Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora

(KAGANGA)
Volume 3, Nomor 2, Desember 2020
e-ISSN : 2598-4934
p-ISSN : 2621-119X
DOI : https://doi.org/10.31539/kaganga.v3i2.1445

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK ADAT JAMAU KUTAI

Anggi Sri Bintang1 , Ngadri Yusro2 , Nurjannah3 , Eka Yanuarti4


Institut Agama Islam Negeri IAIN Curup1,2,3,4
anggisribintang11@gmail.com1

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adat Jamau Kutai dan nilai-nilai
pendidikan akhlak yang terkandung di dalam adat Jamau Kutai. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adat Jamau Kutai adalah
acara adat yang berisi seperti membaca Al-Qur’an, kata sambutan, ceramah agama,
membaca do’a dan menyantap hidangan. sedangkan nilai-nilai pendidikan akhlak
yang terkandung di dalam adat Jamau Kutai yaitu pendidikan akhlak meliputi
tumbuhnya budaya saling membantu, kerja sama, setia kawan. Simpulan dari hasil
penelitian ini adalah bahwa di dalam adat Jamau Kutai sudah mengandung nilai
agama yang sangat kuat sedangkan nilai-nila pendidikan akhlak yang terkandung
di dalam adat Jamau Kutai yaitu untuk menumbuhkan budaya saling membantu,
kerja sama dan setia kawan.

Kata Kunci: Adat, Jamau Kutai, Pedidikan Akhlak

ABSTRACT
This study aims to determine the traditions of the Jamau Kutai and the values of
moral education contained in the traditions of Jamau Kutai. This research is field
research with a qualitative approach. Data collection techniques used in this study
include observation, interviews, and documentation. The results of this study
indicate that the custom of Jamau Kutai is a customary event that contains such as
reading the Qur'an, speeches, religious lectures, reading prayers, and eating
dishes. while the values of moral education contained in the traditional Jamau
Kutai, namely moral education include the growth of a culture of mutual help,
cooperation, loyalty to friends. The conclusion from the results of this study is that
the Jamau Kutai tradition already contains very strong religious values while the
values of moral education contained in the Jamau Kutai custom are to foster a
culture of mutual help, cooperation, and loyalty to friends.

Keywords: Adat, Jamau Kutai, Moral Education

81
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(2): 81-88

PENDAHULUAN mana yang buruk, selalu merubah


Indonesia merupakan negara perilaku ke arah yang lebih baik dan
multikultural karena Indonesia terdiri pandai memahami situasi dan kondisi
dari berbagai suku bangsa, memiliki dalam memutuskan sesuatu.
kebudayaan yang beragam dan berbeda “pendidikan sebagai usaha untuk
antara suku yang satu dengan suku yang membimbing keterampilan jasmaniah
lain. (Jentoro, Ngadri Yusro, Eka dan rohaniah berdasarkan hukum
Yanuarti, Asri Karolina 2020) tertentu menuju terbentuknya
“Kebudayaan adalah kompleks yang kepribadian utama, menurut ukuran
mencakup pengetahuan, kepercayaan, yang disepakati secara normative”.
kesenian, moral, hukum, adat istiadat Proses pencapaian tujuan pendidikan
dan kemampuan serta kebiasaan yang tidak hanya diperoleh di pendidikan
didapat oleh manusia sebagai anggota formal saja, namun terdapat juga di
masyarakat. (Lisnawati 2018) dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan merupakan usaha Salah satunya yaitu suku bangsa
sadar yang dilakukan dengan sengaja Rejang yang dikenal dalam tata budaya
dan terencana untuk mengembangkan nusantara, karena memiliki budaya
potensi yang dimiliki manusia agar agar yang tinggi dan beraneka ragam serta
dapat dipergunakan di masa yang akan telah dikenal kalangan masyarakat
datang. (Yanuarti 2016) luas, maka kita masyarakat Rejang
Untuk mengembangkan potensi dituntut untuk melestarikan adat
yang dimiliki manusia maka perlu istiadat Rejang tersebut sebagaimana
adanya pengajaran, bimbingan dan dalam kehidupan sehari-hari.
pengarahan dengan baik untuk Mempedomani tata cara pendahulu
membentuk kepribadian yang mulia suku Rejang, berpedoman pada tulisan
dalam kehidupan bermasyarakat. yang berkenan pada hukum adat dan
Karena dalam Islam telah mengajarkan norma kehidupan serta tata cara
untuk menciptakan masyarakat baik kehidupan bermasyarakat. (Kadirman
harus dimulai dari manusia yang 2007)
memiliki Akhlakul Karimah. Bangsa Rejang ialah suatau
Islam adalah pandangan hidup bangsa yang mendiami onderafdeeling
yang Islami yang berlandaskan Al- tebing tinggi, rawas dan sebagian
Qur’an dan As-Sunnah. Sumber dalam onderafdeeling Musi Ulu, dan Rejang
pendidikan di Ibaratkan sebagai sebuah lebih kurang 150 000 jiwa. Sebagai
bangunan dan yang menjadi kenyataan dari tambo-tambo bahasa
pondasinya yaitu Al-Qur’an dan As- Rejang, Tjeritera-Tjiretera ahli adat
Sunnah. (Ridwan 2018) Menurut Rejang bahwa Lebong la tanah asli
Ahmadi tujuan dari pendidikan Islam bangsa Rejang.
yaitu untuk mendidik hidup manusia Dr. Van Rooien menulis di
dan menjadi makhluk Allah yang dalam raportnja (rapornya) tentang
melakukan suatu aktivitas hanya untuk adat federasi di dalam residentie’s
beribadah kepada-Nya. Bengkoelen dan Palembang, pasal
Berdasarkan tujuan pendidikan di bangsa Rejang Katja (kaca) 17 begini
atas pendidikan seyogyanya harus bunyinya:
dapat mendorong manusia pembelajar, Aloorsprongkelijke kern van
artinya manusia yang bersungguh- dit gebeel moeten de bewcners wan het
sungguh mencari ilmu pengetahuan, tegenwoordige Lebonggebied en het
dapat mengerti mana yang baik dan aanggerenzende deel van

82
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(2): 81-88

onderafdeeling redjang woorden Biku Bembo (jurukalang), Tuan Biku


boschouwd enz. (Sebagai kelompok Bedjenggo (Selupuh)
Rejang paling murni di mana Marga Akhlak yang benar menurut
masih dihuni secara eksklusif oleh Islam adalah akhlak yang dilandasi
penderitaan seorang “Bang” kata dengan ilmu yang benar. Dalam islam,
Rejang Lebong diadopsi dari Marga, ketiga ajaran pokok yaitu iman, Islam
dll) dan ikhsan (akhlak), merupakan satu
Bangsa Rejang ini mempunyai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
huruf sendiri, oleh ahli terpelajar yang tujuan intinya adalah menjadikan
disebut tulisan “Renjjong” Rejang yang manusia muslim sebagai sumber
mana menjadi pokok ka, ga, nga dan kebajikan dalam masyarakat.
hampir bersamaan dengan huruf Batak, Kesamaan akar kata di atas
Lampung, Kerinci, dan Serawai. mengisyaratkan bahwa akhlak
Adapun bahasan yang berlainan tercakup pengertian terciptanya
di beberapa tempat, seperti Rejang keterpaduan antara kehendak khaliq
Rawas dan Empat Lawang, hal ini (Tuhan) dengan perilaku makhluk
disebabkan oleh pertempuran mereka (manusia). atau dengan kata lain, kata
itu dengan bahasa asing pada zaman perilaku seseorang terhadap orang lain
kolonial dahulu kala. Bangsa Rejang dan lingkungannya baru mengandung
sejak dari dahulu kala, telah terbagi atas nilai akhlak yang hakiki mana kala
empat petulai atau Djurai, Rejang satau tindakan atau perilaku tersebut
persatau dinamai “Bang-Mego atau didasarkan atas kehendak khaliq
Marga. (Tuhan). Dari pengertian etimologis
Menurut keterangan Dr. G.A. seperti ini, akhlak bukan saja
Wilken di dalam kolonial Tydschrieft merupakan tata aturan atau norma
Agustus 1917 No. 8, bahwa asal kata perilaku yang mengatur hubungan atau
“Marga” dari bahasa sansekerta sesama manusia, tetapi juga norma
“varga” Rejang boleh diartikan dengan yang mengatur hubungan antar
satau bangsa dan keluarga, dan juga manusia dengan Tuhan dan bahkan
dengan “perkumpulan atau dengan alam semesta sekalipun.
sekumpulan” Bagi seorang muslim, akhlak
Marga-marga Rejang pertama yang terbaik ialah seperti yang terdapat
sekali ialah Bang Mego (Marga) atau pada diri Nabi Muhammad SAW
tubei di Desa Pelabai (Lebong), Bang karena sifat-sifat dan perangai yang
Mego (Marga) Bermani (Bermani) terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat
Roekam (Lebong), Bang Mego (Marga) yang terpuji dan merupakan uswatun
Djekalang (Jurukalang) Soekkamagerai hasanah (contoh teladan) terbaik bagi
(Lebong), Bang Mego (Marga) seluruh kaum Muslimin.
Selopoeea (Selupuh) Batoe Lebar Akhlak Mahmudah adalah
Rejang). Akhlak-akhlak baik (Mahmudah)
Raja dari Marga itu bergelar meliputi: Ikhlas, Sabar, Syukur, Khauf
pasirah, asal kata pasirah itu ialah (takut kemurkaan Allah), Roja’
sankriet “Sjirah” Rejang artinya Kepala (mengharapkan keridhaan Allah),
kumpulan. Pasirah-pasirah Rejang Jujur, Adil, Amanah, Tawadhu’
pertama sekali dari 4 Marga itu yaitu (merendahkan diri sesama muslim),
Tuan Biku Sepandjang Djiwo (Tubei), Bersyukur dan Akhlak terpuji lainnya.
Tuan Biku Bermano (Bermani), Tuan Selain menjaga akhlak
Mahmudah, seorang muslim juga

83
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(2): 81-88

harus menghindari akhlak Mazmumah (jika membagi sama banyak, jika


yaitu (akhlak tercela) yang meliputi: menimbang sama berat, (jika menakar
tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatau sama rata), itulah cara adat Rejang.
dengan tujuan ingin menunjukkan (Robinson 2020)
kepada orang lain), dengki (hasad), Adat Jamau Kutai menurut Amir
takabbur (membesarkan diri), ujub Hamzah selaku masyarakat Desa
(kagum dengan diri sendiri), bakhil, Lemeu ialah untuk memberi tahu
buruk sangka, tamak, pemarah dan kepada masyarakat bahwa masyarakat
akhlak tercela lainnya. (Frassiska 2019) melaksanakan Jamau Kutai (Jamuan
Masyarakat Rejang yang ada di Kutai), akad nikah sudah selesai. Maka
Bengkulu menurut cerita orang-orang Jamau Kutai akan dilanjutkan
tua (Pak Salim dan masyarakat Topos) pejamuan Kutai adalah acara terbesar
adalah pertamanya ditemukan di siang, dalam melaksanakan perkawinan,
muara sungai ketahun. Pada masa itu karena Jamau Kutai ini dihadiri oleh
pemimpin masyarakat Rejang haji seluruh masyarakat. Dan dihadiri
Siang. Di mana sebelum haji Siang, Kepala Desa, pak imam, ketua adat.
lima tahap orang Rejang sudah ada. Dan hidanganya lebih lengkap Hal ini
Pada masa haji ini ada empat orang haji jelaskan oleh Amir Hamzah selaku
yaitu haji siang, tinggal di kerajaan masyarakat Lemeu.
mecer, kepala sungai ketahun, sedang Van Vollenhoven sebagaimana
kuning. haji bintang ada di banggi dikutip imam sudayat mengatakan
permani, manai menurut istilah bahwa hukum adat istiadat ialah
Rejangnya yang sekarang sekarang keseluruhan aturan tingkah laku positif
terletak di Kecamatan Danau Tes. Haji yang satau pihak mempunyai sanksi.
begalan mato tinggal di Rendah Dan biasanya adat-adat kebanyakan
Seklawi atau Seklawi Tanah Rendah. tidak di kitabkan, tidak dikofidasikan
Kerajaan haji malang bertempat tinggal dan bersifat paksaan mempunyai
di atas tebing, sekarang namanya sudah sanksi. (Sudiyat 1990)
menjadi Tabah Atas. Ada beberapa penelitian
Dalam keempat kepemimpinan terdahulu mengenai Pendidikan
mereka memiliki sebuah falsafah hidup Akhlak dan adat Jamau Kutai. Pertama
yang di terapkan yaitu pegong pakei penelitian yang dilakukan Oleh Adio
adat cao beak nyoa yang memiliki arti Robinson dengan judul penelitian
adat yang berpusat ibarat beneu. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang
Bertuntut ibarat jalai yang berarti jala terkandung dalam adat Basen Kutai di
ikan. Dikatakan ibarat beneu karena desa Lemeu kecamatan Uram Jaya
satau pohon tetapi memiliki daunnya Kabupaten Lebong. (Robinson 2020).
kait mengait walaupun sudah tersebar Kedua penelitian yang dilakukan oleh
walau menyebar dan menjalar yang Tia Istiqomah dengan judul penelitian
jauh . Makanan Adat Pada Acara Perkawinan
Dalam pegong pakei Di Desa Lubuk Kembang Kabupaten
mengajarkan manusia untuk memiliki Rejang Lebong Bengkulu. (Istiqomah,
hak yang sama. Jika kita sama memiliki 2016)
maka harus dibagikan dengan sama Berdasarkan latar belakang yang
rakat. Jika menimbang maka harus rata telah dipaparkan di atas sehingga
atau sama takarangannya. “amen jurnal ini diberi judul nilai-nilai
bagiak samo kedau, amen betimbang pendidikan akhlak yang terkandung
samo benek, amen betakea samo rato”. dalam adat Jamau Kutai di desa Lemeu

84
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(2): 81-88

Kecamatan Uram Jaya Kabupaten terus menerus dilakukan dengan cara


Lebong. tertentu dan diikuti oleh masyarakat
luar dalam waktu yang lama. Dengan
METODE PENELITIAN demikian unsur-unsur terciptanya adat
Penelitian ini merupakan ialah adanya tingkah laku seseorang.
penelitian lapangan (Field Research). Dilakukan terus menerus, adanya
Dalam penelitian ini, peneliti dimensi waktu dan diikuti dengan
menggunakan metode kualitatif. orang lain atau masyarakat.
Pendekatan yang digunakan yaitu Menurut Jalaludin adat berasal
pendekatan deskriptif. Dalam dari Bahasa Arab yaitu bentuk jamak
penelitian ini yang dijadikan subjek dari adah yang berarti cara atau
utama adalah masyarakat di Desa kebiasaan. Adat merupakan suatau ide
Lemeu Kecamatan Uram Jaya kebudayaan yang memiliki nilai
Kabupaten Lebong. Ada dua jenis data kebudayaan, norma, kebiasaan dan
dan sumber data dalam penelitian ini hukum yang lazim sudah dilakukan di
yaitu pertama Data primer yang suatau Daerah. Biasanya apabila adat
meliputi masyarakat, ketua Kutai, ini tidak dipatuhi maka akan dikenakan
pengurus Badan Musyawarah Adat sanksi baik secara tertulis maupun
(BMA), Kepala Desa dan perangkat secara langsung diberikan kepada
agama, kedua Data sekunder, data ini perilaku yang melanggarnya. (Wijaya
diperoleh dari fenomena yang terjadi di 2014)
masyarakat di Desa Lemeu Kecamatan Hukum adat Rejang memang
Uram Jaya Kabupaten Lebong, buku- menjadi perhatian sejak 1783 di dalam
buku yang berhubungan dengan buku History of Sumantra karya dari
penelitian. Teknik pengumpulan data Wiliam Marsden, beliau memiliki
dalam penelitian ini meliputi observasi, perhatian terhadap suku Rejang, Aceh,
wawancara, dan dokumentasi. Adapun Lampung, Minangkabau, dan Batak.
teknik analisis data yang digunakan Hukum adat pernah ditulis di wilayah
dalam penelitian ini yaitu meliputi Data hukum adat Rejang dan termasuk
Reduction (Reduksi Data), Data urutan keempat di Sumatera Selatan
Display (Penyajian Data), Conclusion dengan anak lingkungan hukum A.
Drawing/ vertification. saat ini suku Rejang telah menyebar di
Enggano, Lampung, Pasemah,
HASIL DAN PEMBAHASAN Pubutan, Rawas, Rabangan,
Adat Jamau Kutai Semeduyan dan di Sumatera Selatan.
Menurut Bahasa adat berasal dari Untuk Bangsa Rejang yang
Bahasa Arab yaitu adah yang memiliki berdomisili tersebar di enam
arti kebiasaan. Jadi Adat menurut kabupaten di Bengkulu yaitu di Rejang
Istilah dapat diartikan sebagai Lebong, Lebong, Kepahiang,
perbuatan yang dilakukan secara terus- Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan
menerus dan berulang-ulang sehingga Kota Madya Bengkulu. (Robinson
menjadi suatau kebiasaan yang 2020)
dilakukan oleh generasi selanjutnya. Adat Jamau Kutai adalah ketika
Di Indonesia tentang kehidupan acara akad nikah sudah selesai,
manusia menjadi hukum-hukum yang dilanjutkan dengan perjamuan Kutai,
mengikat yang disebut hukum adat. perjamuan Kutai merupakan
Adat atau kebiasaan dapat di artikan perjamuan terbesar dan terlengkap
sebagai tingkah laku seseorang yang dalam deretan perjamuan yang ada

85
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(2): 81-88

pada acara pelaksanaan perkawinan, menghidangkan, dan setelah


karena pada perjamuan Kutai ini dihidangkan maka jenang mengajak
dihadiri oleh semua lapisan masyarakat, Menaleu (makan nasi).
terutama telau sukau penimbea, yaitu Hidangan sudah di berikan
kepala Desa, ketua syara’ (imam). kepada Mendeak, mesti harus ada
Ketua adat dan Kutai natet, dan daging ayam dan sawo, ini merupakan
hidangannyapun lebih lengkap. adat kita Rejang, tiap-tiap
Tukang jenang mengatur mengumpulkan Kutai (masyarakat)
hidangan dengan membentuk empat wajib memasak sawo dan
sudut, setiap sudut dan pada jarak menyembelih ayam. Sesuai dengan
tertentu dihidangkan pula serawo lepiak Nomor: 430/678/Bag. 5 Tanggal
berkuah dan serawo berbunga. Setelah 17 April 2002 cakto 6 (num); “tip-tip
hidangan sudah lengkap dan sudah siap, ade uleak dik melunghuk Kutai
ketua kerja/ tukang mbigo perjamuan seluyen maneu cakto nomor 5 (lemo),
Kutai menyampaikan kata sambutan, mako sesuoi dengan ukum adat Jang
tata cara lengkapnya kurang lebih Lebong, wajib kemsok sawo munuak
sebagai berikut: monok”.(Kadirman 2007)

Tukang Mbigo Ceramah Agama


Tukang mbigo membuka acara Setelah acara makan perjamuan
perjamuan Kutai dengan mengucapkan, Kutai biasanya diteruskan dengan
“Assalamu’alaikum Warahmatullahi ceramah agama, sering pula disebut
Wabarahkatu, dan menyampaikan kata dengan “walimatus arrus”. Ceramah
sambutan, selanjutnya, Sirih adat pamit ini intinya memberi nasihat kepada
untuk Kepala Desa (Rajo). Tukang kedua pengantin yang akan hidup
mbigo menyuguhkan sirih adat dari berumah tangga dalam masyarakat.
ketua kerja kepada Kepala Desa (Rajo),
karena ketua kerja akan menyapa para Kata Sambutan
undangan, Sirih adat penyapa (iben Tuan rumah menyampaikan kata
pena’ok) tukang mbigo menyuguhkan sambutan dan menyampaikan ucapan
iben pena’ok (siriih penyapa) kepada terima kasih kepada semua pihak yang
ketua kerja untuk penyapa para tamu telah membantu dalam pengerjaan
yang hadir. uleak penyuseak itu. (Hasan 2015)
Bedering petai iben, ade adat
Membaca Ayat Suci Al-Qur'an mbin ukum, ade rian ca’o kerto ngen
Pembaca ayat suci Al-Qur'an titing. Adat lekok tentung biyoa, adat
biasanya sudah ditentukan sebelumnya. tebing tenmuak tanem, adat datea
Pembaca Doa penan idup. Adat rajo megong petai,
Pembacaan doa diserahkan pada adat anok Kutai megong kucai. Ade
Imam Desa. patet samo bekenek, ade jenjang samo
Mbuk Jamau (Makan Nasi) betuun. Bepaneu neak atei dalen
Biasanya Jamau sudah beteraeak nak lem sifet, mema’et nak
dihidangkan selesai acara Do’a, lem gais. Amen umeak ne sudo,
kemudian Jenang akan di bukak tutup kepe’et mbeak besa’ei. Bo jibeak
penambuh, mengajak Menaleu (makan murok, ade kandang jibeak mlakeak.
nasi), kalau belum dihidangkan, maka Saleak kunuak tekasen bangun, saleak
Tukang Mbigo Jamau Kutai cong udi bapapet. Ade sayang baru
mengizinkan terlebih dahulu untuk betimbang, ade kasiak baru bebales.

86
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(2): 81-88

Tando tenbang ade tot, tando tuan ade nilai-nilai dari kebudayaan tersebut
kes. Madeak de titik ite musik, sado de tercermin dalam kehidupan adat yang
lai ite mbaso, kumu de tuwai keme menjadi pedoman dalam kehidupan
mgo. Sepamo nyemen nagiak mei, masyarakat. (Hastati 2019)
sepamo aus nagiak biyoa. Ibarat Menurut Baddruzzaman ketua
bejamben nak atei pedang, ajin bepekat Badan Musyawarah Adat (BMA)
neak atei ke’is. Ite besupeak ngen Lebong beliau menyatakan bahwa
besemajai, lajau bejanjai ngen besetio. pendidikan akhlak yang terdapat di
(Hasan 2015) adat Jamuan Kutai yaitu, pertama
Adapun Jamau Kutai di Desa bahwa pendidikan akhlaknya setia
Lemeu yang dijelaskan oleh Kepala kawan, kenapa dibilang setia kawan
Desa Lemeu yaitu: “Acara yang berisi bagi masyarakat Rejang kalau ada
seperti membaca Al-Qur’an, kata orang mengundang sebab menurut
sambutan, ceramah agama, membaca orang sekarang itu adalah arisan jika
Do’a dan menyantap hidangan” kita datang pada acara orang begitu
Pernyataan ini juga senada juga orang datang diacara kita, jadi itu
dengan pendapat ketua Kutai di Desa adalah sifat gotong royong. Pendidikan
Lemeu beliau menyatakan bahwa: akhlak yang Kedua ungkapan atau
“Biasanya penentuan para petugas ucapan terima kasih kepada Kutai Desa
untuk membaca Al-Qur’an ditentukan Lemeu Kecamatan Uram Jaya
sebelum acara, kata sambutan dari Kabupaten Lebong yang telah
Kepala Desa dan tuan rumah, ceramah membimbing Anak Kutai yang nikah”
Agama dari ustadz yang diundang, Pendapat Lain juga dinyatakan
membaca do’a oleh pak Imam” oleh Kepala Desa beliau menyatakan
Jamau Kutai juga dijelaskan oleh bahwa: “Nilai pendidikan yang
salah satau perangkat Desa Bahwa: terdapat dalam adat Jamau Kutai yaitu
“Acara Jamau Kutai ini biasanya saling membantu serta ikut turut
diadakan untuk acara-acara seperti memelihara sehingga anak Kutai yang
pernikahan, khitanan” berhasil di pelaminan, jadi ucapan
terima kasih kepada Kutai di malam
Nilai-nilai Pendidikan Akhlak yang itu. Kemudian di samping ucapan
Terkandung Dalam Adat Jamau terima kasih ada juga ucapan
Kutai permohonan maaf jika ada perintah
Kebudayaan memiliki fungsi Kutai yang tidak dapat dipatuhi jika
yang sangat besar dalam kehidupan ada ucapan Kutai yang tidak dapat
manusia karena setiap manusia dalam diangkatkan, jadi karena dia ingin
masyarakat selalu menemukan nikah dia mohon maaf sebesar-
kebiasaan yang baik dan buruk bagi besarnya. Pendidikan akhlak yang
dirinya. Karena karakter manusia ketiga pada Jamuan Kutai tersebut
biasanya dibentuk oleh lingkungan, tugas Ketua Kutai mencatat di malam
lingkungan yang baik akan Jamuan Kutai bahwa dua pasangan
menghasilkan karakter manusia yang yang menikah, jadi secara rahasia
baik dan lingkungan yang buruk akan catatan itu disimpan oleh ketua Kutai
menghasilkan karakter manusia yang kalau sekiranya pengantin melahirkan
buruk pula. (Apriyanti 2018) tidak tepat pada waktu itu ketua Kutai
Adat istiadat yang dimiliki oleh wajib menegur kepada orang tuanya.
orang Rejang menjadi acuan dalam Jadi ini adalah inti pelajaran akhlak
kehidupan dan memiliki kandungan

87
2020. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora (KAGANGA) 3(2): 81-88

yang bisa dapat diambil dari Jamau Kembang Kabupaten Rejang


Kutai.” Lebong Bengkulu. E-Journal
Home Economic and Tourism,
SIMPULAN 13(3)
Dalam artikel ini dapat Jentoro, J., Yusro, N., Yanuarti, E.,
disimpulkan bahwa: pertama adat Karolina, A., & Deriwanto, D.
Jamau Kutai di Desa Uram jaya (2020). Peran Guru PAI dalam
Kabupaten Lebong yaitu acara yang Menanamkan Nilai-nilai Islam
berisi seperti membaca Al-Qur’an, kata Wasatiyah Siswa. JOEAI:
sambutan, ceramah agama, membaca Journal of Education and
do’a dan makan bersama dengan Instruction, 3(1), 46-58
hidangan yang sudah disiapkan. Kedua Kadirman, K. (2007). Hukum Adat
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang Ngen Riyan Ca’o Kutei jang
terkandung dalam adat Jamau Kutai di kabupaten Rejang Lebong.
Desa Uram jaya Kabupaten Lebong Rejang Lebong: Badan
yaitu Pendidikan akhlak meliputi Musyawarah Adat ( BMA)
tumbuhnya budaya saling membantu, Lisnawati, L. (2018). Tradisi Upacara
kerja sama, setia kawan. Adat Pareresan: Penelitian di
Desa Darmalarang Kecamatan
DAFTAR PUSTAKA Banjaran Kabupaten Majalengka
Apriyanti, A. (2018). “Nilai-Nilai (Doctoral dissertation, UIN
Pendidikan Islam yang Sunan Gunung Djati Bandung)
Terkandung dalam Upacara Ridwan, M. (2018). Konsep Tarbiyah,
Pernikahan Adat Jawa (Studi di Ta’lim Dan Ta’dib Dalam Al-
Desa Fajar Asri Kec. Sepuatih Qur’an. Nazhruna: Jurnal
Agung Kabupaten Lampung Pendidikan Islam, 1(1), 37-60
Tengah.” (Doctoral Dissertation Robinson, A., Susanto, K. R., & Din,
UIN Raden Intan Lampung) C. (2019). Nilai-Nilai Pendidikan
Frassiska, M. (2019). “Peningkatan Akhlak Yang Terkandung Dalam
Hasil Belajar Akidah Akhlak “Adat Basen Kutai” Di Desa
Materi Akhlak Tercela (Pesimis, Lemeu Kecamatan Uram
Bergantung, Serakah, Dan Putus Jayakabupaten Lebong (Doctoral
Asa) Melalui Model Cooperatif dissertation, IAIN CURUP)
Scripts Di Kelas V Mi Sudiyat, I. (1990). Asal-asal Hukum
Darrussa’adah Karang Tumpuk Adat. Yogyakarta: Liberty.
Panceng Gresik.” (Doctoral Wijaya, N., D. (2014). “Pengertian
Dissertation UIN Sunan Ampel Adat secara umum dan menurut
Surabaya) beberapa sumber.”
Hasan, Z. (2015). Anok Kutai Rejang https//id.scribd.com/document/34
Sejarah Adat Budaya Bahasa dan 1941509/pengertian-Adat-
Sastra. Lebong Secara-Umum-Dan-Menurut-
Hastati, N. (2019). “Nilai-Nilai Beberapa-Sumber, pada tanggal
Pendidikan Islam Dalam Adat 03 november 21:24.
Istiadat Masyarakat Rejang.” Yanuarti, E. (2016). Pendidikan Islam
Annizom 4(2) Dalam Perspektif Filsafat
Istiqomah, T., Baidar, B., & Fridayati, Idealisme. Belajea; Jurnal
L. (2016). Makanan Adat Pada Pendidikan Islam, 1(2).
Acara Perkawinan Di Desa Lubuk

88

Anda mungkin juga menyukai