PENDIDIKAN
Oleh:
Rizki Andi N
NIM 22503244051
(RPL)
Belajar Budaya
Kebudayaan yang ada di Yogyakarta sangatlah beragam dan istimewa, banyak kebudayaan
yang dapat kita pelajari melalui portal jogja belajar ini. Ayo cari tahu beragam kebudayaan
yang ada di Yogyakarta melalui kategori budaya dibawah ini.
Bagi keraton, Upacara Garebeg mempunyai tiga arti penting yaitu religius,
historis dan kultural. Memiliki arti religius sebab penyelenggaraan
Upacara Garebeg berkenaan dengan kewajiban Sultan untuk menyebarkan dan
melindungi agama Islam. Hal ini sesuai dengan kedudukan dan perananannya
sebagai Sayidin Panatagama Kalifatullah. Memiliki arti historis, berkaitan dengan
keabsahan Sultan dan kerajaannya sebagai ahli waris sah dari Panembahan
Senopati dan Kerajaan Mataram Islam. Kemudian memiliki arti kultural karena
penyelenggaraan upacara ini menyangkut kedudukan Sultan sebagai pemimpin
suku bangsa Jawa yang mewarisi kebudayaan para leluhur yang diwarisi oleh
kepercayaan lama (B. Soelarta, 1979: 22 dan 26).
Nilai Luhur Cerita Rakyat Di Kabupaten Bantul
"Tapak Kuda Sembrani"
Banyak orang yang tidak mengetahui cerita rakyat dari kabupaten tempat
dimana mereka tinggal. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa cerita rakyat yang
dahulu diwariskan dari nenek moyang mulai hilang karena kemajuan zaman dan
orang-orang menganggap bahwa cerita rakyat yang dulu ada hanya sebagai
dongeng bagi anak-anak yang akan tidur atau disebut dongeng sebelum tidur.
Apalagi di kalangan para generasi muda zaman sekarang yang sudah mulai tidak
mau tahu tentang cerita rakyat didaerahnya dan lebih memilih memainkan gawainya
setiap saat. Padahal dari cerita rakyat kita bisa belajar dan mengambil nilai-nilai
luhur yang terkandung di dalamnya untuk dijadikan pembelajaran dalam kehidupan
sehari-hari.
Egrang, yang terbuat dari bambu dengan ukuran panjang sekitar 1,5 sampai 3 meter.
Kemudian dari pangkal bawah setinggi 30-150 cm ditempatkan pancadan (tempat kaki
berpijak) sepanjang kira-kira 30 cm. Arena bermain Permainan ini memerlukan ketrampilan
terutama keseimbangan badan yang prima. Untuk menaiki egrang, mula-mula memegang
kedua bambu dengan pancadan mengarah ke arah pemain. Sebagai bantuan agar
memudahkan dalam menaiki egrang maka dapat dicari suatu tempat yang agak tinggi
sehingga dapat mencapai pancadan dengan mudah. Selanjutnya pemain mencoba untuk
melangkah seperti layaknya orang berjalan kaki. Permainan egrang dapat dilakukan oleh
siapa saja baik laki-laki maupun wanita dari berbagai umur sesuai dengan besar dan tinggi
egrang yang dibuat. Fungsi : egrang dimainkan untuk mengisi waktu senggang.
Busana Jawa Pria Yogyakarta
Pada dasarnya busana Jawa penuh dengan pialang sinandhi, kaya akan
suatu ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa. Ajaran dalam busana Jawa ini
merupakan ajaran untuk melakukan segala sesuatu didunia secara harmoni yang
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan sesama
manusia, dengan diri sendiri, maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa pencipta
segala sesuatu di muka bumi ini.
Biasanya tari tradisional klasik berfungsi untuk upacara adat atau penyambutan tamu
kehormatan. Ada beberapa tarian klasik diantaranya adalah tari bedhaya, tari lawung, dan
lain-lain.
Taari klasik gaya Yogyakarta atau Joged Mataram tidak sekadar dipahami sebagai
seni olah tubuh namun juga dimaknai sebagai falsafah hidup. Jiwa dari Joged
Mataram diungkapkan ke dalam empat unsur, sawiji, greged, sengguh, dan ora mingkuh.
Keempat unsur ini tidak hanya diajarkan dalam seni tari, namun juga dihidupkan sebagai
karakter rakyat Yogyakarta.
Sawiji berarti fokus, konsentrasi penuh namun tanpa ketegangan. Greged dapat
diartikan sebagai semangat yang terkendali, kesungguhan untuk mencapai
tujuan. Sengguh berarti rasa percaya diri tanpa kesombongan. Ora mingkuh dapat diartikan
sebagai ketangguhan, tetap bertanggung jawab dan tidak berkecil hati saat menghadapi
kesukaran-kesukaran.
Makanan Tradisional dalam
Upacara Adat Mitoni
Upacara adat mitoni adalah upacara yang dilaksanakan oleh seorang ibu hamil yang
memasuki usia kadungan tujuh bulan dan pada kehamilan anak yang pertama. Mitoni
berasal dari kata “pitu” yang artinya tujuh. Mitoni juga dalam bahasa jawa sering disebut
dengan acara tingkepan. Tingkepan dalam bahasa jawa memiliki makna tutup. Istilah mitoni
atau tingkepan adalah upacara terakhir yang dilakukan sebelum melahirkan. Serangkaian
upacara mitoni memiliki makna dan harapan agar calon bayi dalam kandungan dapat
berkembang dengan baik, dan kelak akan menjadi anak yang sesuai dengan harapan
orang tua. Bagi ibu yang mengandung harapannya adalah selama mengandung sampai
persalinan besok diberikan kelancaran, kesehatan, keselamatan, dan semuanya berjalan
sesuai dengan harapan. Oleh karena itu sebagian masyarakat jawa masih melaksanakan
upacara adat mitoni ini karena dianggap upacara ini mampu mewujudkan keinginan mereka
terhadap calon anak. Upacara upacara adat terutama pada masa kehamilan
diselenggarakan harus mencari hari baik.
L
Titik 0 Km Yogyakarta