Topik : Preservasi
Karakteristik Fisik :
Karakteristik fisik:
• Bangunan-bangunan di kampung ini umumnya terdiri dari rumah-rumah
panggung dengan atap genteng merah.
• Jalan-jalan di kampung ini relatif sempit dan terkadang tidak rata.
• Terdapat beberapa gang sempit yang dapat diakses oleh pejalan kaki.
• Kawasan ini dikelilingi oleh beberapa sungai kecil yang dapat menjadi jalur
transportasi air.
Karakteristik non-fisik:
• Kampung Melayu dihuni oleh masyarakat yang mayoritas beragama Islam dan
memiliki adat-istiadat Melayu.
• Terdapat kearifan lokal yang dijaga oleh masyarakat setempat, seperti menjaga
lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.
• Terdapat interaksi sosial yang kuat antara warga kampung yang saling mengenal
satu sama lain.
• Terdapat keberagaman budaya yang dijaga dan dihormati oleh warga kampung.
Karakteristik fisik dan non-fisik tersebut memberikan nilai estetika, kultural, dan
sejarah yang penting bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, kampung Melayu di
Kota Semarang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya
yang dapat memperkenalkan kearifan lokal dan sejarah Melayu kepada wisatawan.
Potensi ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
setempat melalui usaha-usaha yang berkaitan dengan pariwisata dan kerajinan tangan.
Berlokasi dibagian utara kota Semarang, kampung Melayu adalah sebuah kampung kuno dengan
nilai kesejarahan tinggi serta memiliki arti penting dalam pembentukan kota Semarang. Kampung Melayu
memiliki potensi citra budaya yang khas yaitu multi etnik serta beragam artefak arsitektur seperti masjid
menara layur, klenteng kampung Melayu, rumah Indis, rumah Melayu, rumah Jawa, rumah Banjar serta
beberapa artefak penting lainnya seperti pelabuhan lama Semarang dan kanal baru. Masyarakat yang
menghuni kampung Melayu disamping terdiri dari masyarakat asli Semarang, juga terdiri dari etnis lain
seperti Arab, Tionghoa, Banjar, Melayu, Jawa, Cirebon dan lain-lain. Keragaman etnis ini memberi peran
yang signifikan dalam pembentukan struktur dan pola ruang kampung Melayu. Dewasa ini, kampung
Melayu mulai terancam kelestariannya bahkan mengarah pada ketidakberlanjutan. Nilai-nilai budaya
mulai menyusut, artefak arsitektur menyusut kualitasnya bahkan sebagian telah punah, serta tekanan
pembangunan perkotaan yang berdampak terhadap eksistensi kampung Melayu Semarang. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai kearifan lokal kampung Melayu, serta upaya
revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal untuk dapat melestarikan dan menjaga keberlanjutan kampung Melayu
Semarang. Dari pembahasan dapat diungkap bahwa kampung Melayu memiliki nilai-nilai kearifan lokal
yang sangat berharga. Selanjutnya diungkap pula beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam
menghidupkan kembali nilai-nilai kearifan lokal kampung Melayu Semarang dalam pembangunan
berkelanjutan.
Segi Arsitektur (Bangunan)
Menurut (Agustina & Agustian, 2023) bentuk-bentuk rumah di kawasan Kampung Melayu
terbentuk dari beberapa unit informasi yang saling berkesinambungan meliputi: rumah lama/kuno di
sepanjang koridor Jalan Layur, rumah gudang yang dihuni oleh etnik Tionghoa dan etnik Arab, rumah
melayu yang dihuni oleh etnik Banjar, rumah yang dihuni oleh etnik Arab dan rumah baru/modern yang
dihuni oleh bebagai etnik. Berikut dapat dilihat diagram unit-unit informasi dan tema empiri bentuk-bentuk
rumah di kawasan Kampung Melayu pada gambar 1 di bawah ini:
Rumah Modern
Tidak mengandung keetnikan
2 Fungsi Rumah Lama Etnik Tionghoa
Tempat tinggal dan berdagang
Etnik Lainnya
Rumah tinggal
3 Layout Rumah Lama Etnik Tionghoa
Bagian depan : berdagang
Bagian belakang : tempat tinggal
Gambar 2.Tradisi barongsai dari Etnik Tionghoa Gambar 3.Tradisi arak pernikahan dari masyarakat Banjar
Sumber : Google Sumber : Google
Kesimpulan
Kampung Melayu dengan kekayaan potensi kulturalnya, keragaman etnisitas
serta artefak arsitekturnya merupakan bagian yang sangat berperan penting dalam
perkembangan kota Semarang. Untuk itu dalam upaya melestarikan potensi warisan
budaya serta kearifan lokal di kampung Melayu, perlu diperhatikan aspek-aspek yang
mengacu pada kesinambungan antara masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
Artefak-artefak arsitektur berupa bangunan, landmark ataupun rumah tradisional di
kampung Melayu dengan keunikan dan ciri khusus merupakan kekayaan dalam variasi
khasanah arsitektur tradisional di Indonesia, yang dapat memberikan kontribusi positif
sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga memberikan
peluang terhadap disiplin ilmu lain sebagai obyek penelitian yang menarik untuk dikaji
Iebih lanjut sehingga berguna bagi kepentingan konservasi.
Daftar Pustaka
Agustian, E., Rachmawati, R., Rijanta, R., & Pitoyo, A. J. (2021). Pola Permukiman Multietnik di Kampung
Islam Kepaon Kota Denpasar dan Kawasan Kampung Melayu di Kota Semarang. Syntax Literate ;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(4), 1661. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i4.2467
Agustina, M., & Agustian, E. (2023). FUNGSI DAN TATA LETAK RUANG DALAM BANGUNAN ETNIK PADA
KAWASAN PERMUKIMAN KAMPUNG MELAYU SEMARANG. In 56 | SINEKTIKA Jurnal Arsitektur (Vol.
20, Issue 1). http://journals.ums.ac.id/index.php/sinektika
Anis Febbiyana, & Djoko Suwandono. (2016). Penurunan Kampung Melayu Sebagai Kawasan Cagar
Budaya Kota Semarang.