php/khazanah
Khazanah: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Islam
ISSN: 2339-207X (print) ISSN: 2614-3798 (online) Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam
DOI: https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.187://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.70
Abstract
The idea and function contained in the procession of Deli Malay cultural marriage is the
most visible marriage in the culture of the community is for the continuation of the
descendants of Malay people. With the implementation of Malay marital customs, it
will provide further functions, namely Malay man will continue. Customary marriage
functions to maintain Malay culture and try to spread it in this world. Furthermore, the
idea and function of the rhyme in the marriage procession of Deli's Malay traditional
culture is the idea contained in the opening rhymes of the word above is the acceptance
of sincere and sincere Malay society towards guests who come with content that fully
symbolizes the spiritual and cultural values of the Malay world. Pantun consists of two
parts, namely 'sampiran' and 'fill', which each have two lines. Sometimes these two parts
do not have a direct logical relationship; one with the other is linked on the basis of
sound equations and / or parallelism of images and symbols.
Keywords: meaning, Malay culture, marriage procession, Malay
Abstrak
Gagasan dan fungsi yang terdapat dalam prosesi perkawinan budaya Melayu Deli
adalah perkawinan yang paling kelihatan di dalam kebudayaan masyarakat adalah
untuk keberlanjutan keturunan insan Melayu. Dengan dilaksanakannya istiadat
perkawinan Melayu, maka akan memberikan fungsi lebih jauh yaitu manusia Melayu
akan berlanjut. Adat perkawinan berfungsi untuk mempertahankan kebudayaan Melayu
dan berusaha membentangkannya di dunia ini. Selanjutnya gagasan dan fungsi pantun
dalam prosesi perkawinan budaya adat melayu Deli adalah gagasan yang terkandung
di dalam pantun pembuka kata di atas adalah penerimaan masyarakat Melayu yang
tulus dan ihklas terhadap tamu yang datang dengan kandungan yang penuh
melambangkan nilai-nilai spiritual dan kultural dunia Melayu. Pantun terdiri dari dua
bagian, yaitu ‘sampiran’ dan ‘isi’, yang masing-masing berjumlah dua baris.
Terkadang kedua bagian ini tidak mempunyai hubungan logis yang langsung; satu
dengan yang lain dikaitkan atas dasar persamaan bunyi dan/atau pararelisme citra dan
lambang.
51
52 Mengungkap Makna Budaya Melayu...
Sehingga adat budaya selalu mengacu tentang tabiat, pikiran, dan perasaan
kepada ajaran agama Islam sebagai orang Melayu.7 Begitu juga dengan Tari
agama yang dianutnya. Perkawinan Melayu digunakan mencakup bunyi,
merupakan suatu ikatan yang sangat nada, ritma, tenaga, dan gerak-gerik.
kuat dan dipandang suatu hal yang suci Dalam bidang tari, dikomunikasikan
serta mulia, dalam al-Quran diterangkan juga lambang-lambang kesopanan.
sebagai salah satu dari sekian banyak Misalnya penari perempuan dengan
nikmat Allah Swt kepada hamba-Nya gerak-gerik lemah-gemulai, jinak-jinak
dan sebagai bukti kekuasaan dan merpati, tidak bersentuhan dengan
kebesaran-Nya5 penari lelaki. Para penari lelaki yang
Dalam kebudayaan Melayu, meluapkan kegagahannya dalam
upacara adat perkawinan ini, sejak awal melindungi makhluk perempuan, dalam
dilakukan dalam suasana budaya lisan.6 teknikal ngebeng. 8 Dalam tari juga
Namun demikian sebenarnya ada pola- diekspresikan lambang-lambang dalam
pola upacara, yang dilandasi oleh budaya dan agama Islam seperti gerak
gagasan budaya diketahui oleh sembah, tahtum dan lainnya.9 Maka dari
masyarakat Melayu kekinian. Maka itu, kajian ini diperlukan dalam rangka
untuk dapat mengetahuinya, mestilah menggali kembali gagasan budaya
dilakukan pengkajian yang mendalam Melayu. Dengan menilai adanya
dan holistik. Karena ia memiliki kearifan yang terkandung dalam adat
berbagai fungsi sosiol budaya. Fungsi perkawinan Melayu Deli.
ini menuju kepada pencapaian
konsistensi internal budaya Melayu. METODE PENELITIAN
Pantun telah menjadi bahasa lisan yang Dalam tulisan ini, penulis
halus tanpa menyinggung perasaan menggunakan teori yang dikemukakan
orang lain. Sehingga menjadikan oleh Clifford Geertz yang menjelaskan
aktivitas berpantun untuk menunjukkan bahwa untuk menangkap makna dan
kesantunan dan kemelayuannya.
7
Winstedt mengungkapkan bahwa Winstedt, R. O. A History of
pantun merupakan pancaran gagasan Classical Malay Literature, (Kuala Lumpur:
Oxford University Press. 1969).
Melayu yang di dalamnya memuat 8
Mengikut Tengku Luckman Sinar
(1990:57) yang dimaksudkan dengan ngebeng
5
Lihat QS. al-Rum [30]: 21 adalah gerak penari lelaki menundukkan sebelah
6 bahu sambil mengitari penari perempuan,
Jan Vansina, dalam tulisannya yang
bertajuk Oral Tradition as History (1985:27- melakukan imitasi gerakan seperti seekor ayam
28), yang diterbitkan oleh James Currey jantan mengitari betinanya, sebagai perilaku
Publishers, New York, Amerika Serikat, menyukai dan melindungi perempuan
mendefinisikan tradisi lisan sebagai "pesan pasangannya dalam pengertian yang luas.
verbal berupa pernyataan yang dilaporkan dari Dalam kebudayaan Melayu di Sumatera Utara,
masa silam kepada generasi masa kini, dan gerak penari lelaki mestilah benar-benar
pesan itu haruslah berupa pernyataan yang mencerminkan kegagahan dan ketangkasan
dituturkan, dinyanyikan, atau diiringi alat seorang lelaki, tidak kewanita-wanitaan.
musik. Lebih jauh menurutnya haruslah ada Sementara gerak wanita juga adalah mengikut
penyampaian melalui tutur kata dari mulut kudrat wanita yang lemah gemalai, halus, dan
sekurang-kurangnya sejarak satu generasi.” malu-malu. Tidak melakukan gerak kelaki-
Lebih jauh Vansina menyatakan bahwa definisi lakian. (Temu diskusi dengan Yose Rizal
yang diajukannya adalah yang berfungsi untuk Firdaus, 12 Disember 2007).
9
kalangan sejarawan. Para sosiolog, pakar Arti daripada gerak alif adalah berdiri
bahasa, atau sarjana seni verbal mengajukan tegak lurus membentuk huruf alif, gerak lam
pendekatannya masing-masing, yang untuk membungkuk seperti huruf lam dalam aksara
kasus khusus (sosiologi) mungkin saja Jawi atau Arab. Gerak sembah biasanya
menekankan pengetahuan umum, fitur kedua digunakan sebagai gerak pertama dan akhir
yaitu membedakan bahasa dari dialog tarian, yang fungsinya menghormati penonton,
(bahasawan) biasa, dan fitur terakhir adalah dan berserah diri kepada Allah. Sementara gerak
bentuk dan isi yang mendefinisi seni tahtum adalah gerak mengikut tempo yang cepat
(pendongeng)." dalam tarian zapin.
dan sebagai bentuk rasa sikap hormat dirinya untuk menghadapi segala
dimana nantinya proses peleburan tantangan dalam berkeluarga, serta
menjadi bagian yang tidak punya keyakinan dan kesempatan
terpisahkan dalam membangun suatu yang tinggi apabila mau ke luar dari
hubungan yang mana kekeluargaan kondisi-kondisi sebelumnya dan
merupakan proses yang sakral dalam menjalani sebuah situasi ataupun
masyarakat itu sendiri. Lelo sembah keadaan yang akan dilalui nantinya
juga menyiratkan arti bahwa gerakan yang tetap berdasarkan
itu menunjukkan keinginan penari pertimbangan dan kewaspadaan
untuk menyampaikan pesan-pesan demi mencapai sebuah keselamatan
tertentu kepada pengantin dan dan kebahagiaan di dalam mahligai
keluarga, dan yang secara seutuhnya rumah tangga”.
berarti adalah sebuah bentuk Ketiga, Ular Todung
menyambut kedatanganan dan meniti riak. Ragam dan gerak ini
merekatkan penerimaan secara utuh. masih menggunakan nama Ular
Kedua, Ular todung Todung, tetapi gerakannya meniti
membuka lingkar. Nama ini dari riak. Riak adalah gerakan air yang
gerakan seekor ular yang disebut deras baik karena gelombang
masyarakat dengan nama Ular tertentu maupun karena faktor alam
Todung. Gerakannya perlahan-lahan lainnya. hitungan satu kali lapan,
membuka dari bentuk sebelumnya ia tangan kanan di bawa ke atas sejajar
melingkar. Kemudian “Gerakan ini dengan mata. Pada hitungan satu
ditiru melalui tubuh manusia yang sampai empat, tangan kanan
kemudian disebut dengan nama Ular mengambil rumah inai dari arah
todung membuka lingkar dalam Tari kanan. Hitungan lima sampai lapan,
Inai. Dengan hitungan satu kali dibawa ke atas sambil diputar,
lapan, kedua tangan, jari-jari tangan hitungan satu kali lapan, dibawa ke
kiri ke atas, kanan ke bawah. samping kanan, dan rumah inai ini
Hitungan tujuh dan lapan, tangan diputar-putar di samping kanan.
kanan dan tangan kirik disilang dan Pada hitungan satu kali empat,
diputar. Hitungan satu kali lapan, tangan kiri mengambil rumah inai.
dibawa ke samping kiri, proses Hitungan lima sampai lapan, kedua
gerakan tangan sama seperti di atas, inai dimainkan ke depan dada.
tetapi gerakan ini dilakukan di Hitungan satu kali lapan, rumah inai
sebelah kiri, hitungan satu kali dibawa ke samping kanan, lalu
lapan, dibawa ke depan dada, dimainkan dengan kedua tangan.
hitungan tujuh kali lapan proses Hitungan satu kali lapan, dibawa
gerakan tangan dilakukan dua kali. lagi ke samping kiri. Hitungan satu
Adapun komunikasi yang kali lapan, rumah inai dibawa lagi
disampaikan oleh Penari dengan ke depan dada dengan proses yang
menirukan gerak ular todung sama.
membuka lingkar adalah bahwa “Adapun pesan-pesan
hidup harus membuka diri. Harus yang hendak dikomunikasikan lewat
berani melawan tantangan alam gerakannya adalah menyambung
yang selalu berubah setiap saat. pesan sebelumnya. Yaitu sesudah
Selalu membuka diri dari kehidupan mau membuka diri dan siap
pribadi menuju kehidupan menerima tantangan, maka situasi
bermasyarakat baik dalam berjiran dan gelombang manapun harus
maupun dalam merantau. Falsafah menjadi medan main yang harus
dari gerakan Ular Todung membuka ditaklukan. Bila sudah masuk ke
lingkar bagi pengantin adalah agar dalam situasi apapun, harus diterima
pengantin nanti dapat membuka untuk dicermati, diatasi bahkan
dilewati agar dapat melangkah dan kiri diangkat, kaki kanan sebagai
berjalan keluar untuk mencari tumpuan dan arah badan berputar ke
tempat yang lebih baik lagi. Berani kanan, badan agak ditundukkan
menerima tantangan dengan segala merendah, mata melihat ke atas,
suka maupun dukanya, selain itu, kedua tangan memegang rumah inai,
ada sebuah sikap yang dimana sambil badan berputar rumah inai
keyakinan yang ada didalam dada la digoyang-goyangkan. Hitungan satu
yang menjadi dasar untuk beranjak kali lapan, digerakkan ke arah kiri,
menghadapi setiap tantangan yang gerakan ini dilanjutkan dengan empat
akan dilalui yang tetap menjaga kali lapan hitungan, dengan cara
kebersihan hati dan pikiran dalam bergantian dan badan dalam keadaan
melangkah.” rendah. “Setelah diri terbuka maka
Keempat, Itik bangun dari jalan seterusnya adalah beranikan
tidur. Ini ragam dan gerak yang diri berjalan di dunia ini dengan
menirukan itik. Itik bangun dari tidur segala suka dan dukanya, dan
berarti seperti gerakan itik yang mampu menahan beban berat yang
bangun dari tidurnya. Gerakan pasti akan dirasakan didalam
dimulai dengan hitungan satu kali mahligai rumah tangga yang akan
lapan, lutut kaki kiri mencecah di dijalani nantinya, selain itu juga
lantai, dengan sikap berdiri dengan sebuah sikap kemandirian akan
tumpuan pada lutut, sedangkan kaki melekat dengan sendirinya tanpa
kanan menapak. Hitungan tujuh berharap berpangku tangan kepada
sampai lapan, rumah inai dimain- orang lain, namun tetap
mainkan dengan tangan. Falsafah mengisyaratkan untuk terus melihat
gerak ini yang hendak kelangit yang tiada lain
dikomunikasikan penari inai adalah menyerahkan segala urusan kepada
bahwa pengantin harus selalu sadar sang pencipta, karna sang pencipta
dimana kita berada. Dengan gerakan pula la yang telah merencanahkan
itik yang baru bangun tidur, ia seolah segala urusan mahluk nya.”
menyadari tempatnya, “selalu Keenam, Puting beliung
berhati-hati dalam bergerak. berbalik arah. Ragamdan gerak ini
Kemudian tahu menempatkan diambil dari gerakan angin.
dirinya di ruang yang tidak mengusik Masyarakat Melayu cukup paham
orang lain. Sebagaimana masyarakat membaca tanda-tanda yang diberikan
Melayu Deli memberikan petuah alam lewat angin, gelombang, panas
yaitu dimana batang bergulung maupun hujan. Tanda-tanda dari
disitu cendawan tumbuh, dimana gerakan angin kemudian
ranting di patah disitu air disauk dan diterjemahkan ke dalam gerakan
dimana bumi dipijak disitu langit manusia dan kemudian menjadi
dijunjung. Bagi pengantin pesan ini gerakan tari yang diwariskan dari
diibaratkan supaya pengantin tahu satu generasi ke generasi lainnya. Di
dia memposisikan dirinya di mulai dari hitungan satu kali lapan,
berbagai situasi dan kondisi, tahu kaki kanan dilangkahkan ke depan,
pula tempat menerima sekaligus sehingga seluruh badan condong ke
memahami kapan waktu dan tempat kanan. Lutut kanan ditekuk hingga
untuk dia bersikap.” hitungan tujuh sampai lapan, rumah
Kelima, Itik berdiri kaki inai digerakkan dan badan lurus ke
sebelah dan memandang langit. depan. Hitungan satu kali lapan,
Masih gerakan itik. Gerakan dengan badan berbalik ke kiri. Hitungan
berdiri kaki sebelah sementara mata tujuh sampai lapan sama dengan
memandang langit. Gerakan dimulai gerakan di atas. Hitungan satu kali
dengan hitungan satu kali lapan, kaki lapan, kaki kanan diangkat,