Anda di halaman 1dari 31

1.

PATUNG MARTHA CHRISTINA


Martha Christina Tiahahu adalah seorang pahlawan wanita yang berasal
dari Maluku. Beliau lahir di Nusa Laut, pada tanggal 4 Januari 1800 dan
wafat di Laut Banda, 2 Januari 1818. Ia juga tercatat sebagai pejuang
kemerdekaan yang unik, karena saat itu usianya masih terbilang remaja,
yakni 17 tahun.

Patung Martha Christina Tiahahu, Yang Berjuang Sejak Masih Remaja


[imagesource]
Monumen pahlawan wanita ini terletak di Karang Panjang. Patung seorang
pahlawan yang berjuang mengusir penjajah Belanda di Maluku

2.PATUNG TUJUH PAHLAWAN YANG GUGUR DALAM TRAGEDI G30S


Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan kepada sejumlah perwira
militer yang gugur dalam tragedi G30S yang terjadi di Jakarta dan
Yogyakarta pada 30 September 1965. Untuk mengenang jasa para

pahlawan ini, Presiden Republik Indonesia ke-2, Soeharto menggagas


pembangunan Monumen Pancasila Sakti.

Inilah Ketujuh Pahlawan Yang Gugur Dalam G30S [imagesource]


Monumen ini berada di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Di sana terdapat 7
patung jenderal sang Pahlawan Revolusi. Mereka adalah Jenderal Ahmad
Yani, Jenderal S. Parman, Jenderal Suprapto, Jenderal Sutoyo, Jenderal MT
Haryono, Jenderal Panjaitan, dan Kapten P. Tendean. Di belakang patung
mereka terdapat patung burung garuda dengan ukuran besar. Keberadaan
monumen ini satu lokasi dengan lubang buaya dan rumah penyiksaan
yang menjadi saksi bisu pembantaian 7 jenderal saat itu.

3. Patung WR Supratman
Nama lengkapnya adalah Wage Rudolf Supratman, lahir di Somongari
pada tanggal 9 Maret 1903 dan meninggal di Surabaya, 17 Agustus 1938.
Beliau adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang menciptakan
lagu kebangsaan tanah air kita yang berjudul Indonesia Raya.

Patung WR Supratman, Yang Sedang Bermain Biola [imagesource]


Monumen WR. Supratman berada di dekat makam beliau, di jalan
Kenjeran,

Surabaya

Timur.

Patung

pahlawan

ini

terlihat

sedang

memainkan sebuah biola. Di bagian latarnya, ada tembok yang penuh


dengan tulisan teks lagu Indonesia raya dengan ejaan lama.
4. Patung Pangeran Diponegoro, Dengan Berat Sekitar 8 Ton
Pangeran Diponegoro adalah seorang pemimpin Perang Diponegoro saat
melawan pemerintah Hindia Belanda. Beliau lahir di Yogyakarta, 11
November 1785 dan wafat di Makassar pada 8 Januari 1855. Sebagai
bentuk penghargaan, nama pahlawan ini sering digunakan untuk namanama jalan di kota-kota besar.

Berat Patung Diponegoro Ini Sekitar 8 Ton [imagesource]


Patung Pangeran Diponegoro berada di Menteng, Jakarta Pusat. Patung ini
terbuat dari perunggu dengan berat 8 ton. Sang pahlawan digambarkan
sedang memegang tombak sambil menunggangi kuda. Kedua kaki depan
kuda tersebut tampak sedikit terangkat keatas.
5. Tugu Proklamasi, Sekarang Dijadikan Lapangan Upacara 17 Agustus
Tugu Proklamasi dibangun untuk memperingati Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia. Tugu ini berada di Taman Proklamasi, Jalan Proklamasi,
Jakarta Pusat. Disana juga terdapat patung Presiden dan Wakil Presiden
pertama di Indonesia, ya siapa lagi kalau bukan Ir. Soekarno dan
Mohammad Hatta.

Sekarang Tempat Ini Sering Dijadikan Lapangan Upacara 17 Agustus


[imagesource]
Diantara dua patung sang proklamator tersebut, terdapat sebuah patung
lagi yang terbuat dari batu marmer dan berisi teks Proklamasi. Tulisan itu
sangat mirip dengan ketikan naskah proklamasi yang asli. Naskah
Proklamasi itu sendiri, pertama kali dibacakan pada tanggal 17 Agustus
1945.
6. Penampakan Patung Sultan Hasanuddin Setelah Diperbaiki
Sultan Hasanuddin adalah seorang pahlawan nasional yang diberi julukan
Ayam Jantan dari Benua Timur oleh Belanda karena keberaniannya.
Beliau lahir di Makassar, 12 Januari 1631 dan wafat pada 12 Juni 1670 di
Makassar. Beliau merupakan Raja Gowa ke-16, dan mengundurkan diri
dari tahta keraajaan sebelum ia wafat.

Patung Sultan Hasanuddin berdiri tegak di kawasan Bandara Internasional


Sultan Hasanuddin. Patung tersebut dibangun setinggi 23 meter dan
terbuat dari tembaga dan stainless. Namun pada Desember 2011 lalu,
ada kabar patung ini telah dibongkar karena fisiknya tidak proporsional.
Tubuh sang sultan terlihat pendek dalam patung tersebut. Dan sudah kini
patung tersebut sudah diperbaiki dengan bentuk yang semestinya.
7.

Patung Nyi Ageng Serang Yang Berlokasi Di Serang

Nyi Ageng Serang juga merupakan seorang pahlawan nasional wanita di


Indonesia. Beliau lahir di Serang tahun 1752 dan wafat pada Yogyakarta
1828. Meski tak sepopuler R.A Kartini dan Cut Nyak Dien, beliau juga
sudah begitu berjasa terhadap tanah air kita tercinta Indonesia.

Patung Nyi Ageng Serang Yang Berlokasi Di Serang [imagesource]


Untuk mengenang jasa dari seorang pahlawan keturunan Ki Hajar
Dewantara ini, warga Kulon Progo mendirikan sebuah patung beliau.
Patung yang berada di kota Wates itu, nampak Nyi Ageng sedang menaiki
kuda dengan begitu gagah berani sembari membawa sebuah tombak di
tangannya.
8.

Monumen Renungan Bung Karno

Monumen ini berada di Taman Renungan Bung Karno, Ende, Pulau Flores.
Disana ada sebuah pohon sukun yang di bawahnya terdapat bangku.
Ditempat itulah Ir. Soekarno merenung untuk memikirkan rumusan 5 butir
Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Khidmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Di Sinilah Tempat Ir Soekarno Merumuskan Pancasila [imagesource]


Saat ini, dibawah pohon tersebut dibangun patung Ir. Soekarno. Sang
pahlawan ini tampak sedang duduk dengan mengangkat sebelah kakinya.
Pohon sukun tersebut pernah tumbang pada tahun 60-an, namun kini
sudah ditanam kembali sebagai duplikatnya.
9 Tugu Pahlawan Tak Dikenal, Yang Dipegang Bukanlah Pedang, Tetapi
. Tongkat Bendera
Di Bukittinggi, Sumatra Barat ada sebuah monumen yang disebut dengan
nama Tugu Pahlawan Tak Dikenal. Tugu ini berbentuk lingkaran ular
naga yang dibangun di tengah sebuah bidang bundar yang dihiasi
tanaman. Pada bagian puncaknya terdapat patung seorang pemuda
sedang memegang bendera, namun patah karena tersambar petir, yang
tersisa kini hanya tongkatnya saja.

Yang Dipegang Bukanlah Pedang, Tetapi Tongkat Bendera [imagesource]


Di dekat patung tersebut terdapat sebuah prasasti yang berisi keterangan
dari monumen tadi. Keterangan itu berisi: tugu ini dibangun untuk
mengenang perlawanan para pahlawan yang namanya tak bisa dikenali,
yang menjadi korban dalam pergolakan pada Juni 1908 dan menentang
diberlakukannya sistem pajak oleh Belanda.

Tulisan di dekat patung Pahlawan Tak Dikenal [Image Source]

Patung pahlawan sejatinya dibuat untuk mengenang jasa para pahlawan.


Patung

atau

monumen

mengingatkan semua

ini

generasi

secara

sengaja

atas jasa-jasa

dibangun
mereka.

untuk
Memang

betul Indonesia merupakan salah satu negara yang pernah dijajah oleh
banyak negara. Dari Belanda hingga negara tetangga Asia semisal
Jepang. Faktanya, hal ini merupakan sejarah yang tak bisa terlupa.
Beruntung, berkat jasa pahlawan, saat ini Indonesia dapat menghirup
udara yang segar. Udara yang dirindukan sejak dulu, yakni sebuah
kemerdekaan. Sejak tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia secara de jure
memproklamasikan

kemerdekaannya.

Namun, dibalik kemerdekaan

tersebut, tak lupa juga ada pahlawan pahlawan yang gugur kala
melawan penjajah.
Tak

heran,

seperti

yang

dibuatlah patung tersebut. Berikut

telah

disinggung

7 patung

pahlawan

diatas,

maka

bersejarah

di

Indonesia.
1. Monumen Pancasila Sakti / Pahlawan Revolusi
Gerakan 30 September (dahulu juga disingkat G 30 S PKI, G-30S/PKI),
Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh), Gestok (Gerakan Satu Oktober)
adalah sebuah peristiwa yang terjadi selewat malam tanggal 30
September sampai di awal 1 Oktober 1965 di saat tujuh perwira tinggi

militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu


usaha percobaan kudeta yang kemudian dituduhkan kepada anggota
Partai Komunis Indonesia.
Dan atas kematiannya ini, dibuatlah monumen / patung pahlawan yang
beralamat di Jl. Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur. Pada peristiwa ini, singkatnya ada 7 Pahlawan Revolusi
yang

dibunuh

dengan

kejam

oleh

orang

PKI.

Ke-tujuh Pahlawan

itu diantaranya adalah:


Jenderal Ahmad Yani
Jenderal S. Parman,
Jenderal Suprapto,
Jenderal Sutoyo,
Jenderal MT Haryono,
Jenderal Panjaitan, dan
Kapten P. Tendean.
Ketujuhnya diabadikan dalam bentuk patung yang berdiri pada sebuah
alas yang berbentuk lengkung dengan relief yang menggambarkan
peristiwa mulai dari prolog kejadian, serta epilog dan penumpasan
G30S/PKI oleh ABRI dan rakyat.

Patung / Monumen pancasila sakti yang terletak di Pondok Gede, Jakarta


Timur (foto/indonesiakaya.com)
2. Monumen Renungan Bung Karno

Monumen ini berada di Taman Renungan Bung Karno, Ende, Pulau Flores.
Disana ada sebuah pohon sukun yang di bawahnya terdapat bangku.
Ditempat itulah Ir. Soekarno merenung untuk memikirkan rumusan 5 butir
Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Khidmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
3. Tugu Proklamasi, Sekarang Dijadikan Lapangan Upacara 17 Agustus
Tugu Proklamasi dibangun untuk memperingati Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia. Tugu ini berada di Taman Proklamasi, Jalan Proklamasi,
Jakarta Pusat. Disana juga terdapat patung Presiden dan Wakil Presiden
pertama di Indonesia, ya siapa lagi kalau bukan Ir. Soekarno dan
Mohammad Hatta.
Dan, diantara patung tersebut, terdapat sebuah patung lagi yang terbuat
dari bebatuan marmer, yakni berisi teks Proklamasi. Tulisan itu bahkan
dibuat semirip mungkin dengan naskah proklamasi yang asli.

(Patung Ir. Soekarno dan Moh. Hatta/atmonadi.com)


4. Patung W.R Supratman
Pahlawan

yang

satu

ini

mempunyai

nama lengkap

Wage

Rudolf

Supratman, beliau lahir di Somongari pada tanggal 9 Maret 1903 dan


meninggal di Surabaya, 17 Agustus 1938. Ia juga merupakan salah satu

pahlawan nasional di Indonesia yang menciptakan lagu kebangsaan tanah


air kita, dengan judul: Indonesia Raya.

(Patung W.R Supratman/indoturs.com)


Monumen ini berada di dekat makam beliau, di jalan Kenjeran, Surabaya
Timur. Patung pahlawan ini terlihat sedang memainkan sebuah biola. Di
bagian latarnya, ada tembok yang penuh dengan tulisan teks lagu
Indonesia raya dengan ejaan lama.
5. Patung Sultan Hasanuddin
Ayam Jantan dari Benua Timur begitulah julukan yang diberikan oleh
Belanda

karena

keberaniannya. Sultan

Hasanuddin,

ia

terlahir

di

Makassar, 12 Januari 1631 dan wafat pada 12 Juni 1670 di Makassar. Ia


juga merupakan Raja Gowa ke-16, yang mengundurkan diri dari tahta
kerajaan sebelum wafat.

Patung

Sultan

Hasanuddin berdiri tegak di kawasan Bandara Internasional Sultan


Hasanuddin. Patung tersebut dibangun setinggi 23 meter dan terbuat dari
tembaga dan stainless.
Pada bulan Desember 2011 lalu, ada kabar patung ini telah dibongkar
karena fisiknya yang tidak proporsional. Namun, kini patung tersebut
sudah diperbaiki dengan bentuk yang semestinya.
6. Patung MH Thamrin
Meski namanya diabadikan menjadi jalan protokol, namun tak banyak
orang yang tahu siapa MH Thamrin.

(Patung MH
Thamrin/viva.co.id)
MH Thamrin, adalah seorang pahlawan nasional yang terlahir di Sawah
Besar, Jakarta, 16 Februari 1894. Kemudian ia wafat setelah 46 tahun
pada

tanggal

11

Januari

1941.

MH

Thamrin

sendiri

adalah

seorang pentolan organisasi Kaoem Betawi dan pemimpin Parindra. Ia


termasuk pribumi pertama yang

menjadi anggota Dewan Rakyat

(Volksraad) di Hindia Belanda, yang mewakili kelompok Inlanders.


Dia, juga merupakan salah satu tokoh penting dalam dunia sepakbola
Indonesia. Sebab pada tahun 1932, ia menyumbangkan dana sebesar
2.000 gulden untuk mendirikan lapangan sepakbola khusus untuk rakyat
Hindia Belanda di daerah Petojo.
7. Patung R.A Kartini

(Patung
R.A Kartini/behance.net)
Patung R.A Kartini dapat Anda temui di Monas, Jakarta Pusat. Patung ini,
juga secara sengaja dibuat untuk menggambarkan 3 pose yang berbeda,
yakni

ketika

sedang

berjalan,

menyusui,

serta menari.

Patung

ini

sebenarnya adalah pemberian dari Jepang sebagai lambang persahabatan


untuk Indonesia.
Untuk upacaranya sendiri, patung ini diletakan pada tanggal 20 Desember
2005 oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yutaka Himura kepada
Gubernur Jakarta, Sutiyoso. Soal material, patung ini terbuat dari tembaga
dengan tinggi 1,40 meter (patung pertama).
..
wahyuvero
Tuesday, October 12, 2010
Mengenal 10 Patung di Indonesia

Patung Selamat Datang dibangun buat nyambut para atlit peserta


Asian Games IV tahun 1962. Patung perunggu ini dibuat oleh Edhi
Sunarso, dan dirancang sama Henk Ngantung mantan Gubernur
Jakarta.

Patung

Arjuna

Wijaya

yang

dibangun

Agustus

1987

ini

ngegambarin Arjuna dalam perang Baratayudha yang kereta


perangnya disetirin sama Batara Kresna. Adegan patung karya
pematung Nyoman Nuarta itu diambil dari fragmen waktu mereka
melawan Adipati Karna.

Patung dirgantara, Patung yang ada didaerah pancoran ini


dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan
bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta atas permintaan Bung
Karno buat nampilin keperkasaan dan kekuatan angkatan udara
bangsa Indonesia.

Patung pahlawan, Patung ini dibuat buat ngasih penghargaan


pada para pejuang kemerdekaan Indonesia, dilambangin dengan
seorang laki-laki yang make caping, nyandang senapan dan lagi
minta restu pada wanita yang ada disisinya untuk maju ke medan
perang. diresmikan tahun 1963 oleh Presiden Soekarno dan pada
papan

di

monumen

ini

tertulis

"Bangsa

pahlawannya adalah bangsa yang besar".

yang

menghargai

Patung

pemuda

pembangunan,

Patung

ini

dibuat

sebagai

penghargaan untuk pemuda dan pemudi dalam keikut sertaannya


pada

pembangunan

Indonesia.

Awalnya

direncanain

untuk

diremiin di Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1971, tapi


karena pembangunan belum selesai akhirnya diresmiin pada
bulan Maret 1972.

Patung Jenderal Sudirman terbuat dari kuningan, dengan tinggi 4


m. Patung jenderal sudirman ini dipesan oleh pemda DKI Jakarta
untuk di pasang di jalan jenderal sudirman jakarta.

Garuda Wisnu Kencana, Terletak di kawasan perbukitan dengan


view yg menawan seperti Pantai Kuta & Jimbaran di kejauhan,
Airport Ngurah Rai dan Pelabuhan benoa.

Patung Catur Muka (patung empat wajah). Patung ini berdiri pada
lintas jalan di depan kantor Walikota Denpasar dan dibuat pada
tahun 1973. Disebut Catur Muka (Empat Wajah) karena memiliki
empat kepala menghadap ke empat penjuru mata angin. Patung

ini dibuat oleh pengrajin lokal terkenal I Gusti Nyoman Lempad


dari desa Ubud.

Seniman Jawa Tengah membuat Patung Gus Dur sebagai bentuk penghargaan
terhadap dirinya.Dalam patung itu dibuat beberapa versi.Ada yang versi
Islam,Budha,dll.Pasalnya Gus Dur sangat lekat dengan Pluralisma jadi ide
pembuatan patung tersebut juga mengangkat tema Pluralisme.

Menu
Kebijakan Privasi
Kontak
Peta Situs
Tentang Kami
Seni & Budaya
Pusat Informasi Tentang Kesenian dan Kebudayaan
Menu
Pengertian Seni dan Budaya
Budaya Amerika
Budaya Eropa
Budaya Asia
Budaya Indonesia
Budaya Dunia
Seni Musik
Seni Tari
Seni Kriya
Seni Rupa
Theater & Drama
Sejarah
16 Pelukis Terkenal di Indonesia yang Sangat Legendaris (Part 1)
April 29, 2016 Seni Rupa

Dunia seni rupa seolah dijadikan sebagai sarana mengekspresikan diri, hal
ini terbukti dengan seniman yang bisa memberi suatu pesan dalam
luapan kanvas. Mau jadi seorang pelukis? Pelukis bisa dibilang gampanggampang susah, tapi tidak untuk mereka para pelukis Maestro yang
sempat menitik karirnya dengan karyanya.
Pelukis Indonesia tidak kalah dengan pelukis International kok, setiap
pelukis memiliki khas tersendiri dan inilah yang membuat mereka dikenal
oleh

seluruh

penjuru

Indonesia

bahkan

sebagian

dari

mereka

mengalahkan pelukis-pelukis International saat ajang pameran, siapakah


pelukis-pelukis tersebut? Baca lebih lanjut
16 Pelukis Terkenal di Indonesia (part 1):
1. Abdullah Suriosubroto

Abdullah Suriosubroto
Abdullah Suriosubroto lahir di Semarang tahun 1878 dan meninggal di
Yogyakarta tahun 1941. Anak angkat dari Dr. Wahidin Sudrohusodo yang
waktu itu seorang tokoh gerakan nasional Indonesia.
Abdullah adalah pelukis pertama di Indonesia pada abad ke-20, ia sempat
meneruskan jejak ayahnya dan kuliah di kedokteran di Batavia yang

sekarang dikenal Jakarta, namun ketika ia kuliah di Belanda seketika itu ia


beralih profesi ke seni lukis. Kok bisa ya?
Ia dikenal menyukai pemandangan, dan sempat ke Bandung untuk
menikmati
memutuskan

pemandangan
meneruskan

alam

kota

perjalanan

Bandung

hidupnya

ke

walau

akhirnya

Yogyakarta

dan

meninggal disana. Aliran seninya dikenal dengan julukan Mooi Indie. Dari
karya-karyanya, ia sangat suka melukis pemandangan alam dengan sudut
pandang yang luas. Kalau dari lukisannya sepertinya mirip aliran
naturalisme ya? Setuju ga?
Hasil karya Abdullah Suriosubroto : Bamboo Woods dan lain-lain.
2. Affandi Koesoema

Affandi Koesoema
Affandi Koesoema lahir di Cirebon pada tahun 1907 dan meninggal pada
tahun 1990. Wow,,, keren ya umurnya. Dimata dunia Affandi sosok pelukis
yang sangat rendah hati, ia mengganggap dirinya tukang lukis bukan
pelukis, baginya melukis adalah kerjaan.
Uniknya, jalan fikirannya sangat sederhana sampai pada suatu saat ketika
ada kritisi Barat menanyakan aliran lukisan yang dibuat Affandi. Affandi
malah berbalik tanya tentang aliran-aliran lukisan. Ia tidak menunjukan
kejeniusannya, tapi orang-orang menilainya sebagai Maestro, hasil
karyanya pun mencapai 2000 karya. Fantastis!!!
Bagaimana ia melukis?
Cara melukisnya pun sangat lucu, ia tidak melukis seperti para pelukis
umumnya, ia tidak menggunakan kuas. Hanya menumpahkan cat-cat
berwarna kedalam lukisannya yang membuat kesan pertama sangat

amburadul, namun setelah itu ia menyikat warna-warna cat tersebut


dengan jarinya.
Hasil karya Affandi Koesoema : Kebun Cengkeh, Ayam tarung, Perahu dan
Matahari, Sis Cut Sunflowers, Barong & Leak, Andong Jogja, Jatayu, Kepala
Kuda dan lain-lain.
Baca juga : 10 Lukisan Paling Terkenal di Dunia Yang Sangat Fenomenal
3. Barli Sasmitawinata

hasil lukisan karya Barli Sasmitawinata


Barli Sasmitawinata lahir tanggal 18 Maret 1921-8 Februari 2007. Dalam
perjalanan hidupnya, ia mulai menekuni dunia seni lukis di tahun 1930-an
saat kakak iparnya meminta ia belajar melukis di studio milik Jos
Pluimentz, pelukis Belgia yang sempat tinggal di Bandung. Setelah belajar
dari Jos Pluimentz, ia melanjutkan pendidikan seninya di Eropa salah
duanya : pendidikannya di Academie de la Grande Chaumiere, paris pada
tahun 1950 dan Rijksakademie van beeldende kunsten, Amsterdam
Belanda di tahun 1956.
Barli sosok pelukis yang mementingkan pendidikan seni, maka ia pun
mendirikan Sanggar Rangga Gempol di Dago, Bandung.
Hasil karya Barli Sasmitawinata : Affandi dengan Istri Pulang Melukis
Pohon Apel, Fruit Saller, Ibu Tani, Bobotoh, Pasar, Dua Wanita, Gadis,
Pantai Nude, Penari Kebyar, Penari Kipas 2 dan lain-lain.
4. Basuki Abdullah

hasil lukisan Basuki Abdullah


Basuki Abdullah lahir pada tanggal 27 Januari 1915 di Surakarta, Jawa
Tengah dan meninggal pada tanggal 5 November 1993. Termasuk salah
satu pelukis Maestro Indonesia dengan alirannya realis dan naturalis. Jiwa
seninya tertanam dari bakat ayahnya yaitu Abdullah Suriosubroto.
Pada saat masa pemerintahaan Jepang, Basuki masuk ke dalam gerakan
Poetra dan ditugasnya untuk mengajar seni lukis ke murid-muridnya,
selain itu Basuki juga aktif di kebudayaan Jepang saat itu.
Ketika di Belanda ia berhasil mengalahkan 87 pelukis di Eropa dan
menjadi pemenang. Wow, bangga ya beliau telah mengharumkan
Indonesia. Selain itu ia sering kali berkeliling Eropa seperti Itali dan Prancis
dimana banyak pelukis di negara sana.
Basuki terkenal dengan pelukis potret yang dapat melukis wajah cantik
wanita, terkadang lukisannya lebih indah dibanding wajah aslinya.
Pendidikan seninya tidak sia-sia, hingga akhirnya pada tahun 1974 beliau
menetap di Jakarta untuk diangkat sebagai pelukis Istana Merdeka.
Hasil karyanya : Dr. Ir. Soekarno, Ibu dan Anak, Upacara Pembakaran
Jenazah di Bali, Wanita Spanyol, Nyai Roro Kidul, Jaka Tarub, Peperangan
Antara Gatotkaca dengan Antasena, Anak Nakal, dan lain-lain.
5. Delsy Syamsumar

Delsy Syamsumar Sentot Alibasya P


Pelukis terkenal di Indonesia lainnya adalah Delsy Syamsumar lahir pada
tanggal 7 Mei 1935 di Medan dan meninggal tanggal 21 Juni 2001 di
Jakarta. Adalah seorang pelukis beraliran Neoklasik, bakat melukisnya
terlihat sejak berusia 5 tahun.
Waktu masa perang revolusi, keluarganya memutuskan untuk pindah ke
Sumatra dimana ia di sekolahkan hingga SMU dan mendapatkan
pendidikan

agama

Islam.

Disinilah

bakatnya

terlihat,

ia

sering

mendapatkan rangking pertama untuk pelajaran seni lukis.


Saat usianya 17 tahun, ia membuat komik Sejarah dan dikirim ke majalah
Aneka yang membuat nama Delsy terkenal di seluruh penjuru Indonesia.
Pada saat itu Delsy di panggil ke Jakarta oleh penerbit dengan
menyediakan fasilitas yang cukup, sehingga membuat ibunya Delsy rela
melepas anaknya dengan kepastian tunjangan fasilitas yang diterima
Delsy.
Dalam membuat lukisan, Delsy terkenal sangat mahir, hal ini terlihat
ketika ia melukis sosok wanita, dengan sangat ekspresif dan gerakangerakan tubuhnya seolah menyampaikan suatu pesan. Menurutnya
anatomi wanita bagai medan yang kuat. Tidak heran jika lukisannya
menjadi salah satu lukisan termahal diantara pelukis lainnya.

Hasil karyanya : Komik berjudul si Semut, Sentot Alibasya Prawiradirdja,


Gadjah Mada, Christina Maria Tiahahu, Heroisme Cut Mutia, Kereta Api
terakhir Yogyakarta, Dapur Umum dan lain-lain.
6. Hendra Gunawan

fruit seller hasil karya Hendra Gunawan


Hendra Gunawan lahir pada tanggal 11 Juni 1918 di Bandung dan
meninggal

pada

tanggal 17 Juli

1983

di

Bali.

Anak

dari Raden

Pawiranegara dan Raden Odah Tejaningsih.


Bakat melukisnya terlihat sejak masih SD, hal ini ditunjukan dari
kemampuan ia melukis benda-benda disekitar seperti buah-buahan,
wayang golek, bunga dan lain-lain. Dan setelah ia menginjak ke SMP, ia
mulai menekuni dunia lukis dengan menggambarkan pemandangan.
Asal muasalnya ia berkenalan dengan Wahdi Sumanta dan Abdullah
Suriosubroto kemudian bertemu dengan Affandi, Sudarso dan Barli. Dari
Wahdi ia dikenali dengan banyak ilmu tentang melukis, namun ternyata
tidak hanya melukis bahkan Hendra mengikut serta ke dalam kelompok
sandiwara Sunda. Pengalaman demi pengalaman ia lalui untuk mengasah
kemampuannya.
Saat pertemuan dengan Affandi Sang Maestro, niatnya menjadi pelukis
semakin besar. Ia mulai memberanikan diri untuk melukis dan berkarya.
Tapi bukan berarti ia tidak berani berkarya lho, hanya saja pertemuan
dengan Affandi membuat sebuah fase besar bagi hidupnya, baginya sosok
Affandi sangat inspiratif dan motivator. Cintanya terhadap seni tidak
hanya ia tumpahkan pada sebuah kuas, namun ia membentuk Sanggar
Pusaka Sunda di tahun 1940.

Karya Lukis Hendra Gunawan : Bisikan Iblis, Sketsa, Perempuan Menjual


Ayam, Pasar dipinggir Laut, Jual Beli dipasar dan lain-lain.
7. Henk Ngantung

kepasar hasil karya Henk Ngantung


Henk Ngantung yang bernama lengkap Hendrik Hermanus Joel Ngantung
lahir pada tanggal 1 Maret 1921 di Manado dan meninggal pada tanggal
12 Desember 1991. Seorang pelukis Indonesia dan juga salah satu Wakil
Gubernur pada periode 1960-1964, hingga menjadi Gubernur Jakarta
periode 1964-1965.
Kisah karirnya, sebelum menjabati posisi Gubernur, ia adalah pelukis,
belajar dari pendidikan non formal bersama Chairil Anwar dan Asrul Sani.
Sejarah kehidupannya cukup rumit, ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno
menjadi Gubernur guna mengubah Jakarta sebagai kota Budaya, namun
Henk Ngantung tidak berhasil mengubah itu semua. Setelah lepas dari
masa jabatan kehidupan Henk Ngantung hidup dalam kemiskinan dan
tinggal di perkampungan. Yang lebih miris lagi, ia memiliki penyakit
jantung dan glaukoma.
Walaupun begitu, semangatnya untuk melukis tidak sirna. Hingga
akhirnya pada tahun 1980-an ia melukis dengan wajah nyaris dekat
dengan kanvas. Dalam semasa hidupnya, ia belum membuat pameran
seni, namun pengusaha Ciputra mensponsorinya untuk mengadakan
pameran lukis untuk pertama dan juga terakhir.
Karya lukisannya yang berjudul Digiring Ke Kandang menjadi lukisan
terbaik pada tahun 1942.

Hasil karya Henk Ngantung : Gajah Mada, Memanah, Mengungsi, Dua


Gadis Memakai Caping, Gadis Toraja, Pantai Tanah Lot-Bali, Pemandangan
Laut, Perahu-Perahu di Pantai, Pesisir dan lain-lain.
Baca juga : Legenda Dibalik Gunung Tangkuban Perahu
8. I.B. Said

rumah nelayan hasil karya I.B. Said


Pelukis ternama Indonesia berikutnya adalah I.B. Said, lahir pada tanggal
28 Agustus 1934.
Pelukis ini ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk melukis wajah tamutamu negara yang berkunjung ke Indonesia, hingga akhirnya ia melukis
300 wajah. Tamu pertama yang ia lukis adalah Presiden Tiongkok bernama
Liu Shoaqi di tahun 1963 dan yang terkahir adalah tamu negara Presiden
Iran bernama Mamoud Ahmadinejad pada tahun 2006.
Nama I.B. Said sudah sangat terkenal dikalangan seniman. Sampai usia 74
jasanya masih digunakan di Istana Negara.
Berawal dari usul Henk Ngantung yang saat itu berada di posisi jabatan
sebagai Gubernur memiliki gagasan bahwa pelukis harus diajak aktivitas
kenegaraan. Disaat itulah beberapa para pelukis terlibat untuk melukis
wajah tamu negara termasuk I.B. Said. Yang kemudian lukisannya
dipajang di Istana terkadang ada beberapa tamu minta dibawa pulang.
Saat pemerintahan Bung Karno, para pelukis tidak kurang dari 20 orang
dan membuat 10 foto untuk dipasang di titik-titik strategis yang akan
terlihat oleh tamu negara, terkadang di titik yang tidak dilewati tamu juga.

Hasil Karya I.B. Said : Segitiga Senen Tinggal Kenangan dan wajah-wajah
tamu negara mulai dari Josip Broz Tito, Ronald Reagan, Xanana Gusmao,
Ferdinand Marcos, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai