Rindom Harahap
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu
Jalan Raden Fatah Pagar Dewa Bengkulu
rindom@gmail.com
Abstract: The values of Local Culture in Islamic Culture at Lembak Society of Bengkulu city.
Talking about religion in religious discourse of contemporary religion that it has many faces which is no longer
as the ancients understood it, that is related to the issue of divinity, trust, faith, creed, yet it also turned out to be
associated with problems of historical cultural which is a necessity human. The experts of Cultural,
Anthropology and customary law who suffer of islamicphobia found Islamic influence on the cultures of the
archipelago is only found on the surface and shallow entities of local cultures and national. Through claims so
they come up with the image that Islam has no contributed significantly to the existence of the Regions and the
State. Because it is not worth the Muslims are demanding something from the Government. To prove otherwise
of course the Muslims themselves who have to show by presenting the facts of the socio-historical culture
scientifically. Culture in Bengkulu like syarafal anam which has a religious element in it, then the tabot culture
which is a mourning ceremony of the death Husayn bin Ali bin Abi Thalib that grandchild of Prophet
Muhammad.
Abstrak: Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Budaya Islam pada Masyarakat Lembak di Kota
Bengkulu. Berbicara masalah agama dalam diskursus keagamaan kontemporer bahwa agama ternyata
mempunyai banyak wajah bukan lagi seperti orang dahulu memahaminya, yakni semata-mata terkait
dengan persoalan-persoalan ketuhanan, kepercayaan, keimanan, kredo, namun agama juga ternyata
terkait dengan persoalan-persoalan sejarah budaya yang merupakan keniscayaan manusia. Pakar-
pakar sejarah, antropologi budaya dan hukum adat yang mengidap Islamphobia senang berpendapat
bahwa pengaruh Islam terhadap budaya-budaya nusantara ini hanyalah terdapat pada lapisan
permukaan yang tipis dan dangkal dari entitas budaya-budaya lokal maupun nasional. Melalui
klaim-klaim begitu mereka munculkan citra bahwa Islam tidak punya sumbangan berarti bagi
eksistensi daerah maupun negara. Karena itu tidak layak umat Islam banyak menuntut ini itunya dari
pemerintah. Untuk membuktikan sebaliknya tentu umat Islam sendirilah yang mesti menunjukkan
dengan menghadirkan fakta-fakta sosio-historis kultural secara ilmiah. Budaya di Bengkulu di
antaranya syarafal anam yang memiliki unsur agama di dalamnya, kemudian budaya tabot yang
merupakan upacara berkabung atas gugurnya Husein bin Ali bin Abi Thalib cucu nabi Muhammad
SAW.
Kata Kunci: Budaya lokal, Tradisi Islam, Shalawat, Syarafal Anam, Tabot.
2. Tidak ada orang yang berbicara kelompok sesuai dengan tinjauan dan
begitu dan emosional lebih dari sudut pandang masing-masing pembuat
membicarakan agama. defenisi.
3. Konsepsi tentang agama Kelompok pertama melakukan
dipengaruhi oleh tujuan orang yang pendekatan deskriptif dengan menekankan
memberikan defenisi agama itu 3 pada sejumlah isi yang terkandung di
Ada defenisi yang masyhur dari dalamnya seperti defenisi yang dipakai
E.B.Tylor merumuskan agama sebagai oleh Tylor bahwa kebudayaan itu adalah
kepercayaan terhadap wujud spritual, keseluruhan yang amat kompleks meliputi
selanjutnya Allan Menzies yang ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni,
mengganggap agama adalah sebagai hukum, moral, adat istiadat. Dan berbagai
penyembahan terhadap kekuatan yang kemampuan serta kebiasaan yang diterima
lebih tinggi karena ada rasa membutuhkan. manusia sebagai anggota masyarakat.
George Galloway merumuskan sebagai Kelompok kedua, menggunakan
keyakinan manusia kepada sebuah pendekatan historis dengan menekankan
kekuatan yang melampau dirinya, ke mana pada warisan sosial dan tradisi kebudayaan
ia mencari pemuasan kebutuhan emosional seperti defenisi yang dipakai Park dan
dan mendapatkan ketenangan hidup, yang Burgess yang menyatakan bahwa
diekpresikan dalam bentuk penyembahan kebudayaan suatu masyrakat sejumlah
dan pengabdian. totalitas dari sebuah organisasi dan warisan
Dalam diskursus keagamaan sosial yang diterima sebagai sesuatu yang
kontemporer dijelaskan bahwa :agama: bermakna yang dipengaruhi oleh watak
ternyata mempunyai multifaces bukan lagi dan hidup suatu bangsa.
seperti orang dahulu memahaminya, yakni Kelompok ketiga melakukan
hanya semata-mata terkait dengan pendekatan normatif seperti yang dipakai
persoalan ketuhanan, kepercayaan, oleh Ralph Linton yang mengatakan,
keimanan, kredo, pedoman hidup dan bahwa kebudayaan suatu masyarakat
seterusnya. Selain ciri dan sifat adalah suatu pandangan hidup dari
konvensionalnya yang memang sekumpulan ide-ide dan kebudayaan yang
mengasumsikan bahwa persoalan mereka pelajari, mereka miliki kemudian
keagamaan hanyalah semata-mata diwariskan dari satu generasi ke generasi
persoalan ketuhanan, agama juga ternyata berikutnya
terkait dengan persoalan - persoalan Kelompok keempat menggunakan
historis kultural yang juga merupakan pendekatan psikologi yang di antaranya
keniscayaan manusia belaka. menekankan pada aspek penyesuaian diri,
Kesulitan sejenis itu juga kita jumpai dan proses belajar seperti defenisi yang
ketika berbicara tentang Budaya. Menurut dipakai Kluckhohn yang menegaskan
Musa Asy’ari memberikan pemahaman bahwa kebudayaan terdiri dari semua
dalam bukunya Manusia pembentuk kelangsungan proses belajar suatu
kebudayaan Dalam Al-Qur’an4 ada 161 masyarakat.
defenisi tentang kebudayaan namun Kelompok kelima menggunakan
kebudayaan dikelompokkan kedalam enam pendekatan structural dengan menekankan
194
Ridom Harahap
Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Budaya Islam pada Masyarakat Lembak di Kota Bengkulu
pada pola dan organisasi kebudayaah, pola pikir, pola tindak, nilai-nilai aturan,
seperti defenisi yang dipakai oleh Turney bahasa, style dan alain-lain.
bahwa kebudayaan adealah pekerjaan dan Hubungan antara agama dan budaya
kesatuan aktifitas sadar manusia yang bersifat ambivalekens (mendua) berada
berpungsi membentuk pola-pola umum dalam tensi (rentang ketegangan) antara
dan melangsungkan penemusn-penemuan dua gaya sentipetal (saling mendekat, tarik
baik yang material maupun non material. menarik, memamfaatkan bahkan
Kelompok keenam, menggunakan mengklaim dan mengakui antar unsur-
pendekatan genetik yang memandang unsurnya dan gaya sentrifugal (saling
kebudayaan sebagai produk, alat-alat, menolak, menjauh bahkan menegasikan)
benda benda, ataupun ide-ide dan simbol.
Termasuk dalam kelompok ini adalah yang B. Sejarah Kota Bengkulu
dibuat oleh Bidney yang menyatakan Menurut sejarah kota Bengkulu
bahwa kebudayaan adalah proses dinamis didirikan 1719 masehi Gubernur Inggiris
dan produk dari pengolahan diri manusia diperkenalkan oleh Raja-raja Bengkulu
dan lingkungannya untuk pencapaian akhir untuk kembali ke ujung Karang. Pada
individu dan masyarakat. waktu itu pemerintahan inggiris dipakai
Dari berbagai tujuan dan sudut untuk mendirikan pusat perdagangan yang
panjang tentang defenisi kebudayaan maka diberi nama Pasar Marlborough, yang oleh
dapat dimengerti bahwa kebudayaan orang Bengkulu lazimnya, pasar Malabero
merupakan persoalan yang sangat luas. yang merupakan cikal bakal kota bengkulu.
Namun esensinya adalah bahwa Sebelum Inggiris datang ke Bengkulu
kebudayaan itu melekat dengan diri sudah ada kerajaan Sungai Serut dan
manusia, bahwa manusialah yang kerajaan Sungai lemau. Kerajaan Sungai
menciptakan kebudayaan. Kebudayaan itu Serut didirikan Bintang Romo yang
lahir bersamaan dengan kelahiran manusia terkenal dengan Ratu Agung yang berasal
itu sendiri. Dari beberapa paparan di atas dari kerajaan Majapahit, sedangkan
kebudayaan itu dapat dilihat dari dua sisi, kerajaan Sungai Lemau dengan rajanya
kebudayaan sebagai suatu proses mengacu datuk Bagindo Maharaja yang berasal dari
pada aktivitas-aktivitas, penyesuaian diri, kerajaan Pagaruyung Sumatera Barat.
proses belajar. Kemudian kebudayaan Salah seorang dari ratu Agung yang
sebagai produk adalah seperti budaya bernama putri Gading Cempaka memiliki
dalam pendekatan genetik bahwa budaya wajah yang sangat cantik dan menawan
sesuatu yang berasal dari manusia yang hati bagi setiap orang yang
merupakan hasil dari budi dan daya memandangnya, sehingga rona
manusia baik yang bersifat material kecantikannya ini tersiar sampai ke negeri
maupun non material. Manifestasinya atau Aceh. Oleh karena kecantikannya pula
perwujudannya sebagai produk (1) budaya seorang raja Aceh datang untuk meminang
material seperti benda-benda/ karya-karya, putri Gading cempaka.5
seni,arsitektur, bangunan, aryefak-artefak Setelah lamaran putra raja Aceh
(2) non materialnya seperti adat istiadat, tersebut diterima oleh Ratu Agung putra
Aceh setelah itu pulang ke negerinya tapi
195
Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 Nomor 2, Juli-Desember 2016
malang tak dapat ditolak mujur tak dapat menggunakan tiga bua kapal bernama
diraih, ketika putra Aceh datang lagi ke Caesar, The Resolutation dan The Defance.
kerajaan sungai serut untuk melaksanakan Pada tahun 1714 hingga tahun 1719
pernikahan dengan putri gading cempaka Inggiris Mendirikan Benteng Front
ayahanda dari putri gading Cempaka yaitu MarBorought di bawah pimpinan wakil
Ratu Agung baru saja meninggal. Karena Gubernur England Indishe Company (EIC)
kerajaan Sungai Serut masih dalam keadaan yaitu Yosefh collet6. Namun karena
berkabung rencana pernikahan terpaksa keangkuhannya begitu benteng
ditolak oleh kakak putri gading cempaka Marlborough selesai dibangun pada tahun
yang bernama raja Anak Dalani muaro 1719, rakyat Bengkulu di bawah pimpinan
Bangkahulu yang menggantikan pangeran Jenggalu menyerang orang
ayahandannya sebagai Raja Sungai Serut. Inggiris di ujung Karang dan Benteng
Mendapat penolakan itu Raja Aceh sangat Marlborough dapat dikuasai rakyat
tersinggung dan terjadilah perang antara bengkulu. Dalam Pertempuran tersebut
kerajaan Sungai Serut dengan raja Aceh. Gubernur Inggiris Thomas Parr mati
Dalam peperangan itu tidak seimbang terbunuh oleh Pengeran Jenggalu Orang
karena laskar raja Aceh lebih banyak dan Inggiris dapat di usir dari Bengkulu dan
siap, maka kerajaan sungai serut hanya mereka lari ke Madrass (India).
mampu bertahan dengan empang (blokade) Karena takut dan khawatir terhadap
kehulu. Menggunakan taktik blokade atau belanda dan VOC nya akan memperluas
empang ke hulu Sungai serut, tentera aceh kekuasaannya di Bengkulu dan Belanda
dapat dikalahkan dan akhirnya kembali ke bermarkas di desa Kandang. Maka tahun
Aceh. Keberhasilan ini membuat empang 1720 raja sungai Lemau memberikan izin
ke hulu akhirnya diabadikan menjadi kepada inggiris untuk kembali ke bengkulu
Bangkahulu yang disebut masyarakat dengan syarat hanya boleh mendirikan
setempat menjadi bengkulu, peristiwa pusat perdagangan (pasar) di dekat
tersebut terjaditahun 1615 Masehi. benteng Front Marlborough yang disebut
Seusai perang kerajaan Sungai Serut orang Bengkulu pasar Malabero, sejak itu
meninggalkan kerajaan yang sudah hancur Bengkulu lama kelamaan bersatu dengan
dan pindah ke dusun rindu hati dan pasar Malabero dan akhirnya menjadi kota
Gunung Bungkuk. Beberapa tahun kecil yang disebut Bengkulu.7 Pada masa
kemudian keluarga kerajaan ini turun revolusi fisik kota Bengkulu menjadi
gunung dan membuat daerah pemukiman tempat kedudukan Gubernur militer
baru Muara Sungai Serut. Putri Gading Sumatera Selatan yang saat itu Gubernur
cempaka akhirnya menikah dengan Datuk Dr, Ak. Gani sejak awal kemerdekaan kota
Bagindo maharaja Sakti dari kerajaan Bengkulu dari provinsi Sumatera Selatan
Pagaruyung Sumatera barat. Bandar Muara dan sekaligus menjadi ibu kota kabupaten
Serut berganti menjadi bandar muara Bengkulu utara.
Bangkahulu. Inggiris menginjakkan Setelah Bengkulu menjadi Provinsi
kakinyadi bengkulu tahun 1685 yang pada tanggal 18 November 1968 kota
dipimpin oleh kapten J.Andrew dengan Bengkulu resmi menjadi ibu kota provinsi
Bengkulu. Oleh karena itu pemerintah
196
Ridom Harahap
Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Budaya Islam pada Masyarakat Lembak di Kota Bengkulu
Islam adalah kebudayaan yang complit; 2. Aktifitas hidup seperti, buang jung,
Pernyataan ini sungguh benar karena Islam bayar sat, Kedurai, peringatan
mengajarkan pemeluknya untuk Muharram dan tahun Baru Islam
mengamalkan Islam dalam setiap aspek 3. Seni yang bernafaskan Islam yaitu
keidupan mereka ( Ud- Khulu fi al-Silmi Syarafal anam, Seni Hadrah, seni bela
Kaafffah). Karena itu kebudayaan Islam diri, mainangan dan arsitektur Mesjid
muncul di suatu tempat bersamaan dengan 4. Beberapa pasal dari perda yang secara
terjadinya proses islamisasi di daerah substansial mencerminkan nilai etika
tersebut. Proses tersebut tentunya terjadi Islam yang dikembangkan masyarakat
melalui dioalog-dialog dengan kebudayaan adat, yang sangat mencuat adalah cuci
setempat. Islamisasi Nusantara terjadi oleh kampung ini cukup terpelihara dalam
datangnya penyiar-penyiar Islam dari adat-adat masyarakat-masyarakat
wilayah- wilayah budaya Arab, Persia, Melayu Bengkulu, Lembak,serawai,
Urdu, dan Kurdi tersebut datang bersama dan Rejang. Di Rejang Lebong misalnya
Islam dan meninggalkan jejak-jejaknya tradisi ini dilakukan setahun sekali
secara jelas dalam budaya lokal dan dalam tiga bentuk prosesi, yaitu
Nasioanal di Indonesia. Manifestasi dari “Empuk sadei” “Blangae Agung”dan
budaya tersebut nampak dalam bahasa “Temabes Sadei”11
Sastra, Tradisi, Adat Istiadat, dan kesenian- Dalam konteks ini selanjutnya
kesenian di Indonesia. selanjutnya budaya lokal yang akan dipilih
Di dalam Islam kelompok yang dan banyak dibicarakan terpusat pada
paling terbuka atau akomodatif terhadap terpusat pada tradisi Syarafal Anam yang
budaya dan kesenian lokal adalah sering dilaksanakan bagi masyarakat
kelompok-kelompok sufi dan tarekat. lembak pada acara Peresmian perkawinan
Karena itu kesenian lokal di Nusantara dsb.
termasuk di Bengkulu memiliki hubungan
dan asal-usul dengan tarekat/tasawuf F. Syarafal Anam sebagai Tradisi
tertentu. Di daerah Bengkulu terdapat Bengkulu.
banyak material budaya yang berkembang Sarafal Anam adalah kesenian
akibat dari pengaruh pandangan hidup tradisional yang dimiliki suku Lembak
Islam. Sebut saja umpamanya mulai dari secara turun temurun. Suku lembak di
tradisi adat istiadat yang berhubungan Dusun besar ini pada awalnya ada empat
dengan dengan: suku yait, Yuntanium, tanjung Gelam,
1. Daur hidup yaitu kelahran mencukur berang dan suku Pinang beralik, awal mula
rambut bayi, memberi nama, aqiqah, cerita munculnya syarafal anam pada
Perkawinan, Meminang, mengantarkan masyarakat suku Lembak ini beriringan
uang, bertunangan,, pesta perkawinan, dengan masuknya islam di Bengkulu.
(Bimbang). & kematian. Dalam hal ini Kesenian ini dibawa oleh masyarakat
tradisi-tradisi di atas berlaku universal di Lembakyang dikenal dekenal dengan
kawasan-kawasan lain di Nusantara, sebutan datuk Syech Serunting. Kesenian
Persia, dan Asia selatan (india, ini mulai dikembangkan dan diterima oleh
Pakistan,Bangladesh) H.Wajid binRaud yang merupakan
198
Ridom Harahap
Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Budaya Islam pada Masyarakat Lembak di Kota Bengkulu
masyarakat asli Lembak. Beliau adalah syarafal anam terdiri dari sekitar 8 orang .
sesepuh atau tertua atau tokoh masyarakat Bahkan waktu pentasnya pun bisa panjang
Lembak yang dihormati dan dipercaya. atau pendeknya sesuai permintaan
Kesenian syarafal anam ini tidak shohibul hajat.
terlepas dari agama Islam ini dapat dilihat Pengaturan panjang pendeknya
dari sya’ain-sya’ir dan radat yang waktu pentas ditentukan oleh pilihan-
dilafazkan oleh pemain. Syair-syair ini pilihan ‘pesal’ yang satu sama lainnya
sering dilafazkan oleh para pemain dengan berbeda jumlah nozomnya. Pesal-pesal
berbahasa arab. Kesenian syarafal anam ini dalam nazom maulud syarafal anam antara
menurut keyakinan masyarakat lembak la in dikenal dengan nama-nama (1)
sudah ada sejak zaman nabi muhammad Assalamu;alaika, (2) Bisyahri, (3)
saw. Oleh karena itu kesenian ini sangat Tanaqqaal,(4) Wulidal abib,(5) Shalla
kental dengan nuansa Islam.12 Alaika, (6) Badat Lan, (7) Asyraqal. Pesan-
Syarafal Anam telah menjadi seni pesan tersebut mengacu kepada kalimat-
tradisional di kalangan etnik Melayu, kalimat awal atau dominan dalam nazom
Rejang, Lembak dan Serawai di Provinsi Syarafal Anam,
bengkulu. Mereka melakukan syarafal Kelompok Syarafal anam memiliki
anam baik dalam upacara-upacara yang irama tersendiri dalam melantunkan setiap-
berkaitan dengan ibadah dan peringatan pasal-pasal tersebut, sehingga mereka
keagamaan (PHBI) , adaa juga di acara menamakan Assalamu’alaika dsb sebagai
aqiqah, sunatan, pernikahan, maulid nabi, nama lagu, padahal sebutan resmi untuk
MTQ, maupun pada acara-acara penting jenis lagu dalam syarafal anam itu adalah
keseharian lainnya seperti memasuki (1) Lagu Yalil/Husaini yang iramanya
rumah baru dan mcam-macam syukuran. seperti tilawatil Qur’an (2) Shika/ Rekby
Dalam pementasannya Syarafal yang iramanya lebih tinggi daripada Yalil,
Anam dimainkan oleh para lelaki yang (3) Lagu Hijaz yang iramanya lebih tinggi
masing-masing memukul seluruh sebuah daripada Sikha (4) lagu nahawan. (5) Lagu
rebana besar dengan melantunkan pujian- naik peitutup
pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari penampilan pentasnya
Secara standar jumlah peserta syarafal Syarafal Anam merupakan semacam
anam ini berkisar 20 orang . Namun jumlah pertunjukan musik perkusi. Rebana-rebana
ini bisa bertambah atau berkurang sesuai ditabuh dengan frekwensi cepat, kencang,
tempat atau moment dan kesiapan- bertubi-tubi dengan irama yang dominasi
kesiapan peserta. keras. Ditingkahi oleh suara-suara yang
Dalam Bimbang Gedang (Kenduri bersahut-sahutan melafalkan puji-pujian
Agung), syarafal anam dipentaskan dalam kepada rasul dengan semangat heroik.
bentuk semacam pertandingan antara 2 Dalam hal ini seringkali suara
‘kusi’ (kongsi) syarafal anam yang terdiri tetabuhannya terdengar menenggelamkan
dari 20 orang bahkan lebih dan masing- qasidah dalam teriakan-teriakan yang sulit
masingnya melantunkan lagu syarafal ditangkap apa bunyi persisnya. Kesan
anam sejak selesai waktu Isya’ sampai demikian semakin menonjol pada
malam . Sedangkan dalam Bimbang Kecik pertunjukan yang lebih kolosal.
199
Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 Nomor 2, Juli-Desember 2016
Pada pentas yang minimalis suara merupakan bagian awal dari kitab
sahutan-sahutan para vokalis terdenganr Banzanzi. Dari segi isi ‘’syarafal
lebih menonjol. Kendati masih sulit juga anam” merupakan shalawat salam
menangkap lirik-lirik yang dilantunkan. dan Tabarruk atas nabi., karena itu
Tapi nampaknya mayoritas masyarakat untuk dapat meliat dan mendudukkan
pendengar memang tidak fokus untuk syarafal anam pada posisi yang tepat
menyimak bunyilafal qasidah tersebut. orang harus terlebih dahulu
Mereka anya ingin mencari tontonan bukan memahami maqam Shalawat SAW.
tuntunan. Untuk menooton mereka cukup Dalam membacakan shalawat
dengan melihat penampilan atraktif para terdapat tiga aspek, yaitu Mushalli,
pemain syarafal anam. Sedangkan untuk (yaitu orang yang menyampaikan
memperoleh tuntunan mestinya mereka shalawat). Mushalla, orang yang
faam apa-aapa yang diucapakan dalam kepadanya shalawat disampaikan).
lirik-lirik qasidah tersebut. Lirik-lirik Dan shalawat itu sendiri. Untuk lebih
qasidah tersebut diucapkan dalam bahasa jelasnya ketiga aspek tersebut akan
aslinya yaitu bahasa arab disinilah baik dijelaskan secara sekedarnya.
para penooton bakan mungkin pemainnya Pertama, masalah-masalah yang
sendiri justru tidak fapam arti liriknya berkaitan dengan Mushalli.
tersebut mereka asyk dengan menonton Dalam hal ini terdapat perintah yang
lantaran sudah terbawa irama musik jelas dan langsung bersumber dari al-
perkusi. Qur’an dan Hadis. Hal ini dapat kita baca
Padahal sebagai sebuah seni QS. Al-Ahzab (33):56.’’ Sesungguhnya
membawa nazom yang semacam puetra Allah dan malaikat-malaikatnya
reading dalam bahasa arab criteria bershalawat untuk Nabi. Ai orang-orang
penilaian baik atau tidak baiknya syarafal yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
anam hendakn ditetapkan atau al- Nabi dan ucapkanlah Salam penghormatan
berdasarkan kaedah-kaedah ilmu Tajwid kepadanya.
atau ilmu qira’at dalam al-Qur’an sehingga Allah SWT bershalawat kepada Nabi
maksuk pencciptaan syarafal anam atau SAW artinya Allah memberi rahmat beliau,
Barzanji tersebut sebagai kasidah-kasidah malaikat bershalawat kepada nabi artinya
untuk nabi tidak hilang oleh riuh malaikat memintakan ampunan bagi Nabi.
rendahnya bunyi gendang ditabuh. Orang-orang mukmin disuruh bershalawat
Dalam penjelasan tentang syarafal artinya berdo’a, supaya nabi saw dan
anam akan dibahas ada tiga wacana yang dirinya diberi rahmat oleh Allah swt.
akan dibahas (1) Syarafal anam sebagai Ucapan standar minimal untuk bershalawat
semacam shalawat (2) Syarafal anam itu adalah “allahumma shalli ‘ala Sayydina
sebagai genre sastra Islam. (3) Syarafal Muhammad “
anam sebagai tradisi budaya lokal. Sebagai perintah syari’at Nabi
(a). Syarafal anam sebagai semacam mengajarkan bacaan-bacaan shalawat
shalawat tertentu yang pada masanya dikenal
Syarafal anam lebih tepatnya dengan istilah ‘’ Shalawat Masru’ah” di
lagi ‘’maulid syarafal anam’’ antara shalawat Masyru’ah yang terkenal
200
Ridom Harahap
Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Budaya Islam pada Masyarakat Lembak di Kota Bengkulu
penghormatan dan pujian kepada nabi barakta’ala ali ibrahim, fi ‘alamina innaka
Muhammad SAW, ironis tapi nyata, bahkan hamidun Majid’’.
ada yang mengidentifikasikan ke Pendapat kedua justru menyatakan
Islamannya, dengan keikut sertaannya pemakaian lafazh “ sayyidina” adalah lebih
dalam acara-acara Maulidan. afdhaln (utama). Tambahan kata sayyidina
Begitulah, penghormatan dan pujian merupqkqn aqadab sopan santun seorang
terhadap nabi Muhammad SAW. mukmin kepada Rasulnya. Nabi melarang
Bersumber dari kepribadian beliau sendiri. umat ber ‘’sayyidina” kepada beliau untuk
Bagaimana manusia tidak akaan menunjukkan sikap tawadlu’ beliau. Jadi
memujinya bila mana para malaikat dan merupakan sopan santun juga bukan
Allah sendiri telah memujinya. larangan dalam arti tidak boleh sama sekali
Ketiga, masalah sekitar ungkapan “ mengerjakannya.
lafazh Shalawat “ berkaitan dengan lafazh Dari kedua pendapat yang masing-
dalam shalawat ini terdapat beberapa masing punya dalil tersebut dapat diambil
pendapat. Ada yang ketat berpegang jalan tengahnya. Pertama untuk bacan
kepada ketentuan dalil literal/teks, ada shalawat dalam ibadah “mahdah” seperti
yang longgar yang menyatakan boleh dalam Tahiyyat Shalat. Khotbah-khotbah
mengungkapkannya dalam lafazh apapun sebaiknya mengikuti bacaan sebagaimana
asal untuk meghormati, memuji, Rasulullah ajarkan dalam shalawat
menyanjung, bertabarruk kepada rasul. Ibrahimiyah. Tanpa kata Sayyidina bukan
Pendapat ini muncul lantaran memang berarti Nabi tidak sopan kepada dirinya
Rasulullah Saw mengajarkan sendiri lafazh maupun Nabi Ibrahim as. Kedua. Untuk
khusus untuk shalawat tersebur. kegiatan selain ibadah “ mahdah”
Disamping itu juga beliau memberi sebaiknya diberikan keleluasaan untuk
ketentuan untuk tidak menggunakan lafazh mengungkap rasa cinta. Kagum,pemuliaan,
“Sayyidana”. tabarruk, puji-pujian sang Rsaul sepanjang
Pendapar pertama . menyatakan tidak menimbulkan syirik. Karena
ungkapan lafazh shalawat itu harus bagaimana pun Rasul sendiri tidak pernah
mengikuti petunjuk (dalil) Rasul. Karena menyatakan dirinya memiliki sifat-sifat
dalam ibadah termasuk shalawat tidak supra –manusiawi. Dia ingin tetap menjadi
boleh ditambah-tambahkan, apalagi seorang hamab, seorang makhluk biologis
ditambahkan dengan lafazh yang (basyar) yang kepadanya wahyu
Rasululllah sendiri melarangnya. diturunkan. (QS);41:5
Dalam sebuah Hadis Shahih riwayat b). Syarafal Anam sebagai Genre
Muslim dari Ibnu Mas’ud ra, Basyir bin Sastra.
Sahal bertanya kepada Rasulullah tentang Kalau mau dibuat perbandingan
bagaimana menyatakan shalawat kepada antara mana shalawat yang merupakan
beliau. Maka Nabi SAW menjawab: ibadah mahdah dan yang mana yang
“katakanlah: Allahumma shalli ‘ala bukan, maka secara sederhananya dapat
Muhammad wa’ala ali Muhammad kama dibedakan sebagai berikut: shalawat yang
shallaita ‘ala Ibrahim wa barik ‘ala ibadah mahdah itu bentuk ungkapan dan
Muhammad wa’ala ali muhammad, kama waktu pembacaannya telah ditentukan
202
Ridom Harahap
Nilai-nilai Budaya Lokal dalam Budaya Islam pada Masyarakat Lembak di Kota Bengkulu
Rasul sebagai sumber syari’ah. Umat tidak Nashi (w.732) telah menulis suatu karya
punya inisiatif untuk itu. Sedangkan khusus mengenai masalah ini dalam kitab-
shalawat yang merupakan perhormatan, kitab “Minah al-Madh” (karunia Pujian).
cinta Rasul merupakan karya gubahan Dimana dia menganalogikan syair-syair
individual muslim, baik dia ulama, pujian yang ditulis hampir 200 orang
maupun seniman (penyair). sahabat Nabi SAW. Syair-syair tersebut
Berkaitan dengan jenis shalawat yang memang dimaksudkan untuk
digubah oleh para penyair ini, dunia sartra mengungkapkan pribadi Nabi Muhammad
Islam mengenai apa yang sekarang dikenal SAW sifat-sifat beliau yang mulia. Di antara
istilah kasidah puisi-puisi Naktiyah atau syair-syair tersebut terdapat bait-bait yang
madah. dibacakan dihadapan beliau.
Puisi Naktiyah dikenal sejak masa Syair-syair pujian dan penghormatan
hidup Nabi. Ungkapan terhadap kepada Nabi sebagai Asrafal Anam
kekaguman diri pribadi Muhammad SAW (Manusia Paling Agung/Mulia) terus
telah melahirkan generasi-generasi penyair ditulis sepanjang abad-abad berikutnya,
besar dalam kesusastraan Arab, Urdu, baik dalam bahasa Arab maupun Persia,
Turki, bahkan juga Spanyol dan Jerman. Urdu samapi mencapai puncak
Bangsa Arab yang sangat bangga kematangannya pada abad ke 12 dan ke 13
dengan kesusastraannya, mendapat pesona bersamaan dengan memuncaknya
baru dalam figur Muhammad SAW. perkembangan sastra sufi.
Mereka mengekpresikan segala potensi Dalam kaitannya dengan warisan seni
sastra dan daya estetikanya untuk memuji Islam dari sekian banyak karya sastra
Nabi, penghormatan dan kekaguman para Naktiyah (ode) secara fenomenal orang
penyair ini memperkaya obyek dan mengenal dua kasidah Monumental yaitu “
temanya kearah orang-orang dekat Nabi, Kasidah Barzanji” dan “kasidah Burdah”
anak keturunanya, interi-istrinya, sahabat- merupakan madah-madah yang dikarang
sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya. oleh Syarafadin Muhammad al-
Mengenai diri Nabi sendiri pujian-pujian Bushiri.terdiri dari 162 bait dengan
tersebut bukan hanya atas sifat-sifatnya perincian 10 bait tentang cinta kasih, 16
yang mulia atau mu’jizatnya. Melainkan tentang hawa nafsu, 30 bait tentang pujian
juga atas rekam jejak sejarahnya. Sejak kepada Nabi, 19 bait untuk kelahiran Nabi,
nama-namanya, kelahirannya, 10 bait tentang do’a, 10 bait tentang pujian
pengasuhannya, remaja, dewasa, terhadap al-Qur’an, 3 bait tentang peristiwa
pernikahannya, rumah tangganya, Isra’ dan Mi’raj, 2 bait tentand jihad, 14 bait
peperangan, kenabian sampai wafatnya. tentang istigfar, dan selebihnya munajat-
Tetapi juga ketampanan lahiriyah beliau. munajat.
Secara historis puisi-puisi naktiyah Semula Imam al-Bushiri menamai
telah dirintis oleh penyair-penyair arab kasidah-kasidahnya “al-Kawakib al-Duriah
yang hidup pada Zaman Nabi. Di fi Madh khair al-Baririyah” bintang
antaranya yang terkenal sebagai penyair cemerlang dalam memuji makluk terbaik).
nabi yaitu Kaib bin zubair dan Hasan bin Sedangkan burdah (1) adalah baju
Tsabit. Sejarawan muslim Ibnu Sayyid al- kebesaran Nabi SAW yang kemudian pada
203
Tsaqofah & Tarikh Vol. 1 Nomor 2, Juli-Desember 2016
208