Anda di halaman 1dari 16

NILAI ISLAM DALAM RITUS KEHIDUPAN ORANG MELAYU

DI KOTA BENGKULU
Samsudin*

Abstrak
Culture melayu Bengkulu is majority with the spirit of Islamic values? Are articulated
and manifested in local culture certain rites, such as religious ceremonies, life cycle
(cycle rites), and every activity of the Malayu city of Bengkulu. Akultuirasi and
inherensi both become a way of life for the survival of cultural and religious social
Bengkulu Malay society.

Kata Kunci: Akulturasi, Nilai Islam, Ritus, Melayu Bengkulu

Pendahuluan

Masyarakat Provinsi Bengkulu Ketiga, Sukubangsa Melayu


merupakan rumpun Melayu Besar, yaitu Bengkulu mendiami di sebagian Kota
semua komunitas etnis melayu Bengkulu Bengkulu. Keempat, Suku bangsa Bulang
yang tersebar di kabupaten dan kota dalam
mendiami Kecamatan Pondok Kelapa,
Provinsi Bengkulu, di antaranya Rejang,
TalangEmpat (Kabupaten Bengkulu
Serawai, Melayu, Bulang, Kaur, Enggano,
Tengah) dan sebagian Kota Bengkulu.
Mukomuko, Lembak, dan Basemah.
Kelima, Suku bangsa Lembak men­diami
Pertama, Suku bangsa Rejang mendiami
K e c a m a t a n P a d a n g .
Kabupaten Rejang Lebong (di Kecamatan
UlakTandingdanKecamatan Kota Padang
Kota Curup, Rejang, dan Ulu Musi),
(Kabupaten RejangLebong). Keenam,
Kabupaten Lebong (hampir di 9
Suku bangsa Mukomuko mendiami
kecamatan), Kabupaten Kepahyang
Kabupaten Mukomuko.Ketujuh, Suku bangsa
(mayoritas di 8 kecamatan), dan di
Kabupaten Bengkulu Utara (Kecamatan Kaur mendiami wilayah Kabupaten Kaur.

Karang Tinggi, Lubuk Durian, Kerkap, Air Kedelapan, Suku bangsa Enggano mendiami
Besi, dan Kota Arga Makmur). Kedua, Pulau Enggano (Kabupaten Bengkulu Utara).
SukubangsaSerawaitersebar dan Dan kesembilan, suku bangsa Basmah
mendiamihampir di seluruh kecamatan mendiami di sebahagian Kabupaten Bengkulu
dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan.1
Selatan (9 kecamatan) dan7 kecamatan Melayu Bengkulu Besar dibedakan
dalam wilayah KabupatenSeluma. oleh karakter budaya yang tidak signifikan,
* Penulis adalah Dosen Jurusan Dakwah IAIN Bengkulu 67
Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016

misalnya bahasa, tradisi hidup, ritus siklus Peraturan Daerah Nomor I tahun 1991,
kehidupan sehari-hari dan aktfitas budaya setiap tanggal 17 Maret ditetapkan berdiri
lainnya. Semua menunjukkan adanya dan diperingati sebagai hari jadi Kota
kemiripan budaya antara sub-etnis Melayu Bengkulu.Secara geografis, Kota Bengkulu
Bengkulu Besar. terletak di sepanjang Pesisir Pantai Samudera
Dalam kontek kehidupan dengan Hindia dengan luas wilayah 151,7 km².
Islam, orang-orang Melayu Kota Bengkulu, Secara astronomis, terletak pada 3º 45’-30º
yang terdiri dari Melayu Tinggi, Bulang, dan 59’ Lintang Selatan dan 102º 14’-02º 22’
Lembak, inherensi nilai-nilai Islam sudah Bujur Timur. Ketinggian daratan antara 0-40
mendarah-daging dalam kultur keseharian. meter di atas permukaan laut (DPL).
Bahkan bisa dikatakan Islam telah menjadi Luas Kota Bengkulu 151,70 kilo
bagian dari jalan hidup (way of live) sehari- meter persegi dengan pembagian
hari dan menjadi khasanah kemelayuan yang berdasarkan kecamatan sebagaimana tabel
terintegrasi sejak lama pada masyarakat Kota berikut.Kota Bengkulu terdiri 9 kecamatan
Bengkulu. Dalam perspektif budaya, Islam dan 67 kelurahan dengan luas wilayah yang
dan budaya Melayu di Kota Bengkulu telah berbeda-beda.
terjadi akulturasi dan cenderung didominasi Topografi tanah bergelombang
oleh nilai-nilai Islam dan ajaran Rasulullah mencapai 60%, selebihnya merupakan bidang
SAW. datar. Dengan keadaan topografi tanah yang
Beberapa contoh akulturasi Islam demikian, banyak jalan kota dengan keadaan
dengan budaya orang Melayu Kota berkelok, penurunan dan pendakian.
Bengkulu, diantaranya upacara ritual siklus Demikian juga dengan lingkungan perumahan
hidup (ritus siklus) masyarakat Bengkulu yang penduduk yang nampak kurang teratur
sangat kental dengan tradisi nilai-nilai yang karena menyesuaikan kondisi kedataran
diajarkan oleh Islam. Tulisan ini mengungkap tanah.
fakta ritus siklus kehidupan sehari-hari orang Penduduk Kota Bengkulu pada
Melayu Kota Bengkulu, khususnya dalam tahun 2012 berjumlah 313.324 jiwa atau
sub kultur ritus siklus kehidupan orang 75.280 KK. Berdasarkan prosentase ratio
Melayu di Kota Bengkulu. seks, laki-laki berjumlah 38% dan perempuan
berjumlah 62%.2 Jumlah penduduk urban
Geo-sosial Melayu Kota Bengkulu mencapai 24,5%, yaitu Jawa, Bugis,
Secara historis, Kota Bengkulu telah Minangkabau, Madura, Batak, Palembang,
berabad berdiri. Hal ini didasarkan pada Jakarta, Bandung, Tiong hoa, dan lain-lain.

68
Samsudin
Nilai Islam dalam Ritus

Homogenitas penduduk Kota Bengkulu, Pasar Melintang, Pasar Baru, Pasar Anggut,
dalam perspektif perubahan sosial, dan sebahagian kecil di Kelurahan Kuala
mengindikasikan sebagai kota yang sedang Lempuing yang merupakan hasil mobilisasi
berkembang. dari Pasar Bengkulu. 5 Melayu Kota
Bengkulu dibedakan menjadi tiga sub etnis,
Orang Melayu Bengkulu yaitu Melayu Tinggi di Pasar Bengkulu,
Nenek moyang bangsa Melayu Melayu Pekal berdomisili di Kelurahan Pasar
Bengkulu berasal dari Melayu Semenanjung Berkas, Pondok Besi, Malabero, dan Sumur
3
M a l a y a a t a u M a l a k a . Dalam kitab sejarah Meleleh, adapun Melayu Umum Kota
Dinasti Tang diberitakan, pertama kali berada di beberapa kelurahan yang tersebar
kedatangan utusan dari daerah yang dalam Kota Bengkulu.6
disebut Mo-lo-yeu terjadi pada tahun 664 Sebaran etnis Melayu Bengkulu
M. Para ahli sejarah menghubungkan nama masih berada di beberapa kelurahan dengan
Mo-lo-yeu tersebut dengan kerajaan jumlah berbeda-beda. Kelurahan-kelurahan
Melayu yang letaknya di Pantai Timur tersebut, 85% berada di pinggiran laut atau
Sumatera atau di sekitar Kota Palembang di wilayah pantai, yang mengindikasikan
sekarang.4Dari sini bangsa Melayu terus bahwa karakteristik Melayu Kota Bengkulu
mengalami difusional hingga ke arah Barat bertempat tinggal di daerah pantai dan secara
Sumatera, yaitu Bengkulu. Bangsa Melayu historis memiliki sejarah yang behubungan
di Bengkulu terus mengalami dengan jenis mata pencaharian, baik sebagai
berkembangan disebabkan oleh berbagai nelayan maupun pekerjaan lain yang identik
faktor, baik faktor alam maupun sosial dengan kondisi masyarakat pesisir.
budaya sehingga menjadi ciri terbentuknya Kecamatan Teluk Segara adalah wilayah
komunitas Melayu Bengkulu dalam yang berada di pesisir pantai, dan merupakan
berbagai etnis. Di Bengkulu sendiri suku wilayah paling besar tempat berdomisli etnis
Melayu terdiri atas Melayu Pekal, Melayu Melayu Kota Bengkulu, mencapai 49,6%.
Tinggi, Bulang, Lembak, Serawai, Rejang, Dalam komunikasi sehari-hari dalam
dan Melayu Mukomuko. lingkungan nonformal dan informal, mayoritas
Masyarakat Melayu Kota Bengkulu menggunakan bahasa Kota Bengkulu. Dalam
pada umumnya mendiami beberapa forum formal perkantoran dan sekolah
kelurahan dalam kota, di antaranya Kelurahan menggunakan bahasa Indonesia. Kelompok
Pasar Bengkulu, Pondok Besi, Pasar minoritas pada umumnya menggunakan
Malabero, Sumur Meleleh, Pasar Berkas, bahasa khas daerah asal dan dipakai di rumah

69
Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016

dan atau lingkungan khusus, seperti di pasar individual tetapi juga menekankan realitas
dan lingkungan kelompok etnis lainnya. kesejahteraan bersama dengan ikatan regulasi
Sebahagian kata-kata dan dialek Bahasa Islam dan sosial keagamaan. Nilai-nilai Islam
Melayu Kota Bengkulu memiliki kesamaan yang universal, dapat diterima oleh semua
dengan bahasa masyarakat provinsi sekitar, etnis dan lapisan sosial yang ada dengan
misalnya Minangkabau dan Palembang, yang heterogenitas budaya etnis dimana saja. Nilai-
dipadu dengan bahasa Suku Bangsa Serawai, nilai ketuhanan, kemanusiaan dan
Lembak dan Bulang.7 kemasyarakatan adalah nilai-nilai mendasar
Kemiripan dan kesamaan sebahagian yang menyebabkan Islam lebih dapat diterima
kata dalam bahasa komunikasi sehari-sehari oleh komunitas umat. Islam menyebar
menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan (dakwah) dengan prinsip mendidik hati
oleh masyarakat Melayu Kota Bengkulu (qolbi), akal, dan moral. Meski demikian,
merupakan asimilasi dan akulturasi dari tetap harus diakui, bahwa secara faktual-
rumpun bahasa melayu yang berkembang di historis, Islam menyebar memasuki wilayah
daerah Sumatera pada umumnya. Misalnya sosial budaya heterogen ke seluruh penjuru
Bahasa Melayu Riau, Palembang, Jambi, dunia, dengan berbagai dinamika sosial,
Sumatera Barat (Minang) dan Bengkulu, budaya, ekonomi, bahkan politik.
pada umumnya terdapat kesamaan pada Muhammad sebagai manusia dan
beberapa kata secara dialek. Homogenitas nabi yang utama sebagai mediator penyampai
bahasa menunjukkan adanya akar bahasa ajaran Islam kepada manusia di dunia.
yang relatif sama dan memiliki persamaan Muhammad menjadi instrumen-manusiawi
makna. Tuhan dalam menyampaikan wahyu-Nya
sekaligus menjadi model atau keteladanan
Akulturasi Islam-Melayu Bengkulu yang harus diikuti oleh orang yang beriman.8
Sebagai agama dengan nilai universal, Muhammad adalah seorang rasul yang diutus
Islam mengungkap kebutuhan ruhaniah dan oleh Allah SWT untuk menyampaikan konsep
jasmaniah manusia. Tujuan ajaran Islam penjelasan tentang Islam kepada
adalah menciptakan kesejahteraan dan manusia. 9Strategi penyebaran agama
kemaslahatan umat. Essensi tujuan tersebut dengan penyebaran kebudayaan Melayu
termaktub dalam kitab Allah dengan kalimat menyebabkan kebudayaan Melayu banyak
Rahmatan Lil’alamin. Dalam konsep dikenal dan justru menjadi bagian yang tak
Rahmatan Lil’alamin, Islam bukan saja terpisahkan dari kebudayaan lokal di
menuntuk kesejahteraan hidup secara beberapa wilayah di Nusantara, termasuk

70
Samsudin
Nilai Islam dalam Ritus

Bengkulu. Melayu pendatang yang masuk sosial budaya masyarakat tertentu. Misalnya
ke wilayah ini, plus Melayu asli Bengkulu, turut budaya Melayu Bengkulu yang telah dikenal
membentuk dan membesarkan kebudayaan dengan Islam Kemelayuan Bengkulu menjadi
Melayu Bengkulu, sehingga muncullah khasanah dari bentuk upacara bagi kehidupan
wujud kebudayaan Melayu Bengkulu yang Melayu Kota Bengkulu.
berkembang dan menjadi bagian dalam Kebudayaan Melayu Bengkulu,
kehidupan keseharian masyarakat Bengkulu. mempu­nyai ruh yang sama dengan
Kendati tetap memiliki warna dan kebudayaan Melayu luar Bengkulu. Halini
corak yang mirip dengan kebudayaan bisa dimengerti karena konsepsi adat
Melayu umumnya, tentu saja tampilan istiadat Melayu “Adat bersendikan hukum
budaya Melayu Bengkulu mempunyai syara;syara’ bersendikan Kitabullah”, bisa
karakteristik sendiri dengan warnalokalnya. Hal dipastikan menjadi titik pembuhul
ini karena kebudayaan Melayu Bengkulu, kebudayaan Melayu pada umumnya.
merupakan buah dan basil dari Dalam konteks ini tampaknya Islam
pergumpulan local geniusplus proses sosialisasi memberi warna terhadap kebudayaan asli
dan adaptasi yang panjang antarakebudayaan Bengkulu,dengan tetap mempertimbangkan
asli anak negeri Bengkulu dengan kebudayaan aslinya. Oleh karena itu,
kebudayaan lain di se­kitarnya, termasuk penting untuk ditegaskan bahwa budaya
kebudayaan yang dibawa masuk oleh Melayu Islam Melayu Bengkulu pada dasarnya
pen­datang. merupakan refleksi dan sosialisasi Islam
dan adaptasinya, seperti tampak pada
Nilai Islam dalam Ritus Kehidupan aspek bahasa, kesenian upacara maupun
orang Melayu Bengkulu tata lakunya. Hasil adaptasi ini merupakan
Nilai adalah sesuatu yang sangat apresiasi terhadap Islam sebagai kaidah
berharga dan dijunjung tinggi oleh sebuah normatif dan kemudian diartikulasikan
komunitas tertentu yang terdapat dalam suatu dalam wujud kebudayaan lokal, bersamaan
aktifitas dan bersifat sangat abstrak. Nilai- dengan Islam itu sendiri disosialisasikan.
nilai Islam adalah semua sistem aturan
(syari’ah) yang bersumber dari al-Quran dan Ritual Keagamaan
Hadis Rasulullah yang telah dijunjung tinggi a. Upacara sembahyang memohon hujan
adanya bagi pemeluknya (muslim) dan yang diselenggarakan ketika musim
menjadi bagian dari aktifitas budaya dan kemarau panjang dan membuat
inheren dalam sistem kebertahanan kehidupan kehidupan masyarakat kesulitan

71
Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016

mendapatkan air. Sembahyang e. Upacara Qunut dan Lailatul Qadar


diadakan di surau atau langgar, masjid, setiap tanggal 16 Ramadhan.
atau juga di tempat yang terbuka, seperti f. Upacara peringatan Nuzul Quran tanggal
di sawah atau lapangan. 17 Ramadhan.
b. Sembahyang tolak bala. Sembahyang g. Upacara malam tujuh likur tanggal 27
ini dilakukan apabila terjadi wabah Ramahan.
penyakit yang telah meresahkan h. Upacara Asura tanggal 10 Muharam.
kehidupan masyarakat. i. Upacara leluhur dimana pada waktu-
c. Upacara cuci kampung. Upacara ini waktu tertentu para keluarga datang ke
dilakukan apabila terjadi perbuatan makam untuk berziarah, terutama
maksiat seperti perzinaan yang
sebelum hari raya dan sesudah hari raya.
dilakukan oleh salah seorang warga.
Mereka membersihkan kuburan dan
Pihak keluarga yang anggotanya berbuat
kemudian membaca doa yang dipimpin
tidak baik harus mangadakan sedekah
oleh seorang imam.
dengan membeli hewan kambing.
Masyarakat kampung diundang dan 1. Upacara Daur Hidup
dijamu bersama. Bentuk-bentuk warisan budaya
Islam Melayu Bengkulu yang masih
Disamping itu ada pula upacara-upacara lain:
berkembang dan dilestarikan antara lain
a. Upacara menyongsong bulan, yaitu
Upacara Daur Hidup (Life Cycle), terdiri
menyambut tangal 1 setiap bulan Rabiul
dari upacara waktu lahir, masa remaja,
Awal. Diadakan di masjid dan langgar
perkawinan dan kematian; upacara
dengan kegiatan dzikir, shalawatan dan
diakhiri dengan do’a selamat. aktivitas hidup seperti sedekah rame,

b. Upacara peringatan maulud Nabi kendurai, buang jung, upacara tabot dan bayar

Muhammad SAW yang dilakukan nazar, dan kesenian seperti Syarafal Anam,
dalam rangka memperingati sebagai hadrah, bela diri, dan arsitektur masjid.
tanda kecintaannya kepada Nabi a. Kelahiran Anak
Muhammad SAW. Upacara dilakukan Sebelum melahirkan, seorang
setiap tanggal 12 Rabiulawal. perempuan hamil harus menuruti pantangan-
c. Upacara mengantar bulan pada akhir pantangan. Misalnya, tidak boleh makan
bulan Rabiulawal. makanan tertentu,pisang kembar, pisang
d. Upacara Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad mas, dan kepiting, tidak boleh berdiri
SAS tanggal 27 Rajab. di depan pin­tu, membunuh binatang,

72
Samsudin
Nilai Islam dalam Ritus

mencela orang yang cacat dan lain-lain. anak untuk mendapatkan pendidi­kan
Pada masa kehamilan tujuh bulan dan moral.
didoakan dan dipanggilkan dukun Setelah anak tamat membaca Al-
beranak untuk nanti kalau ia lahir, dialah Quran diadakan upacara khataman. Anak
yang bertanggung jawab nantinya. duduk di atas seekor kuda yang dihias
Begitu anak lahir, bila bayinya dan diarak berkeliling kampung diiringi
laki-laki langsung ia diadzankan, bunyi-bunyian rebana dan kesenian
sedangkan kalau bayi perempuan bar­zanji.
diiqamatkan. Bayi tidak boleh dibawa c. Perkawinan
keluar rumah selama 40 hari, begitu pun Perkawinan adalah proses
ibunya. Pada hari ketiga, bayi diberi ritual keagamaan yang dianggap
nama dan dibuang rambut cemar. masyarakat Bengkulu sebagai
Setelah anak berumur 40 hari baru ia peristiwa yang paling besar dalam daur
dibawa ke luar rumah untuk pertama hidup. Perkawinan merupakan
kalinya (mhin munem). Anak dibawa ke pelepasan anak dalam upaya
sungai untuk dimandikan ibunya, dukun membentuk keluarga baru. Ada
dan penduduk kampung lainnya. beberapa tahapan yang harus
b.Masa Remaja dilaksanakan dalam rang­kaian upacara
Anak laki-laki yang sudah berumur perkawinan.
10-12 tahun harus dikhitan atau Sunnah Madu rasan (musyawarah).
Rasul. Bagi anak perempuan yang menjelang Dimana pihak laki-laki mendatangi
dewasa, dauntelinganya dilubangi dalam pihak perempuan untuk menanyakan
upacara bertindik, serta giginya apakah gadis yang bersangkutan benar-
diratakan (bedabung). Kedua upacara benar sukakepada pria pilihannya. Bila
ini menandakan bahwa anak perempuan lamaran ini diterima biasanya ditandai
tersebut sudah memasuki akil balig. dengan pemberian kain sebagai tanda
Bersamaan dengan masa setuju. Mengantar uang. Pihak keluarga
khitanan, anak diserahkan kepada calon pengantin pria kembali datang ke
seorang guru mengaji untuk belajar rumah calon pengantin wanita untuk
membaca Al-Quran. Orang tua yang menyerahkan sejumlah uang. Jika
mengantarkan anak mengaji pemberian itu diterima, selanjutnya
menyerahkan sirih dan rotan pada guru direncanakan kapan waktu yang tepat
tersebut sebagai tanda menyerahkan untuk melaksanakan pertunangan.

73
Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016

Bertunangan, adalah ikatan bahwa makamnya disirami air dan dibacakan doa.
sepasang muda mudi sudah sepakat Pada malam harinya di rumah keluarga yang
hidup bersama sebagai suami istri. Dalam sedang berduka diadakan pembacaan Al-
tahap ini juga dibicarakan hari Quran (surat-surat pendek), tahlil, dan
penyelenggaraan perkawinan sedekah kaji selama tigamalam berturut-
(haribimbang). turut. Hari-hari berikutnya, untuk
Adapun tahapan perkawinan mengingat orang yang telah meninggal
mencakup kegiatan-kegiatan yang dunia, diadakan doa selamat pada hari
berikut. Berdabung (meratakan/kikir ketiga (nenigo hari), hari ketujuh
gigi) untuk calon pengantin wanita (nenujuh hari), dan ke-40 setelah hari
sebelum dipertemukan dengan calon kematian. Pada setiap jumat atau
suami. Bimbang gedang yang menjelang bulan puasa, keluarga orang
merupakan acara menghias pengantin yang mening­gal membersihkan kuburan
serta kamar pengantin, pelaminan dan serta menyirami dengan air.
segala kepentingan pengantin. Khatam Pengaruh Islam terhadap
Quran yang dilakukan sesaat sebelum warisan budaya di atas dapat dilihat
akad nikah. Suroh yang dibaca adalah dari beberapa kemungkinan, antara lain
dari Wadduha sampai Annas dan yang berikut memberi nama dan
dibaca oleh kedua calon pengantin . membuang rambut cemar yang diiringi doa
Akad nikah (waktunya pagi atau siang). untuk kebaikan anak dikemudian hari.
Bersanding, kedua mempelai dibawa Ketika masa remaja, anak dikhi­tan
duduk di pelaminan dan dihibur (sunnah rasul), khatam Al Quran dan
berbagai macam tarian. Mandi rendai, diberikan pendidikan moral keagamaan.
yaitu acara siram-siraman antara Dalam rangkaian upacara pernikahan,
pengantin pria dan wanita setelah Islam membiarkan, membenarkan dan
upacara perkawinan berakhir. tetap mempertaruhkan terus berkembang,
d. Kematian sedangkan pada upacara kematian warna-
Apabila orang yang meninggal warna Islam terlihat pada pembacaan doa
beragama Islam, ada kewajiban bagi dan tahlil bagi orang yang meninggal.
mereka yang masih hidup untuk
memandikan, mengkafani, 2. Upacara Aktivitas Hidup
menshalatkan dan menguburkan Beberapa upacara tradisional
jenazah. Setelah dikuburkan, di atas lainnya yang dilakukan oleh masyarakat

74
Samsudin
Nilai Islam dalam Ritus

Bengkulu, umumnya berkenaan dengan kendurai dan buang Jung, yang biasanya
aktivitas hidup mereka sehari-hari. (1)Sedekah dilakukan dengan memuja dewa dan para
Rame, merupakan upacara yang roh leluhur dan dibacakan mantra-
diselenggarakan dalam rangka kegiatan mantra.Islam memberikan warna terhadap
pertanian, dari mulai menyiangi (nyawat) budaya tersebut dengan memberikan
sawah, pembibitan (nguni), menanam pesan-pesan moral dan pendidikan
sampai panen. (2) Kenduri panen, keislaman dalam upacara daur hidup
merupakan upacara yang dilakukan manusia. Setelah diwarnai Islam, pemujaan
setahun sekali, bisanya dilakukan sesudah tersebut sudah banyak diganti dengan
panen. (3) Buang Jung (membuang perahu memanjatkan doa-doa kepadaAllah SWT agar
kecil ke laut) yang diadakan sehu­bungan terhindar dari berbagai malapetaka dan
dengan kegiatan penangkapan ikan oleh diberikan keberhasilan serta kelancaran
para nelayan. Upacara ini diiringi doa dan dalam usahanya. Pengaruh Islam juga
bertujuan untuk menyampaikan permohonan terlihat pada upacara tabot, sebagai upaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar memperingati cucu Nabi Muhammad
diberikan hasil yang melimpah serta SAW, juga pada upacara bayar sal (Nazar),
terhindar dari segala malapetaka. (4) sebagai rasa syukur kepada Allah SWT
Upacara Tabot, yaitu upacara untuk karena dikabulkan niat seseorang.
memperingati gugurnya cucu Nabi
Muhammad SAW dalam peperangan di 3. Tradisi Bimbang Gedang
Karbela, yaitu Hasan dan Husein, yang Bimbang gedang adalah pesta
diperingati pada setiap tanggal 1-10 perkawinan yang dilakukan sebagai tradisi
Muharram. Rangkaian upacara tabot, yakni dengan tahapan tertentu dalam budaya
duduk penja, menjara, mengarak tabot, dan masyarakat Melayu Bengkulu. Prosesi adat
membuang tabot. (5) Bayar sat (niat/nazar), bimbang gedang dimulai sejak lamaran
upacara ini dilakukan sebagai rasa syukur (madu rasan) sampai dengan puncaknya
kepada Allah SWT, karena niat (sat) yang disebut resepsi gedang.10 Prosesi
seseorang terkabul. Biasanya acara ini bimbang gedang secara lengkap saat ini
dilakukan pada siang hari dengan sudah sangat jarang ditemui di masyarakat,
mengundang beberapa kerabat dan tetangga karena memerlukan waktu seminggu dan
untuk dijamu. banyak biaya, namun penulis mendapatkan
Pengaruh Islam pada upacara- naskah prosesi pesta bimbang gedang yang
upacara harian seperti sedekah rame, pernah dilaksanakan oleh Bapak

75
Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016

Kamaluddin pada tahun 2008. Berdasarkan keluarga, Induk Inang dan Imam (Masjid
catatan jadual proses adat bimbang gedang setempat) sebagai penanggungjawab
dan wawancara tentang tradisi tersebut, kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan pada
Seorang informan menjelaskan krologis pagi hari antara pukul 08.00–09.00.
prosesi sebagai berikut. Penanggungjawab kegiatan ini adalah Induk
Madu rasan. Dimana pihak laki- Inang. Pada hari yang sama, setelah ziarah
laki mendatangi keluarga pihak perempuan kubur, sekitar pukul 10.00 sampai dengan
untuk menanyakan apakah gadis yang selesai.
bersangkutan benar-benar suka kepada pria Bedabung. Dimana calon mempelai
pilihannya. Malam Berasan. Yaitu malam perempuan melakukan Kikir Gigi yang
musyawarah mufakat penghulu adat dan diiringi oleh musik adat berupa gendang
agama, cerdik cendikia, tokoh masyarakat, serunai, dilengkapi oleh hidangan khas rujak
jiran tetanggo serta sanak famili. Acara ini serta nasi kunyit. Calon mempelai berbusana
bertujuan untuk menetapkan Tuo Kerjo adat berupa kebaya pengantin dengan hiasan
(ketua kerja atau panitia), Tuo Sambal sanggul sikek. Pada malam harinya sekitar
(kordinator memasak gulai khas), Tuo pukul 20.00 diadakan acara malam Bainai.
Juada, Tuo Jenang, Tuo Kanca (tukang Pada malam acara ini calon mempelai
masak air dan nasi), Tuo Sirih, dan perempuan naik bainai, yakni kegiatan
TuoImbau (tukang panggil) sebagai simbol memerahkan kuku (memberi warna pada
kerjo beradat sirih cerano. kuku) dengan menggunakan gilingan daun
Merempah (mulainya kegiatan masak pacar (inai) dan dipandu oleh pengasuh
memasak yang diikuti oleh orang-orang yang induk inang dan anak-anak gadis kawan
ditunjuk) dan Memecah Juada atau sejawat pengantin perempuan.
Menegak Penghujung atau taruf atau tenda. Penanggungjawab kegiatan ini adalah Induk
Pengantin Betange adalah calon mempelai Inang.
wanita menjalani mandi harum serta luluran Keesokan pagi harinya adalah
keharuman. Prosesi ini dilaksanakan setelah menerima belanjo (Tunangan Adat) dan
waktu Isya selesai dan dihadiri oleh kerabat akad nikah. Menerima belanjo (menerima
dekat dan Jiran Tetanggo. Keesokan uang antaran) seserahan11 dan mas kawin dari
harinya dilanjutkan acara Ziarah Kubur pihak keluargo calon mempelai laki-laki,
yang dilakukan oleh pengantin perempuan kedua calon pengantin duduk bertunangan
ke kuburan para leluhur (Datuk dan Nenek). dan sekaligus melaksanakan prosesi Uang
Calon pengantin perempuan didampingi oleh Naik Kerjo Jadi (uang antaran sebagai bukti

76
Samsudin
Nilai Islam dalam Ritus

hajat pernikahan dapat dilangsungkan). simbol kerjo beradat. Adapun kedua


Setelah itu dilanjutkan proses akad nikah. pengantin mengenakan busana pengantin
Dalam akad nikah, calon pengantin laki-laki adat lengkap. Adapun orang tuo dan
mengambil tempat di majelis akad nikah di keluargo masih mengenakan pakaian adat
depan susunan sirih cerano dengan duduk pada waktu perhikahan. Mufakat Rajo
mengangkek (mengangkat) sembah sujud Penghulu, dilaksanakan pada hari yang
kepada calon mertuo dengan ucapan sama sore hari pukul 14.00–15.00. Dalam
“Mohon sayo dinikahkan kepado anak acara tersebut, tuo kerjo dengan menghadap
Bapak yang bernamo ..... binti .......”. ninik mamak minta restu dan petunjuk suluh
Kemudian orang tuo calon pengantin untuk berjalan di tempek (tempat) kelam,
perempuan menjawab “Ya Insya-Allah”. tungkek (tongkat) untuk mendaki bukit dan
Dalam Prosesi akad nikah, calon lurah (dataran rendah) untuk menemui
pengantin perempuan berbusana pengantin kampung. Rajo penghulu, ditemani limo
adat lengkap. Calon pengantin laki-laki beradik (sirih cerano) datang menghadap
mengenakan busana adat Jas Safari dan dan mengangkat sembah sirih cerano jalan
Detar Benang Mas. Orang tua perempuan di muko kepada rajo penghulu (Ketuo Adat)
memakai kebaya seragam, laki-laki memakai untuk meminpukul adat peradat bimbang
jas dengan warna bawahan celana yang rajo yang dirajokan.
dibalut penuh kain sarung. Busana keluarga Dalam tradisi masyarakat Bengkulu,
perempuan adalah resmi atau formal adat bimbang dapat dilakukan setelah
(kebaya, gamis, baju muslim, gaun). Laki- memenuhi beberapa ketentuan rajo penghulu
laki, resmi atau formal (jas, batik, dan setelah berjanji memenuhi syarat tertentu dan
bawahan dibalut penuh dengan kain sarung). ditandai bunyi tabuh gendang serunai, serto
Pengantin pria turun nikah dari kediaman memecah nasi, setelah siang hadirin turun dari
famili dekat rumah keluarga calon pengantin penghujung dan melaksanakan acara
perempuan. bedampeng / berendai pencak silat asli
Becampur, pada hari yang sama Bengkulu. Penanggungjawab kegiatan Ketua
setelah menikah selesai antara pukul 10.00- Adat dan Ketuo Kerjo.
11.00. Prosesi becampur melalui rangkaian Selanjutnya adalah Belarak. Belarak
Hadang Galah oleh tuo kerjo, hadang kain merupakan prosesi dimana pengantin lelaki
oleh tuo sambal, dan hadang kipas oleh induk dan perempuan diarak dengan kendaraan
inang di pelaminan dengan saling berbalas mobil dipandu oleh Induk Inang dan Tuo
pantun, menggunakan bahasa kias ibarat Kerjo yang diikutsertakan oleh seluruh sanak

77
Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016

famili pengantin yang diiringi bunyi serunai. Bedampeng/Berendai sampai dengan Tari
Acara belarak dilaksanakan pada hari yang Kain. Mutus tari dilakukan oleh mempelai
sama pukul 15.00-17.00. Sebelum waktu laki-laki.
sholat magrib rombongan belarak harus Selanjutnya acara Berdzikir Syarofal
sudah kembali ke rumah. Rute perjalanan Anam. Acara ini dilaksanakan pada
belarak ditentukan sendiri. Misalnya, Pasar keesokan harinya mulai pukul 08.00-10.00.
Bengkulu – Kampung Bali – Suka Merindu Berdzikir atau Syarofal Anam adalah musik
– Basuki Rahmat – Simpang Lima – Islami tradisional asli Melayu Bengkulu,
Soekarno Hatta – Pasar Baru – Rumah dengan perlengkapan alat musik gendang
Gubernur – Gedung BI – Pintu Batu – Masjid besar diiringi berdzikir kitab Albarjanzi.
Pukulik – Kampung Bali – dan kembali ke Selesai kegiatan berdzikir, dilanjutkan
Pasar Bengkulu. Penanggungjawab acara ini Tamat Kaji (khotam Quran) 12 yang
adalah Induk Inang, Tuo Kerjo dan Tuo Sirih. dilakukan oleh kedua mempelai, didampingi
Upacara mandi-mandi, dilaksanakan pada kedua orang tuanya. Penangungjawab
pukul 17.00–18.00. kegiatan ini adalah Imam Masjid. Menjamu
Acara mandi-mandi pengantin adalah rumah (resepsi rumah), dilaksanakan setalah
kedua pengantin melakukan prosesi siraman selesai berdzikir pada pukul 10.00-12.00.
diiringi dengan bunyi gendang serunai dan Pada acara ini biasanya dihibur oleh musik
puncak pedang yang dipimpin oleh Induk tradisional seperti rebana. Pada acara ini
Inang dan Tuo kerjo. Mempelai dimandikan pengantin mengenakan busana jas/beskap
oleh pihak keluargo masing-masing. dan kebaya modern. Orang tua pengantin,
Perlengkapan mandi disediakan oleh yang perempuan kebaya dan kain batik, laki-
lembaga adat, biasanya salon yang laki mengenakan baju Jas. Adapun keluarga,
menyiapkan perlengkapan adat Bengkulu, wanita berkebaya/gamis, pria mengenakan
seperti Yasmin Salon. Busana, dibalut Jas atau Batik. Hidangan masakan rumah,
dengan kain besurek dengan menggunakan di bawah pimpinan Tuo Sambal.
sunting adat lengkap. Penanggungjawab Malam Begamat, (malam hiburan
acara Induk Inang, Tuo Kerjo dan Tuo Sirih. dengan musik gambus Melayu) yang
Bedendang. Bedendang dilaksanakan pada dilaksanakan pada hari yang sama, malam
malam harinya pukul 20.00-24.00. Adalah hari pukul 20.00-23.00. Malam begamat
acara kesenian yang diiringi oleh alunan musik adalah malam hiburan yang menampilkan
biola dan tepuk tari sorak sorai asli kesenian Melayu Asli Kota Bengkulu.
Bengkulu. Kegiatan ini diawali dengan tari Pengantin dan pihak keluarga ikut

78
Samsudin
Nilai Islam dalam Ritus

menyumbangkan lagu-lagu Melayu. Musik Prosesi adat lamaran, tunangan,


Melayu Gamat (Gambus), di Bengkulu saat pernikahan, dan resepsi pernikahan Melayu
ini hanya tinggal 1 atau 2 grup saja. Semakin Pasar Bengkulu telah mengalami perubahan.
berkurangnya jumlah grup musik gamat Saat ini semakin berkurang jumlah keluarga
tersebut, salah satunya disebabkan sangat yang menikahkan anaknya dengan
kurangnya masyarakat memanfaatkan musik melaksanakan adat secara lengkap. Hal ini
tersebut, selain tidak ada generasi muda yang disebabkan oleh karena besarnya biaya yang
tertarik untuk memainkan musik Gamat dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Faktor
tersebut. Resepsi Gedang. Resepsi lainnya karena memerlukan waktu yang
Gedangadalah peresmian pernikahan yang panjang, bahkan hingga 7 hari. Adat tersebut
biasa dilaksanakan di rumah atau di gedung saat ini telah mengalami pergeseran dan lebih
dengan hiburan musik modern, diiringi tari toleran. Toleransi pelaksaanaan prosesi
persembahan lengkap dengan pencak silat secara adat telah didasarkan pada
adat. Resepsi gedang merupakan acara kemampuan ekonomis. Tetapi beberapa
puncak dari seluruh rangkaian kegiatan keluarga yang mampu secara ekonomis,
Bimbang Gedang.13 tradisi lamaran, pertunangan, dan pernikahan
Dalam perspektif modernisasi, pada lengkap masih dilaksanakan.
sebelum tahun 1980-an, tradisi lamaran dan Menurut beberapa tokoh adat
bertunangan, merupakan adat yang telah Melayu Bengkulu, tradisi prosedural adat
melembaga yang harus dilaksanakan oleh Bimbang Gedang kini sudah jarang
setiap keluarga yang akan menikahkan dilaksanakan oleh masyarakat Melayu
anaknya. Pada saat ini tradisi lamaran atau sendiri. Beberapa hal yang menyebabkan adat
bertunangan, oleh sebahagian masyarakat pesta perkawinan lengkap tidak dilakukan
Pasar Bengkulu, sebahagian ada yang oleh setiap keluarga Melayu Bengkulu adalah,
dilakukan tidak dengan tradisi adat. Misalnya pertama, prosedur bimbang gedang
hanya disaksikan oleh kedua pihak keluarga memerlukan prosedur izin adat, ke lurah,
saja, masyarakat dan tokoh adat setempat ketua Adat setempat, dan beberapa tokoh
tidak dihadirkan. Dalam acara tersebut masyarakat yang memegang peranan penting
sekaligus membicarakan waktu pernikahan dalam Badan Musayawarah Adat di tingkat
dan resepsi. Namun hasil kegiatan tersebut kecamatan dan kota. Kedua, kegiatan pesta
akan dilaporkan ke pihak ketua RT setempat, dilakukan dalam waktu beberapa hari, karena
sekaligus mohon izin akan mengadakan setiap hari ada agenda yang harus
kegiatan resepsi.14 dilaksanakan. Ketiga, membutuhkan biaya

79
Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016

yang tidak sedikit, karena setiap agenda gaya demikian merupakan bentuk modernitas
membutuhkan perlengkapan yang sempurna. yang diperoleh melalui adaptasi dengan
Keempat, tidak efisien tempat dan tenaga. budaya masyarakat lain, terutama masyarakat
Mengingat beberapa hal tersebut maka yang Barat. Sehingga perubahan budaya
melaksanakan adat Bimbang Gedang perkawinan pada masyarakat Melayu Kota
lengkap hanya orang Melayu Bengkulu yang Bengkulu, lebih cenderung terjadi dalam pola
15
sanggup menyiapkan semuanya. difusioner.
Dalam perspektif modernisasi,
semakin kompleknya struktur sosial Penutup
masyarakat sekarang, segala urusan adat Islam adalah ajaran Rahmatan
dianggap menjadi rumit dan kurang rasional, Lil’alamin, menebarkan kasih sayang
sehingga mencari jalan praktis dan cepat, kepada alam, kesejahteraan dan
termasuk adat perkawinan. Meski orang kemaslahatan. Nilai-nilai Islam universal
Melayu Bengkulu sendiri dalam adat diterima oleh semua etnis dan lapisan sosial
perkawinan memilih adat yang lebih cepat, dengan heterogenitas budaya etnis dimana
misalnya hanya dua hari saja (sehari menikah, saja. Akulturasi Islam dengan budaya
dilanjutkan esok harinya pesta), atau bahkan Melayu Bengkulu telah menjadi sistem
dalam sehari akad nikah pagi dilanjutkan siang budaya secara khas dalam etnis
harinya pesta pernikahan. Meski dalam kemelayuan yang sangat inheren hingga
kuantitas minimal, proses perkawinan masih sekarang, dan mewujud dalam bentuk
tetap menggunakan adat kemelayuan. 16 sistem upcara daur hidup dan aktifitas
Indikasi masyarakat modern adalah kehidupan masyarakat Melayu Kota
masyarakat tidak lagi mau dibelenggu oleh Bengkulu.
adat yang terlalu mengikat. Masyarakat Ritual Keagamaan, meliputi pacara
Melayu pada umumnya masih sembahyang memohon hujan, uembahyang
menyelenggarakan proses perkawinan tolak bala, upacara cuci kampung, upacara
dengan tradisi Melayu, tetapi alternatif waktu menyongsong bulan, kegiatan dzikir,
yang lebih sederhana. Adat yang sederhana shalawatan dan diakhiri dengan do’a selamat,
maka biayanya pun murah dan selesai dalam upacara peringatan maulud Nabi Muhammad
waktu satu atau dua hari. SAW, upacara mengantar bulan pada akhir
Pola perubahan implementasi tradisi bulan Rabiulawal, upacara Qunut dan
perkawinan yang semakin praktis dipengaruhi Lailatul Qadar setiap tanggal 16 Ramadhan,
oleh rasionalitas dan materialisme. Pola dan upacara peringatan Nuzul Quran tanggal 17

80
Samsudin
Nilai Islam dalam Ritus

2
Ramadhan, upacara malam tujuh likur tanggal Badan Pusat Statistik Provinsi
Bengkulu, Provinsi Bengkulu Dalam Angka,
27 Ramahan, dan upacara Asura tanggal 10 (Bengkulu: Badan Pusat Statistik Provinsi
Muharam. Bengkulu, 2011), hlm. 47.
3
Malaka adalah wilayah singgahan
Upacara Daur Hidup yang petualangan, dan menetap di sana pada abad XII,
mengandung nilai-nilai Islam, mereka mendirikan sebuah kota yang dinamakan
Singapora. Singapora merupakan kota pertama
merupakanbentuk-bentuk warisan budaya yang dibangun dan selanjutnya mereka
Islam Melayu Bengkulu yang masih mengadakan perluasan wilayah ke sepanjang
pesisir semenanjung Malaka. History of
berkembang dan dilestarikan antara lain Sumatera (1999: 198-­199) yang dikutip Cecep
Upacara Daur Hidup (Life Cycle), terdiri Eka Permana, “Perkembangan Sejarah Bangsa
Melayu Bengkulu”,Bunga Rampai Melayu
dari upacara waktu lahir, masa remaja, Bengkulu, (Bengkulu; Dinas Pariwisata Provinsi
perkawinan dan kematian; upacara Bengkulu, 2004), hlm. 249.
4
Bukti-bukti adanya migrasi dari Sumatera
aktivitas hidup seperti sedekah rame, terdapat dalam dua buku berbahasa Melayu,
kendurai, buang jung, upacara tabot dan bayar yakni Taju Assalatin (Makuta segala Raja-raja)
dan Sulalat Assalatin (Penurunan segala Raja-
nazar, dan kesenian seperti Syarafal Anam, raja). Dalam kedua buku tersebut disebutkan
bahwa daerah asli orang Melayu adalah
hadrah, bela diri, dan arsitektur masjid.
kerajaan Palembang di Pulau Indalus
Upacara aktivitas (Andalas) atau Pulau Sumatera, di Sungai
Melayu (sekarang: Sungai Musi). Sungai ini
hiduptradisional lainnya yang dilakukan
mengalir dekat GunungMahameru dan
oleh masyarakat Bengkulu, sedekah bergabung dengan Sungai Tatang, tempat
Palembang berdiri sekarang. Ibid., hlm. 249.
rame,kenduri panen,buang jung 5
Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu,
(membuang perahu kecil ke laut), danupacara Kota Bengkulu Dalam Angka, (Bengkulu:
Badan Pusat Statistik Kota, 2012), hlm. 36.
tabot, yaitu upacara untuk memperingati 6
Departemen Pendidikan dan
gugurnya cucuNabi Muhammad SAW dalam Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Bengkulu,
Geografi Budaya Dalam Wilayah
peperangan di Karbela, yaitu Hasan dan
Pembangunan Daerah Bengkulu, (Bengkulu,
Husein, yang diperingati pada setiap tanggal Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Kebudayaan Daerah Bengkulu, 1986/1987),
1-10 Muharram.
hlm.17
7
Kata-kata yang terdengar mirip dengan
(Endnotes) bahasa Minangkabau, adalah kata ‘dapek’
1 (artinya dapat), ‘kuek ’ (kuat), dan ‘ingek’
Dari 9 komunitas etnis Melayu Besar
tersebut, etnis Rejang merupakan etnis tertua (ingat). Sedangkan beberapa kata yang mirip
di Provinsi Bengkulu. Etnis Rejang sangat dengan bahasa Palembang misalnya ‘pacak’
berbeda dengan Melayu Bengkulu Besar pada (bisa), ‘ngapo’ (mengapa), dan ‘dimano,
umumnya. Terutama bahasa yang digunakan (dimana) dan lain-lain. Secara historis bahasa
sebagai alat komunikasi sehari-hari, etnis Melayu Bengkulu terbentuk dari asimilasi
Rejang memiliki khasanah tersendiri dan sangat budaya – khususnya bahasa - dari berbagai
berbeda dengan bahasa Indonesia pada etnik, baik dari dalam Provinsi Bengkulu
umumnya. maupun yang datang ke Kota Bengkulu beberapa

81
Syi’ar Vol. 16 No. 2 Agustus 2016

abad yang lalu. Bahasa yang datang dari luar Raja Sakti dengan Putri Gading Cempaka dan
Provinsi Bengkulu di antaranya bahasa selanjutnya mendirikan kerajaan baru bernama
Minangkabau, yang datang ke Bengkulu dibawa Kerajaan Sungai Lemau di Bengkulu). Bahasa
oleh Sri Baginda Maha Raja Sakti dari Kerajaan Palembang yang datang ketika masa Kerajaan
Pagar Ruyung (Sumatera Barat). Raja Pagar Sriwijaya, bahasa Sunda oleh Kerajaan Banten,
Ruyung mengirimkan Sri Baginda Maharaja dan bahasa Jawa oleh Kerajaan Majapahit.
Sakti ke Bengkulu untuk membantu Asimilasi inilah selanjutnya terjadi interaksi yang
menyelesaikan permasalahan tersebut. melahirkan komunitas Melayu dengan bahasa
Keberhasilan Sri Bagindo Maharaja membantu yang khas yang mencerminkan keterpaduan
masalah di Kerajaan Sungai Serut, membuahkan beberapa dialek etnik dan menjadi Bahasa Melayu
peristiwa pernikahan antara Sri Baginda Maha Kota Bengkulu.

82

Anda mungkin juga menyukai