Dalam pertempuran-pertempuran itu beberapa orang dari tentara Inggris telah mendapat luka-
luka dan mati serta beberapa orang yang hilang.
Beberapa orang perempuan dan anak-anak yang diasingkan telah binasa serta kemudian
Panglima Tentara Inggris Brigadir Mallaby telah dibunuh dengan kejam ketika beliau sedang
berusaha untuk meneruskan pemberhentian pertempuran yang telah berkobar itu, sekali pun
orang-orang Indonesia telah berjanji untuk berhenti bertempur.
Kejadian-kejadian yang tersebut di atas yang bertentangan dengan peri kesopanan taklah dapat
dibiarkan dengan tidak ada hukuman.
Kecuali apabila perintah-perintah yang berikut ini diturut dengan tidak ada tantangan sampai
jam 6 pada tanggal 10 Nopember 1945, saya akan memperkuat perintah-perintah ini dengan
semua angkatan laut, darat dan udara yang ada di bawah komando saya dan mereka, orang-
orang Indonesia yang menentang perintah saya ini harus bertanggungjawab atas pertumpahan
darah yang akan terjadi.
“Seluruh pimpinan Indonesia, termasuk pimpinan gerakan pemuda, kepala polisi, dan kepala
radio Surabaya harus melapor ke Bataviaweg tanggal 9 November pukul 18.00. Mereka harus
berbaris satu persatu membawa segala jenis senjata yang mereka miliki. Senjata tersebut harus
diletakkan di tempat yang berjarak 100 yard dari tempat pertemuan, setelah itu orang-orang
Indonesia harus datang dengan tangan di atas kepala mereka, dan akan ditahan, dan harus siap
untuk menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.”
Pemerintah belanda mengakui kekuasaan de facto republic Indonesia atas jawa, Madura, dan
sumatra.
Pemerintah belanda bersama sama dengan Indonesia akan membentuk Negara Indonesia serikat
tanggal 1 januari 1949
Negara Indonesia serikat dan negeri belanda merupakan UNI, UNI itu dikepalai ratu belanda
ESSAY
41.) Teks proklamasi tulisan soekarno dan sayuti melik
42.) Peranan tokoh dalam peristiwa proklamasi
Ir. Soekarno. Membaca teks Proklamasi dan menandatangani teks Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Drs. Mohammad Hatta. Mendampingi Ir. Soekarno pada waktu pembacaan teks proklamasi dan
ikut menandatangani teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bersama Ir. Soekarno.
Ibu Fatmawati (Istri Ir. Soekarno). Menjahit Sang Saka Merah Putih.
Sukarni. Mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta, atas nama
Bangsa Indonesia dan menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Ahmad Soebarjo. Merumuskan teks proklamasi.
Chairul Saleh. Tidak menyetujui apabila anggota PPKI ikut menandatangani teks proklamasi.
Wikana. Mengusulkan agar Proklamasi diadakan di Jakarta.
Darwis. Menyampaikan hasil rapat para pemuda Indonesia di gedung Bakteriologi.
Latief Hendraningrat. Pengibar Sang Saka Merah Putih.
S. Suhud. Pengibar Sang Saka Merah Putih.
Suwirjo. Sebagai walikota Jakarta menyampaikan Pidato Sambutan.
Ki Hajar Dewantara. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
A.G. Pringgodigdo. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Mr. A.A. Maramis. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Dr. Muwardi. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Dr. Buntaran Martoatmodjo. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Mr. Latuharhary. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Abikusno Tjokrosujoso. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Anwar Tjokroaminoto. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Otto Iskandardinata. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Pandu Kartawiguna. Menghadiri Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Sayuti Melik. Mengetik Naskah Proklamasi
pacara “penyerahan kedaulatan” dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia Serikat
(RIS) berlangsung secara bersamaan di dua tempat. Pada 27 Desember 1949 di Paleis op de
Dam di Amsterdam, Belanda, Perdana Menteri RIS M. Hatta atas nama Pemerintah RIS,
menerima “kedaulatan” dari Ratu Juliana, dan di Jakarta, Wakil Perdana Menteri RIS, Hamengku
Buwono IX menerima “kedaulatan RIS” dari wakil tinggi Mahkota Belanda, A.H.J. Lovink. Pada
upacara tersebut yang berlangsung di Istana di Gambir (sekarang Jl. Medan Merdeka Utara)
yang dihadiri oleh sejumlah wakil dari negara-negara sahabat seperti India, Pakistan, Filipina,
Birma, Thailand, Arab Saudi dll. Satu regu Tentara Belanda dari KL menurunkan Bendera Merah-
Putih-Biru, dan regu TNI menaikkan bendera Merah Putih. (A.H. Nasution, 1977 : 396)
Belanda mengakui tanggal 27 Desember 1949 sebagai hari kemerdekaan Indonesia setelah
adanya penyerahan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia. Secara
resmi Belanda baru mengakui tanggal 17 Agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 16 Agustus 2005, tepat setelah 60 tahun Indonesia merdeka. Pernyataan ini
disampaikan secara resmi oleh Menlu Belanda Bernard Rudolf Bot pada pidatonya di gedung
Deplu.
Pernyataan dari Menlu Belanda, Bot inilah yang menjadi tonggak sejarah baru dalam
kemerdekaan Indonesia. Dimana pertama kalinya Pemerintah Belanda mengirimkan wakilnya
untuk menghadiri upacara kemerdekaan Indonesia sekaligus mengakui hari kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Terlepas dari pernyataan tersebut, adanya perbedaan
pendapat menjadikan permasalahan ini menjadi semakin pelik. Dimana syarat berdirinya suatu
negara adalah adalah adanya de facto dan de jure.
Menurut pendapat saya melihat fakta-fakta yang telah dijelaskan diatas tadi ihwal pendirian
negara berdasarkan Status quo bahwa adanya de facto dan de jure. Secara de facto sudah jelas
akan tetapi secara de jure masih menjadi perdebatan karena pengakuan dari negara lain baru
diungkapkan pertama kali oleh Pemerintah Mesir pada 10 Juni 1947. Tapi menurut analisis saya
berdasarkan pengakuan Pemerintah Belanda pada tanggal 16 Agustus 2005 lalu dapat saya
simpulkan bahwa hari kemerdekaan Indonesia tetap pada tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan
pengakuan de jure dari Pemerintah Belanda pada tanggal 16 Agustus 2005. Pemerintah Belanda
mengakui kemerdekaan Indonesia dengan jiwa ksatria.