal Mencangkup proklamasi 1945 tentang pembukaan Undang-Undang


1945 serta pokok kaidah fundamental, dilanjut bersifat tetap tak berubah,
Dasar dan Sumber Hukum batang tubuh UUD 1945, dan yang terakhir adalah
Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Material Dalam hal ini mencangkup tentang inti-inti unsur dalam kehidupan
bangsa, inti kesamaan dalam keanekaragaman kebudayaan Agama, dan
sebagainya secara hakiki, hubungan hakekat kemanusiaan bangsa
Indonesia, bersifat tetap tak berubah, kedudukan dan fungsi mutlak
Pemersatuan antara manusia Indonesia disegala lapangan hidup, dan yang
terakhir adalah Dasar Negara Republik Indonesia.

Pancasila dalam pengertiannya yang umum, abstrak atau universal,


mempunyai hakekat isi yang mutlak, bersifat tetap dan tidak berubah. Oleh
karena itu untuk merealisasikan pelaksanakannya memerlukan pengkhususan,
dengan cara mentransformasikan pengertian umum, abstrak atau universal
menjadi pengertian yang umum kolektif dankhusus konkrit. Adapun proses
transformasi itu adalah sebagai Pancasila Dasar Falsaafah Negara, Hakekat isi
Umum abstrak atau Universal, Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara Mutlak
dan Obyektif, bertransformasi ke Realisasi dalam Bentuk dan Isi, Umum Kolektif,
Pancasila sebagai Pedoman Penyelenggaraan Negara atau GBHN, Khusus
Kongrit, dan Pancasila sebagai pelaksanaan Politik Negara.

(Sumber buku Pendidikan Pancasila, disusun oleh H.A.T. Soegito, S.H.,M.M.,dkk.


Tahun 2003<47-67>/ Disusun oleh Prof. Dr.H.Ari Tri Soegito.Tahun 2016
<halaman 58-71)

4. Fungsi Pancasila
Pancasila mempunyai 2 fungsi utama
 Sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia
 Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia
1. Pancasila sebagai Jiwa bangsa à Pancasila ada sejak bangsa Indonesia
ada
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia à Sikap mental, tingkah
laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri-ciri khas, artinya
dapat dibedakan dengan bangsa lain
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia à disebut juga way of
life, petunjuk didup. Pancasila sebagai norma fundamental sehingga
pancasila berfungsi sebagai sita-cita / ide
Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
4. Pancasila sebagai dasar negara RI à Pancasila digunakan sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan negara
5. Pacasila sebagai sumber dari segala sumber hukum à TAP MPR No.
V/MPR/1973 dan TAP MPR No. IX/MPR/1978 menjelaskan sumber tertib
hukum RI adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-
cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia
6. Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa à Pancasila adalah perjanjian
luhur seluruh rakyat Indonesia yang harus dibela selamanya
7. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia à Dalam
pembukaan UUD 1945 terdapat cita-cita luhur RI
8. Pancasila sebagai falsafah hidup à mengandung nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini paling benar, paling adil, paling bijaksana.
9. Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
10. Pancasila sebagai Budaya bangsa
DAFTAR PUSTAKA

A.T. Soegito, 1999, Sejarah Pergerakan Bangsa Sebagai Titik Tolak Memahami Asal
Mula Pancasila, Makalah Internship Dosen-Dosen Pancasila se Indonesia,
Yogyakarta

Ningsih, I. S. (2021). Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara.

Lestari, P., Saputro, I. H., & Kuliah, M. Pancasila Sebagai Dasar Negara, Kronologi
Pancasila, Pengesahan Pancasila Dan Perkembangan Pancasila.

BPIP Republik Indonesia, 2020. “ hari-lahir Pancasila begini kronologi dan


sejarahnya secara lengkap”, https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/389/hari-lahir-
pancasila-begini-kronologi-dan-sejarahnya-secara-lengkap.html, diakses
pada 27 Mei 2021 pukul 12.00. (Fak)

Darmayadi, A. (2012). Fungsi Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai