Anda di halaman 1dari 17

Available online at: https://ejournal.fah.uinib.ac.id/index.

php/khazanah
Khazanah: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Islam
ISSN: 2339-207X (print) ISSN: 2614-3798 (online) Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam

DOI: https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.187://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.70

MENGUNGKAP MAKNA BUDAYA MELAYU DELI


DALAM PROSESI PERKAWINAN
(Studi Tentang Gagasan Fungsi Pantun dan Tarian dalam Prosesi Perkawinan
Melayu)

Datuk Imam Marzuki


STAIN Madina Sumatera Utara
email: Imammarzuki.1984@gmail.com

Abstract
The idea and function contained in the procession of Deli Malay cultural marriage is the
most visible marriage in the culture of the community is for the continuation of the
descendants of Malay people. With the implementation of Malay marital customs, it
will provide further functions, namely Malay man will continue. Customary marriage
functions to maintain Malay culture and try to spread it in this world. Furthermore, the
idea and function of the rhyme in the marriage procession of Deli's Malay traditional
culture is the idea contained in the opening rhymes of the word above is the acceptance
of sincere and sincere Malay society towards guests who come with content that fully
symbolizes the spiritual and cultural values of the Malay world. Pantun consists of two
parts, namely 'sampiran' and 'fill', which each have two lines. Sometimes these two parts
do not have a direct logical relationship; one with the other is linked on the basis of
sound equations and / or parallelism of images and symbols.
Keywords: meaning, Malay culture, marriage procession, Malay

Abstrak
Gagasan dan fungsi yang terdapat dalam prosesi perkawinan budaya Melayu Deli
adalah perkawinan yang paling kelihatan di dalam kebudayaan masyarakat adalah
untuk keberlanjutan keturunan insan Melayu. Dengan dilaksanakannya istiadat
perkawinan Melayu, maka akan memberikan fungsi lebih jauh yaitu manusia Melayu
akan berlanjut. Adat perkawinan berfungsi untuk mempertahankan kebudayaan Melayu
dan berusaha membentangkannya di dunia ini. Selanjutnya gagasan dan fungsi pantun
dalam prosesi perkawinan budaya adat melayu Deli adalah gagasan yang terkandung
di dalam pantun pembuka kata di atas adalah penerimaan masyarakat Melayu yang
tulus dan ihklas terhadap tamu yang datang dengan kandungan yang penuh
melambangkan nilai-nilai spiritual dan kultural dunia Melayu. Pantun terdiri dari dua
bagian, yaitu ‘sampiran’ dan ‘isi’, yang masing-masing berjumlah dua baris.
Terkadang kedua bagian ini tidak mempunyai hubungan logis yang langsung; satu
dengan yang lain dikaitkan atas dasar persamaan bunyi dan/atau pararelisme citra dan
lambang.

51
52 Mengungkap Makna Budaya Melayu...

Kata Kunci: makna, budaya Melayu, prosesi perkawinan, Melayu


PENDAHULUAN ini, sejak awal dilakukan dalam suasana
Bangsa Indonesia begitu jamak tradisi kebudayaan yang diantaranya
yang di dalamnya ada beragam etnis, ada pantun dan tarian. Artinya
dan salah satunya budaya Melayu. Ia perkawinan ini berlangsung melalui
merupakan bagian dari kebudayaan proses tradisi adat istiadat lisan. Maka
yang tumbuh berkembang di tengah- budaya ditumpukan pada kemampuan
tengah masyarakat Islam dan daya menyerap, mengingat,
mempunyai banyak warisan leluhur menerapkan, dan mengembangkannya.
yang masih tersimpan 1 . Karakter Maka dibutuhkan kecerdasan tokoh-
masyarakatnya bersifat terbuka, sesuai tokoh adat dalam menerjemahkan
prinsip orang Melayu Deli yang konsep budaya, kedalaman wawasan
mempunyai sifat sederhana. Keterkaitan dan keilmuan. Kebudayaan adalah suatu
dengan itu banyak potensi budaya yang sistem simbolik yang mempunyai
memiliki nilai hampir terabaikan. makna suasana tradisi lisan. 4 Manusia
Padahal melalui budaya dapat mengikat sebagai komponen sosial dan budaya
masyarakat untuk bertahan dikarenakan merupakan aktor utama dalam
hasil cipta, karsa, dan rasa manusia itu membentuk dan menata sistem sosial
sendiri 2 . Mengembalikan budaya dan dan budayanya. Sebagaimana suku-suku
potensi lokal, pada hakikatnya menjadi yang ada di Nusantara ini, maka orang
sebuah keniscayaaan karena adanya Melayu Deli juga memiliki adat-isitadat
muatan budaya masa moyang. 3 Nilai- dan kebudayaanya sendiri. Budaya
nilai lokal sebagai sumber inspirasi melayu menjadi kaya dengan variasi,
kreatif mendorong rasa kebanggaan sarat dengan simbol dan falsafah.
masyarakat terhadap budaya sekaligus Kekayaan khasanah nilai itu dapat
terhadap daerahnya. Sebaliknya, disimak antara lain dari keberagaman
ternyata laju gerak budaya lokal alat dan kelengkapan upacara adat
semakin lama memudar, dimana perkawinan. Dari alat kelengkapan
aktivitasnya sedang berhadapan dengan pakaian adat tari, dan ungkapan adat
arus global. Begitu juga mobilitas (pantun) mereka warisi turun temurun.
masyarakat yang padat menyebabkan
4
landasan budaya seorang menjadi Jan Vansina, dalam tulisannya yang
mengabur yang berakibat keterikatan bertajuk Oral Tradition as History (1985:27-28)
yang diterbitkan Oleh James Currey Publisher,
orang terhadap fisik geografis budaya
New York, Amerika Serikat, mendefenisikan
semakin melemah. Dalam kebudayaan tradisi lisan sebagai “pesan verbal berupa
Melayu Deli, upacara adat perkawinan pernyataan yang dilaporkan dari masa silam
kepada generasi masa kini, dan pesan itu
haruslah berupa pernyataan yang dituturkan,
1
Azyumardi Azra, Renaisance Islam dinyanyikan atau diiringi alat musik. Lebih jauh
Asia Tenggara Sejarah Wacana dan menurutnya haruslah ada penyampaian melalui
Kekuasaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, tutur kata dari mulut sekurang-kurangnya
1999), h. 6. sejarak satu generasi. Lebih jauh vansina
2
Elly M. Setiadi, et al, Ilmu Sosial dan menyatakan bahwa defenisi yang diajukan
Budaya Dasar, Cet II, (Jakarta: Kencana, 2007), adalah yang berfungsi untuk kalangan
h. 44. sejarawan. Para sosiolog, apakr bahasa atau
3
Kehidupan beradat ini yang berbunyi sarjana seni verbal mengajukan pendekatannya
adat yang sebenar adat, adat yang teradat, adat masing-masing. Yang untuk kasus (sosiologi)
yang diadatkan dan adat istiadat. Abdullah mungkin saja menekankan pengetahuan umum,
Sidek.. Adat dan Modenisasi. Kertas Kerja fitur kedua yaitu membdekan bahasa dari dialog
Seminar Persejarahan dan Adat Pepatih. biasa. Dan fitur terakhir adalah bentuk dan isi
Anjuran Majlis Belia Negeri Sembilan: 1974 yang mendfenisi seni.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Datuk Imam Marzuki 53

Sehingga adat budaya selalu mengacu tentang tabiat, pikiran, dan perasaan
kepada ajaran agama Islam sebagai orang Melayu.7 Begitu juga dengan Tari
agama yang dianutnya. Perkawinan Melayu digunakan mencakup bunyi,
merupakan suatu ikatan yang sangat nada, ritma, tenaga, dan gerak-gerik.
kuat dan dipandang suatu hal yang suci Dalam bidang tari, dikomunikasikan
serta mulia, dalam al-Quran diterangkan juga lambang-lambang kesopanan.
sebagai salah satu dari sekian banyak Misalnya penari perempuan dengan
nikmat Allah Swt kepada hamba-Nya gerak-gerik lemah-gemulai, jinak-jinak
dan sebagai bukti kekuasaan dan merpati, tidak bersentuhan dengan
kebesaran-Nya5 penari lelaki. Para penari lelaki yang
Dalam kebudayaan Melayu, meluapkan kegagahannya dalam
upacara adat perkawinan ini, sejak awal melindungi makhluk perempuan, dalam
dilakukan dalam suasana budaya lisan.6 teknikal ngebeng. 8 Dalam tari juga
Namun demikian sebenarnya ada pola- diekspresikan lambang-lambang dalam
pola upacara, yang dilandasi oleh budaya dan agama Islam seperti gerak
gagasan budaya diketahui oleh sembah, tahtum dan lainnya.9 Maka dari
masyarakat Melayu kekinian. Maka itu, kajian ini diperlukan dalam rangka
untuk dapat mengetahuinya, mestilah menggali kembali gagasan budaya
dilakukan pengkajian yang mendalam Melayu. Dengan menilai adanya
dan holistik. Karena ia memiliki kearifan yang terkandung dalam adat
berbagai fungsi sosiol budaya. Fungsi perkawinan Melayu Deli.
ini menuju kepada pencapaian
konsistensi internal budaya Melayu. METODE PENELITIAN
Pantun telah menjadi bahasa lisan yang Dalam tulisan ini, penulis
halus tanpa menyinggung perasaan menggunakan teori yang dikemukakan
orang lain. Sehingga menjadikan oleh Clifford Geertz yang menjelaskan
aktivitas berpantun untuk menunjukkan bahwa untuk menangkap makna dan
kesantunan dan kemelayuannya.
7
Winstedt mengungkapkan bahwa Winstedt, R. O. A History of
pantun merupakan pancaran gagasan Classical Malay Literature, (Kuala Lumpur:
Oxford University Press. 1969).
Melayu yang di dalamnya memuat 8
Mengikut Tengku Luckman Sinar
(1990:57) yang dimaksudkan dengan ngebeng
5
Lihat QS. al-Rum [30]: 21 adalah gerak penari lelaki menundukkan sebelah
6 bahu sambil mengitari penari perempuan,
Jan Vansina, dalam tulisannya yang
bertajuk Oral Tradition as History (1985:27- melakukan imitasi gerakan seperti seekor ayam
28), yang diterbitkan oleh James Currey jantan mengitari betinanya, sebagai perilaku
Publishers, New York, Amerika Serikat, menyukai dan melindungi perempuan
mendefinisikan tradisi lisan sebagai "pesan pasangannya dalam pengertian yang luas.
verbal berupa pernyataan yang dilaporkan dari Dalam kebudayaan Melayu di Sumatera Utara,
masa silam kepada generasi masa kini, dan gerak penari lelaki mestilah benar-benar
pesan itu haruslah berupa pernyataan yang mencerminkan kegagahan dan ketangkasan
dituturkan, dinyanyikan, atau diiringi alat seorang lelaki, tidak kewanita-wanitaan.
musik. Lebih jauh menurutnya haruslah ada Sementara gerak wanita juga adalah mengikut
penyampaian melalui tutur kata dari mulut kudrat wanita yang lemah gemalai, halus, dan
sekurang-kurangnya sejarak satu generasi.” malu-malu. Tidak melakukan gerak kelaki-
Lebih jauh Vansina menyatakan bahwa definisi lakian. (Temu diskusi dengan Yose Rizal
yang diajukannya adalah yang berfungsi untuk Firdaus, 12 Disember 2007).
9
kalangan sejarawan. Para sosiolog, pakar Arti daripada gerak alif adalah berdiri
bahasa, atau sarjana seni verbal mengajukan tegak lurus membentuk huruf alif, gerak lam
pendekatannya masing-masing, yang untuk membungkuk seperti huruf lam dalam aksara
kasus khusus (sosiologi) mungkin saja Jawi atau Arab. Gerak sembah biasanya
menekankan pengetahuan umum, fitur kedua digunakan sebagai gerak pertama dan akhir
yaitu membedakan bahasa dari dialog tarian, yang fungsinya menghormati penonton,
(bahasawan) biasa, dan fitur terakhir adalah dan berserah diri kepada Allah. Sementara gerak
bentuk dan isi yang mendefinisi seni tahtum adalah gerak mengikut tempo yang cepat
(pendongeng)." dalam tarian zapin.

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


54 Mengungkap Makna Budaya Melayu...

gagasan kebudayaan, perlu mengetahui budaya masyarakat. Menjelaskan ujaran


terlebih dahulu cara menafsir simbol- dan teks lisan berbentuk pantun yang
simbol. 10 Ia memahami bahwa setiap disampaikan para muhakam dengan
obyek tindakan, peristiwa, sifat atau menemukan hubungan makna budaya di
13
hubungan yang dapat berperan sebagai masyarakatnya. Sebagaimana
wahana konsepsi mempunyai dikatakan oleh Suharsini Arikunto, 14
“makna” 11 Jadi penafsiran kebudayaan dalam penelitian yang bersifat sejarah
pada dasarnya adalah penafsiran budaya, yakni penelitian untuk
terhadap makna-makna simbol. Untuk mengumpulkan informasi mengenai
memahami simbol-simbol, maka perlu fungsi dan gagasan pantun dan tarian,
menangkap pemaknaan yang yakni gejala keadaan yang memuat apa
12
memerlukan sebuah interpretasi. adanya pada saat penelitian dilakukan.
Penelitian ini menggunakan Kebudayaan adalah keseluruhan proses
kaidah analisis kualitatif, selanjutnya perkembangan manusia itu di dalam
pada tahap pekerjaan di lapangan sejarah.
seorang peneliti untuk mengumpulkan
data semaksimal mungkin. Fokus PEMBAHASAN
perhatian dengan metode pendekatan Pantun telah dikenal sejak
interpretatif dan naturalistik terhadap beberapa abad lalu sebagai puisi klasik
subjek kajian. Hal ini berarti bahwa masyarakat semenanjung Melayu.
peneliti kualitatif mempelajari teks Masyarakat Melayu menfungsikannya
alaminya, yang berupaya untuk dalam berbagai kegiatan yang
memahami atau menggali fenomena menurunkan tunjuk ajar kepada siapa
yang ada. Sedangkan untuk saja, kapan saja dan dimana saja. Pantun
pengambilan studi etnografi, dan teori terdiri dari dua bagian, yaitu ‘sampiran’
fungsional yang diangkat yaitu interaksi dan ‘isi’, yang masing-masing
simbolik, dimana untuk menganalisis berjumlah dua baris. Terkadang kedua
gagasan dan fungsi pantun dan tarian bagian ini tidak mempunyai hubungan
dalam upacara perkawinan Budaya logis yang langsung; satu dengan yang
Melayu Deli. Menurut Spradley dalam lain dikaitkan atas dasar persamaan
meneliti harus melihat konteks dan bunyi dan/atau pararelisme citra dan
makna relasional dalam kehidupan lambang. Dalam hal tersebut akhir ini,
bagian pertama dari dua yang paralel
atau sejajar itu, yaitu bagian ‘sampiran’,
10
Simbol dalam salah satu merupakan alusi untuk sesuatu yang
pengertiannya adalah kata, tanda, isyarat yang
secara langsung disingkapkan dalam
digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain.
Dalam sejarahnya penggunan simbol ini bagian paralelisme yang kedua, yaitu
mencakup dua wilayah. Pertama, wilayah bagian ‘isi’. Pada umumnya ‘sampiran’
pemikiran dan praktik keagamaan. Kedua, mengandung citra-citra dari alam
dalam sistem pemikiran logis dan ilmiah. Lihat sekeliling, sedangkan ‘isi’ mengandung
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta:
citra-citra dari kehidupan manusia atau
Gramedia, 2002), h. 1007-1008.
11
Menurut Geertz, makna adalah dari alam pikiran dan perasaannya.
sebuah penjelasan dan penguraian atas segala Kedua-duanya bertalian seperti
sesuatu ekspresi-ekspresi (tindakan, gejala dan kumandang dan bunyi. Seperti contoh di
peristiwa) sosial. Ia menjelaskan bahwa dalam bawah ini:
setiap permukaan ekspresi-ekspresi kehidupan
sosial terdapat jaringan-jaringan makna yang
13
memerlukan terkaan-terkaan yang bersifat Spradley, J P. 1997. Metode
interpetatif. Clifford Geertz, Tafsir Kebudayaan, Etnografi. Diterjemahkan oleh Misbah Zulfa
h. 5-6. Elizabeth. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997.h.
12 224.
Ibid., Bandingkan dengan: F.W.
14
Dillistone, The Powerof Symbol, Daya Suharsini Arikunto, Manajemen
Kekuatan Simbol, terj. A. Widyamartaya Penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1997), h.
(Yogyakarta: Kanisius, 2002), h. 116. 234.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Datuk Imam Marzuki 55

Pantun Bunga Pencak Silat rumah pengantin perempuan, di sekitar


Bapak Abdul selaku telangkai halaman menuju rumah pengantin
adat dari pihak laki-laki mengatakan: perempuan rombongan pengantin laki-
“Sebelum rombongan pengantin laki dihadang orang kampung yang
laki-laki masuk kehalaman dipimpin telangkai adat yang bertugas
rumah pengantin perempuan sebagai juru bicara pihak keluarga
mereka disambut oleh beberapa pengantin perempuan. Telangkai adat
pesilat dari pihak pengantin kemudian menyambut rombongan
perempuan. Kemudian pesilat pengantin laki-laki sebagai pembuka
pihak pengantin perempuan kata untuk upacara selamat datang
setapak demi setapak mundur seperti contoh berikut”
dan mempersilahkan rombongan Diutusnya Muhammad rasul
pengantin laki-laki masuk ke terbilang
halaman rumah pengantin Bawa ajaran yang penuh terang
perempuan”. benderang
Hilanglah gelap terbitlah terang
Dalam acara itu dimulai dari Selamatlah kita dari dahulu
silat berlaga dimeriahkan dengan pantun sampai sekarang
yang dikumandangkan sebagai Dan masa yang akan datang
telangkai adat pihak pengantin
perempuan. Seperti pantun berikut ini: Gagasan yang terkandung di
Sungai payung namanya dalam pantun pembuka kata di atas
kampong adalah penerimaan masyarakat Melayu
Tempat lahirnya laksamana yang tulus dan ihklas terhadap tamu
hang Tuah yang datang dengan kandungan yang
Bunga silat sambung penuh melambangkan nilai-nilai
menyambung spiritual dan kultural dunia Melayu”.
Majelis penyambutan menjadi Dunia Melayu adalah dunia yang kuat
meriah berazaskan pada sendi-sendi Islam,
maka masyarakat Melayu tetap
Bapak Abdul juga menjelaskan: menunjukkan pedomannya di setiap
“Gagasan pantun tersebut kata pembuka sebagai mukadimah yang
adalah acara penyambutan pengantin penting diterapkan sehari-hari. Oleh
dan rombongan sebagai ungkapan karena itu telangkai adat mengucapkan
kemeriahan untuk menyambut Selawat dan salam kepada Nabi
pengantin dan rombongan ke rumah Muhammad Saw yang telah
pengantin perempuan”. Ungkapan membimbing manusia ke jalan yang
kemeriahan itu dinyatakan dalam benar dan diridhoi oleh Allah Swt
prosesi tersebut karena diasumsikan sehingga membawa keselamatan bagi
sebagai cara kebanggaan masyarakat seluruh umat manusia dari dunia sampai
Melayu Deli dapat meluaskan tali akhirat.
kekeluargaan tamu yang datang. Kontruksi Melayu lewat sumpah
Ungkapan “sungai” karena daerah yang diikrarkan oleh Laksamana Hang
Melayu tersebut banyak dikelilingi Tuah yang selalu dicetuskan “tak
sungai-sungai kecil. Begitu juga Melayu hilang di bumi”, sering
penyebutan nama Ketokohan Hang diimplementasikan dalam kehidupan
Tuah sebagai nama besar budaya bermasyarakat, termasuk penguatannya
Melayu. dalam acara-acara prosesi perkawinan.
Selanjutnya masih menurut Melalui kontruksi Melayu itu,
penjelasan Bapak Abdul: masyarakat Melayu Deli turut merasa
“Ketika melihat rombongan bahwa mereka bagian dari sejarah yang
pengantin laki-laki telah mendekati turut memberi kontribusi terhadap

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


56 Mengungkap Makna Budaya Melayu...

kehadiran Melayu dalam berbagai rombongan tamu sebelum mereka


kehidupan masyarakat. Tidak menjadi sampai di rumah tujuan”
Melayu apabila tidak turut serta Apabila jiran tetangga atau
menjaga dinamika ke-Melayu-an orang kampung sekitar rumah pengantin
sebagai identitas masyarakat dan yang tahu duluan kedatangan itu. Maka
bangsa. Maka dari mulai kelahiran mereka memiliki hak bertanya yang
sampai kematian, resam adab dan adat harus disambut dengan syarat adat yang
Melayu harus tetap terjaga. harus pula disediakan oleh rombongan
Setelah pengantin laki-laki tiba tamu yang datang. Syarat adat di
di halaman rumah pengantin hempang batang ini seperti yang
perempuan, maka dilaksanakanlah acara disebutkan dalam pantun tersebut yaitu
hempang batang (buluh). Jalan masuk kunci emas. Kunci emas merupakan
ke rumah pengantin dihadang oleh dua metafora masyarakat Melayu dalam
orang pemuda yang memegang ujung mengkomunikasikan dan
kiri dan kanan sebatang dahan kelapa mengaplikasikan bentuknya kepada
(atau bambu) yang terlebih dahulu masyarakat Melayu lainnya. Kunci
sudah dihiasi sebagai penghadang jalan emas yang dimaksud adalah hasil
masuk ke rumah pengantin perempuan. kebun berupa buah yang mudah
Melihat jalan masuk ke rumah dikontribusikan kepada masyarakat
dihadang, terjadilah berbalas pantun kampung yang ada di sekitar tempat itu.
antara utusan (juru bicara) kedua belah Buah yang menjadi syarat adat itu
pihak pengantin seperti dialog-dialog biasanya seperti duku, jeruk, salak,
pantun berikut ini” jambu, mangga, rambutan dan lain-lain
Telangkai Tuan Rumah ; yang dapat difungsikan secara praktis
Kini payung telah terkembang oleh penjaga hempang batang dan
Tinggal menunggu angin yang masyarakat yang meramaikan acara
datang hempang batang tersebut.
Tak usah ragu tak usah bimbang Juru bicara pengantin laki-laki
Hanya memadu resam terbilang kemudian memberikan kunci emas
kepada penjaga hempangbatang. Kunci
Hajat baik bukan menghadang emas yang diberikan dilihat oleh para
Harap lewati si hempang batang utusan pengantin perempuan dan
Assalamu’ alaikum kami ucapkan dibagikan saat itu juga kepada jiran
Kepada tuan dan puan handai dan tetangga. Kemudian rombongan
taulan pengantin laki-laki dipersilahkan untuk
Gagasan dari pantun hempang memasuki halaman rumah pengantin
batang tersebut adalah satu syarat yang perempuan. Di ufuk cerah mentari pagi
diminta oleh pihak telangkai tuan Selasih diminum di petang hari
rumah kepada rombongan tamu yang Silahkan masuk ke halaman
datang dengan menggunakan adat yang kami
sudah lazim dipakai. Syarat ini Masih banyak rintangan yang
merupakan cara masyarakat Melayu harus tuan lalui
Deli dalam menyambung adat yang
disimpulkannya dengan kata hanya Menurut bapak Abdul;
memadu resam terbilang. Adapun “Gagasan pantun tersebut menjelaskan
syarat adat yang diminta oleh telangkai bahwa rombongan pihak pengantin laki-
pihak tuan rumah adalah syarat adatnya laki setelah masuk ke halaman akan
rombongan kalau bertamu. Menyangkut melewati beberapa tata cara adat yang
rombongan pengantin yang datang, sudah disusun untuk memberi rintangan
hempang batang ini adalah hak orang kepada mempelai laki-laki dan
kampung untuk bertanya kepada rombongan”.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Datuk Imam Marzuki 57

Bapak Abdul juga menjelaskan; ini dimeriahkan dengan pantun yang


“Selain pantun penyambutan yang telah dikumandangkan oleh juru bicara pihak
disampaikan oleh kedua juru bicara pengantin perempuan. Pantun yang
pengantin laki-laki dan pengantin diucapkan seperti bunyi pantun berikut
perempuan, maka akan dilanjutkan ini:
dengan pantun tukar tepak yang akan Perang bertih dan bunga rampai
dilaksanakan di halaman rumah Tiup seruling dendang di palu
pengantin perempuan sebagai berikut: Majelis penyambutan menjadi
Keris kedah kelang Melaka ramai
Bandar Serawak kotanya ramai Karena tibanya pengantin baru
Habis sudah silang sengketa
Tukar tepak tanda berdamai Gagasan pantun yang terdapat di
dalam acara perang bertih di atas
Gagasan pantun yang terdapat di sebagai ungkapan berbahagianya para
dalam acara tukar tepak di atas adalah penyambut dengan kedatangan
penyelesaian sesuatu cara pandang, pengantin dan rombongan yang sudah
pemahaman, pemikiran serta gagasan- datang”. Kemudian pengantin
gagasan yang belum tersimpulkan dan dipersilahkan memasuki halaman rumah
terungkapkan sebelumnya sampai pengantin perempuan. Di depan pintu
menjelang acara tersebut. Cara pandang, masuk rumah pengantin perempuan,
pemahaman, pemikiran serta gagasan- pengantin laki-laki disambut dengan
gagasan kedua belah pihak perlu tari persembahan, yang dilakukan oleh
diselesaikan di tempat itu sebelum acara para penari dari pihak pengantin
lainnya yang akan dilaksanakan. Hal ini perempuan. Dalam acara tari
penting ada kesepakatan kedua belah persembahan ini, pantun
pihak sebelum mereka sampai masuk ke dikumandangkan oleh juru bicara pihak
dalam rumah. Di tempat itulah, apabila pengantin perempuan untuk
ada syarat yang belum diselesaikan memeriahkan acara tari persembahan
harus dilunaskan di acara tukar tepak. yang sedang berlangsung. Pantun yang
Misalnya syarat-syarat yang diminta diucapkan seperti berikut ini:
pada waktu acara merisik pengantin Tari persembahan lembaga adat
jauh sebelum acara ini dilakukan. Untuk menyambut tamu terhormat
Segala syarat itu harus selesai sebelum Silaturahmi bertambah erat
rombongan masuk ke dalam rumah, Kedua mempelai selalu mufakat
yang artinya rombongan harus
menyelesaikan kewajibannya sebagai Tari Persembahan diiringi
tamu baru kemudian menjadi bagian dengan lagu makan sirih. Sejalan
keluarga di rumah pengantin dengan iringan lagu itu maka yang
perempuan. Seluruh penyelesaian menyertai teks pantun tersebut adalah
disimpulkan lewat tukar tepak tanda sebagai berikut:
terjadinya kesepahaman menyangkut Makan sirih berpinang tidak
hal-hal yang selama ini belum Sirih dimakan orang dahulu
tersimpulkan. Makan sirih mengenyang tidak
Setelah pengantin melewati Adat resam puak Melayu
acara tukar tepak di halaman, maka
akan dilaksanakan perang bertih. Pantun lainnya yang berkenaan
Kemudian rombongan pengantin laki- dengan makan sirih dan sering juga
laki disambut dengan acara perang dibawakan dalam bentuk lisan maupun
bertih (bunga rampai) yang nyanyian sebagaimana yang terdapat
dilaksanakan oleh dua orang ibu-ibu dalam acara penyerahan tepak sirih
dari kedua belah pihak pengantin. dalam prosesi adat Melayu Deli adalah
Upacara perang bertih (bunga rampai) sebagai berikut:

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


58 Mengungkap Makna Budaya Melayu...

Makan Sirih berpinang tidak Pisang emas masak setandan


Pemerah bibir orang dahulu kami letakkan di atas meja
Walaupun sirih mengenyang Kunci emas akan kami berikan
tidak Tolong pintu segera dibuka.
Adat resam puak Melayu
Gagasan pantun berdasarkan
Makan Sirihberpinang tidak pendekatan yang terdapat dalam acara
Sirih diulam pinang berkacu hempang pintu di atas adalah bahwa
Makan sirih mengenyang tidak pihak pengantin laki-laki mengatakan
Adat resam puak Melayu maksud kedatangan rombongan
pengantin laki-laki adalah baik, tetapi
Makan Sirih pinang berkacu mereka terkejut melihat pintu rumah
Seulas pinang boleh diberi pengantin perempuan ada
Makan sirih resam dahulu penghalangnya”. Acara hempang pintu
Adat menjulang Melayu Asli dilaksanakan karena sudah menjadi adat
istiadat masyarakat Melayu Deli dari
Gagasan yang terdapat dalam zaman dahulu. Namun dialog yang
pantun Tari Persembahan adalah bahwa terjadi antara telangkai adat kedua belah
penyambutan melalui tari itu merupakan keluarga memiliki gagasan yang lebih
tata cara adat Melayu yang dilakukan jauh. Sebab apa yang dikomunikasikan
untuk menghormati tamu. oleh kedua telangkai adat mempunyai
Penghormatan kepada tamu melalui gagasan yang menyimpan nilai-nilai
simbol adat, berupa tepak sirih yang adat Melayu. Adapun gagasan pantun
dibawa salah satu penari untuk Hempang Pintu perlu ditelusuri dahulu
diserahkan kepada mempelai laki-laki bagaimana Hempang Pintu menjadi
dan keluarganya. Penyerahan sirih bagian adat Melayu yang
kepada tamu merupakan bentuk diselenggarakan masyarakat Melayu
keihklasan dan penerimaan keluarga Deli ketika melaksanakan prosesi
mempelai perempuan dalam menerima perkawinan.
keluarga laki-laki yang datang dan Hempang Pintu adalah cara
menjadi bagian keluarga perempuan. keluarga pengantin perempuan
Penerimaan ini sekaligus ungkapan menghempang pengantin laki-laki di
harapan, agar hubungan berkeluarga pintu masuk. Pengantin dianggap tidak
tetap bertambah erat dan kedua menyelesaikan cara-cara adat apabila
pengantin sebagai jembatan kedua tidak melewati Hempang Pintu dengan
keluarga harus menjunjung tinggi azas syarat yang juga disebut penawar
mufakat untuk menggapai masa depan sejuk15. Hempang Pintu dijaga oleh dua
berkeluarga”. orang laki-laki yang juga disaksikan
Selesai acara Tari Persembahan keluarga pengantin perempuan. Kedua
selanjutnya dilaksanakan upacara laki-laki tersebut adalah impal
16
hempang pintu. pintu di jaga oleh dua larangan dari keluarga pengantin
pria (pemuda) yang berdiri di kiri dan perempuan. Impal larangan lah yang
kanan pintu, masing-masing memegang turut menjaga pengantin perempuan
ujung kain panjang yang direntangkan. hingga akhirnya ia disunting oleh orang
Melihat pintu dihadang oleh kedua lain. Dahulu masyarakat Melayu,
pemuda, terjadilah berbalas pantun apabila anaknya sudah mulai dewasa,
antara telangkai adat kedua belah pihak
15
keluarga pengantin. Tentang maksud Ungkapan masyarakat Melayu untuk
menyatakan sesuatu yang diberikan sebagai
dan tujuan pihak keluarga pengantin
pengganti syarat adat yang dapat
perempuan menghadang pengantin laki- membahagiakan keluarga pengantin perempuan.
laki di depan pintu. 16
Saudara sepupu pengantin
perempuan.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Datuk Imam Marzuki 59

selalu menjodohkan anaknya dengan pengantin yang ditandai keluarga


anak dari saudara-saudara lainnya. sebagai pengantin yang boleh masuk
Biasanya yang mengambil anak gadis dalam rumah keluarga perempuan”.
dari satu keluarga Melayu, adalah Setelah mendengarkan pantun yang
keluarga dekatnya sendiri yaitu saudara diucapkan oleh Bapak Syahrial
sepupu yang bukan sewali. Maka selaku telangkai adat pihak
mereka yang sepupu dengan saudara pengantin perempuan, Bapak Abdul
lainnya, selalu menjaga nama baik selaku telangkai adat pihak
sampai waktunya tiba ke jenjang pengantin laki-laki menjawab
pernikahan. Namun tidak semua gadis- pertanyaan tersebut dengan pantun:
gadis Melayu dapat diambil oleh Pasir putih pantainya landai
lingkungan keluarganya sendiri. Bahkan Disiram ombak selat Malaka
dalam perkembangannya, banyak gadis Jari pengantin sudahpun berinai
Melayu yang memilih pendamping Kalau tak percaya silahkan
hidupnya berdasarkan pilihannya Periksa
sendiri. Pilihan-pilihan dari keluarga
sudah jarang lagi diterima karena Telangkai adat pihak pengantin
mereka memiliki pilihannya sendiri. laki-laki mempersilahkan memeriksa
Hempang Pintu memiliki jari pengantin laki-laki, ketika terlihat
Gagasan bahwa pengantin laki-laki oleh pihak keluarga pengantin
sebelum masuk ke rumah pengantin perempuan bahwa jari pengantin laki-
perempuan harus memberi perhatian laki memang sudah berinai, maka
terhadap impal larangan yang selama rombongan dipersilahkan masuk ke
ini turut menjaga pengantin perempuan. dalam rumah. Acara hempang pintu
Bentuk perhatian itulah yang kemudian telah selesai dilaksanakan, selanjutnya
sering disebut penawar sejuk. Zaman rombongan pengantin laki-laki
dahulu bentuk penawar sejuk dipersilahkan masuk ke rumah. Namun
bermacam-macam. Tergantung dari sebelum itu pengantin laki-laki harus
keihklasan keluarga pengantin laki-laki terlebih dahulu memijak batu lagan
yang memberikannya. Supaya tidak diiringi dengan pantun yang diucapkan
tampak bentuknya, kadang terbungkus oleh juru bicara pihak pengantin
dalam uncang. Uncang dengan isinya perempuan.
itulah yang dalam dialog telangkai adat “Meski demikian hakikat
disebut kunci emas. Sambil tari Inai dimanapun tetap sama.
memberikan dua buah uncang kepada Yaitu sebagai bagian dari prosesi
penjaga pintu, juru bicara pengantin pemberian tanda kepada pengantin
laki-laki meminta agar pintu segera wanita. Hakikatnya ini membuat tari
dibuka. Tetapi dijawab oleh juru bicara Inai menjadi sangat khusus dan unik.
pihak pengantin perempuan bahwa Dikatakan khusus, karena ia hanya
pintu belum dapat dibuka karena ada ditarikan dihadapan pengantin.
satu syarat lagi yang harus dipenuhi Dengan kata lain, tari Inai tidak
yakni jari tangan pengantin laki-laki ditemukan hadir dalam acara-acara
harus terlihat berinai. Seperti yang hiburan. Dikatakan unik, karena tari
terdapat dalam pantun berikut ini: Inai membawa lambang dan simbol
Indah nian pulau kampai tertentu melalui property yang
Nelayan mudik di hari senja dibawa penari. Tari Inai pelakunya
Jari pengantin sudahlah berinai kaum pria dan umumnya berjumlah
Merupakan adat pusaka tiga orang. Ditarikan secara
bergantian dengan menunjukkan
Apa yang diungkapkan kemahirannya dalam melahirkan
pantun di atas tentang jari pengantin
yang sudah berinai bahwa dialah

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


60 Mengungkap Makna Budaya Melayu...

gerak dasar dan bunga-bunga gerak Yaitu ragam pembuka tari.


silat.”17 Dimaksudkan sebagai permohonan
Tehnis penyajian selalu keizinan kepada seluruh keluarga
bergantian, mula-mula para penari untuk melakukan persembahan Tari
mengambil tempat yang telah Inai. Ragam kedua adalah Ragam
disediakan dalam satu ruangan yang Itik. Menggambarkan gerakan-
tidak jauh dari pelaminan. Bahkan gerakan itik yang membanggakan
biasanya, penari sudah mengambil keindahan bulunya. Ragam ketiga
tempat di depan pelaminan sebelum disebut Ragam Burung. Menyajikan
acara dimulai. Setelah acara dibuka, gerakan-gerakan burung pada saat
penari diizinkan untuk memulai terbang, hinggap, bertengger dan
tariannya. Satu orang penari berjalan. Ragam keempat Tari Inai
biasanya memulai pembukaan tari yaitu Ragam Ular. Menggambarkan
baru kemudian bergantian dengan gerakan-gerakan ular yang senantiasa
penari lainnya. Bila ruangan cukup siap menyerang apabila didekati atau
memungkinkan, di bagian akhir diganggu. Ragam kelima Ragam
penari secara bersama Pusing Guling. Yaitu gerakan yang
mempersembahkan tarian. Baru selalu berhati-hati dalam mengambil
setelah tarian berhenti, pemberian posisi di tempat-tempat tertentu.
Inai dilakukan oleh kaum kerabat Kemudian ragam terakhir adalah
kepada pengantin. 18 Ragam Somba Penutup. Yaitu
Penari Inai adalah lelaki ragam penutup tari. Memberi arti
dari kaum kerabat yang handal sebagai permohonan keizinan kepada
melakukan gerakan-gerakan silat seluruh keluarga untuk menutup
sambil membawa Inai. Peralatan persembahan Tari Inai.
membawa Inai ada dua versi yang Gerak dalam Tari Inai
berkembang di tengah masyarakat. memakai pola gerakan-gerakan level
Versi pertama, peralatan membawa rendah. Geraknya bersumber dari
Inai adalah piring. Versi lainnya gerakan silat yang dikombinasikan
dengan menggunakan batang nipah dengan kemampuan membawa lilin
yang dibentuk sedemikian rupa agar yang menyala agar tidak padam
mudah memegangnya sambil sewaktu menari. Tari Inai biasanya
mempermainkannya. Baik versi ditarikan pada malam hari setelah
pertama maupun yang kedua sama- selesai Sholat Isya. Tari Inai menjadi
sama menggunakan lilin yang hidup bagian yang sangat penting dalam
sebagai simbolisasi api kehidupan acara memberi tanda kepada
dalam berumah tangga. Tari Inai pengantin. Untuk menghasilkan
memiliki ragam dan gerak-gerak gerak yang indah membutuhkan
tertentu. Ragam Tari Inai proses pengolahan atau penggarapan
mengandung kiasan dan arti yang terlebih dahulu, pengolahan unsur
diambil namanya dari nama-nama keindahannya bersifat stilatif dan
hewan yang berada disekitar distortif. Gerak Stilatif yaitu: gerak
masyarakat Melayu. Ini yang telah mengalami proses
menggambarkan bahwa Tari Inai pengolahan (penghalusan) yang
sangat dekat dengan kehidupan mengarah pada bentuk-bentuk yang
masyarakat. indah. Gerak Distorsif yaitu:
Ragam pertama Tari Inai pengolahan gerak melalui proses
adalah Ragam Somba Pembuka. perombakan dari aslinya dan
merupakan salah satu proses stilasi.
17
Banyaknya pola-pola
Wawancara dengan Pak Retno gerak yang dikenali secara universal
Ayumi 18 September 2017
18 dan mengandung gagasan,
Ibid

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Datuk Imam Marzuki 61

memungkinkan gerak dipergunakan Penyampaian tanda dan pesan-pesan


sebagai materi tari, pola-pola yang sarat gagasan ini membuat Tari
semacam ini timbul dari motif dasar Inai sangat penting hadir dalam acara
manusia untuk mewujudkan malam berinai. Ruang inilah yang
perasaan-perasaan akan cinta, benci, digunakan untuk menitipkan pesan
harapan, takut, aspirasi, nafsu dan itu. Oleh sebab itu Tari Inai tidak
kesenangan-kesenangan sederhana terdapat di acara-acara lainnya selain
seperti yang kita lihat pada binatang- acara malam berinai. Dari konsepsi
binatang. Di dalam emosi-emosi ini maka Tari Inai tergolong tari
inilah terletak sumber yang upacara yang memiliki gagasan yang
merupakan benih-benih gesture yang kompleks. Adapun gagasan-gagasan
dikenal bagi sebagian terbesar lainnya yang terkandung dalam Tari
manusia, sterootip postural dan Inai sebagaimana yang dimunculkan
tanggapan naluriah. Sumber-sumber melalui ragam-ragam Tari Inai. Dari
gerak lainnya adalah kumpulan ragam Tari Inai tampak bahwa
gesture-gesture konvensional yang masyarakat Melayu memiliki
banyak dikenal pada suatu saat atau kedekatan dengan alamnya. Karena
pada suatu daerah.19 semua ragam tari ini diberi nama-
Tari Inai20“telah lama ada nama hewan yang ada di lingkungan
pada masyarakat Melayu Deli. Tari masyarakat Melayu.
ini diperkirakan telah ada beberapa Ragam tari terdiri dari 12
abad yang silam dan keberadaannya ragam. Masing-masing ragam
dipengaruhi oleh perpaduan memiliki gagasan sendiri sesuai
kebudayaan suku bangsa yang masuk dengan karakter nama-nama itu yang
ke alam Melayu. Perpaduan diaplikasikan falsafahnya dalam
kebudayaan antar bangsa diketahui kehidupan sehari-hari masyarakat
telah membentuk alam Melayu Melayu Deli. Ragam Tari Inai
sehingga yang terjadi kebudayaan diambil dari gerakan-gerakan hewan
campuran yang memperkaya bentuk- yang kemudian di eksplore
bentuk dan kesenian Melayu. Salah sedemikian rupa menurut estetika
satu bentuk yang kesenian itu adalah masyarakat Melayu Deli yang sesuai
tari Inai yang sampai saat ini masih dengan nilai-nilai yang dipedomani
dipertahankan hadir dalam prosesi masyarakat. 12 ragam itu adalah
perkawinan pada adat Melayu Deli.” seperti yang dijelaskan berikut ini:
Gagasan dari keseluruhan Pertama, Lelo sembah,
penyajian Tari Inai adalah memberi gerakan ini adalah duduk bersimpuh,
tanda kepada pengantin perempuan torso tegak, kedua tangan disatukan
serta membekali pengantin untuk membentuk sikap sembah, dengan
hidup berumah tangga secara baik. hitungannya satu kali lapan, pada
Bekal itu tidak berupa bahan-bahan hitungan lapan tangan kanan ditarik
yang dipergunakan pengantin, tetapi dari bawah, jari-jari tangan kiri lurus
berupa pesan-pesan moral yang dapat ke atas, lalu kedua tangan membuat
dijadikan pedoman bagi pengantin gerakan menyilang. Adapun
untuk mendirikan rumah tangga yang komunikasi yang disampaikan dalam
sakinah, mawaddah dan warahmah. ragam dan gerak lelo sembah adalah
permintaan keizinan untuk
19
Lois Ellfeldt, Pedoman Dasar Penata melakukan Tari Inai di hadapan
Tari. Terjemahan Sal Murgiyanto. (Jakarta: majelis keluarga. Melakukan gerak
Lembaga Pendidikan Kesenian.1977), h. 35-36 lelo sembah berarti meminta ruang
20
Wawancara dengan Bapak Retno dan keizinan, agar apa yang
Ayumi di Taman Budaya Medan, selaku pelatih dilakukan dikemudian mendapat
dan penari yang turut serta dalam promosi
tempat yang baik di tengah keluarga
budaya tersebut

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


62 Mengungkap Makna Budaya Melayu...

dan sebagai bentuk rasa sikap hormat dirinya untuk menghadapi segala
dimana nantinya proses peleburan tantangan dalam berkeluarga, serta
menjadi bagian yang tidak punya keyakinan dan kesempatan
terpisahkan dalam membangun suatu yang tinggi apabila mau ke luar dari
hubungan yang mana kekeluargaan kondisi-kondisi sebelumnya dan
merupakan proses yang sakral dalam menjalani sebuah situasi ataupun
masyarakat itu sendiri. Lelo sembah keadaan yang akan dilalui nantinya
juga menyiratkan arti bahwa gerakan yang tetap berdasarkan
itu menunjukkan keinginan penari pertimbangan dan kewaspadaan
untuk menyampaikan pesan-pesan demi mencapai sebuah keselamatan
tertentu kepada pengantin dan dan kebahagiaan di dalam mahligai
keluarga, dan yang secara seutuhnya rumah tangga”.
berarti adalah sebuah bentuk Ketiga, Ular Todung
menyambut kedatanganan dan meniti riak. Ragam dan gerak ini
merekatkan penerimaan secara utuh. masih menggunakan nama Ular
Kedua, Ular todung Todung, tetapi gerakannya meniti
membuka lingkar. Nama ini dari riak. Riak adalah gerakan air yang
gerakan seekor ular yang disebut deras baik karena gelombang
masyarakat dengan nama Ular tertentu maupun karena faktor alam
Todung. Gerakannya perlahan-lahan lainnya. hitungan satu kali lapan,
membuka dari bentuk sebelumnya ia tangan kanan di bawa ke atas sejajar
melingkar. Kemudian “Gerakan ini dengan mata. Pada hitungan satu
ditiru melalui tubuh manusia yang sampai empat, tangan kanan
kemudian disebut dengan nama Ular mengambil rumah inai dari arah
todung membuka lingkar dalam Tari kanan. Hitungan lima sampai lapan,
Inai. Dengan hitungan satu kali dibawa ke atas sambil diputar,
lapan, kedua tangan, jari-jari tangan hitungan satu kali lapan, dibawa ke
kiri ke atas, kanan ke bawah. samping kanan, dan rumah inai ini
Hitungan tujuh dan lapan, tangan diputar-putar di samping kanan.
kanan dan tangan kirik disilang dan Pada hitungan satu kali empat,
diputar. Hitungan satu kali lapan, tangan kiri mengambil rumah inai.
dibawa ke samping kiri, proses Hitungan lima sampai lapan, kedua
gerakan tangan sama seperti di atas, inai dimainkan ke depan dada.
tetapi gerakan ini dilakukan di Hitungan satu kali lapan, rumah inai
sebelah kiri, hitungan satu kali dibawa ke samping kanan, lalu
lapan, dibawa ke depan dada, dimainkan dengan kedua tangan.
hitungan tujuh kali lapan proses Hitungan satu kali lapan, dibawa
gerakan tangan dilakukan dua kali. lagi ke samping kiri. Hitungan satu
Adapun komunikasi yang kali lapan, rumah inai dibawa lagi
disampaikan oleh Penari dengan ke depan dada dengan proses yang
menirukan gerak ular todung sama.
membuka lingkar adalah bahwa “Adapun pesan-pesan
hidup harus membuka diri. Harus yang hendak dikomunikasikan lewat
berani melawan tantangan alam gerakannya adalah menyambung
yang selalu berubah setiap saat. pesan sebelumnya. Yaitu sesudah
Selalu membuka diri dari kehidupan mau membuka diri dan siap
pribadi menuju kehidupan menerima tantangan, maka situasi
bermasyarakat baik dalam berjiran dan gelombang manapun harus
maupun dalam merantau. Falsafah menjadi medan main yang harus
dari gerakan Ular Todung membuka ditaklukan. Bila sudah masuk ke
lingkar bagi pengantin adalah agar dalam situasi apapun, harus diterima
pengantin nanti dapat membuka untuk dicermati, diatasi bahkan

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Datuk Imam Marzuki 63

dilewati agar dapat melangkah dan kiri diangkat, kaki kanan sebagai
berjalan keluar untuk mencari tumpuan dan arah badan berputar ke
tempat yang lebih baik lagi. Berani kanan, badan agak ditundukkan
menerima tantangan dengan segala merendah, mata melihat ke atas,
suka maupun dukanya, selain itu, kedua tangan memegang rumah inai,
ada sebuah sikap yang dimana sambil badan berputar rumah inai
keyakinan yang ada didalam dada la digoyang-goyangkan. Hitungan satu
yang menjadi dasar untuk beranjak kali lapan, digerakkan ke arah kiri,
menghadapi setiap tantangan yang gerakan ini dilanjutkan dengan empat
akan dilalui yang tetap menjaga kali lapan hitungan, dengan cara
kebersihan hati dan pikiran dalam bergantian dan badan dalam keadaan
melangkah.” rendah. “Setelah diri terbuka maka
Keempat, Itik bangun dari jalan seterusnya adalah beranikan
tidur. Ini ragam dan gerak yang diri berjalan di dunia ini dengan
menirukan itik. Itik bangun dari tidur segala suka dan dukanya, dan
berarti seperti gerakan itik yang mampu menahan beban berat yang
bangun dari tidurnya. Gerakan pasti akan dirasakan didalam
dimulai dengan hitungan satu kali mahligai rumah tangga yang akan
lapan, lutut kaki kiri mencecah di dijalani nantinya, selain itu juga
lantai, dengan sikap berdiri dengan sebuah sikap kemandirian akan
tumpuan pada lutut, sedangkan kaki melekat dengan sendirinya tanpa
kanan menapak. Hitungan tujuh berharap berpangku tangan kepada
sampai lapan, rumah inai dimain- orang lain, namun tetap
mainkan dengan tangan. Falsafah mengisyaratkan untuk terus melihat
gerak ini yang hendak kelangit yang tiada lain
dikomunikasikan penari inai adalah menyerahkan segala urusan kepada
bahwa pengantin harus selalu sadar sang pencipta, karna sang pencipta
dimana kita berada. Dengan gerakan pula la yang telah merencanahkan
itik yang baru bangun tidur, ia seolah segala urusan mahluk nya.”
menyadari tempatnya, “selalu Keenam, Puting beliung
berhati-hati dalam bergerak. berbalik arah. Ragamdan gerak ini
Kemudian tahu menempatkan diambil dari gerakan angin.
dirinya di ruang yang tidak mengusik Masyarakat Melayu cukup paham
orang lain. Sebagaimana masyarakat membaca tanda-tanda yang diberikan
Melayu Deli memberikan petuah alam lewat angin, gelombang, panas
yaitu dimana batang bergulung maupun hujan. Tanda-tanda dari
disitu cendawan tumbuh, dimana gerakan angin kemudian
ranting di patah disitu air disauk dan diterjemahkan ke dalam gerakan
dimana bumi dipijak disitu langit manusia dan kemudian menjadi
dijunjung. Bagi pengantin pesan ini gerakan tari yang diwariskan dari
diibaratkan supaya pengantin tahu satu generasi ke generasi lainnya. Di
dia memposisikan dirinya di mulai dari hitungan satu kali lapan,
berbagai situasi dan kondisi, tahu kaki kanan dilangkahkan ke depan,
pula tempat menerima sekaligus sehingga seluruh badan condong ke
memahami kapan waktu dan tempat kanan. Lutut kanan ditekuk hingga
untuk dia bersikap.” hitungan tujuh sampai lapan, rumah
Kelima, Itik berdiri kaki inai digerakkan dan badan lurus ke
sebelah dan memandang langit. depan. Hitungan satu kali lapan,
Masih gerakan itik. Gerakan dengan badan berbalik ke kiri. Hitungan
berdiri kaki sebelah sementara mata tujuh sampai lapan sama dengan
memandang langit. Gerakan dimulai gerakan di atas. Hitungan satu kali
dengan hitungan satu kali lapan, kaki lapan, kaki kanan diangkat,

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


64 Mengungkap Makna Budaya Melayu...

sedangkan kaki kiri menapak inai merangkai nilai-nilai dalam


dan digoyangkan. Hitungan satu berkeluarga dan bermasyarakat.
kali lapan, kaki kanan diletakkan di Semua nilai dan resam yang sudah
lantai, lutut ditekuk hingga seluruh diterima, harus dirangkai secara
badan condong ke kanan. Hitungan utuh dan menghidangkannya kembali
tujuh sampai lapan sama dengan dengan nilai-nilai yang dapat
gerakan di atas. Hitungan satu kali diterima semua keluarga dan
lapan, badan diputar ke kanan, masyarakat. Ini berarti bahwa
hitungan tujuh sampai lapan sama pengantin harus memiliki kepekaan
seperti gerakan di atas. Hitungan untuk merajut kekeluargaan dengan
satu kali lapan, kaki kanan diangkat, mendahulukan budi pekerti dan
lalu badan berputar ke kanan, tutur sapa yang baik-baik.”
kemudian kaki kanan diletakkan Kedelapan, Buaya
kembali dan digantikan dengan kaki melintang tasikadalah gerakan seekor
kiri. Arah badan berputar ke depan, buaya yang menyeberangi sebuah
kaki kiri diletakkan kembali. tasik. Gerakannya dimulaihitungan
“Adapun pesan yang dua kali lapan: hitungan satu kaki
hendak disampaikan dari gerakan ini kiri menapak, sedangkan kaki kanan
adalah tempat kita berpijak, dalam diangkat lurus ke belakang, kaki kiri
hal ini kepada pengantin, harus sebagai tumpuan, lutut ditekuk,
memiliki kekuatan dahsyat dan mau gerakan dilakukan bergantian.
berkontribusi untuk mempengaruhi Dilihat dari gerakannya, gerak ini
suatu ruang atau kelompok agar memiliki teknik-teknik tertentu untuk
berubah untuk menciptakan kondisi mencapai estetikanya. Ini berarti,
yang lebih baik. Puting beliung bahwa gerakan ini memerlukan
berbalik arah adalah gagasan, pemahaman yang khusus sehingga
semangat, ide-ide, yang dapat keutuhannnya geraknya dapat
difungsikan sesuai dengan kebutuhan terwujud. “Dari falsafah yang
masyarakat ketika itu. diwujudkan dari gerak ini
Pemanfataannya harus sesuai mengartikan bahwa pengantin harus
dengan dinamika yang berkembang mau berkorban dan menjadi tulang
ketika itu. Terhadap pengantin punggung keluarga sehingga kita
falsafah gerak ini memberikan bisa selamat sampai seberang.
gambaran bahwa pengantin harus Artinya, satu kehidupan dapat kita
dapat mengambil peran dalam lalui dengan pengorbanan yang
berkeluarga dan menjadi motivator tulus. Mengingatkan kepada
untuk kesejahteraan keluarga pengantin tidak ada orang yang
besarnya.” berhasil tanpa kerja keras dan usaha
Ketujuh, Bonang solai. yang dilakukannya.”
Ragam dan gerak inidari kata benang Kesembilan, Olang balega
sehelai. Di mulai dari hitungan satu nama dari kata Elang Berlegar 21 .
kali lapan, langkah maju dan kedua Geraknya dimulai dengan hitungan
ujung kaki dijinjit, disertai dengan satu kali lapan, hitungan satu, kaki
pada hitungan tujuh sampai lapan kanan diangkat, tangan kanan dibuka
penari menggerak-gerakkan rumah sejajar pinggang, lalu berputar 180
inai di genggaman kedua telapak darjah ke arah kanan, kaki kiri
tangannya. Gerakan ini umpama sebagai tumpuan, hitungan lapan
merangkai atau melangkah di tempat kaki kanan menapak dengan sikap
yang sulit sehingga kita harus
berhati-hati dalam meniti
21
keseimbangan. “Pesan adalah Berlegar dari kata Legar. Gerakan
penari untuk mengitari satu posisi atau ruang
bahwa pengantin harus merajut atau
dari satu posisi ke posisi yang lain.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Datuk Imam Marzuki 65

kuda-kuda. “Adapun yang hendak membungkuk, pada hitungan kedua


dikomunikasikan dari gerak ini kaki berjinjit di atas lantai berjalan
adalah pengantin pasangan yang seperti berlari-lari kecil lima sampai
sudah bebas dari kondisi sebelumnya enam, dan hitungan tujuh sampai
yang selalu dibatasi dalam bergerak. lapan kaki kanan diangkat kembali,
Namun kebebasan yang didapat proses gerakan tangan tetap
selalu dibentuk dengan sikap dilakukan.
mewaspadai segala kemungkinan “Gerak ini memberi pesan
yang dapat menjatuhkan keluarga bahwa setiap orang terutama kepada
dan rumah tangganya. Gerakan pengantin harus memiliki pandangan
elang yang berlebar merupakan jauh ke depan dalam berumah
pertanda bahwa pengantin harus tangga. Jangan hanya melihat dari
mengambil posisi-posisi tertentu sisi lingkungan sekitar kita. Orang
untuk melihat berbagai yang keluar dari batas-batas
kemungkinan.” lingkungannya akan memberi
Kesepuluh, Berokik bandingan pemikiran yang sangat
mengisai bulu, ragam dan gerak ini mungkin bermanfaat bagi
juga dari nama burung. Burung kehidupannya, keluarganya dan
berokik ketika memekarkan sayap- masyarakatnya. Dengan gerakan
sayapnya. Geraknya dengan hitungan berokik melintas batas memberi
dua kali lapan: hitungan satu sampai gambaran bahwa sekali-kali
dua tangan dibuka, sedangkan badan terbanglah jauh melintasi batas-
menghadap ke kiri, hitungan dua batas keluargamu, lingkunganmu
berbalik arah ke kanan, tangan kiri bahkan budayamu, niscaya ada
dilipat, sedangkan tangan kanan sesuatu yang baru didapatkan dari
bersiku, kaki pada hitungan satu usaha melihat atau melintas tempat
masih tetap, hitungan dua kaki kiri yang selama ini tidak kita ketahui
ditarik ke belakang dan begitu keadaannya.”
seterusnya. “Gerak ini memberi Keduabelas, Sembah akhir
pesan bahwa jikalau pengantin adalah ragam dan gerak terakhir dari
sudah duduk dalam berumah tangga, Tari Inai. Gerak ini dimulai dengan
artinya sudah nyaman dalam kaki kiri ditarik ke belakang, lalu
berkeluarga, harus lihat juga lutut dicecahkan ke lantai. Kaki kiri
keadaan sekelilingnya, terutama juga disentuhkan ke lantai, sehingga
jiran tetangga yang harus menjadi duduk bersimpuh, lalu kedua rumah
perhatian sebagai bagian dari cara inai dibawa ke samping kanan,
kita berkeluarga dan bermasyarakat. sedangkan badan membungkuk.
Tanpa perhatian itu, kita jadi sendiri Hitungan satu kali lapan, bawa ke
di tengah-tengah masyarakat yang depan, lalu rumah inai dimainkan
ramai. Cara Melayu memberi lagi, kedua rumah inai diletakkan,
perhatian, tahu berkeluarga tahu lalu kedua tangan disatukan
berlembaga, tahu berkias tahu membentuk sikap sembah. Memberi
berumpama, dan tahu tamu tahu hormat kepada semua makhluk dan
tetangga.” persekitaran, di mana kita menjadi
Kesebelas, Berokik bahagian daripadanya.
melintas batas, artinya burung yang “Adapun pesan yang
terbang tenang melintasi batas. hendak disampaikan dari gerak ini
Gerak dalam ritme tarihitungan satu adalah keizinan mengakhiri tari ini
kali lapan: pada hitungan satu inai. Melakukan gerak Sembah akhir
sampai empat kaki kanan ditekuk berarti telah menyempaikan pesan-
dekat kaki kiri, kaki kiri sebagai pesan gerak itu kepada pengantin.
tumpuan, sikap badan agak Atas penyampaian itu maka

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019


66 Mengungkap Makna Budaya Melayu...

permintaan maaf disampaikan berbagai kelompok di Kota Medan


kepada majelis keluarga apabila menggunakan tepak sirih. Tepak ini
terdapat pesan-pesan yang tidak juga menjadi “sesuatu” yang
sesuai dengan kedudukan dan tempat menguatkan tari itu yang sesuai
pengantin.” dengan nilai-nilai kekerabatan
masyarakat Melayu.
Gagasan Tari Persembahan Adapun ragamnya adalah
Bila berkaitan dengan ragam mula, ragam sembah, ragam
prosesi perkawinan nuansa Melayu lenggang, ragam geser, ragam elak,
sekarang ini, tari Persembahan selalu ragam lenggang pusing, ragam
menjadi salah satu bagian yang tidak tampi, ragam gulung dan ragam
dilewatkan begitu saja. Pertama, legar. Teknik gerak yang ada dalam
penggunaan tari persembahan Tari Persembahan sebenarnya gerak
langsung menunjukkan kemeriahan dasar tari Melayu yang berkembang
prosesi itu yang sekaligus terus berkembang saat ini. Hakikat
menunjukkan identitas ke-Melayu-an penyambutan tari persembahan ini
bagi masyarakat yang menggunakan. intinya sebagai ucapan selamat
Hal kedua, secara fungsional bahwa datang sekaligus ungkapan tuan
gagasan tari itu masih begitu kuat rumah menyatakan kegembiraannya
mengikat dipegang masyarakat atas kedatangan pengantin berserta
Melayu sebagai ungkapan rombongannya.Namun rincian
kehidupannya.. gagasan dari tari persembahan dalam
Tari persembahan dalam prosesi perkawinan pada adat
tradisi penyambutan di acara prosesi Melayu Deli sebagimana dirincikan
perkawinan bersumber dari berbagai di bawah ini
kesenian tradisi Melayu. Tari ini
terus mengalami pembaharuan sesuai
KESIMPULAN
dinamika masyarakat pendukungnya.
Pembaruan merupakan proses Gagasan dan fungsi yang
alamiah karena kehidupan terdapat dalam prosesi perkawinan
masyarakat pun berubah dari masa budaya Melayu Deli adalah perkawinan
ke masa. Tapi, yang biasanya yang paling kelihatan di dalam
dianggap penting di dalam kesenian, kebudayaan masyarakat adalah untuk
adalah gagasanannya terhadap keberlanjutan keturunan insan Melayu.
kehidupan masyarakat yang juga Dengan dilaksanakannya istiadat
terus berubah. Karena itu, tari perkawinan Melayu, maka akan
tradisional di dalam perubahan memberikan fungsi lebih jauh yaitu
tersebut tidak terlalu mementingkan manusia Melayu akan berlanjut. Adat
pada penemuan bentuknya yang perkawinan berfungsi untuk
baru, melainkan lebih menjadi mempertahankan kebudayaan Melayu
bagian dari proses untuk memelihara dan berusaha membentangkannya di
eksistensinya. dunia ini. Selanjutnya gagasan dan
Akhirnya, melalui fungsi pantun dalam prosesi perkawinan
perkembangan yang terus terjadi budaya adat melayu Deli adalah
terhadap masyarakat pendukungnya, gagasan yang terkandung di dalam
tari Persembahan menggabungkan pantun pembuka kata di atas adalah
beberapa ritem musik yang penerimaan masyarakat Melayu yang
dipadukan menjadi untaian kesatuan tulus dan ihklas terhadap tamu yang
pengiring tari. Namun ada juga yang datang dengan kandungan yang penuh
mengandalkan Lagu Makan Sirih melambangkan nilai-nilai spiritual dan
saja tanpa pecahannya. Semua Tari kultural dunia Melayu. Pantun terdiri
Persembahan yang ditampilkan dari dua bagian, yaitu ‘sampiran’ dan

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Datuk Imam Marzuki 67

‘isi’, yang masing-masing berjumlah


dua baris. Terkadang kedua bagian ini
tidak mempunyai hubungan logis yang
langsung; satu dengan yang lain
dikaitkan atas dasar persamaan bunyi
dan/atau pararelisme citra dan lambang.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsini, Manajemen
Penelitian, Yogyakarta: Rineka
Cipta, 1997

Azra, Azyumardi, Renaisance Islam


Asia Tenggara Sejarah Wacana
dan Kekuasaan,Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1999

Ellfeldt, Lois, Pedoman Dasar Penata


Tari. Terjemahan Sal
Murgiyanto. Jakarta: Lembaga
Pendidikan Kesenian. 1977

Elly M. Setiadi,et al, Ilmu Sosial dan


Budaya Dasar, Cet II, Jakarta:
Kencana, 2007

Geertz, Clifford, Tafsir Kebudayaan…,


Bandingkan dengan: F.W.
Dillistone, The Powerof Symbol,
Daya Kekuatan Simbol, terj. A.
Widyamartaya, Yogyakarta:
Kanisius, 2002

Spradley, J P. 1997. Metode Etnografi.


Diterjemahkan oleh Misbah
Zulfa Elizabeth. Yogyakarta:
Tiara Wacana, 1997

Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai