PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak globalisasi era sekarang ini terasa sudah semakin meluas dalam
mengenal lingkungan sekitarnya, baik itu secara fisik dan non fisik.
proposal ini. Sebagai mana yang kita ketahui saat sekarang ini, bahwa
dapat membuat seseorang lupa pada identitas dan jatidirinya sebagai bangsa
Indonesia dan pada akhinya nilai-nilai luhur kesenian budaya lokal semakin
akan sangat meragukan dan berdampak akan memudarnya kesenian daerah itu
saendiri.
Terdapat kearifan lokal (local wisdom) dalam sebuah jati diri yang
merupakan sebuah hasil local genius dari berbagai suku bangsa, kearifan lokal
1
2
daerah ini telah berlangsung berabad-abad dan sudah teruji hingga membentuk
lahir dan batin. Komponen seperti ini lah disebut jati diri.
lebih 389 suku bangsa yang memiliki adat istiadat, bahasa, tata nilai dan
berdampak pudarnya rasa cinta atau rasa peduli terhadap kesenian tradisional.
Akibatnya kebudayaan lokal yang sudah dimiliki dan diwariskan oleh nenek
yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara
masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO Batasan usia remaja adalah 12
2
3
sampai 24 tahun. Pada usia ini lah para remaja cenderung lebih bangga
juga Adipati Paku Alam VIII yang menjadi bagian dari Indonesia, yang mana
pada masa diawal kemerdekaan yang mana juga telah dicatat dalam sejarah
menyeluruh dengan mengagungkan bhineka tunggal ika. Selain itu juga kota
Indonesia yang beragam baik dalam bentuk etnik, agama, maupun adat
istiadatnya.
berbangsa dan jujuga bernegara dan juga dengan adanya Kesultanan dan
Kadipaten sebagai suatu bentuk institusi yang dikorbankan untuk rakyat yang
3
4
majemuk, baik etnik, agama maupun adat istiadat. Pilihan itu membawa
dalam sejarah DIY sebagai satu kesatuan masyarakat yang memiliki kehendak
yang luhur dalam berbangsa dan bernegara dan keberadaan Kasultanan dan
Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam. Kota ini merupakan salah
satu kota terbesar di Indonesia dan kota menurut Jumlah penduduk kota
setelah Malang,Bandung, dan Surakarta. Hal ini sesuai dengan salah satu
Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai
Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari
4
5
jiwa, pada tahun (2012) sebanyak 3.552.462 jiwa, pada tahun (2013) sebanyak
3.594.854 jiwa, pada tahun (2014) sebanyak 3.637.116 jiwa, pada tahun (2015)
sebanyak 3.679.176 dan pada tahun (2016) sebanyak 3.720.912 jiwa. Jika
mengikuti bentuk hubungan yang tidak sejajar pada masa yang lalu, dan
Meskipun hal ini sudah membawa perubahan yang mendasar, tetapi belum
5
6
Yogyakarta..
kota pelajar, selain itu kota Yogyakarta juga dikenal sebagi Kota Kesenian
yakni dikota ini beragam kesenian-kesenian daerah masih sangat kental dan
dan ketoprak mataram yang telah populer juga diluar Indonesia. Selain itu
berbagai seni tari juga telah beberapa kali ditampilkan di negara - negara lain
seperti Jepang. Jadi kita juga harus berbangga dengan budaya Indonesia
bangsa.
warisan budaya, yang mana orang asing yang datang ke Indonesia yang mau
mempelajari kesenian tradisional ketoprak mataram, yang mana sampai saat ini
tetapi sesuai yang saya lihat dilapangan para remaja saat ini banyak yang
6
7
dan juga sampai masuk dan berkembangnya Agama Islam, dan juga
(Endraswara, 2005 : 3). Dari beberapa uraian di atas maka dapat peneliti
Agama Hindu di Jawa, dan juga sampai masuk dan berkembangnya Agama
Islam, dan juga kebudayaan Jawa juga mengandung unsur yang umumnya
kotaYogyakarta.
mengetahui saja akan tetapi merawat serta melestarikan kesenian itu sendiri
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
7
8
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
oleh nenek moyang dan sebagian masyarakat adat. Akan tetapi yang terjadi
pada remaja sekarang sangat berbeda dengan apa yang kita pahami tentang
tergantikan oleh budaya asing yang sama sekali tidak kita mengerti. Untuk itu
sangat lah diperlukan peran kita sebagai tenaga pendidikan luar sekolah untuk
Yogyakarta‖.
8
9
B. Identifikasi Masalah
merupakan suatu fenomena sikap dan perilaku Masyarakat yang tidak berdiri
yang mempengaruhi dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor internal dan
kearifan lokal masyarakat di kota Yogyakarta yaitu Masyarakat itu sendiri dan
yang dianggap benar dan sudah ada sejak peradaban umat manusia) dan
9
10
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang terkait ada pada latar belakang cukup luas, sehingga
perlu adanya pembatasan masalah yang diteliti. Penelitian ini dibatasi pada:
Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
10
11
E. Tujuan Penelitian
Yogyakarta?
sosial, nilai edukasi dan nilai religi yang terkandung dalam kesenian
11
12
F. Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
dikota Yogyakarta.
2.Manfaat Praktis
sebagai berikut:
memandang sebelah mata, yaitu bersikap acuh tak acuh terhadap nilai-
12
13
nilai budaya Jawa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
13