Anda di halaman 1dari 5

13 Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia Beserta

Penjelasannya
ditulis oleh Adara Primadia

Kerajaan bercorak Islam dulunya cukup lama berkuasa di Indonesia juga memiliki pengaruh
yang besar. Peran para Wali atau pendakwah dari agama Islam juga berandil besar. Dia, para
wali Islam merangkul budaya dalam usahanya untuk mendukung agama Islam. Mendukung
agama yang diperkenalkan, tetapi juga mendukung Islamisasi.
Peninggalan Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
Sejarah agama Islam di Indonesia juga membawa banyak macam peninggalan sejarah yang
masih diuraikan sampai saat ini. Tentu kita perlu tahu apa saja peninggalan sejarah dari
kerajaan Islam, yaitu:
1. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid paling tua yang ada di Negara Indonesia dan
merupakan Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia. Masjid ini berada di Kampung
Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa
Tengah. Masjid Demak terpercaya warga lokal pernah menjadi tempat disponsorinya para
wali yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa yang dikenal sebagai Walisongo. Pendiri
dari masjid Agung Demak adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak
sekitar tahun ke-15 Masehi. (Baca Juga:  Sejarah Masjid Agung Semarang )
2. Masjid Gedhe Kauman
Mesjid Gedhe Kauman Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah masjid raya dari
Kesultanan Yogyakarta, atau Masjid Besar milik Provinsi Yogyakarta, yang terletak di
sebelah barat kompleks Alun-alun Utara dari Keraton Yogyakarta. Masjid Gedhe Kauman
didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama dengan Kyai Faqih Ibrahim
Diponingrat (penghulu keraton Yogyakarta pertama) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsitek
masjid ini. Masjid tersebut didirikan pada hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 M atau 6 Robi'ul
Akhir 1187 H.
3. Masjid Ampel
Masjid Ampel adalah bangunan masjid kuno yang berlokasi di kelurahan Ampel, kecamatan
Semampir, kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Masjid ini memiliki luas 120 x 180 meter
persegi dibangun pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel, yang didekat masjid ini merupakan
kompleks pemakakaman Sunan Ampel.
Masjid ini pada saat sekarang menjadi objek wisata religi di kota Surabaya, masjid ini
menawarkan bangunan yang memiliki arsitektur Tiongkok dan Arab. Disamping kiri dari
halaman masjid, terletak di sumur yang ada di sebelah kanan yang ada di sungai, yang
biasanya digunakan oleh mereka yang yakin sebagai penguat janji atau sumpah. (Baca
Juga:  Sejarah Istana Al Hamra )
4. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau
Keraton Yogyakarta adalah istana dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang sekarang
terletak di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Republik
Indonesia. Pada tahun 1950, kompleks keraton ini masih difungsikan sebagai tempat tinggal
dari sultan dan rumah tangga istananya yang masih menggunakan tradisi dari kesultanan
hingga sekarang.
Keraton Yogyakarta mulai dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I bulan lalu dari
Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi dari keraton ini konon yang memilik nama
Garjitawati. Pesanggrahan Garijitawati digunakan untuk istirahat dari iring-iringan jenazah
raja-raja dari KesultananMataram yang akan dimakamkan di Kompleks Pemakaman
Imogiri. Versi lain mengatakan lokasi keraton ini adalah mata air yang bernama Umbul
Pacethokan, yang terletak di tengah hutan Beringan.
5. Keraton Surosowan
Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia selanjutnya adalah Keraton Surosowan. Keraton
Surosowan adalah bangunan keraton di daerah Banten. Keraton ini didirikan sekitar tahun
1522-1526 pada masa kekuasaan Sultan Maulana Hasanuddin, yang kemudian dikenal oleh
masyarakat sekitar sebagai pendiri dari Kesultanan Banten.
Pada Masa Sultan Banten berikutnya bangunan keraton ini bahkan ditopang ahli arsitektur
Belanda, yang bernama Hendrik Lucasz Cardeel yang memeluk agama Islam yang diberi
gelar Pangeran Wiraguna.  Dinding pembatas keraton setinggi 2 meter ini mengitari area
keraton sekitar kurang lebih 3 hektare. Keraton Surowowan mirip dengan benteng Belanda
yang kokoh dengan benteng lengkap (benteng sudut yang dibentuk intan) di sudut sudut
bangunan keraton ini. Menjadikan pada masa jayanya Kesultanan Banten juga disebut
sebagai Kota Intan. (Baca Juga:  Sejarah Islam di Indonesia )
6. Pemakaman Imogiri
Permakaman Imogiri, Pasarean Imogiri, atau Pajimatan Girirejo Imogiri adalah kompleks
permakaman yang dibangun di Imogiri, Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DI
Yogyakarta. Permakaman ini dianggap suci dan kramat oleh warga sekitar karena
dimakamkan di sini adalah raja-raja dan keluarga raja dari Kesultanan Mataram. Makam
Imogiri didirikan pada tahun 1632 oleh Sultan Mataram III. Prabu Hanyokrokusumo yang
merupakan keturunan dari Sultan Panembahan Senopati Raja Mataram pertama. Makam ini
berada di atas perbukitan yang masih satu bagian dengan Pegunungan Seribu.
7. Hikayat Amir Hamzah
Hikayat Amir Hamzah adalah sajak Melayu
yang berasal dari Islam - Parsi yang mengkisahkan tentang kegagahan perjuangan dari Amir
Hamzah dalam melakukan dakwah, menyebarluaskan agama Islam, dari Masyrik hingga
Magrib. Kedudukan dari Hikayat Amir Hamzah sangat populer di masyarakat Melayu dan
biasanya dibaca oleh prajurit kompilasi mau berangkat berperang agar timbul semangat dan
keberanian kompilasi berperang.
Sajak ini juga telah diterjemahkan dalam banyak bahasa di dunia dan bahasa di nusantara
yaitu bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa Sasak, Bahasa Palembang, dan bahasa
Aceh serta bahasa internasional yaitu bahasa Arab, bahasa Hindi, dan bahasa Turki. Salah
satu dari penulis / penulis naskah yang membukukan Hikayat Amir Hamzah adalah Abdul
Samad Ahmad dengansebuah judal yaitu "Hikayat Amir Hamzah (Siri Warisan Sastera
Klasik)". (Baca Juga:  Sejarah Kesultanan Aceh Darussalam )
8. Hikayat Hang Tuah
Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia selanjutnya adalah hikayat Hang Tuah. Hikayat
Hang Tuah adalah karya klasik Melayu yang terkenal dan mengisahkan tentang Hang
Tuah. Pada zaman kemakmuran Kesultanan Malaka, ada yang bernama Hang Tuah, yaitu
laksamana yang sangat terkenal. Dia berasal dari kelas rendah, dan berhasil dalam gubuk
rusak. Namun karena beruntungnya, dia sangat dikasihi dan dia mendapat kenaikan
pangkatnya. Maka dia menjadi seorang duta dan mewakili negeranya dalam segala urusan
kenegaraan.
Hang Tuah memiliki sahabat karib yang bernama Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir dan
Hang Lekiu. Dalam hikayat ini diceritakan bahwa Hang Tuah sangat setia terhadap Sri
Sultan. Bahkan kompilasi dia dikhianati sahabat karibnya, yaitu Hang Jebat yang melakukan
pemberontakan untuk membelanya pada akhirnya malah ditolak oleh Hang Tuah.
8. Sjair Abdoel Moeloek
Sjair Abdoel Moeloek adalah syair yang dibuat pada tahun 1847, yang menurut beberapa
sumber ditulis oleh Raja Ali Haji atau putrinya yang bernama Saleha. Syair ini menceritakan
tentang seorang wanita yang sedang menyamar sebagai seorang pria yang meminta bantuan
yang merupakan tawanan dari Sultan Hindustan, para sultan yang berhasil melakukan
serangan ke kerajaan mereka. Buku syair ini bertemakan tentang penyamaran gender yang
dianggap menata ulang tentang hierarki dari pria dan wanita serta bangsawan dan
pelayan. Tema ini sering ditemukan di sastra kontemporer Jawa dan Melayu.
Sjair Abdoel Moeloek telah berkali-kali lipat ulang dan diterjemahkan. Syair ini sering
diangkat menjadi panggung dan menjadi cerita dasar Sair Tjerita Siti Akbari karya Lie Kim
Hok. (Baca Juga:  Sejarah Runtuhnya Bani Ummayah Sejak Awal Berdiri )
9. Grebeg Besar Demak
Grebeg Besar Demak adalah acara budaya
tradisional besar dari Kesultanan Demakdan sebagai Peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia. Tradisi Grebeg Besar Demak ini diadakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijah
saat Idul Adha. Dimeriahkan oleh karnaval kirap budaya yang dilaksanakan dari Pendopo
Kabupaten Demak hingga ke Makam Sunan Kalijaga yang berada di Desa Kadilangu, yang
jaraknya sekitar 2 kilometer dari tempat acara dimulai.
Demak adalah kerajaan Islam pertama dipulau jawa dan pusat penyebaran agama Islam
dipulau Jawa. Berbagai cara dilakukan oleh para Walisongo dalam menyebarkanluaskan
agama Islam, yaitu dengan cara menghubungkan para Wali melalui jalan yang
mempertanyakan agama Islam melalui budaya atau adat istiadat yang telah ada. Karena itu
setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan
melakukan Sholat Ied dan melanjutkan dengan acara menyembelih hewan qurban dan
kemudian memulai acara  Grebeg Besar Demak . Pada masa itu, hanya dilaksanakan
dilingkungan Masjid Agung Demak saja dan juga disisipi dengan syiar-syiar agama, sebagai
upaya dari penyebarluasaan agama Islam dipulau jawa oleh Wali Sanga.
10. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah bangunan masjid dari Kesultanan Aceh yang
didirikan oleh Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam pada abad 1022 H / 1612 M. Bangunan
ini indah dan megah yang mirip dengan Taj Mahal yang ada di India ini berlokasi di Kota
Banda Aceh dan menjadi tempat pusat dari segala kegiatanyang di Aceh Darussalam.
Sewaktu Negara Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi yang dilakukan tentara
Belanda pada Bulan Shafar 1290 Hijriah / 10 April 1873 Masehi, Masjid Raya Baiturrahman
dibakar oleh tentara Belanda. Pada tahun 1877 Belanda membangun kembali Masjid Raya
Baiturrahman untuk menarik simpati masyarakat Aceh dan meredam penarikan dari Bangsa
Aceh. Pada masa itu Kesultanan Aceh masih berada di bawah kekuasaan Sultan Muhammad
Daud Syah Johan Berdaulat yang adalah Sultan Aceh paling akhir.
11. Istana Maimun

Istana Maimun adalah istana dari Kesultanan


Deli yang merupakan salah satu ikon dari kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, yang
terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan
Maimun.
Didesain oleh arsitek yang berasal dari Italia dan didirikan oleh Sultan Deli yang bernama
Sultan Mahmud Al Rasyid. Pembangunan dari istana ini dilakukan pada tanggal 26 Agustus
1888 dan selesai pada tanggal 18 Mei 1891. Istana Maimun ini memiliki luas mencapai 2,772
m 2  dan memiliki 30 ruangan. Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan memiliki 3 bagian yaitu
bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan. Bangunan istana ini
menghadap ke arah utara dan pada sisi depan bangunan istana ini adalah bangunan Masjid
Al-Mashun atau Masjid Raya Medan.
12. Keraton Surakarta Hadiningrat
Keraton Surakarta adalah istana milik Kasunanan Surakarta yang terletak di Kota Surakarta,
Provinsi Jawa Tengah. Keraton ini dibangun oleh Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1744
sebagai ganti dari Istana / Keraton Kartasura yang hancur lebur akibat Geger Pecinan 1743.
Susuhunan Pakubuwana II pada saat itu menyerahkan Tumenggung Hanggawangsa dan
Tumenggung Mangkuyudha, serta komandan dari pasukan Belanda yang bernama JAB van
Hohendorff, untuk mencari lokasi ibu kota / keraton yang baru. Dibangunlah keraton baru di
Desa Sala, tidak jauh dari sungai Bengawan Solo. Untuk melakukan pembangunan keraton,
Susuhunan Pakubuwana II membeli tanah dari  akuwu  (lurah) Desa Sala yang bernama Ki
Gede Sala.
13. Tabuik

Tabuik adalah perayaan lokal dalam rangka


merayakan Asyura yaitu gugurnya Imam Husain, cucu dari Nabi Muhammad, yang
dilaksanakan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Provinsi Sumatera Barat,
khusus di Kota Pariaman. Festival ini menampilkan drama dari Pertempuran Karbala, dan
dengan memainkan drum tassa dan dhol. Upacara mengarungkan tabuik ke laut dilakukan
setiap tahun di Kota Pariaman pada tanggal 10 Muharram sejak 1831. Upacara Tabuik
diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Muslim Tamil Syi'ah dari Negeri India, yang
tinggal didaerah di sini pada masa pemerintahan dari Negara Inggris di Sumatera bagian
barat.
Jadi, 13 Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia. Dengan keberadaan peninggalan-
peningglan bersejarah ini membuktikan bahwa penyebaran agara islam di indonesia semakin
tidak mudah. Namun sekarang situs situs ini menjadi warisan indonesia dan wajib untuk di
lestarikan.

Anda mungkin juga menyukai