Dosen:
Teuku Zulkarnain Muttaqin, M.Sn S.Sn
Oleh:
R Anggoro Adi Wijaya - 1602204010
Kelas:
DP-44-03
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan
kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “7 Unsur Kebudayaan Masyarakat Jawa (Yogyakarta)” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Budaya
Nusantara. Penulis berharap makalah ini dapat memperdalam pengetahuan dan
pemahaman yang dimiliki oleh pembaca tentang kebudayaan yang dimiliki masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat Jawa.
Penulis menyadari makalah bertema budaya ini masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca
agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Gambar I
Peta Lokasi Yogyakarta
Tahun – Sumber:
2015 - https://petatematikindo.wordpress.com/2013/03/24/administrasi-
provinsi-di-yogyakarta/
Gambar II :
Upacara Adat Sekaten
Tahun – Sumber :
2019 - www.brilio.net
Gambar III :
Aksara Jawa dengna pasangannya
Sumber :
www.pinterpandai.com
Bahasa Jawa juga memiliki tingkatan menurut kepada siapa kita
berbicara dan kondisi saat kita berbicara, hal ini ditentukan oleh usia, status,
dan hal hal lainnya.
Dalam bahasa Jawa, pada dasarnya terdiri dari 3 kasta atau tingkatan
bahasa, yaitu:
• Ngoko (kasar)
• Madya (biasa)
• Krama (halus)
3. Ilmu Pengetahuan
Bentuk ilmu pengetahuan yang diajarakan pada masa dahulu adalah
berupa pemahaman tentang agama dan kebudayaan berupa pakaian adat,
upacara adat, tata cara berkomunikasi, pembagian peran wanita dan pria,
serta masih banyak hal lainnya. Hal hal tersebut masih sering dijalankan
oleh masyarakat jogja pada masa kini, namun disesuaikan dengan kondisi
yang terjadi pada saat ini, seperti pemerataan peran wanita dan pria, tata
cara komunikasi yang tidak menggunakan bahasa daerah, dan masih banyak
lagi.
4. Organisasi Sosial
Didaerah Yogyakarta terdapat Kraton Ngayogyakarta yang memiliki
sejarah sejarah yang berhubungan dengan kota Yogyakarta sendiri. Banyak
kegiatan-kegiatan adat yang dilaksanakan di dalam daerah tersebut. Keraton
ini memiliki sistem yang disegani masyarakat dimulai dari terdapatnya raja
atau sultan dimulai dari Sultan Hamengkubuwono I hingga Sultan
Hamengkubuwono X yang menjabat sebagai raja Kasultanan Yogyakarta
hingga saat ini.
Selain terdapatnya keraton Ngayogyakarta, sistem lainnya juga
diterapkan pada daerah yang terdapat di Yogyakarta sendiri, seperti tidak
adanya sistem marga keluarga, namun hal ini tidak berlaku bagi keturunan
Sultan-Sultan keraton Yogyakarta sendiri, keturunan tersebut biasanya
berimbuhan Raden (laki laki) atau Raden Rara (perempuan) pada depan
namanya tergantung pada jenis kelamin anak tersebut. Selain sistem marga,
terdapat juga sistem kedudukan menurut status sosial atau keturunan, seperti
Priyayi(para adik, yaitu pegawai negeri sipil dan orang terpelajar), Ningrat
atau Bendara (tingkat tertinggi, biasanya merupakan anggota/keluarga
keraton), Santri dan Wong Cilik(kasta terendah, yaitu rakat biasa).
5. Sistem Ekonomi
Pada zaman Jawa kuno, orang Jawa unggul dalam menjelajahi lautan
dan berdagang. Ini karena tidak semua komoditas dan barang kebutuhan
dapat ditemukan di Pulau Jawa, dan perdagangan diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Para pedagang dan pelaut Jawa sudah sering
melakukan pelayaran di lautan antara India dan Tiongkok pada awal abad.
Selain kegiatan berdagang, terdapat kegiatan bercocok tanam, berternak,
melaut, dan membuat kerajinan kerajinan tertentu yang dilakukan oleh
penduduk Yogyakarta.
6. Sistem Teknologi
Masyarakat jawa memiliki beberapa teknologi hidup dalam berbagai
peralatan, bangunan, dan alat transportasi. Peralatan masyarakat jawa
berupa peralatan tempur pada zaman dahulu seperti keris yang dianggap
sabagai benda sakral pada masa kini, tombak, dan lainnya. Selain peralatan
tempur ada pula alat musik yang digunakan pada upacara-upacara adat
seperti gamelan, bonang, gong, suling, dan lain lainnya. Bangunan yang
dimiliki oleh masyarakat jawa beragam yaitu terdapat yang berbentuk
rumah limasan (biasanya dimiliki oleh golongan rakyat jelata), rumah joglo
( untuk kaum bangsawan), dan rumah serotong, rumah rumah yang dimiliki
oleh masyarakat asli suku Jawa biasanya memiliki tanah yang lebih luas dari
rumahnya dan menghadap ke salah satu arah mata angin diantaranya adalah
arah selatan dan utara. Sedangkan untuk alat transportasi terdapat delman,
dan becak
Gambar IV : Gambar V :
Rumah Joglo Alat Transportasi Becak
Sumber : Sumber :
http://greatnesia.id www.suara.com
7. Kesenian
Kesenian yang terdapat di Yogyakarta beragam, dimulai dari acara
pertunjukan Kethoprak, sendratari Ramayana, wayang wayangan dimulai
dari wayang kulit, wayang golek, dan wayang wong/orang, serta masih
banyak lagi kesenian yang terdapat di daerah Yogyakarta.
Gambar VI :
Sendratari Ramayana
Sumber : https://radarjogja.jawapos.com/ (2017)
D. KESIMPULAN
Suku jawa atau masyarakat jawa merupakan suku yang terbesar yang
berada di Indonesia tersebar dengan pusat pada provinsi Jawa tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta, dan lainnya. Suku jawa juga termasuk suku yang masih
mempertahankan kebudayaan yang dimiliki seperti upacara adat, kesenian dan
lainnya. Sehingga hal ini dapat menjadi faktor untuk mempertahankan
kebudayaan tersebut hingga generasi mendatang demi melestarikan kebudayaan
sebagai kekayaan bangsa dan negara yang dapat dijadikan jati diri bangsa
Indonesia.
E. DAFTAR PUSTAKA
Daftar referensi dari buku
1. Koentjadiningrat. 1984. Kebudayaan Jawa.Penerbit : Balai Pustaka