Anda di halaman 1dari 18

1

Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018

BUDAYA MAPPACCI PADA ADAT PERNIKAHAN BUGIS DALAM PERSPEKTIF


PENDIDIKAN ISLAM DI KELURAHAN LALOLANG KECAMATAN TANETE
RILAU KABUPATEN BARRU

Mustafa Hamid

Abstack

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui nilai filosofis mappacci pada acara
perkawinan masyarakat Kecamatan Tanete Rilau dalam perspektif pendidikan Islam di
Kelurahan Lalolang Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Dengan permasalahan
penelitian, bagaimana nilai filosofis budaya mappacci pada adat pernikahan bugis di
Kelurahan Lalolang Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru, bagaimana pandangan Islam
terkait budaya mappacci . Untuk memudahkan pemecahan masalah tersebut di atas,
digunakan metode library research yaitu metode pengumpulan data yang digunakan dengan
jalan membaca buku-buku perpustakaan, karya ilmiah lainnya yang relevan dengan
pembahasan dan penelitian lapangan (Field Research) dengan menggunakan teknik yakni
wawancara (interview), dokumentasi, dan observasi. Data yang diperoleh diolah dengan
teknik metode kualitatif, Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif yaitu dengan reduksi data, penyajian data, triangulasi dan penarikan
kesimpulan. Filosofi budaya mappacci dalam pernikahan masyarakat di Kelurahan Lalolang
Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru adalah akar kata dari mappacci yang diambil dari
kata pacci yang kemudian dibugiskan menjadi mapaccing atau membersihkan serta
mensucikan. Sehingga makna yang termaktub dari mappacci adalah membersihkan calon
mempelai sebelum memasuki akad nikah. Suci atau mapaccing dalam artian membersihkan
dari segala perilaku kedua mempelai yang dilakukan sebelumnya.

Indonesia. Budaya yang masuk itu


PENDAHULUAN memperkaya dan mempengaruhi
perkembangan budaya lokal yang ada
A. Latar Belakang secara turun-temurun. Selain itu Indonesia
Kebudayaan merupakan persoalan terdiri atas berbagai suku bahasa dan
yang sangat komplek dan luas, misalnya beragam budaya yang dimilikinya.1
kebudayaan yang berkaitan dengan cara Dalam setiap masyarakat, baik
manusia hidup, adat istiadat dan tata yang kompleks maupun sederhana,
krama. Kebudayaan sebagai bagian dari memiliki kebudayaan yang berbeda satu
kehidupan, cenderung berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kebudayaan
suku dengan suku yang lainnya, khususnya merupakan hasil segala akal dan pikiran
di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang manusia yang terintegrasi ke dalam
heterogen juga adat istiadat dan perilaku-perilaku masyarakat yang
kebiasaannya yang berbeda dan masih biasanya diwariskan secara turun temurun.
dipertahankan sampai saat ini, khususnya Seiring dengan perkembangan zaman
adat perkawinan. sentuhan teknologi modern telah
Indonesia memiliki letak yang mempengaruhi dan menyentuh masyarakat
strategis dan tanah yang subur dengan Sulawesi Selatan, namun kebiasaan-
kekayaan alam yang melimpah ruah.
Keadaan geografis ini menyebabkan 1
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu
semua arus budaya asing bebas masuk ke Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Jakarta:
PN Balai Pustaka,1984), h. 29.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


2
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
kebiasaan yang merupakan tradisi dan namanya berbeda-beda menurut istilah
telah menjadi adat masih sukar untuk setempat.4
dihilangkan kebiasaan-kebiasaan tersebut Upacara adat mappacci merupakan sebuah
masih sering dilakukan meskipun dalam rangkaian perayaan pesta pernikahan
pelaksanaannya telah mengalami dikalangan masyarakat bugis yang masih
perubahan tetapi nilai-nilai maknanya kental dengan adat istiadatnya. Pada
masih tetap terpelihara.2 prosesi mappacci terkadang penggunaan
Prosesi kehidupan manusia secara simbol memiliki sarat makna yang butuh
kategoristik dapat dikelompokkan atas tiga pemahaman mendalam guna
prosesi, yaitu: kelahiran, perkawinan dan memahaminya. Mappacci yang
kematian. Ketiga prosesi dari kehidupan dimaksudkan membersihkan segala
tersebut, senantiasa menarik untuk sesuatu dan mensucikan diri dari hal yang
diperbincangkan dari berbagai aspek tidak baik yang melambangkan kesucian
tinjauan. Diantara ketiga prosesi hati calon pengantin menghadapi hari esok
kehidupan manusia tersebut, maka khususnya memasuki bahtera rumah
masalah perkawinanlah yang senantiasa tangga.
menuntut adanya perhatian khusus dalam Mappacci itu sendiri dilaksanakan
mengangkat dan mengkaji serta pada saat tudampenni/wenni (pada malam
menganalisisnya, karena perkawinan hari), mappacci merupakan adat upacara
merupakan monumen kehidupan yang yang sangat kental dengan nuansa batin.
harus dilaksanakan berdasarkan budaya, Dengan keyakinan bahwa segala sesuatu
agama dan peraturan perundang-undangan yang baik harus didasari oleh niat dan
yang berlaku. Disamping itu perkawinan upaya yang baik pula. Upacara adat
mempunyai aspek yang sangat penting mappacci melibatkan kerabat dan keluarga
dalam membangun kehidupan manusia untuk direstui kepada calon mempelai
dalam masyarakat.3 dengan demikian terukir kebahagiaan
Berbagai suku di Indonesia mendalam bagi calon mempelai dalam
menganggap bahwa perkawinan adalah menempuh kehidupan selanjutnya sebagai
salah satu tahapan penting dalam suami istri mendapatkan keberkahan dari
kehidupan manusia, oleh karena itu Allah swt.5
perkawinan merupakan hal yang sakral. . Adapun ayat al-Qur’an yang
Perkawinan bukan hanya urusan menjelaskan tentang pentingnya
“penyatuan” kedua pengantin saja, tetapi melestarikan budaya atau tradisi yang baik
juga “penyatuan” dari keluarga besar terdapat dalam firman Allah Swt QS al-
kedua mempelai. Oleh karena itu, dalam A’raf/07: 199
proses perkawinan keluarga kedua belah    
pihak selalu terlibat. Dalam proses    
perkawinan ada tiga tahapan yang harus Terjemahnya :
dilalui, yaitu sebelum perkawinan Jadilah Engkau Pema'af dan
dilaksanakan, saat pelaksanaan suruhlah orang mengerjakan yang
perkawinan, dan sesudah perkawinan. ma'ruf (tradisi yang baik), serta
Proses ini dalam berbagai suku di jangan pedulikan orang-orang yang
Indonesia ada persamaannya tetapi bodoh.6
4
Aep S.Hamidin, Buku Pintar Adat
2
Mattulada, Latoa Suatu Lukisan Perkawinan Nusantara (Yogyakarta: Diva
Analitis terhadap Antropologi Politik Orang Press, 2012) h.96
Bugis (Jakarta: Universitas Indonesia, 1975), 5
Abd Rahman, “Adat Perkawinan
h. 65. Bugis”, dalam http//
3
Hilman Hadikusuma, Hukum www.scribd.com/doc/49374883/, 15
Perkawinan Adat (Cet. II; Bandung: Alumni, November 2018
1983), h.221. 6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


3
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
Dalam ayat di atas Allah ruang lingkup suku bugis, sebab dalam
memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi budaya Mappacci sangat banyak nilai
wasallam agar menyuruh umatnya filosofi yang sarat makna di dalamnya.
mengerjakan yang ma’ruf. Maksud dari Maka dari itu, masyarakat masih
‘urf dalam ayat di atas adalah tradisi yang mempertahankan budaya Mappacci
baik, dapat ditarik kesimpulan bahwa sampai sekarang.
tradisi dan budaya termasuk bagian dari Adapun ketertarikan penulis
syari’ah (aturan agama), yang harus melakukan penelitian, bahwasanya seperti
dijadikan pertimbangan dalam setiap yang kita ketahui, apapun budaya yang
tindakan dan ucapan. telah menjadi warisan nenek moyang
Selain surah Al-a’raf di atas, terdapat sudah selayaknya kita pertahankan dan
pula salah satu surah yang membahas lestarikan selama tidak bertentangan dalam
mengenai mappacci / mappaccing atau syariat Islam. khususnya budaya Mappacci
nilai kesucian dan kebersihan yang menurut penulis, budaya warisan nenek
terdapat dalam firman Allah Swt QS Al- moyang yang satu ini merupakan salah
baqarah/02: 222 satu hal yang sangat menarik untuk dikaji
 lebih lanjut, pun akan aneh ketika kita
    sebagai masyarakat suku bugis asli tidak
 
Terjemahnya : tahu menahu mengenai budaya Mappacci
Sesungguhnya Allah menyukai ini. Maka penulis tertarik untuk
orang-orang yang bertaubat dan menuangkannya dalam bentuk skripsi.
menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. B. RUMUSAN MASALAH

Kebersihan kesucian dan keindahan Melihat dari latar belakang masalah di atas
merupakan sesuatu yang disukai oleh timbul permasalahan dengan judul sebagai
Allah swt. Jika kita melakukan sesuatu berikut: Bagaimana Budaya Mappacci
yang disukai Allah swt tentu mendapatkan pada Adat Pernikahan Bugis dalam
nilai dihadapannya, yakni berpahala. Perspektif Pendidikan Islam di Kelurahan
Untuk mewujudkan kebersihan dan Lalolang Kecamatan Tanete Rilau
keindahan dapat dimulai pada diri sendiri. Kabupaten Barru
Seperti halnya dengan kata mappacci Pokok masalah tersebut dapat
adalah simbol pernyataan dalam berbudaya dijabarkan dalam beberapa sub masalah:
bahwa mengarungi kehidupan baru 1. Bagaimana nilai filosofis budaya
diperlukan kesucian bukan hanya lahiriah mappacci pada adat pernikahan bugis
tapi juga batiniah. Bila kita dapat di Kelurahan Lalolang Kecamatan
mewujudkan kebersihan dan keindahan, Tanete Rilau Kabupaten Barru ?
maka kehidupan kita pasti terasa lebih 2. Bagaimana pandangan Islam terkait
nyaman. budaya mappacci di Kelurahan
Berdasarkan observasi awal calon Lalolang Kecamatan Tanete Rilau
peneliti di Kelurahan Lalolang Kecamatan Kabupaten Barru ?
Tanete RilauKabupaten Barru bahwa pada
umumnya dalam setiap pernikahan pada C. METODE PENELITIAN
suku bugis memang sudah turun temurun
budaya Mappacci dilaksanakan, di era 1. Jenis dan Pendekatan penelitian
modernisasi pada zaman sekarang budaya Jenis penelitian ini adalah Penelitian
Mappacci masih eksis berkiprah pada kualitatif dengan menggunakan analisis
deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan
Tajwid dan Terjemahnya (Edisi Baru: untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai
Bandung; Sygma Examedia Arkanleema, kondisi, situasi, atau gejala yang timbul di
2006), h. 176.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


4
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
masyarakat yang menjadi objek penelitian yang diteliti untuk mendapatkan
berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian informasi.
kualitatif dapat dikonstruksikan sebagai 3) Lokasi Penelitian
suatu strategi penelitian yang biasanya Adapun lokasi penelitian yang
menekankan kata-kata daripada berkaitan dengan masalah yang diteliti
kuantifikasi dalam pengumpulan dan oleh penulis adalah di Kelurahan
analisis data, menekankan pendekatan Lalolang Kecamatan Tanete Rilau
induktif untuk hubungan antara teori dan Kabupaten Barru.
penelitian, yang tekanannya pada 4) Data dan sumber data
penempatan penciptaan teori (generation Data adalah segala keterangan
of theory). Oleh karena itu, penelitian (informasi) mengenai segala hal yang
kualitatif didefinisikan sebagai suatu berkaitan dengan tujuan penelitian.
proses penyelidikan untuk memahami Dengan demikian, tidak semua
masalah sosial berdasarkan pada informasi atau keterangan merupakan
penciptaan gambaran holistik lengkap data. Data hanyalah sebagian saja dari
yang dibentuk dengan kata-kata, informasi yakni yang berkaitan
melaporkan pandangan informan secara dengan penelitian.10 Jadi data ialah
terperinci, dan disusun dalam sebuah latar informasi tentang suatu hal yang
alamiah.7Adapun pendekatan yang berkaitan dengan penelitian, yang
digunakan penulis dalam penelitian ini ditemukan oleh penulis dari
adalah: responden.
Adapun data yang digunakan
1) Pendekatan teologis normatif dalam penelitian ini adalah:
Pendekatan teologis normatif a. Data sekunder adalah jenis data
adalah pendekatan yang menekankan yang diperoleh dan digali
pada arah yang bersumber dari Al- melalui hasil pengolahan pihak
Qur’an dan hadits.8 Kaitannya dengan kedua dari hasil penelitian
penelitian ini dengan pernikahan lapangannya,berupa data
11
tentunya tidak terlepas dari landasan kualitatif. Adapun data
ajaran Islam dan terdapat dalam Al- sekunder yang penulis maksud
Qur’an dan hadits. ialah kajian pustaka dan
2) Pendekatan sosiologis dokumentasi.
Pendekatan sosiologis adalah Data primer adalah jenis data yang
ilmu yang mempelajari hidup bersama diperoleh dan digali dari sumber
dalam masyarakat, dan menyelidiki utama (sumber asli) berupa data
ikatan-ikatan antara manusia yang kualitatif.12 Adapun data primer
menguasai hidupnya itu.9 Pendekatan yang menjadi sasaran penelitian
sosiologis yang dilakukan peneliti penulis yaitu budayawan dan
yaitu bersosialisasi dengan informan masyarakat setempat.
5) Instrumen penelitian
7
Ulber Silalahi, Metode Penelitian
Sosial, (Cet. II; Bandung: PT Refika Aditama, Tatang M. Amirin, Menyusun
10

2010), h. 77. Rencana Penelitian(Cet. III; Jakarta: PT Raja


8
Horiyah, Memahami Metodologi Grafindo Persada, 1995), h. 65.
Studi Islam (Suatu Konsep tentang Seluk 11
Muhammad Teguh, Metodologi
Beluk Pemahaman Ajaran Islam, Studi Islam Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Cet.
Isu-Isu Kontemporer dalam Studi Islam) (Cet. III; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.
I; Yogyakarta: Teras, 2013), h. 87. 121.
9
Abuddin Nata, Metodologi Studi Muhammad Teguh, Metodologi
12

Islam (Cet. VII; Raja Grafindo Persada, 2003), Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi , h.
h. 38. 122.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


5
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
Instrumen penelitian adalah alat agenda, dan sebagainya.15
atau fasilitas yang digunakan oleh Dokumentasi yang dimaksud ialah
peneliti dalam mengumpulkan data agar penulis mencari informasi
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya mengenai responden melalui
lebih baik, dalam arti lebih cermat, catatan, buku, transkrip, agenda
lengkap dan sistematis sehingga lebih dan lain sebagainya.
mudah untuk diolah.13 Berdasarkan 6) Teknik analisis data
prosedur penelitian yang penulis gunakan Pada jenis penelitian kualitatif ini,
dalam penelitian ini, maka instrumen pengolahan data tidak harus
penelitiannya berupa: pedoman wawancara dilakukan setelah data terkumpul
(interview), panduan observasi atau pengolahan data selesai.dalam
(pengamatan), dan pedoman dokumentasi. hal ini, data sementara yang
Instrumen yang dimaksud dalam terkumpul, data yang sudah ada
penelitian ini adalah sebuah alat bantu dapat diolah dan dilakukan analisis
yang digunakan dalam penelitian untuk data secara bersamaan. Analisis
mengukur dan mendapatkan data yang data pada penelitian ini terdiri atas:
diteliti antara lain: a. Reduksi data
a. Format Wawancara Reduksi data berarti
Pada metode wawancara, peneliti merangkum, memilih hal-hal yang
atau petugas peneliti, melakukan pokok, memfokuskan pada hal-hal
“kontak langsung” dengan yang penting, dicari tema dan
subjek/responden penelitian. polanya, dan membuang yang tidak
Pertanyaan-pertanyaan kepada penting. Dengan demikian, data
responden diajukan secara lisan, yang telah direduksi akan
dan jawaban responden memberikan gambaran yang lebih
dikemukakan secara lisan pula. jelas, dan mempermudah peneliti
Dalam hubungan ini, untuk untuk melakukan pengumpulan
terarahnya wawancara sesuai data selanjutnya dan mencarinya
dengan data yang diperlukan, maka bila diperlukan.16
perlu disusun suatu pedoman; b. Penyajian data
disebut “Pedoman Wawancara”, Setelah data direduksi maka
atau “Panduan Wawancara”. Pada langkah selanjutnya adalah
pedoman atau panduan tersebut, penyajian data. Dalam penelitian
berisi sejumlah pertanyaan yang kualitatif, penyajian data dapat
hendak ditanyakan kepada dilakukan dalam bentuk uraian
responden. Seperti halnya pada singkat, bagan, hubungan antar
angket, bentuk pertanyaannya bisa kategori, flowchart, dan sejenisnya.
tertutup (berstruktur), dan bisa juga Miles dan Huberman menyatakan
terbuka atau tak berstruktur.14 bahwa teks yang bersifat naratif
b. Dokumentasi yaitu mencari data paling sering digunakan dalam
mengenai hal-hal atau variabel menyajikan data dalam penelitian
yang berupa catatan, transkrip, kualitatif . Dengan penyajian data,
buku, surat kabar, majalah, maka akan memudahkan untuk
prasasti, notulen rapat, lengger, memahami apa yang terjadi,
13
Suharsimi Arikunto, Instrumen 15
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian (Cet.VI; Jakarta: Rineka Cipta, Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet.
2001), h. 136. XIV; Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 274.
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian
14 16
Sugiyono, Metode Penelitian
Sosial (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, Pendidikan (Cet. XXI; Bandung:
2005) h. 133 Alfabeta,2015), h. 338.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


6
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
merencanakan kerja selanjutnya mempengaruhi daerah sekelilingnya.
berdasarkan apa yang telah Salah satu sebabnya karena orang
dipahami.17 Bugis dahulu mempunyai keangkuhan
c. Menarik kesimpulan budaya yang tinggi dan dapat
Jadi menarik kesimpulan mempengaruhi masyarakat bahasa
merupakan langkah ketiga dalam yang didatanginya. Disamping itu,
menganalisis data kualitatif akan suku Bugis merupakan salah satu suku
tetapi penarikan kesimpulan pada yang diwarnai dengan beraneka ragam
tahap awal harus merupakan corak budaya. Salah satunya yakni
kesimpulan yang kredibel dengan budaya mappacci.
didukung oleh bukti-bukti yang Hakikat dari mappacci yakni
valid dan konsisten. sebuah do’a, pembubuhan pacci pada
telapak tangan mempelai calon
PEMBAHASAN pengantin sebenarnya tidak sekedar
mengolesi atau sekedar mengotori
A. Nilai filosofis budaya mappacci pada telapak tangan mempelai. Namun, ada
adat pernikahan Bugis di Kelurahan makna dibalik itu semua. Biasanya
Lalolang Kecamatan Tanete Rilau ada orang yang mengolesi pacci di
Kabupaten Barru bagian empuk telapak tangan calon
Budaya mappacci bukan pengantin dengan niat agar kehidupan
merupakan suatu kewajiban agama dalam rumah tangga calon mempelai ke
Islam. Tapi mayoritas ulama di daerah depannya dapat subur atau sejahtera.
bugis menganggapnya sebagai sennu- Biasanya juga ada yang mengolesi di
sennungeng ri decengnge (kecintaan akan bagian telunjuk telapak tangan calon
kebaikan) pemuka agama Islam berusaha mempelai dengan niat agar kelak
untuk mencari legalitas atau dalil dapat menjadi pemimpin yang
mappacci dalam kitab suci untuk mengayomi, melindungi dan
memperkuat atau mengokohkan budaya menunjuki kepada perkara-perkara
ini, yang terkandung sebuah makna dan yang baik untuk keluarganya. Daun
simbol dalam menafsirkan dan memaknai pacci itu sendiri dalam sastra bugis
budaya mappacci beserta alat-alat yang dikenal dengan motto atau simbol
sering digunakan dalam prosesi mappacci sastra bugis yakni duami uwala sappo
tersebut. (ada dua yang menjadi pelindung),
Menurut salah satu tokoh pensiunan colli’na panasae (kejujuran) belo
Pendidik penilik kebudayaan mengatakan : kanukue (penghias kuku). Niat baik
Mappacci merupakan salah satu setiap orang tua untuk anaknya
ciri khas suku Bugis serta, disimbolkan dalam sebuah praktek
dilaksanakan dan dilestarikan oleh perilaku atau kebiasaan.
masyarakat suku Bugis. Kelompok Misalnya, ketika orang tua ingin
bahasa Bugis itu sendiri lebih dikenal menikahkan anaknya terlebih dahulu
ugi’ mempunyai banyak dialek bahasa melakukan tradisi cemme majang
dan sub dialek regional. Ada pendapat yakni sebuah ritual mandi yang airnya
bahwa Bugis yang tertua adalah dilumuri dengan buah pinang dengan
daerah Luwu dengan alasan disanalah harapan seluruh kotoran yang ada di
timbul pertama kali kepustakaan luar dan di dalam diri calon mempelai
LagaLigo yang sangat terkenal itu. diniatkan larut dan bersih bersama
Bahasa Bugis memang sangat buah pinang tadi. Selanjutnya, orang-
orang yang dipercayakan untuk
membubuhi pacci pada telapak tangan
Sugiyono, Metode Penelitian
17
calon pengantin tidak sembarang
Pendidikan,h. 341.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


7
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
orang, hanya orang-orang tertentu. menggunakan dayung kejujuran untuk
Misalnya, seorang pengusaha yang mencapai pelabuhan keluarga yang
sukses dalam perdagangan, sukses sakinah, mawaddah dan warahmah.
dalam pertanian, keturunannya saleh 2. Pacci yang berwarna merah itulah
dan salehah. Setelah bersimpuh yang diletakkan pada kedua telapak
diniatkan kiranya dapat memindahkan tangan calon pengantin yang
nasib baiknya dan dapat mengikuti berpakaian adat. Orang dahulu kita
jejak-jejak beliau, mendoakan agar mengatakan pacciroang muita maulu
calon suami/istri kelak dapat temmaletto, tenna pabbelleang, yang
mengajarkan bahtera hidup, artinya mencontohlah pada pohon
melahirkan keturunan yang pacar. Lemah lunglai tangkainya
bermanfaat bagi dunia dan akhirat, walau dihempas angin takkan patah
itulah keseluruhan hakikat dan nilai jua. Ini memberikn makna tentang
filosofi dari mappacci.18 kejujuran.
3. Dalam pelaksanaan mappacci
Menurut salah satu tokoh Penilik sedikitnya menggunakan 6 (enam)
Pendidikan Luar Sekolah (PLS) di macam alat perlengkapan yang terdiri
Kecamatan Tanete Rilau mengatakan : dari bantal, sarung, daun pisang, daun
Mappacci merupakan suatu bahasa nangka, daun pacci dan suluh atau
daerah Bugis yang artinya lilin.
membersihkan diri yaitu perlakuan 4. Bantal, yang mana bantal merupakan
yang dikenakan bagi calon pengantin simbol sipakatau (saling menghargai)
sebagai pertanda bahwa mereka sudah karena fungsinya sebagai pengalas
bersih jiwa dan raga menghadapi masa kepala saat tidur dan dapat juga
depannya untuk berkeluarga. Dalam disimbolkan sebagai harkat atau
tradisi mappacci terkandung suatu kehormatan yang harus dijaga dan
filosofi dengan harapan agar calon dihormati, dalam bahasa bugis sering
pengantin memiliki kebersihan batin, disebut dengan istilah ipakalebbiri.
jiwa yang suci dan bebas dari sifat- 5. Sarung, yang mana sarung merupakan
sifat negatif sehingga menjadikan simbol mabbulo sipeppa (persatuan),
jiwanya rendah hati, sabar, penuh Karena sarung merupakan kumpulan
semangat dan ketabahan. lembaran benang yang telah disatukan
kemudian diolah dan ditenun. Yang
Adapun nilai filosofi dari bahan dan berfungsi sebagai pakaian penutup
alat yang dipakai dalam mappacci, sebagai aurat yang disimbolkan dengan harga
berikut : diri dan moral. Sarung juga
1. Mappacci dilakukan dengan melambangkan ketekunan calon
menggunakan daun pacar yang mempelai wanita, yang mana kita
ditumbuk halus sehingga ketahui bahwa sarung sutra dibuat
mengeluarkan cairan yang berwarna dengan cara menenun yang biasa
merah, warna merah artinya warna dikerjakan oleh para wanita.
darah yang bermakna memiliki 6. Daun pisang, pisang adalah simbol
semangat yang tinggi dalam serba guna karena seluruh bagian dari
mengarungi samudera kehidupan di pohon pisang dapat dimanfaatkn oleh
atas perahu rumah tangga dengan manusia khususnya buahnya. Yang
mana daun pisang juga melambangkan
18
H. Abd. Rahim., BA Selaku Tokoh kehidupan yang sambung
Pendidik Kebudayaan Kecamatan Tanete menyambung karena daun yang tua
Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, belum kering, muncul daun yang
wawancara oleh penulis di Kecamatan Tanete muda untuk menggantikan dan
Rilau, 20 Maret 2018

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


8
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
melanjutkan hidupnya yang disebut senantiasa bersemangat dan
dalam bahasa bugis maccolo kebahagiaan akan tercapai.19
maddaung karena sekali kita
menanam pisang akan tumbuh dan Berdasarkan wawancara di atas,
berkembang, patah tumbuh hilang dapat dipahami bahwa budaya mappacci
berganti. Sama halnya dengan tidak hanya sekedar seremonial dalam
manusia, hidup berkembang dari pernikahan suku bugis. Akan tetapi,
generasi ke generasi lain melalui banyak nilai filosofi yang terkandung di
perkawinan. dalamnya. Serta, nilai yang paling
7. Daun nangka, nangka adalah simbol dominan dari mappacci yakni kebersihan
cita-cita dalam bahasa bugis batin. Seperti yang telah diketahui bersama
‘‘panasa” yang mengandung makna bahwa Agama Islam sangat menekankan
mamminasa yang memiliki arti tekad kebersihan lahir dan batin, di samping
dan cita-cita. Setiap pasangan suami sebagai salah satu sendi ajaran Islam, juga
istri ingin menjadikan rumah menjadi syarat sahnya ibadah. Kebersihan
tangganya senantiasa dalam keadaan batin di sini bertujuan agar calon mempelai
tenteram dan bahagia dalam lindungan sekiranya dapat bersih batinnya dari
Allah. Didampingi oleh istri dan anak perbuatan negatif seperti sifat sombong,
yang saleh dan sakinah sebagaimana hasad, kufur serta perbuatan negatif
hadis Nabi Muhammad saw. Baiti lainnya sebelum memasuki mahligai
jannati yang artinya rumahku adalah rumah tangga.
surgaku. Sejarah telah menginformasikan
8. Daun pacci atau daun pacar adalah bahwa perkawinan masa dahulu, pada
simbol kebersihan atau kesucian umumnya calon pengantin tidak saling
karena daun itu digunakan sebagai mengenal, bahkan saling melihat pun
pemerah kuku. Sebuah pantun bugis tidak, maka pada malam mappacci
berbunyi ‘‘duami uwala sappo, pengantin laki-laki berpakaian lengkap
belona kanukue, ungana panasae” diantar ke rumah pengantin perempuan
dalam terjemahan bebas, yakni hanya untuk melihat dari jauh calon istrinya.
dua kujadikan perisaiku, yaitu pacci Acara seperti ini disebut mattudduk
yang artinya kesucian dan lempu’ majjajareng, sementara pengantin
yang artinya kejujuran. Untuk itu perempuan dengan pakaian adat di atas
dalam menempuh berbagai dimensi pelaminan. Lalu diadakan upacara
kehidupan maka ada empat hal yang mappanre dewata dengan suguhan berupa
perlu dipegang teguh oleh setiap sokko empat atau tujuh macam dengan
muslim, yakni iman, syariah, aqidah lauk pauk yang disimpan dalam pajek
dan akhlak dalam memantapkan (tempat ikan yang dianyam).
hubungan manusia dengan Allah dan Pada malam mappacci, diusahakan
hubungan manusia dengan sesame agar calon pengantin dan orang-orang yang
manusia. masih tinggal supaya tidak mengantuk,
9. Lilin, lilin adalah simbol penerangan olehnya itu dilakukan berbagai macam
dan pengabdian. Biasanya digunakan acara, seperti membaca sure selleang,
sewaktu gelap, sebagai penerang dan mabbettuang barazanji (membaca
sebagai simbol pengabdian terhadap barzanji dan artinya) yang diperankan oleh
keluarga, masyarakat, agama, bangsa ibu-ibu, permainan seperti domino agar
dan Negara. Lempu’ na ada tongeng
sanreseng nawa-nawa tenna Dr. H. Kamaruddin Hasan, M.Pd,
19

pabbelleang, kejujuran dan kebenaran Selaku Tokoh Pensiunan Penilik Kebudayaan


bila dijadikan sandaran hidup Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru,
Sulawesi Selatan, wawancara oleh penulis di
Kecamatan Tanete Rilau, 06 Nopember 2018.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


9
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
tidak tidur sampai pagi. Setelah peralatan Mappacci merupakan salah satu
mappacci disiapkan, calon pengantin budaya, yang merupakan bagian dari
didudukkan dipelaminan. Jika calon adat dan tradisi. Mappacci merupakan
pengantin dari golongan bangsawan suatu kegiatan yang bertujuan tentang
dipakaikan lellu yang dipegang oleh 4 ungkapan kesucian lahir dan batin
orang remaja yang berpakaian adat. Jika oleh calon mempelai dan keluarga.
calon pengantinnya laki-laki, lellu Prosesi pelaksanaan mappacci
dipegang oleh 4 orang remaja laki-laki biasanya baru dilaksanakan setelah
yang memakai sarung putih dan songkok para undangan lengkap dimana sanak
putih di depan pengantin, diletakkan keluarga yang telah dimandatkan
sebuah bantal sebagai alas.20 untuk meletakkan pacci telah tiba.
Menurut salah satu orang tua di Acara mappacci ini diakhiri dengan
Kecamatan Tanete Rilau mengatakan : peletakan pacci oleh kedua orang tua
Di daerah saya dizaman dahulu, dan ditutup dengan doa. Setelah itu
belum diberlakukan tradisi mappacci. para tamu dipersilahkan menikmati
Zaman sekarang lah baru banyak yang hidangan lise’ bosara yang berupa
melaksanakannya pada kalangan suku kue-kue tradisional yang umumnya
bugis. Bahkan sebagian besar penuh dengan simbol-simbol.
masyarakat bugis, menganggap tradisi Misalnya onde-onde malunra’ (enak
mappacci sebagai salah satu dan manis). Hingga saat ini belum
kewajiban yang harus dipenuhi. diketahui secara pasti sejarah awal
Namun, menurut saya tidak ada kapan kegiatan mappacci ditetapkan
kewajiban melaksanakan atau tidak sebagai kewajiban adat bagi suku
melaksanakan tradisi mappacci itu bugis sebelum pesta perkawinan.
sendiri karena mappacci sekadar Namun menurut beberapa kelompok
harmonisasi sebelum melaksanakan masyarakat di Daerah Tonra, Mare
akad pernikahan. Tergantung dan sekitarnya, prosesi mappacci telah
pemahaman dan kesanggupan masing- kita warisi secara turun temurun dari
masing individu dalam nenek moyang kita, bahkan sebelum
melaksanakannya.21 kedatangan agama Islam dan Kristen.
Oleh karena itu, kegiatan ini sudah
Berdasarkan wawancara di atas, menjadi budaya yang mendarah
dapat dipahami bahwa tidak ada kewajiban daging dan sepertinya sulit
mutlak terkait pelaksanaan mappacci. terpisahkan dari ritual perkawinan
Sebab, budaya mappacci merupakan salah masyarakat bugis.22
satu rangkaian tradisi pernikahan
masyarakat Bugis sebelum pelaksanaan Berdasarkan wawancara di atas,
akad nikah. Tergantung bagaimana dapat dipahami bahwa budaya mappacci
persepsi dari masing-masing individu atau yakni satu kesatuan dari adat dan tradisi
suatu golongan. yang tujuannya sebagai bentuk ungkapan
Menurut salah Penyuluh Agama lahir dan batin. Prosesi mappacci pun
Islam Kecamatan Tanete Rilau terdapat beberapa aturan di dalam
mengatakan: pelaksanaannya. Walaupun belum
diketahui secara pasti awal mula prosesi
20
Syarifuddin Latif, Fikih Perkawinan mappacci ditetapkan sebagai kewajiban
Bugis Tellumpoccoe (Cet. I; Jakarta: Gunung
Persada Press, 2016) h. 106-107 22
Ismail Tone, Selaku Penyuluh
21
Saparuddin Latif, Selaku Orang Tua Agama Islam Kecamatan Tanete Rilau,
di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Selatan, wawancara oleh penulis di wawancara oleh penulis di Kecamatan Tanete
Kecamatan Tanete Rilau 10 Oktober 2018 Rilau, 23 Oktober 2018

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


10
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
adat bagi suku Bugis. Akan tetapi, Bulukumba dan Sinjai disebut
masyarakat Bugis pada umumnya telah Mappanre Ade’. Di Sulawesi Barat
mewarisinya secara turun temurun dan (Mandar) disebut Melattigi.
sulit terpisahkan dari ritual perkawinan. Makna simbolis atau sennu’-
Menurut salah satu Dosen di STAI sennuang yang terkandung di dalam
AL-Gazali Barru mengatakan: perlengkapan atau perangkat yang ada,
Upacara mappacci adalah salah meliputi:
satu upacara adat bugis, yang dalam 1. Bantal (Angkangulung)
pelaksanaannya a. Bantal terbuat dari kapas atau
menggunakan/memakai daun pacar kapuk, suatu lambang
(daung pacci). Pacci adalah salah satu kemakmuran dalam bahasa
jenis tumbuhan pacar dan dalam Bugis disebut “assaleangeng”.
bahasa latin disebut Lawsania Alba. b. Bantal sebagai pengalas
Daun pacar yang ditumbuk kepala, dimana kepala adalah
halus/dilumatkan sampai halus disebut bagian paling mulia bagi
pacci. Pacci dikaitkan dengan kata manusia. Dengan demikian
“paccing” dalam bahasa bugis yang bantal melambangkan
berarti bersih atau suci. Dengan kehormatan, kemuliaan atau
demikian pelaksanaan upacara martabat. Dalam bahasa Bugis
mappacci mengandung makna/simbol “alebbireng”. Dengan
akan kebersihan dan kesucian. demikian diharapkan calon
Upacara adat mappacci dilaksanakan mempelai senantiasa menjaga
pada waktu acara Tudang Mpenni harkat dan martabatnya, serta
pada malam menjelang pelaksanaan saling hormat menghormati.
akad nikah /ijab Kabul esok harinya. Dalam bahasa Bugis “nalitutui
Pacci, apabila ditempelkan pada kuku, alebbirenna nenniya maccai
maka akan memberi warna merah mappakaraja/mappakalebbi”.
pada kuku dan sangat sukar/sulit 2. Sarung 7 lembar (lipa’ pitullampa)
untuk menghilangkannya. Pewarnaan a. Sarung sebagai penutup tubuh.
kuku menjadi merah dan sukar Ternyata kita akan merasa
dihilangkan ini menjadi suatu lambang malu apabila tubuh kita tidak
dan harapan, semoga pernikahan nanti tertutup/telanjang. Dalam
akan langgeng, menyatu antara bahasa bugis disebut
keduanya, kekal bahagia seumur “mabbelang” atau “mallosu-
hidupnya, laksana merah ronanya losu”. Dengan demikian
serta lengketnya warna merah pacci. sarung diartikan sebagai harga
Dahulu pelaksanaan mappacci diri (rasa malu). Dalam bahasa
dilaksanakan dengan berjaga-jaga Bugis disebut “masiri” atau
semalam suntuk menemani juru masak “malongko”, sehingga
hingga pagi mempersiapkan segala diharapkan agar calon
sesuatunya esok hari diiringi dengan mempelai senantiasa menjaga
bunyi-bunyian seperti orkestra, harga dirinya. Dalam bahasa
gambus, kecapi dan sebagainya atau Bugis “sini nalitutuiwi sirina”.
semacam geladi sebelum hari H b. Membuat sarung (mattennung)
dilaksanakan. Rumah calon mempelai memerlukan keterampilan,
pun dahulu tidak berdinding dengan ketelatenan dan ketekunan,
tujuan menyatukan rumah-rumah agar untuk mendapatkan hasil
terlihat luas karena belum ada yang tenunan yang rapi dan halus.
namanya baruga. Di Makassar disebut Konon, bila seorang pria akan
Ammata Karontigi (Akkarontigi). Di mencari/memilih calon istri,

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


11
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
tak perlu melihat gadis 4. Daun nangka (Daung Panasa)
tersebut, tapi cukup melihat a. Kata “panasa” mirip dengan
hasil tenunannya, rapi/halus kata “menasa” yang berarti
tidaknya tenunan tersebut, cita-cita luhur, lambang doa
untuk menentukan jatuhnya dan harapan mulia. Dalam
pilihan. istilah/ungkapan Bugis disebut
c. Sarung sebanyak 7 (tujuh) “Mamminasa ri decengnge”,
lembar, kata tujuh erat artinya senantiasa bercita-cita
kaitannya dengan kata akan kebaikan atau kebajikan.
“patuju” atau “tujui” dalam b. Sedangkan bunga nangka
bahasa Bugis yang artinya disebut lempu. Dikaitkan
benar, berguna atau dengan kata lempu dalam
bermanfaat. Sehingga bahasa Bugis yang artinya
diharapkan agar calon kejujuran dan dipercaya.
mempelai senantiasa berbuat, Sebagaimana salah satu
melakukan atau mengerjakan ungkapan atau syair Bugis
sesuatu yang benar, berguna yaitu, “Duami riala sappo,
dan bermanfaat. Dengan kata unganna panasae, belo
lain selalu benar, yang dalam kanukue”, yang artinya hanya
bahasa Bugis disebut “sini ada dua yang menjadi perisai
tujui”. Adapun bilangan/angka hidup dalam kehidupan dunia
7 dalam bahasa Bugis fana ini, yaitu unganna
dikatakan “pitu”, bermakna panasae (lempu) yang
akan jumlah atau banyaknya bermakna kejujuran, belo
hari yang ada. Dengan demikin kanukue (paccing) yang
diharapkan agar tanggung artinya kebersihan atau
jawab dan kewajiban timbal kesucian.
balik antara suami dan istri c. Apabila sarung tujuh lembar,
harus dipenuhi setiap harinya. maka daun nangka sebanyak
3. Pucuk daun pisang (Colli’ daung sembilan lembar. Ini bermakna
utti) semangat hidup atau
Kita mengetahui bahwa pohon kemenangan. Dalam bahasa
pisang meskipun daunnya yang tua Bugis disebut “Tepui, pennoi
belum kering, sudah muncul pula atau mageddongi” dalam arti
daun mudanya untuk meneruskan kata rezekinya melimpah ruah
kehidupannya. Hal ini dalam atau dalam bahasa Bugis
ungkapan bahasa Bugis disebut “Tassera-serai dalle’
“Maccolli’-Maddaung”. hallala’na”.
Melambangkan kehidupan 5. Jagung Melati/Beras Melati
sambung menyambung (Wenno/Benno)
(berkesinambungan). Artinya Yaitu: jagung/beras yang digoreng
jangan berhenti berupaya, atau disangrai hingga mekar
berusaha keras, demi mendapatkan berkembang dengan baik. Dalam
hasil yang diharapkan. bahasa Bugis disebut Penno riale
Sebagaimana kehidupan pisang, artinya mekar dengan sendirinya.
nanti berhenti berpucuk setelah Sehingga diharapkan agar calon
sudah berbuah. Dalam falsafah mempelai dapat mandiri dalam
Bugis mengatakan, “Resopa membina rumah tangga.
natemmangingngi, malomo 6. Lilin (Taibani/Patti)
nalompengi, pammase dewata”.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


12
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
a. Taibani/patti berasal dari lebah pemaknaan simbol-simbolnya yang sangat
yang dijadikan lilin sebagai relevan dengan kehidupan umat manusia.
suluh atau pelita yang
menerangi kegelapan, yang B. Pandangan Islam terkait budaya
berarti panutan atau teladan. mappacci di Kelurahan Lalolang
Sehingga diharapkan calon Kecamatan Tanete Rilau
mempelai dapat menjadi Kabupaten Barru
penerang, penuntun, suri Benang merah antara agama dan
tauladan dalam kehidupan budaya itu tentu sudah lama menorehkan
bermasyarakat. sejumlah masalah, baik dari segi
b. Adapun lebah senantiasa hidup substansinya, maupun tanggapan yang
rukun, tenteram, damai, rajin berkembang dalam masyarakat. Namun,
dan tidak saling mengganggu seperti yang diketahui Agama Islam masuk
satu sama lainnya. Selain itu, di Sulawesi Selatan, dengan cara yang
lebah menghasilkan suatu obat sangat santun terhadap kebudayaan dan
yang sangat berguna bagi tradisi masyarakat Bugis Makassar. Bukti
manusia yaitu madu, dalam nyata dari sikap kesantunan Islam terhadap
bahasa Bugis disebut “Cani” budaya dan tradisi Bugis Makassar dapat
yang dikaitkan dengan kita lihat dalam tradisi-tradisi keislaman
“Cenning” yang artinya manis. yang berkembang di Sulawesi Selatan
Sehingga diharapkan agar hingga kini. Salah satunya yakni budaya
calon mempelai senantiasa mappacci.
memiliki hati, sifat, perilaku, Mappacci dalam tradisi suku bugis
serta tutur kata yang manis, termasuk dalam kategori adat atau urf
untuk menjalin kebersamaan yakni salah satu istilah fikih. Dalam istilah
dan keharmonisan. bahasa arab, adat dikenal dengan istilah
7. Tempat Pacci atau wadah yang adat atau urf yang berarti tradisi. Kedua
terbuat dari logam istilah tersebut mempunyai pengertian
(Capparu’/Bekkeng) yang tidak jauh berbeda. Dalam
Antara capparu’ dan pacci pembahasan lain, adat atau urf dipahami
melambangkan dua insan yang sebagai suatu kebiasaan yang telah berlaku
menyatu dalam suatu ikatan atau secara umum di tengah-tengah masyarakat.
jalinan yang kokoh. Semoga Di seluruh penjuru negeri atau pada suatu
pasangan suami istri tetap masyarakat tertentu yang berlangsung
menyatu, bersama mereguk sejak lama.
nikmatnya cinta dan kasih sayang, Dalam syariat Islam, ada beberapa
yang sudah dijalin oleh dua alasan budaya atau adat dapat dijadikan
rumpun keluarga.23 substansi dari sebuah dalil.
Berdasarkan wawancara di atas, Berikut beberapa alasan adat dapat
dapat dipahami bahwa tradisi mappacci dijadikan dalil.
merupakan salah satu bentuk ungkapan 1. Hadis Nabi yang berbunyi:
doa bagi calon mempelai. Serta, dari “Apa yang dianggap baik oleh orang-orang
keseluruhan bahan baku dan peralatan Islam, maka hal itu baik pula di sisi
yang digunakan pada prosesi mappacci Allah”.
terdapat nilai-nilai edukasi dalam Hal ini menunjukkan bahwa segala adat
kebiasaan yang dianggap baik oleh
umat Islam adalah baik menurut
Dr. H. Samsuddin Arif, MA. Salah
23
Allah. Karena apabila tidak
satu Dosen di STAI AL-Gazali Barru. melaksanakan kebiasaan tadi, maka
Wawancara oleh penulis di Kabupaten Barru, akan menimbulkan kesulitan.
02 Nopember 2018

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


13
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
Dalam kaitan ini, Allah berfirman: Peranan Islam dalam penilaian adat
       dapat ditinjau setelah masuknya
 agama Islam ditanah bugis ini pada
Terjemahnya : abad ke 17 oleh penganutnya mengaku
dan Allah tidak menyempitkan kamu bahwa setelah melalui penafsiran dari
dalam urusan agama. hal yang bersifat animus atau mistic,
mereka mengaku bahwa adat kami
Imam al-Sarkhasyi dari mazhab hanafi di bersendi syarat dan syarat bersendi
dalam kitabnya al-Masbuth kitabullah. Seperti apa yang menjadi
menyebutkan: kajian utama dalam tulisan ini ialah
“Sesungguhnya yang ditetapkan ‘urf, masalah tradisi mappacci atau budaya
seperti yang ditetapkan dalil nash”. mappacci pada pernikahan bugis
Maksudnya barangkali ialah bahwa segala dalam perspektif pendidikan Islam.
yang ditetapkan oleh dalil yang berupa Prosesi ini lahir dari
nash di dalam masalah-masalah yang pernyataan/bahasa berhikmah yakni :
tidak terdapat nash untuk Duami kuala sappo
penyelesaiannya. Colli’na panasae
2. Hukum Islam di dalam khitab-nya Belo kanukue
memelihara hukum-hukum Arab yang Kita semua telah lama mengetahui
maslahat seperti perwalian nikah oleh prinsip ini bahwa hanya dua yang
wali laki-laki, menghormati tamu dan menjadi pagar diri atau pandangan
sebagainya. hidup yakni kejujuran dan kesucian.
3. Adat kebiasaan manusia baik berupa Tinjauan dari referensi keyakinan kita,
perbuatan maupun perkataan berjalan karena prosesi mappacci ini sudah
sesuai dengan aturan hidup manusia membudaya dilingkungan orang
dan keperluannya, apabila dia berkata bugis, maka hal ini sudah termasuk
ataupun berbuat sesuai dengan tradisi atau urf’ (socio antropologi)
pengertian dan apa yang biasa berlaku dalam kaidah usul.25
pada masyarakat.
Adapun syarat penggunaan adat Berdasarkan hasil wawancara di
kebiasaan, meliputi : atas, dapat dipahami bahwa dalam tradisi
1. Tidak bertentangan dengan nash baik mappacci, adat merupakan satu kesatuan
al-Qur’an maupun al-Sunnah. yang tidak dapat dipisahkan dari agama,
2. Tidak menyebabkan kemafsadatan dan bahkan diberi penguatan dari salah satu
tidak menghilangkan kemaslahatan istilah fiqhi yakni urf , dimana urf
termasuk di dalamnya tidak memberi merupakan suatu keadaan, ucapan,
kesempitan dan kesulitan. perbuatan atau ketentuan yang telah
3. Telah berlaku pada umumnya kaum dikenal manusia dan telah menjadi tradisi
muslimin, dalam arti bukan hanya yang untuk melaksanakannya atau
biasa dilakukan oleh beberapa orang meninggalkannya.
Islam saja. Urf terdiri dari dua macam, yaitu
4. Tidak berlaku di dalam ibadah urf sahih dan urf fasid (rusak). Urf sahih
mahdhah.24 adalah sesuatu yang telah saling dikenal
Menurut salah satu tokoh oleh manusia dan tidak bertentangan
pensiunan penilik kebudayaan mengatakan dengan dalil syara’, tidak menghalalkan
:
Dr. H. Kamaruddin Hasan, M.Pd
25

Selaku Tokoh Pensiunan Penilik Kebudayaan


A Djazuli & Nurul Aen, USHUL
24
Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru,
FIQIH Metodologi Studi Islam (Cet. I; Jakarta: Sulawesi Selatan, wawancara oleh penulis di
Raja Grafindo Persada, 2000) h. 186-187 Kecamatan Tanete Rilau, 06 Nopember 2018

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


14
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
yang haram dan juga tidak membatalkan menjadi pembuka bagi wajib dari
yang wajib. Seperti adanya saling jenisnya.27
pengertian diantara manusia tentang Menurut salah satu Tokoh Agama
kontrak borongan, pembagian maskawin di Kecamatan Tanete Rilau mengatakan :
(mahar) yang didahulukan dan diakhirkan. Tradisi Mappacci tidak
Begitu juga bahwa istri tidak boleh bertentangan dengan hukum Islam.
menyerahkan dirinya kepada suaminya Bahkan, beberapa surah dalam alquran
sebelum menerima sebagian dari mengajarkan tentang kebersihan atau
maharnya. Juga tentang sesuatu yang telah kesucian. Senada dengan makna dari
diberikan oleh pelamar (calon suami) mappacci itu sendiri yakni simbol
kepada calon istri, berupa perhiasan, kebersihan atau simbol kesucian.
pakaian, atau apa saja dianggap sebagai
hadiah dan bukan merupakan sebagian dari Berdasarkan wawancara tersebut,
mahar. dapat dipahami bahwa mappacci
Adapun urf fasid yaitu sesuatu merupakan simbol kesucian dan tidak ada
yang telah saling dikenal manusia, tetapi pertentangan sama sekali dalam syariat
bertentangan dengan syara’ atau Islam. Bahkan, hasil akulturasi
menghalalkan yang haram dan menunjukkan bahwa Islam memperkaya
membatalkan yang wajib. Seperti adanya kebudayaan yang sudah ada dengan
saling pengertian diantara manusia tentang menunjukkan kesinambungan. Namun,
beberapa perbuatan munkar dalam upacara tetap dengan ciri-ciri tersendiri. Hasil
kelahiran anak, juga tentang memakan akulturasi juga memperlihatkan adanya
barang riba dan kontrak jadi.26 mata rantai dalam perkembangan
Dalil Mazhab Pertama: kebudayaan Indonesia. Supaya mata rantai
Mazhab pertama yang mengatakan tersebut tetap kelihatan nyata, harus
bahwa menambahkan sesuatu atas yang dilakukan pengelolaan yang terintegrasi
telah ditetapkan hukumnya tidak wajib, atas warisan-warisan budaya Indonesia.
karena kita boleh meninggalkannya, semua Hal ini perlu dikemukakan dan ditekankan,
yang boleh ditinggalkan tidak bisa disebut mengingat banyak warisan budaya yang
wajib, penambahan di sini boleh terancam keberadaannya. Terutama karena
ditinggalkan. kurangnya kepedulian dan pengertian
masyarakat Indonesia, khususnya wilayah
Dalil Mazhab Pertama: suku Bugis.
Mazhab kedua yang mengatakan Menurut Selaku Tokoh Agama
bahwa penambahan atas sesuatu yng Kecamatan Tanete Rilau mengatakan:
diwajibkan hukumnya wajib, karena nama Berpendapat bahwa agama dan
wajib mencakup sampai akhir dan budaya saling bersinggungan. Padahal
awalnya. Jika pertamanya wajib maka sebenarnya saling bersinergi satu sama
wajib juga sampai akhirnya. lain. Dimana malam mappacci
Perkara Mandub akan merupakan acara khidmat, penuh doa dan
Membantu yang Wajib restu dari keluarga, handai tolan, dan
Mandub dianggap membantu para sesepuh. Doa restu dalam mengukir
wajib, karena mandub dianggap sebagai kebahagiaan kedua pasangan suami istri
pembuka, pengingat, dan memudahkan kelak, dalam membina rumah tangga
bagi mukallaf untuk mengerjakannya, baik yang sakinah mawaddah warahmah.
wajib dalam jenisnya atau tidak. Mandub Yaitu rumah tangga yang bahagia, penuh
27
Said Agil Husin Al Munawar,
26
Rahmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih Membangun Metodologi Ushul Fiqh Telaah
(Cet. IV; Bandung : CV Pustaka Setia, 2010) Konsep Al-Nadb & Al-Karahah (Cet. I;
h. 128-129 Jakarta: Ciputat Press, 2004) h. 154-158

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


15
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
rasa cinta dan kasih sayang. Sebagaimana keluarga pihak ayah dan ibu, misalnya
sabda Nabi Muhammad SAW, “Baetii tokoh masyarakat setempat yang turut
Jannatii” yang artinya “Rumahku adalah diundang melakukan pemberian pacci
Surgaku”. Tujuan Mappacci itu sendiri hanyalah sebagai bentuk penghargaan
yakni “tafaul” yang bermakna simbol, dan penghormatan. Perlu digaris
permohonan doa kepada Allah agar bawahi bahwa ketika berbicara ibadah
pelaksanaan perkawinan dapat berjalan (mahdhah) tahu atau tidak perihal
dengan penuh rasa kebersamaan dalam maknanya, maka wajib
rangka memberikan doa restu kepada mengerjakannya. Lain halnya ketika
calon mempelai. Dalam prosesi berbicara budaya, apabila tidak tahu
mappacci ada dua hal yang menjadi maknanya maka berdosa jika
patokan, diantaranya: mengerjakannya.28
1. Doa (niat)
Sebelum melaksanakan prosesi Berdasarkan wawancara di atas,
mappacci ada sebuah doa yang dapat dipahami bahwa agama dan budaya
dipanjatkan untuk calon mempelai tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
terlebih dahulu, bukan sekedar ajang Seperti yang kita ketahui bersama, Islam
hura-hura belaka dan sudah tidak lahir dari ruang kosong, melainkan
seharusnya ada yang membacakan selalu mampu berdialog dengan kearifan
panduannya. Adapun contoh doa lokal termasuk budaya dan peradaban
sebelum prosesi mappacci dimulai, manusia khususnya suku Bugis. Biasanya
yakni: menghasilkan dua kemungkinan, yaitu
“bersihkanlah kesalahan-kesalahannya Islam mewarnai, mengubah, mengolah dan
yang telah berlalu” memperbarui budaya lokal, kemungkinan
“semoga pernikahannya langgeng kedua adalah Islam yang justru diwarnai
sampai ajal menjemput” budaya lokal. Dalam perjalanannya di
“semoga melahirkan keturunan yang Indonesia, ajaran Islam sudah terbukti
saleh dan salehah” mampu mewarnai, mempengaruhi dan
“semoga kehidupannya bahagia, baik mengubah budaya lokal dengan penuh
di dunia maupun di akhirat” kedamaian dan toleransi. Penyebaran Islam
2. Tindakan (pemberian pacci) ditempuh dengan dialog penuh kebaikan,
Di dalam pemberian pacci ada aturan dakwah penuh keberkahan, pernikahan
sesuai dengan agama, dibubuhkan di ulama atau pedagang dengan penduduk
atas telapak tangan, harus dengan setempat dan akulturasi kebudayaan lokal
cara-cara yang benar yakni dimulai dengan ajaran Islam. Secara perlahan
dari tangan kanan calon mempelai Islam mengikis kepercayaan yang bersifat
bukan malah sebaliknya. Perlu mistis dan tahayul digantikan gagasan
diketahui bahwa acara mappacci rasional dan penuh kesucian. Dengan
merupakan acara keluarga, oleh sebab berbagai kelebihan itu, Islam di nusantara
itu, perlu penyelarasan antara keluarga dapat berkembang pesat dan diterima
dari pihak ayah dan dari pihak ibu masyarakat secara luas begitu pula dengan
calon mempelai. Dalam istilah Bugis budaya.
ada istilah “duappitu” maksudnya
tujuh pasang dari pihak ayah dan tujuh
pasang dari pihak ibu. Selain diappitu
biasa juga sebanyak “duakkasera” 28
H. Ismail Hannanong, LC. MA.
maksudnya Sembilan orang dari pihak Selaku Tokoh Agama Kecamatan Tanete
ayah termasuk ayah sendiri, dan Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan,
Sembilan orang dari pihak ibu wawancara oleh penulis di Kecamatan Tanete
termasuk ibu sendiri. Selain dari Rilau, 08 Nopember 2018

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


16
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
HUBUNGAN HUKUM ADAT 4. Tidak ada persetujuan atau pilihan lain
DENGAN HUKUM ISLAM antara kedua belah pihak;
5. Tidak bertentangan dengan nas (kata,
Hubungan hukum adat dengan sebutan yang jelas dalam) Alquran dan
hukum Islam dalam makna kontrak antara sunnah Nabi Muhammad. Atau
antara kedua sistem hukum itu telah dengan kata lain tidak bertentangan
berlangsung di tanah air kita. dengan syariat Islam.
Hubungannya akrab dalam masyarakat. Perlu dicatat bahwa syarat 1 dan 2
Keakrabannya itu tercermin dalam yang disebut oleh Sobhi Mahmassani
berbagai pepatah dan ungkapan di tersebut sesungguhnya tidak perlu
beberapa daerah, misalnya ungkapan dinyatakan lagi karena telah termasuk ke
dalam bahasa Aceh yang berbunyi: hukum dalam definisi adat itu sendiri, yakni
ngon adat hantom cre, lagee zat ngon sesuatu yang telah berulangkali terjadi,
sipeut. Artinya hukum Islam dengan diterima baik oleh perasaan dan akal sehat
hukum adat tidak dapat dicerai pisahkan serta telah berlaku umum di dalam suatu
karena erat sekli hubungannyaseperti masyarakat di suatu tempat.29
hubungan zat dengan sifat sesuatu barang
atau benda. Hubungan demikian terdapat PENUTUP
juga di Minangkabau yang tercermin
dalam pepatah: adat dan syara’ sanda A. SIMPULAN
menyanda. Syara’ mengato adat memakai. Berdasarkan hasil penelitian dan
Menurut Hamka, makna hubungan ini analisa yang telah penulis uraikan dalam
adalah hubungan (hukum) adat dengan bab III mengenai budaya mappacci pada
hukum Islam (syara’) erat sekali, saling adat pernikahan Bugis dalam perspektif
topang-menopang, karena sesungguhnya pendidikan Islam di Kelurahan Lalolang
yang dinamakan adat yang benaar-benar Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru
adat adalah syara’ itu sendiri. Dalam dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
hubungan ini perlu dijelaskan bahwa adat 1. Makna budaya mappacci pada acara
dalam ungkapan ini adalah cara pernikahan masyarakat di Kelurahan
melaksanakan atau memakai syara’ itu Lalolang Kecamatan Tanete Rilau
dalam masyarakat. Dalam masyarakat Kabupaten Barru mempunyai konsep
muslim Sulawesi Selatan eratnya yang secara turun temurun yang
hubungan adat dengan hukum Islam dapat dikemas pada malam tudang penni.
dilihat dalam ungkapan yang berbunyi, Mappacci diambil dari asal kata
“Adat hula-hulaa to syaraa, syaraa hula- paccing yang berarti bersih dan suci.
hulaa to adati”. Artinya, kurang lebih, Sehingga mappacci dalam konteksnya
adat bersendi syara’ dan syara’ bersendi adalah membersihkan serta
adat. mensucikan calon pengantin sebelum
Agar adat dapat dijadikan hukum memasuki akad nikah, atas segala
Islam, beberapa syarat harus dipenuhi. perilaku yang pernah dilakukan
Menurut Sobhi Mahmassani, syarat-syarat sebelumnya.
tersebut adalah: 2. Pelaksanaan mappacci biasanya
1. Adat itu dapat diterima oleh perasaan dirangkaikan dengan beberapa bentuk
dan akal sehat serta diakui oleh kegiatan yakni khatam alquran
pendapat umum; (mappanre temme), pembacaan
2. Sudah berulangkali terjadi dan telah barasanji, mandi uap (mappasau),
pula berlaku umum dalam masyarakat
yang bersangkutan; Mohammad Daud Ali, HUKUM
29

3. Telah ada pada waktu transaksi ISLAM Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
dilangsungkan; Hukum Islam di Indonesia (Cet. II; Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2015) h. 223-230

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


17
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
cemme majang,kemudian terakhir dalam http//
pelaksanaan tradisi mappacci. Adapun www.scribd.com/doc/49374883/,
makna peralatan yang digunakan 15 Nopember 2018
yakni: bantal (ipakalaebbi/harkat dan Abuddin, Nata, Metodologi Studi Islam
martabat), sarung (penutup aurat/harga (Cet. VII; Raja Grafindo Persada,
diri), pucuk daun pisang (kehidupan 2003), h. 38.
berkesinambungan), daun nangka Ali Mohammad Daud, HUKUM ISLAM
(harapan dan cita-cita), jagung melati Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
(mandiri membina rumah tangga), Hukum Islam di Indonesia (Cet. II;
lilin/patti (penerang/kerukunan), Jakarta: RajaGrafindo Persada,
tempat pacci/wadah yang terbuat dari 2015) h. 223-230
logam (ikatan atau jalinan yang Amirin, Tatang M. Menyusun Rencana
kokoh), pacci (bersih/suci) Penelitian (Cet. III; Jakarta: PT
3. Perspektif pendidikan Islam terhadap Raja Grafindo Persada, 1995), h.
prosesi mappacci di Kelurahan 65.
Lalolang Kecamatan Tanete Rilau Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid
Kabupaten Barru dianggap tidak dan Terjemahnya (Edisi Baru:
bertentangan dengan syariat Islam. Bandung; Sygma Examedia
Bahkan sejalan dengan konsep Islam, Arkanleema, 2006), h. 176.
terbukti budaya mappacci berarti Dr. H. Kamaruddin Hasan, M.Pd Selaku
mapaccing yang berarti Tokoh Pensiunan Penilik
membersihkan, mensucikan diri. Islam Kebudayaan Kecamatan Tanete
dalam hal ini sangat menganjurkan Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi
mensucikan diri. Kemudian salah satu Selatan, wawancara oleh penulis di
tujuan utama dari mappacci adalah Kecamatan Tanete Rilau, 06
membangun hubungan silaturahim Nopember 2018
antara sesama kerabat. Karena Islam Dr. H. Samsuddin Arif, MA. Salah satu
sangat menganjurkan untuk Dosen di STAI AL-Gazali Barru.
bersilaturahim antar sesama muslim Wawancara oleh penulis di
hal ini termaktub dalam QS. An-nisa Kabupaten Barru, 02 November
ayat 1, sehingga mappacci tidak 2018
bertentangan dengan syariat Islam, H. Abd. Rahim., BA Selaku Tokoh
selama niatnya semata-mata untuk Pendidik Kebudayaan Kecamatan
mendapatkan ridho Allah SWT. Tanete Rilau, Kabupaten Barru,
Sulawesi Selatan, wawancara oleh
penulis di Kecamatan Tanete Rilau,
20 Maret 2018
H. Ismail Hannanong, LC. MA. Selaku
Tokoh Agama Kecamatan Tanete
Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi
Selatan, wawancara oleh penulis di
Kecamatan Tanete Rilau, 08
Nopember 2018
DAFTAR PUSTAKA Hamidin, Aep S., Buku Pintar Adat
Perkawinan Nusantara
A. Djazuli & Nurul Aen, USHUL FIQIH (Yogyakarta: Diva Press, 2012)
Metodologi Studi Islam (Cet. I; h.96
Jakarta: Raja Grafindo Persada, Hilman, Hadikusuma, Hukum Perkawinan
2000) h. 186-187 Adat (Cet. II; Bandung: Alumni,
Abd. Rahman, “Adat Perkawinan Bugis”, 1983), h.221.

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI


18
Vol. XV No. 57. JILFAI-UMI/XII/2018
Horiyah, Memahami Metodologi Studi h. 274.
Islam (Suatu Konsep tentang Seluk Syarifuddin, Latif, Fikih Perkawinan
Beluk Pemahaman Ajaran Islam, Bugis Tellumpoccoe (Cet. I;
Studi Islam Isu-Isu Kontemporer Jakarta: Gunung Persada Press,
dalam Studi Islam) (Cet. I; 2016) h. 106-107
Yogyakarta: Teras, 2013), h. 87. Ulber, Silalahi, Metode Penelitian Sosial,
Hus in Al Munawar Said Agil, (Cet. II; Bandung: PT Refika
Membangun Metodologi Ushul Aditama, 2010), h. 77.
Fiqh Telaah Konsep Al-Nadb &
Al-Karahah (Cet. I; Jakarta:
Ciputat Press, 2004) h. 154-158
Ismail, Tone, Selaku Penyuluh Agama
Islam Kecamatan Tanete Rilau,
Kabupaten Barru, Sulawesi
Selatan, wawancara oleh penulis di
Kecamatan Tanete Rilau, 23
Oktober 2018
Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum
dan Tata Hukum Indonesia
(Jakarta: PN Balai Pustaka,1984),
h. 29.
Mattulada, Latoa Suatu Lukisan Analitis
terhadap Antropologi Politik
Orang Bugis (Jakarta: Universitas
Indonesia, 1975), h. 65.
Muhammad, Teguh, Metodologi
Penelitian Ekonomi Teori dan
Aplikasi (Cet. III; Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 121.
Rahmat, Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih (Cet.
IV; Bandung : CV Pustaka Setia,
2010) h. 128-129
Sanapiah, Faisal, Format-format
Penelitian Sosial, (Cet. I; Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2005) h. 133
Saparuddin, Latif, Selaku Orang Tua di
Kecamatan Tanete Rilau,
Kabupaten Barru, Sulawesi
Selatan, wawancara oleh penulis di
Kecamatan Tanete Rilau 10
Oktober 2018
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
(Cet. XXI; Bandung:
Alfabeta,2015), h. 338.
Suharsimi, Arikunto, Instrumen
Penelitian (Cet.VI; Jakarta: Rineka
Cipta, 2001), h. 136.
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik(Cet.
XIV; Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

Jurnal Ilmiah Islamic Resources FAI UMI

Anda mungkin juga menyukai