Anda di halaman 1dari 13

MEMBUMIKAN ISLAM DI INDONESIA

MELALUI AKULTURASI BUDAYA

Lelia Rizki Hanafi 22050534002


Sekarindah Aura Dewi 22050534018
Hafiz Reyhan Ari Pratama 22050534021

Abstract : This article discusses Islam and culture. Islam has two aspects, namely the
religious aspect and the cultural aspect. Thus, there is an Islamic religion and there is a
culture in Islam. In a scientific view, the two can be distinguished, but in the Islamic view it
is impossible to separate them. For example Universalism, Cosmopolitanism, Customs and so
on.
Keyword : Culture In Islam
Abstrak : Artikel ini mendiskusikan tentang islam dan kebudayaan. Islam mempunyai dua
aspek, yakni segi agama dan segi kebudayaan. Dengan demikian, ada agama Islam dan ada
kebudayaan dalam Islam. Dalam pandangan ilmiah, antara keduanya dapat dibedakan, tetapi
dalam pandangan Islam sendiri tak mungkin dipisahkan. Misalnya Universalisme,
Kosmopolitanisme, Adat Istiadat dsb.
Kata Kunci : Budaya Dalam Islam

A. Pendahuluan dalam posisi superordinat atas kebudayaan


mendapatkan kesulitan untuk menerima
Dalam Islam, agama merupakan sesuatu
hal-hal yang dianggap bukan dari agama.
yang diwahyukan oleh Allah dan menjadi
Demikian pula halnya, orang-orang yang
petunjuk bagi manusia untuk menjalani
menempatkan agama sebagai bagian
kehidupan. Agama merupakan sumber
kebudayaan akan mendapatkan kesulitan
nilai yang harus menjadi rujukan bagi
untuk memahami perilaku atau tindakan
segala tindakan manusia sehingga setiap
tertentu yang dianggap tidak rasional atau
tindakan manusia merupakan bagian dari
berlebihan. Kenyataan di berbagai negara
(ibadah) kepada Allah. Sementara itu,
yang mayoritas berpenduduk muslim
dalam filsafat positivisme Barat, agama
menunjukkan bahwa Islam
tidak lebih dari hasil ciptaan manusia dan
mengungkapkan dirinya secara
sekedar menjadi bagian dari kebudayaan
secara umum. sangat beragam sesuai dengan karakteristik
masyarakat dan kebudayaan masing-
masing. Meskipun secara teoritik,
Orang-orang yang menempatkan agama perbedaan antara agama das budaya bisa
sebagai perspektif dalam memandang tampak jelas, dalam realitas kehidupan
segala sesuatu dan menempatkan agama masyarakat d negara-negara tersebut,
agama dan budaya saling mempengaruhi bahasa, peralatan hidup (teknologi),
dan saling mengisi sedemikian rupa organisasi sosial politik, religi dan seni.
sehingga keduanya seringkali sulit Budaya tidak mungkin terlepas dari nilai-
dibedakan. nilai kemanusiaan, namun bisa jadi dari
nilai-nilai ketuhanan. Apa yang dimaksud
Dalam konteks-konteks tertentu, interaksi
dengan kebudayaan Islam adalah semua
antara agama dan budaya dapat berjalan
hasil olah akal, budi, cipta rasa, dan karya
secara mulus tanpa menimbulkan
manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai
hegemoni ata ketegangan antara keduanya.
Islam dan tidak bertentangan dengannya.
Bahkan dalam konteks tertentu, agama dan
Aturan-aturan Allah dan rasulNya menjadi
budaya dapat bersinergi sedemikian rupa,
inspirator sekaligus sebagai penuntun dan
sehingga keduanya dapat saling memberi
pengarah lahirnya kebudayaan Islam.
manfaat dan masing-masing menjadi pihak
yang diuntungkan. Akan tetapi, pada 2. Dasar-dasar Kebudayaan Islam
konteks yang lain, agama dan budaya
Pada awal tugas kerasulannya, Nabi
tampil sebagai kekuatan yang berlawanan;
Muhammad SAW meletakkan dasar-dasar
yang satu ingin mengungguh yang lain,
kebudayaan Islam yang kemudian
sehingga dalam interaksi antara agama dan
berkembang menjadi sebuah peradaban
budaya timbullah resistensi.
Islam. Dasar-dasar kebudayaan Islam yang
Banyak orang mempertentangkan agama juga merupakan inti pokok ajaran Islam
dan budaya, bahkan ada juga orang yang adalah tauhid (akidah), syariat (hukum
menyamakan agama dan budaya. Islam Islam) dan maslahat (akhlak).
mengajarkan keselarasan/keharmonisan
Tauhid menjadikan kebudayaan
hubungan dengan Allah dan hubungan
mempunyai unsur ketuhanan (theosentris),
dengan manusia (hablum min Allah dan
menjadikan al-Qur'an dan hadits sebagai
hablum min alnas). Segala hal yang
sumber inspirasi dan idealisme
berhubungan dengan Allah adalah agama.
berkebudayaan. Syariat atau halal-haram
Dan segala hal yang berhubungan antara
dalam Islam menjadikan kebudayaan
manusia dengan manusia dan manusia
punya kendali, punya mata untuk dapat
dengan lingkungannya adalah budaya.
memilah antara kesesatan dan kebenaran.
Budaya adalah laku manusia yang
Sedangkan akhlak atau maslahat
merupakan bagian kecil dari laku agama,
menjadikan kebudayaan bermartabat dan
atau sebaliknya agama dijalankan oleh
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
manusia salah satunya dengan budaya.
(anthroposentris). Dengan demikian
B. Pembahasan kebudayaan Islam bukanlah kebudayaan
sekuler yang bebas dari nilai dan norma
1. Pengertian Kebudayaan Islam
agama. Kebudayaan Islam adalah
kebudayaan yang mempunyai unsur dan
menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan
Budaya adalah hasil olah akal, budi, cipta dan kemanuasiaan sekaligus (theo-
rasa, karsa dan karya manusia. anthroposentris).
Kebudayaan adalah merupakan suatu
totalitas kegiatan manusia yang meliputi 3. Peran dan Fungsi Budaya dalam Islam
kegiatan akal, hati dan tubuh yang
Bagi mazhab positivis, agama
menyatu dalam suatu perbuatan. Wujud
sebagaimana juga seni dan sains, adalah
kebudayaan nampak pada adat istiadat,
bagian dari puncak ekspresi kebudayaan
sehingga keduanya sering dikategorikan semua umat manusia, segenap ras dan
sebagai peradaban (civilization), bukan bangsa serta untuk semua lapisan
sekedar culture. Namun bagi Islam masyarakat. Ia bukan ajaran untuk bangsa
kebudayaan adalah perpanjangan dari tertentu,wilayah tertentu atau zaman
perilaku agama. Agama bagaikan ruh yang tertentu.
datang dari langit, sedangkan budaya
adalah jasad bumi yang siap menerima ruh
agama sehingga pertemuan antara Risalah Islam adalah petunjuk Allah untuk
keduanya melahirkan peradaban. Ruh segenap manusia dan wujud kasih sayang-
tidak bisa beraktifitas dalam pelataran Nya untuk semua hamba-Nya. Manifesto
sejarah tanpa jasad, sedangkan jasad akan ini termaktub abadi dalam firman-Nya
mati dan tidak sanggup terbang menggapai yang artinya:
langit-langit makna ilahi tanpa ruh agama.
Sejarah adalah lokus bagi kehadiran asma-
asma Tuhan untuk mengekspresikan diri- "Dan tidak Kami utus engkau
Nya dalam wajah budaya. Tidak ada (Muhammad) kecuali sebagai kasih bagi
peristiwa sejarah dan budaya tanpa seluruh alam" (QS. al-Anbiya' 107).
kehadiran dan keterlibatan Tuhan di "Katakanlah (Muhammad) agar ia menjadi
dalamnya. Budaya adalah tempat Tuhan juru peringatan bagi seru sekalian alam
untuk berinkarnasi melalui asma, (QS.al-Furqan : 1).
kehendak dan ilmuNya untuk
mengaktualkan dirinya, dan manusia
adalah agen Tuhan yang menghubungkan Universalisme Islam menampakkan diri
antara kehendak Khalik di langit dengan dalam berbagai manifestasi penting, dan
realitas makhluk di bumi. Oleh karena itu, yang terbaik adalah dalam ajaran-
akhlak manusia selalu mengorientasikan ajarannya. Ajaran-ajaran Islam yang
diri pada kualitas ilahi di satu sisi dan baik mencakup aspek akidah, syari'ah dan
pada sesama penduduk bumi di sisi yang akhlak menampakkan perhatiannya yang
lain. Bumi bersifat feminim yang sangat besar terhadap persoalan utama
pembuahan dari langit yang bersifat kemanusiaan. Hal ini dapat dilihat dari
maskulin Agama mengandung dogma dan enam tujuan umum syari'ah yaitu; menjaga
ajaran keselamatan yang jelas dan tegas keselamatan agama, badan, akal,
yang bersifat maskulin, namun ketegasan keturunan, harta dan kehormatan. Selain
agama harus diformulasikan oleh bahasa itu risalah Islam juga menampilkan nilai-
budaya yang penuh bijak, lembut, feminim nilai kemasyarakatan (social values) yang
dan beradab. Agama sebagai makna dan luhur, yang bisa dikatakan sebagai tujuan
budaya sebaga bahasanya. Agama sebagai dasar syari'ah yaitu; keadilan, solidaritas
maksud serta tujuan, dan budaya sebagai kebebasan dan kehormatan. Islam sebagai
sarananya. Agama sebagai kacangnya, dan agama yang berkarakteristikkan universal,
budaya sebagai kulitnya. mempunyai pandangan hidup
4. Universalisme Islam (weltanchaung) yang mengajarkan tentang
persamaan, keadilan, kebebasan dan
Salah satu karakteristik dari ajaran Islam kehormatan, serta memiliki konsep
adalah sifatnya yang universal. teosentrisme yang humanistik sebagai nilai
Universalisme Islam yang dimaksud inti (core alue) dari seluruh ajaran Islam,
adalah bahwa ajaran Islam ditujukan untuk dan menjadi tema peradaban Islam.
Pada saat yang sama, Islam dalam hal itu selama menciptakan kemaslahatan
menterjemahkan konsep- konsep langitnya dan tidak bertentangan dengan syari'ah.
yang universal ke bumi, mempunyai Sistem pajak jaman itu diadopsi dari Persia
karakter dinamis, elastis dan akomodatif sedang sistem administrasi negara (diwan)
terhadap budaya lokal, selama tidak berasal dari Romawi. Pengaruh filsafat
bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam Yunani dan budaya Yunani (Hellenisme)
sendiri. Permasalahannya terletak pada tata pada umumnya dalam sejarah
cara dan teknis pelaksanaannya. Inilah perkembangan pemikiran Islam sudah
yang diistilahkan Gus Dur dengan bukan merupakan hal baru lagi. Seperti
"pribumisasi Islam". halnya budaya Yunani, budaya Persia juga
amat besar sahamnya dalam
5. Kosmopolitanisme Kebudayaan Islam
pengembangan budaya Islam, dinasti
Sifat ajaran Islam yang universal, mau Umawiyah di Damaskus menggunakan
tidak mau telah berpengaruh pada sistem administratif dan birokratif
pandangan budayanya yang kosmopolit, Byzantium dalam menjalankan
yaitu sebuah pola budaya yang konsep- pemerintahannya, dinasti Abbasiyah di
konsep dasarnya meliputi, dan diambil dari Baghdad (dekat Tesiphon, iby kota dinasti
seluruh budaya umat manusia. Refleksi Persi Sasan) meminjam sistem Persia.
dan manifestasi kosmopolitanisme Islam Dalam pemikiran, tidak sedikit pengaruh-
bisa dilacak dalam etalase sejarah pengaruh Persianisme atau Aryanisme
kebudayaan Islam sejak jaman Rasulullah, (Iranisme) yang masuk ke dalam sistem
baik dalam format non material seperti Islam. Hal ini terpantul dengan jelas dalam
konsep-konsep pemikiran, maupun yang buku al-Ghazali (ia sendiri orang Parsi),
material seperti seni arsitektur bangunan Nasihat al-Mulk, Siyasat Namah (pedoman
dan sebagainya. pemerintahan), yang juga banyak
menggunakan bahan-bahan pemikiran
Pada masa awal Islam, Rasulullah Saw Persi.
berkhutbah hanya dinaungi sebuah pelepah
kurma. Kemudian, tatkala kuantitas kaum Dari paparan di atas, menunjukkan kepada
muslimin mulai bertambah banyak, kita betapa kebudayaan dan peradaban
dipanggillah seorang tukang kayu Islam dibangun diatas kombinasi nilai
Romawi. Ia membuatkan untuk Nabi ketakwaan, persamaan dan kreatifitas dari
sebuah mimbar dengan tiga tingkatan yang dalam diri Islam yang universal dengan
dipakai untuk khutbah Jumat dan akulturasi timbal balik dari budaya-budaya
munasabah-munasabah lainnya. Kemudian lokal luar Arab yang terlslamkan. Pun
dalam perang Ahzab, Rasul menerima tidak hendak mempertentangkan antara
saran Salman al-Farisy untuk membuat Arab dan non Arab. Semuanya tetap
parit (khandaq) di sekitar Madinah. bersatu dalam label "muslim".
Metode ini adalah salah satu metode "Sesungguhnya orang yang paling mulia di
pertahanan ala Persia yang beragama antara kamu di sisi Allah adalah yang
Majusi penyembah api. Rasul mengagumi paling bertakwa". (QS. al-Hujurat: 13).
dan melaksanakan saran itu. Beliau tidak
6. Adat Istiadat (‘Urf) dalam Islam
mengatakan: "Ini metode Majusi, kita
tidak memakainya!". Para sahabat juga Dalam syariat Islam yang dinamis dan
meniru manajemen administrasi dan elastis, terdapat landasan hukum yang
keuangan dari Persia, Romawi dan dinamakan ‘urf atau adat istiadat. ‘Urf
lainnya. Mereka tidak keberatan dengan adalah sesuatu yang menjadi adat
kebiasaan yang dijalankan oleh manusia, mengganti sistem perekonomian ribawi
baik berupa perbuatan yang terlakoni di dan pergaulan yang sehat dan bermartabat
antara mereka atau bahasa yang biasa ala Islam untuk mengganti budaya
mereka gunakan untuk pengertian pacaran.
ungkapan makna tertentu.
Validitas adat istiadat dalam hukum Islam
Dari segi shahih (baik) tidaknya, ‘urf atau diambil dari hadits nabi: “Apa yang
adat terbagi dua, yaitu ‘urf shahih (adat dipandang baik oleh kaum muslimin, maka
baik) dan ‘urf fasid (adat buruk). ‘Urf baik menurut Allah adalah baik, dan sebaliknya
adalah adat kebiasaan manusia yang sesuai yang dipandang jelek oleh mereka,
dan tidak bertentangan dengan syariat. menurut Allah adalah jelek”.
Seperti kebiasaan seorang anak yang (HR.Thabrani).
mencium tangan orang tua, istri yang
7. Wujud Akulturasi Ajaran Islam dengan
mencium tangan suami dan murid
Budaya dan Contohnya di Indonesia
mencium tangan gurunya sebagai simbol
ungkapan bakti, penghormatan dan
Ketika dakwah Islam sampai ke luar dari
ketaatan. Adat kebiasaan ini walaupun
jazirah Arab, kemudian tersebar ke seluruh
tidak terdapat petunjuk dalilnya secara
dunia, maka terjadilah suatu proses
tegas dalam Qur’an dan sunnah, namun
panjang dan rumit yaitu akulturasi atau
adat kebiasaan ini dianggap baik dan layak
percampuran dan perpaduan budaya-
untuk dilestarikan karena sesuai dengan
budaya setempat dengan budaya Arab di
prinsip ajaran dan pesan moral Islam untuk
satu sisi, serta nila- nilai dan ajaran Islam
berbakti kepada orang tua, guru dan suami.
di sisi yang lain. Perpaduan ini pada
Islam sangat mengakomodir berbagai
dasarnya bertujuan Islamisasi namun
ragam bentuk simbol kebaktian,
adakalanya juga banyak yang berakhir
penghormatan dan ketaatan kepada sesama
pada kompromi atau sinkretisme.
manusia selama tidak berlebihan dan dapat
Islamisasi budaya adalah mempertahankan
menjurus kepada pemujaan, sakralisasi
sisi baik pada budaya lokal yang tidak
atau syirik.
bertentangan dengan nilai dan ajaran Islam
'Urf Fasid adalah adat kebiasaan manusia dan mengganti hal-hal yang bertentangan
yang bertentangan dengan ajaran Islam. dengan menghadirkan sebuah budaya
Pacaran dan praktek ekonomi ribawi alternatif yang cerdas, kreatif, inovatif dan
adalah salah satu contohnya. Adat syar'i untuk kemudian menjadi budaya
kebiasaan ini tidak boleh dilestarikan atau lokal yang Islami. Sedangkan sinkretisme
bahkan digunakan sebagai sumber hukum yang dilarang dalam hal ini adalah
atau acuan hukum untuk menghalakan hal- peleburan atau percampuran antara ajaran
hal lain yang berkaitan karena Islam dengan budaya lokal yang
bertentangan dengan syariat yang bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti
melarang perzinaan, riba dan segala hal yang didapat pada praktek ritual dan
yang berhubungan dengannya. Budaya dan keyakinan aliran kebatinan Islam kejawen
adat istiadat yang bertentangan dengan yang menyembah dan mensakralkan Allah
syariat harus diperbaiki dan diganti dengan di satu sisi tapi juga menyembah dan
budaya dan adat alternatif yang sesuai mensakralkan roh dan lelembut di sisi
dengan tuntunan Islam. Dalam hal ini yang lain.
menghadirkan sistem perekonomian dan
Walaupun Islam sebagai agama universal
perbankan Islami bebas riba untuk
yang dapat menembus batas-batas bangsa,
ras, dan peradaban, tak bisa dinafikan bersusun, semakin ke atas semakin
bahwa unsur Arab mempunyai beberapa kecil. Tingkatan paling atas
keistimewaan dalam Islam. Akulturasi membentuk limas. Jumlah tumpang
ajaran Islam dengan budaya Arab jahiliyah selalu ganjil, biasanya 3 Masjid
adalah fakta sejarah yang tidak bisa Demak adalah contohnya. Ranggon
dielakkan. Dari beberapa ajaran Islam ada atau atap yang berlapis diambil dari
yang merupakan produk budaya Arab konsep 'Meru' dari masa pra Islam
jahiliyah. Ajaran jilbab misalnya, asal (Hindu-Budha) yang terdiri dari
muasalnya adalah pakaian identitas untuk sembilan susun. Sunan Kalijaga
wanita yang bukan budak. Fungsi jilbab memotongnya menjadi tiga susun
ketika itu sebagai pembeda antara wanita saja, hal ini melambangkan tiga
yang merdeka atau bukan budak dengan tahap keberagamaan seorang
wanita budak Wanita budak dilarang muslim; Iman, Islam dan Ihsan.
memakai jilbab dan hanya diperbolehkan Pada mulanya, orang baru beriman
memakai kerudung. Kemudian Islam saja kemudian ia melaksanakan
datang dan melegitimasi jilbab sebagai Islam ketika telah menyadari
identitas wajib seorang muslimah, baik pentingnya syariat. Barulah ia
budak maupun merdeka dan sebagai memasuki tingkat yang lebih tinggi
bagian pakaian penutup aurat sekaligus lagi yaitu ihsan dengan jalan
sebagai identitas kemuslimahannya. mendalami tasawuf, hakikat, dan
makrifat.
Ajaran syura dalam Islam juga merupakan
warisan tradisi yang berlaku pada
Hal ini berbeda dengan Kristen
masyarakat Arab jahiliyah ketika itu.
yang membuat gereja dengan
Syura dengan hilful fudhul nya adalah
arsitektur asing, arsitektur Barat.
sebuah forum musyawarah pembesar suku
Kasus ini memperlihatkan bahwa
untuk mengambil suatu keputusan dan
Islam lebih toleran terhadap budaya
kesepakatan untuk kebaikan. Islam datang
lokal. Budha masuk ke Indonesia
mengadopsinya dengan penambahan
dengan membawa stupa, demikian
bahwa kesepakatan untuk kebaikan harus
juga Hindu. Islam, sementara itu
sesuai dan tidak bertentangan dengan
tidak memindahkan simbol-simbol
syariat. Berikut contoh perwujudan
budaya Islam Timur Tengah ke
akulturasi ajaran Islam dengan budaya
Indonesia. Hanya akhir-akhir ini
Indonesia :
saja bentuk kubah disesuaikan.
a. Seni Bangunan Dengan fakta ini, terbukti bahwa
Perpaduan antara seni budaya Islam tidak anti budaya. Semua
Indonesia dengan ajaran Islam pada unsur budaya dapat disesuaikan
seni bangunan dapat dilihat dari dalam Islam. Pengaruh arsitektur
melalu bangunan masjid, makam, India misalnya, sangat jelas terlihat
dan bangunan lainnya. dalam bangunan-bangunan
mesjidnya, demikian juga pengaruh
Masjid arsitektur khas mediterania.
1). Atap (bagian yang melingkupi Budaya Islam memiliki begitu
ruang bujur sangkar) Atap bukan banyak varian.
berupa kubah, melainkan berupa
atap tumpang, yaitu atap yang 2). Menara
Menara Mesjid Kudus merupakan a). Masjid Agung Cirebon yang
sebuah candi Jawa Timur yang bertingkat dua dan dibangun pada
telah diubah dan disesuaikan awal abad ke-16M.
penggunaannya serta diberi atap
tumpang. b). Masjid Katangka di Sulawesi
Selatan dari abad ke-17 M.
3). Letak Masjid
Pada umumnya masjid didirikan c). Masjid-masjid yang terdapat di
berdekatan dengan istana. Kalau di Jakarta seperti Masjid Angke,
sebelah utara dan selatan istana Tambora, Marunda.
biasanya terdapat sebuah lapangan,
yang di Jawa disebut alun-alun, d). Masjid Agung Demak yang
maka masjid didirikan di tepi barat terdiri abad ke-16 M.
alun-alun. Masjid adalah lambang
agama, istana adalah lambang e). Masjid Baitturahman dibangun
kekuasaan, dan alun-alun adalah pada masa Sultan Iskandar Muda.
simbol rakyat karena di alun-
alunlah tempat berkumpulnya f). MasjidTernate.
rakyat. Ketiga tempat ini adalah
symbol 3 kekuasaan (trias politica). g). Masjid Jepara.
Tuhan, raja dan rakyat. Letak
masjid di sisi barat alun-alun dan h). Masjid Agung Banten dibangun
istana melambangkan bahwa pada abad ke-16 M.
kekuasaan Tuhan di atas kekuasaan
raja dan rakyat. Letak sejajar alun- Makam
alun dan istana di bawah masjid Kuburan atau makam Islam
adalah kesetaraan kedudukan raja biasanya diabadikan atau diperkuat
dan rakyat di hadapan Tuhan. dengan bangunan dari batu yang
Hukum raja dan hukum rakyat disebut jirat atau kijing dan
harus tunduk di bawah hukum bertuliskan kaligrafi dari ayat al-
Tuhan. Inilah prinsip dan pesan Qur’an maupun hadis. Tentunya
moral ajaran Islam yang dengan tujuan agar orang-orang
menempatkan wahyu di atas akal yang berziarah kubur dapat
dan kemudian diterjemahkan dalam petunjuk yang mencerahkan dari
bahasa tata letak dan tata kota ayat ataupun hadis tersebut. Di atas
bangunan peradaban. jirat ini sering juga didirikan
sebuah rumah yang disebut
Masjid juga sering ditemukan di cungkup atau kubah. Seperti yang
tempat-tempat keramat, yaitu terdapat pada makam Maulana
tempat makam seorang raja, wali Malik Ibrahim dan Ratu
atau ahli agama yang termasyur. Ini Nahrasyiah di Aceh. Makam orang
adalah pesan agar manusia Islam tertua di Indonesia adalah
senantiasa mengingat Tuhan makam Fatimah binti Maimun
dengan mengingat kematian. yang lebih terkenal dengan nama
Masjid-masjid itu di antaranya: putri Suwari Dileran (tahun 1082
M), di atasnya justru diberi
cungkup. Makam ini mirip candi. masyarakat untuk tujuan berdoa memohon
Hal ini membuktikan bahwa pada keselamatan kepada Tuhan. Acara
abad ke-11 M masyarakat masih selamatan terdiri atas pembaca doa,
terikat pada bentuk candi. pembaca al-Qur’an dan shalawat kemudian
dioadu dengan unsur adat yang
b. Sistem Penanggalan /Kalender dilambnagkan dalam makanan.
Awal muasal tradisi selamatan
Kalender saka merupakan sistem
pada umumnya adalah pemberian
penanggalan perpaduan Jawa asli
sesembahan atau sesaji terhadap dewa-
dan Hindu sampai dengan tahun
dewa dalam tradisi agama Hindu, untuk
1633 M. namun, semenjak masa
memohon keselamatan dan kebaikan.
sultan Agung Raja Mataram
Muslim, kalender Saka yang 2) Sekaten
semula berdasarkan peredaran
Matahari (Syamsiyah) diubah pada Di Yogyakarta, Surakarta dan juga
berdasarkan peredaran Bulan Cirebon, perayaan maal disebut dengan
(Qamariyah) sesuai penanggalan sekaten, Istilah ini berasal dari kata
Islam Hijriyah. Dan nama-nama syahadatain pengakuan percaya pada
bulannya pun mengalami agama Islam, "Tidak ada Tuhan selain
perubahan. Dari nama-nama Allah dan Muhammad adalah utusan
kehinduan seperti: Srawana, Allah"; konon dimulai maulud
Bhadra, Asuji, Kartika, Posya, diperkenalkan oleh Raden Patah di Demak
Margasira, Magha, Phalguna, pada abad ke-16 M. Ribuan orang Jawa
Cetra, Wasekha, Jyesa Asadha beralih ke agama Islam dengan
menjadi Sura, Sapar, Mulud, Bakda mengucapkan shadatain. Oleh karena itu
Mulud, Jumadil awal, Jumadil penggunaan nama sekaten pada perayaan
Akhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, tersebut diteruskan oleh sultan-sultan
Syawal, Dulkangidah dan Besar. berikutnya sehingga kemudian menjadi
perayaan tahunan. saal
Di Yogyakarta dan Surakarta, sekaten juga
menjadi ajang unjuk kekuatan dan pawai
patriotisme pendiri Kerajaan Mataram.
c. Perayaan Keagamaan
Pada hari kelahiran Nabi seluruh pusaka
1). Selamatan kerajaan, termasuk gamelan dan keris,
dibersihkan dalam suatu upacara
Dipantai utara Jawa, didaerah Jawa
penyucian khusus dan diarak keliling kota.
Barat dan Jawa Tengah, kata sedekah
Sultan juga membagi-bagikan berkah,
umumnya dikelompokkan menurut jenis,
dengan lima jenis nasi yang dibentuk
maksud dan suasananya. Ketika dipakai
seperti gunung.
untuk peristiwa gembira disebut syukuran,
untuk peristiwa sedih atau meminta Di Yogyakarta juga merayakan gerebeg
perlindungan disebut dengan selamatan, Maulud Dal setiap delapan tahun sekali.
dan untuk meminta sesuatu disebut hajatan Menurut kalender Jawa, hari kelahiran
atau sedekahan. nabi jatuh pada hari Senin pon tanggal 12
Maulud tahun Dal. Pon merupakan salah
Selamatan adalah semacam pesta
satu hari daur lima hari Jawa dan tahun
yang melibatkan sekelompok orang atau
Dal adalah merupakan bagian dari daur
delapan tahun Jawa. Setiap tahun Dal, e. Seni Aksara
Yogyakarta memperingati Maulud dengan
1) Khat/Kaligrafi
bermacam-macam perayaan. Pada
perayaan inilah sultan Yogyakarta Huruf-huruf Arab yang ditulis dengan
menendang batu-batu yang diletakkan di sangat indah disebut dengan seni kaligrafi
sebuah pintu keluar-masuk agar (seni Khat ). Seni kaligrafi ini turut serta
terbuka.Peristiwa ini konon lambang nabi mewarnai perkembangan seni rupa Islam
Muhammad membebaskan pengikutnya di Indonesia. Kalimat- kalimat yang ditulis
dari orang-orang yang tidak percaya di bersumber dari ayat-ayat Al-Qur'an
sekeliling mereka. maupun Hadist. Seni khat nampak pada
peninggalan batu nisan kuno makam Malik
d. Seni Rupa Wayang
al-Saleh di Aceh dan makam marmer Ratu
Pertunjukan wayang adalah suatu bentuk Nahrasiyah Samudera Pasai, Aceh yang
pedalangan yang populer di Indonesia bergaya Islam Gujarat India. Kaligrafi
masa pra-Islam dan merupakan salah satu Arab menjadi unsur penting dalam seni
sarana penyebaran Islam yang paling jitu. hias Islam Indonesia. Benda- benda
Sosok wayang sebelum kedatangan Islam upacaran yang ada di istana-istana tua,
sama bentuknya dengan yang tampak pada sepeti belati, tombak, pedang dan panji-
relief. relief candi, seperti surowono, panji sering dihias dengan kaligrafi.
tegawangi dan penataran. Bentuk ini masih Kaligrafi sering tampak pada lukisan kaca
lazim dalam pertunjukan wayang Bali. dan ukiran kayu yang membentuk
Setelah memegang kendali, sosok wayang beberapa unsur hiasan istana. Tokoh
diubah secara menyeluruh. Dalam usaha wayang atau tokoh suci dibuat dengan
untuk mentaati ajaran agama Islam yang kaligrafi untuk menyamarkan bentuk
melarang Islam yang melarang. manusianya. Aksara Arab juga digunakan
untuk surat-surat resmi seperti surat yang
menggambar makhluk hidup, maka bentuk
ditulis oleh sultan Aceh, Iskandar Muda
wayang kulit, wayang golek, dan wayang
(1607-1636 M) kepada raja James I dari
beber diberi bentuk stilasi dan tidak lagi
Inggris.
realistis guna menghindari penggambaran
langsung sosok manusia. 2) Aksara Pegon
Aksara Arab pegon adalah tulisan berhuruf
Arab (hijaiyah) Seperti yang digunakan
termasuk Cerita sejarah dan kepahlawanan
dalam al-Qur'an, lengkap dengan tanda
wayang Ramayana dan Mahabharata juga
bacanya (harakat/sandangan) akan tetapi
dilslamkan. Wayang sengaja digunakan
berbahasa Jawa. Pada sekitar awal Islam
sebagai alat penyebaran agama
abad 15-16 M, banyak peninggalan
sebagaimana dilakukan oleh para wali
manuskrip.
dalam memperkenalkan ajaran-ajaran
Islam. Kalimat syahadat 'pengakuan Iman dalam bentuk lontar berbahasa Jawa
dan Islam', misalnya, merupakan jimat madya, sebagaimana digunakan dalam
paling sakti yang disebut dengan jimat kitab pararaton. Kesusasteraan ini banyak
Kalimasada. Cerita lain yang khusus dikembangka dalam bentuk huruf pegon
berisikan Islam, seperti cerita Menak atau oleh sunan Bonang dan Sunan Gunung las
cerita kepahlawanan Islam lain dalam proses Islamisasi di Jawa, dan
dipergelarkan dengan cara yang sama tradisi membaca lontar suda berkembang
melalui wayang golek di zaman Hindu dan Budha. Mocoan
Banyuwang lontar Yusuf salah satu al-Qur'an dilalui melalui struktur
misalnya adalah tradisi seni pembacaan berjenjang yaitu dalil, hadits, tyma dan
(rosa) karya sastra tentang kisah Nabi qiyas. Keempat sistem epistemologi
Yusuf as. dalam huruf pegon yang keagamaan tersebut sesua dengan tradisi
berkembang di kawasan Banyuwangi. konvensi Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Tradisi ini mirip dengas beberapa bentuk
Di samping seni sastra tersebut di atas,
seni waosan di beberapa daerah nusantara
juga terdapat kitab- kitab suluk dan wirid.
sepert macapatan di Jawa Tengah dan
Suluk merupakan kata arab yang mengacu
Yogyakarta, mamaca di Madura dan
pada pola hidup dengan cara sufi atau
waosanlontar di Bali. Biasanya tradisi
mengikuti aturan sufi yang penuh dengan
semacam tersebut di atas diselenggarakan
kesahajaan. Pustaka jawa menganggap
dalam acara ruwatan, bersih desa dan petik
suluk sebagai ajaran spiritual Islam Jawa
laut Pembacaannya semalam suntuk
yang ditulis dalam bentuk puisi. Jika
sampai khatam.
ajaran-ajaran semacam ini diungkapkan
L. Seni Sastra dalam bentuk prosa maka biasanya disebut
dengan wirid atau serat wirid. Dalam
Perkembangan awal seni sastra Indonesia
sastra Jawa ajaran spiritual Islam atau sufi
pada zaman Islam berkisar di sekitar Selat
disebut dengan ilmu suluk. Suluk
Malaka (daerah Melayu) dan di Jawa. Seni
berkaitan dengan ajaran spiritual Islam
sastra zaman Islam yang berkembang di
Jawa. Suatu perpaduan paham mistik Islam
Indonesia sebagian besar mendapat
(tasawwuf) dan budaya Jawa tradisional.
pengaruh dari Persia, seperti cerita-cerita
Inti ajaran suluk berkait dengan
tentang Amir Hamzah, Bayan Budiman.
pencapaian pengalaman mengenal Tuhan
1001 malam (alf laila wa laila), dan
(makrifat Allah) dan menguasai kesadaran
sebagainya.Seni sastra yang muncul pada
adi-kodrati. Bentuk pengetahuan khusus
zaman Hindu disesuaikan
yang dipilih seorang penulis suluk adalah
perkembangannya dengan keadaan zaman
panteisme sufistik, yang semula
Islam. Di antara seni sastra tersebut antara
dikembangkan oleh al-Hallaj dan ibnu
lain Mahabarata, Ramayana, dan
Arabi, dan di Indonesia dilakukan oleh
Pancatantra digubah menjadi Hikayat
Hamzah al-Fansuri dan Syamsuddin Pasai.
Pandawa Lima, Hikayat Perang Pandawa
Gagasan ini kemudian menyebar ke Jawa
Jaya Hikayat Sri Rama, Hikayat Maharaja
lewat tarekat Shattariyah (persaudaraan
Rahwanan, Hikayat Pancatantra, Dalam
Islam sufistik aliran Shattariyah).
seni sastra zaman Islam di daerah Melayu
dikenal Syair Ken Tambunan, Lelakon Pandangan panteistik (manunggaling
Mahesa Kumitir, Syair Panji Sumirang, kawula lan gusti) dipilih dalam ajaran
Cerita Wayang Kinundang, Hikayat Panji suluk karena sesuai dengan tradisi dan
Kuda Sumirang. Hikayat Cekel Waneng budaya jawa Hindu pra-Islam yang
Pati, Hikayat Panji Wilakusuma, dan mengakui gagasan konsep politik
sebagainya. hubungan dewa-raja. Raja merupakan
titisan dewa. Sebagai contoh ungkapan
Menurut Paku Buwana IV bahwa untuk
Ngabehi Rangga Warsito- pujangga jawa,
dapat memahami hakekat kehidupan perlu
muslim, santri, legendaris kraton Surakarta
diketahui sumber kebenaran tertinggi atau
pada pemerintahan Paku Buwana VII,
nggoning rasa jati, dan rasa jati itu terdapat
VIII, IX dan merupakan keturunan Prabu
dalam al-Qur'an Pengkajian ilmu al-Qur'an
Brawijaya Raja Majapahit yang hidup
dilalui melalui proses berguru. Ilmu dalam
antara tahun 1802-1873 M.- dalam karya mengikuti gerak keseharian manusia atau
monumentalnya serat Wirid Hidayat Jati ia binatang. Kekuatannya ada pada
mengatakan:"ingsun dating gusti kang perpaduan langkah atau gerak kaki saat
asipat esa, anglimputi ing kawulaning-sun, mengikuti irama gambus dan marwas,
tunggal dadi sakahanan, sampurna saka ing seperti gelombang yang datang silih
kodrating-sun." ingsun andadekake ngalam berganti. hanya
donya, saisen isening kabeh iki yen wis
tutug ing wawangene, Ingsun kukut mulih
mulya sampurna dadi sawiji kalawan musik Zapin juga tidak dapat dipisahkan
kahananing-sun manch,saka ing kodrating- dengan pengiringnya. la identik dengan
sun". yang artinya: "Aku Dzat Tuhan yang permainan musik gambus dan marwas.
bersifat Esa, meliputi hamba-Ku, Gambus menjadi pengatur ritem, dan
manunggal jadi satu keadaan, menjadi marwas untuk temponya. Alat musik
sempurna lantaran kodrat- Ku". Aku gambus adalah 'oud, sejenis gitar arab
menciptakan alam semesta beserta segala berbentuk bulat, pendek dan sedikit lebih
isinya, bila sudah sampai batas waktunya, besar. Sedang marwas adalah berupa
Ku-gulung kembali, mulia sampurna gendang berukuran kecil berbentuk
menjadi satu dengan keadaan-Ku, lantaran silinder. Kulitnya terbuat dari kulit
kodrat-Ku". kambing, dengan batang kayu dari nangka,
dan ikat pengencangnya dari tali kain.
g. Seni Tari dan Musik
Irama musiknya terdengar ringan,
Pengaruh Islam juga dapat ditemukan pada easylistening, dengan melodi sederhana,
seni tan nusantara. Tari Zapin di kepulauan ditimpali rampak gendang yang atraktif.
Riau misalnya. Dari namanya, Zapin Lagu-lagu yang dimainkan umumnya
berasal dari bahasa Arab: Zaffan,yang bertemakan kerakyatan, alam-lingkungan,
berarti penari atau langkah kaki. percintaan, juga sindiran dalam balutan
Muasalnya dari daerah Hadramaut syiar agama. Bahasa syairnya adalah
(Yaman) Arab Selatan yang masuk dibawa bahasa Arab dengan balutan khas cengkok
oleh saudagar Yaman pada sekitar abad berbahasa Melayu. Dan masih banyak lagi
ke-13 Masehi. Tari Zapin digunakan tarian-tarian yang merupakan hasil
sebagai salah satu media dakwa di perpaduan ajaran Islam dengan budaya
nusantara. Dalam pakem aslinya, tarian ini setempat seperti tari Seudati dan Saman di
awalnya ditarikan oleh kaum laki-laki. Aceh, Kuntul Banyuwangi, Panjidur
Bisa secara sendirian atau bersama- sama, Yogyakarta, Kubra Siswa Mendut
dengan gerakan yang cepat mengikuti Magelang dan lain-lain.
alunan musik berisi lag lagu bersyair Arab.
h. Sistem Pemerintahan
Sesuai ajaran Islam tarian ini tergolong
tampil santun saat disajikan. badan agak Kerajaan Samudera Pasai merupakan
merunduk, diikuti gerak yang lembut kerajaan pertama yang menganut sistem
dengan langkah kaki dan tangan yang pemerintahan yang menerapkan hukum
merapat ke tubuh menyesuaikan pola Islam. Perkembangan ini semakin
lantai. Kostumnyapun sederhana dan bertambah pesat setelah runtuhnya
menutup aurat: mengenakan pakaian teluk Kerajaan Majapahit dan berdirinya
belanga dan baju kurung denga lilitan kain Kerajaan Demak dengan raja pertamanya
sarung di pinggang ala tradisi melayu. Raden Patah. Sejak berdirinya Kerajaan
Sedang pola ragam geraknya banyak Demak, perkembangan Islam semakin
bertambah pesat, seperti Gresik, Mataram, "Assalamu'alaikum" dengan "Selamat
Tuban, Jepara, Pasuruan, Surabaya, Pagi, Siang, Sore ataupun
Banten, Cirebon, Jayakarta, Banjarmasin,
Malam". Sebab esensi doa dan
Makassar, Tidore dan Ternate.
penghormatan yang terkandung dalam
Berikut beberapa contoh hukum Islam salam tidak terdapat dalam ucapan
yang telah diberlakukan: penggunaan mata "Selamat Pagi" yang cenderung basa-basi,
uang emas dinar di kerajaan Samudera selain itu, salam memang dianjurkan oleh
Pasai, peradilan Islam di kerajaan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Mataram, pelaksanaan kewajiban sholat,
C. Kesimpulan
puasa di kerajaan aceh bahkan sultan
Iskandar Muda menerapkan hukuman Dengan demikian, jelaslah perjalanan
rajam terhadap putranya yang berzina, sejarah rekonsiliasi antara Islam sebagai
hukuman potong tangan bagi pencuri agama dan budaya lokal yang
diatas 1 dinar di kerajaan Banten. melingkupinya serta adanya landasan
hukum legitimatif dari syara' berupa 'urf
i. Kosa Kata
(adat istiadat) dan mashlahah
Kosakata bahasa Jawa maupun Melayu (kemaslahatan). Maka untuk strategi
banyak mengadopsi konsep-konsep Islam. pengembangan budaya Islami di Indonesia
Istilah-istilah kata benda yang banyak yang multi-etnis dan budaya, pendekatan
sekali. dipinjam dari bahasa Arab Islam budaya tanpa meninggalkan nilai-nilai
seperti dalam istilah hukum dan politik: spirit Al- Qur'an adalah cara yang paling
halal, haram, hakim, mahkamah, adil, baik. Islamisasi bukanlah harus Arabisasi,
sultan. Dalam istilah keolahragaan: wasit. karena Islam adalah agama yang
Dalam istilah kemasyarakatan menyeluruh dalam budaya, sikap dan dan
musyawarah, mufakat, selamatan, mentalitas. Dan kenapa harus budaya?
tasyakuran, hajatan. Istilah dalam ilmu Karena budaya menyentuh seluruh aspek
pengetahuan seperti ilmu, wahyu, ilham dan dimensi cara pandang, sikap hidup
atau wali istilah-istilah pinjaman tersebut serta aktualisasinya dalam kehidupan
sebelumnya tidak pernah dikenal dalam manusia. Selain itu, gerakan kultural lebih
khazanah budaya populer Indonesia. integratif dan massal sifatnya dan bahkan
dengan menggunakan unsur-unsur lokal
Islam, tentunya perlu membedakan mana
dapat mendorong percepatan proses
yang "Arabi-sasi", mana Dalam hal
dakwah dan transformasi nilai-nilai dan
penggunaan istilah-istilah yang diadopsi
ajaran Islam dalam menopang efektifitas
dari yang "Islamisasi". Penggunaan dan
segi teknis dan operasional dakwah. Maka
sosialisasi terma-terma Islam sebagai
dari itu dituntut pula peran kreatif dari
manifestasi simbolik dari Islam tetap
seorang da'i dalam menghadirkan budaya
penting dan signifikan. Begitu juga
alternatif yang kreatif dan inovatif sebagai
penggunaan term shalat sebagai ganti dari
solusi terhadap budaya yang bertentangan
sembahyang (berasal dari kata 'nyembah
dengan ajaran Islam agar tidak terjebak ke
sang Hyang') adalah proses Islamisasi
dalam kejumudan dan sinkretisme sesat
bukannya Arabisasi. Makna substansial
WAllahu a'lam.
dari shalat mencakup dimensi Individual-
komunal dan dimensi pribumisasi nilai-
nilai substansial ini ke alam nyata. Adalah
DAFTAR PUSTAKA
naif juga mengganti salam Islam
Islam dalam Kontekstualisasi Doktrin
Islam dalam Sejarah". Editor: Budhy
Al Qur'an dan Terjemahannya.
Munawwar Rahman. Jakarta: Paramadina.
Imarah, Muhammad 1996. Al-Islam wa al-
-1989. Pribumisasi Islam dalam Islam
Arubah. al-Haiah al- Mashriyah
Indonesia, Menatap Masa Depan. P3M.
al-'Ammah li al-Kitab. Kairo.
Jakarta. A. G. Muhaimin. Tradisi Populer
Karsono. 2004. Mocoan Banyuwangi. Islam dalam Indonesian Heritage: Agama
Majalah Gong. Solo. No.55/VI. dan Upacara ed. James J. Fox. Terj. Frans
Bella. 2002. Jakarta: Jayakarta Agung.
Karim, Khalil Abdul. al-Judzur al-
Tarikhiyah li al-Shariah. Beirut:Dar al- Zuhaili, Wahbah 1986. Ushul Fiqh al-
kutub. 1996. Islami. Beirut :Dar al-Kutub.

Khaldun, Ibnu 1989. Muqaddimah Ibnu Tim Dosen PAI Unesa, 2011. Pendidikan
Khaldun. Beirut. Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum.
Unesa University Press.
Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam.
Bandung: Mizan.
Madjid, Nurkholis 1992. Islam, Doktrin
dan Peradaban. Jakarta: Paramadina.
Pandhuagle, FG. Tari Zapin. Majalah
Gong, Solo. no. 95/IX/2007.
Purwadi, 2007. Filsafat Jawa. Yogyakarta:
Cipta Pustaka.
Qardhawi, Yusuf 1993. Madkhal li al-
Dirasat al-Islamiyah. Dar al-Kutub
Beirut.
1993. Al-Khashaish al-'Amiyah al-Islam.
Beirut:Dar al-Kutub. Simuh 1988 Mistik
Islam Kejawen Raden Ngabehi
Ranggawarsita. Jakarta
: UI-Press. Sunanto, Musyrifah. 2005.
Sejarah Peradaban Islam. Rajawali Press
-2002 Suluk: Puisi Kebatinan Orang Jawa
Islam dalam Indonesian Heritage: Agama
dan Upacara Ed. James J.Fox.Terj. Frans
Bella. Jakarta :Jayakarta Agung.
Thayibi, Muhammad, dkk. 2003. Sinergi
Agama dan Budaya Lokal. Surakarta:
Muhammadiyah Univ. Press.
Wahid, Abdurrahman 1994. Universalisme
Islam dan Kosmopolitanisme Peradaban

Anda mungkin juga menyukai