MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Budaya Mataram
Disusun Oleh :
FIRMAN PRIBADI
131312178
1. B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai wacana untuk mengingatkan kembali
kebudayaan yang hapir punah karena tergerus oleh kebudayaan barat yang
mungkin mudah di pahami dan tidak serumit kebudayaan di negara kita, dan
Kraton Yogyakarta sebagai salah satu pusat akar budaya di Indonesia masih tetap
eksis dalam melestarikan kebudayaan bangsa.
Selain itu, makalah ini memuat fakta-fakta tentang Kraton Yogyakarta sebagai
wadah untuk melestarikan kebudayaan yang masih bisa kita lihat dan kita pelajari
sampai saat ini.
1. C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah berjudul Keraton Yogyakarta Sebagai
Akar Budaya Bangsa Indonesia, diantaranya adalah :
Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai peninggalan
Kraton Yogyakarta.
Mengetahui bahwa Kraton Yogyakarta masih eksis dalam melestarikan
kebudayaan sampai sekarang.
Memahami tentang unsur peningalan yang berada di dalam Kraton
Yogyakarta baik itu berupa tari-tarian,batik,pusaka,kitab-kitab,kereta
kencana,seperangkat gamelan,upacara-upacara adat dan peninggalan bernilai
seni tinggi lainya.
Memudahkan mahasiswa dalam memahami dan mempelajari kebudayaan dan
peniggalan bersejarah di dalam Kraton Yogyakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Gagasan
Peninggalan Kraton Yogyakarta yang berupa Kebudayaan berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan yang bersifat
abstrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan yang ada di Keraton
Yogyakarta merupakan pemikiran, filosofi, dan mitologi yang berkaitan dengan
pembangunannya.
Pemikiran mengenai Keraton Yogyakarta dituangkan pada penataan tata ruang
keraton, termasuk pola dasar landascape kota tua Yogyakarta, nama-nama yang
dipergunakan, bentuk arsitektur, arah hadap bangunan, nama-nama benda-benda
pusaka, dan benda-benda lain yang ada di dalamnya masing-masing memiliki
nilai filosofi dan mitologinya sendiri-sendiri.
Selain itu Keraton Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang
berbentuk upacara adat maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain,
Keraton Yogyakarta juga merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan
pemangku adatnya. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi
begitu pula mitologi menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk itulah pada
tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk
menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
2) Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu.Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola
tertentu yang berdasarkan adat tata krama.
Ada beberapa wujud kebudayaan berupa aktivitas yang ada di Keraton
Yogyakarta. Dalam berinteraksi, para penghuni Keraton menggunakan bahasa
jawa. Orang yang lebih muda dan/atau orang yang berpangakat lebih rendah harus
menggunakan bahasa jawa krama inggil kepada yang lebih tua dan/atau yang
berpangkat lebih tinggi. Sedangkan orang yang lebih tua dan/atau orang yang
berpangkat lebih tinggi menggunakan bahasa jawa ngoko/ngoko alus kepada yang
lebih muda/berpangkat lebih rendah. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang
lebih muda dan/atau berpangakat lebih rendah tidak boleh berjalan membelakangi
orang yang lebih tua dan/atau orang yang berpangkat lebih tinggi. Beberapa hal
tersebut apabila dilanggar akan dikenai sanksi atau hukuman berupa teguran atau
cemooh karena dianggap tidak sopan dan melanggar norma yang berlaku di dalam
keraton dan di kalangan masyarakat jawa pada umumnya.
Contoh wujud kebudayaan berupa aktifitas yang lain adalah pemberian sesaji
di ruang-ruang yang dianggap keramat atau suci. Ini merupakan aktifitas rutin
yang tidak boleh lupa dilakukan oleh para abdi dalem keraton. Selain itu, di
Keraton Yogyakarta masih diselenggarakan upacara-upacara adat yang terus
dilaksankan hingga saat ini. Upacara-upacara tersebut adalah Tumplak Wajik,
Grebeg, Sekaten, Jamasan Pusaka, dan Labuhan.
3) Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya seni semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda
atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Beberapa artefak atau wujud kebudayaan fisik di Keraton Yogyakarta adalah
bangunan keraton beserta ruang-ruang yang ada di dalamnya, Motif Busana
Kraton dan benda-benda pusaka keraton (contoh: keris, regalia, gamelan,
bendera dan panji kebesaran Keraton Yogyakarta, kereta kuda, batik, dan lain-
lain), gunungan yang ada pada saat diselenggerakannya upacara Grebeg, Mesjid
Gedhe Kauman dan Alun-alun Utara yang merupakan tempat diselenggarakannya
upacara Grebeg dan sekaten, dan acara sakral lainnya.
1. B. Saran
Saran dari kami ditujukan kepada pemerintah terutama pemerintah pusat agar
dapat menjaga dan melestarikan keberadaan Keraton Yogyakarta karena
merupakan bekas peninggalan sejarah yang sangat berharga. Selain dari pada itu
juga agar pemerintah lebih memperkenalkan Keraton Yogyakarta khususnya
kepada para generasi muda Indonesia dan umumnya kepada semua masyarakat
baik itu di desa maupun di kota-kota besar bahwasanya kita masih bisa melihat
salah satu peninggalan bersejarah dan sebagai cikal bakal budaya bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA