Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SENI BUDAYA
TUGAS USP PORTOFOLIO

ADAT KEBUDAYAAN PALEMBANG


(SUMATERA SELATAN)

Disusun oleh :
Kelas :

2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul tujuh unsur
kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi mata
pelajaran Seni Budaya. Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih, kami menyadari makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 1
1.3 TUJUAN MAKALAH 1
1.4 MANFAAT MAKALAH 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 BAHASA 2
2.2 SISTEM RELIGI (KEPERCAYAAN) 2
2.3 SISTEM MATA PENCAHARIAN 2
2.4 SISTEM PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI 2
2.5 MAKANAN KHAS 2
2.6 KESENIAN 3
2.7 PERKAWINAN 3
2.8 RUMAH ADAT PALEMBANG 4
2.9 PAKAIAN ADAT PALEMBANG 4
BAB III PENUTUP 5
3.1 KESIMPULAN 5
3.2 KRITIK DAN SARAN 5
DAFTAR PUSTAKA 6

ii
1.1 LATAR BELAKANG

Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Maka Budaya adalah cara hidup yang di kembangkan dan di
miliki bersama oleh satu kelompok orang dan di wariskan dari generasi ke generasi.
Dengan demikian budayalah yang menyediakan kerangka yang un tuk
mengorganisasikan kegiatan seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain. Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang juga
merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar
kedua di Sumatera setelah Medan. Budaya terbentuk dari banyak elemen termasuk
sistem Agama dan Politik, adat istiadat, Bahasa, alat(Pakaian, bangunan, dan karya
seni). Di dasarkan Prasasti kedudukan Bukit yang di ketemukan di Bukit Siguntang
sebelah barat kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang
diartikan sebagai kota yang menjadi ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 juni
682 Masehi. Maka tanggal itu di jadikan patokan hari lahir kota Palembang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kebudayaan masyarakat Palembang(sistem, bahasa, kepercayaan, mata


pencaharian, makan khas, perkawinan, seni dan pengetahuan serta teknologi)?
2. Bagaimanakah struktur ekonomi pada masyarakat Palembang?

1.3 TUJUAN MAKALAH

1. Menganalisis kebudayaan masyarakat Palembang dari sistem bahasa, kepercayaan,


mata pencaharian, makanan khas, perkawinan, seni dan pengetahuan serta teknologi.
2. Menganalisis struktur ekonomi masyarakat Palembang.

1.4 MANFAAT MAKALAH

Adapun manfaat dari penulisan makalah kajian masyarakat indonesia yang berjudul
„‟Analisis Kebudayaan Palembang‟‟ ini adalah untuk memberikan informasi dan
pengetahuan kepada pembaca tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di
Palembang dan bagaimana struktur ekonomi yang ada di Palembang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BAHASA

Bahasa, seperti juga budaya, merupakan bahagian yang tak terpisah dari diri manusia
sehingga banyak orang tampil menganggapnya diwariskan secara genetik. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu di pelajari. Bahasa
Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso Palembang Alus atau Berbaso dan
Baso Palembang sari-sari. Baso Palembang Alus digunakan dalam percakapan dengan
pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang- orang yang di hormati, terutama
dalam upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena raja-raja
Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang.
Itulah sebabnya perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa. Sementara itu, Baso sehari-
hari dipergunakan oleh orang Palembang dan berarkar pada bahasa Melayu. Dalam
praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya menggabugkan bahasa ini dengan
bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa di sekitarnya, seperti Jambi,
Bengkulu, dan Jawa(dengan intonasi beda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran „a‟ pada
kosakata bahasa Indonesia yang di ubah menjadi „o‟ banyak ditemukan.

2.2 SISTEM RELIGI (KEPERCAYAAN)

Walaupun Sumatera Selatan adalah tempat berdirinya kerajaan sriwijaya yang


menganut kepercayaan dan agama Budha tetapi mayoritas masyarakatnya beragama
Islam, karena masyarakat Palembang yang pada umumnya memiliki darah dan
keturunan bangsa Melayu yang juga mayoritas beragama islam.

2.3 SISTEM MATA PENCAHARIAN

Masyarakat palembang pada umumnya mrmpunyai mata pencaharian berdagang.


Dalam cakupan dalam kepulauan, kepulauan Sumatera sangat kaya dengan hasil
buminya seperti kelapa sawit, tembaga, batu-bara, timah, bauksit dan lain-lain. Maka
dari itu sumber mata pencaharian masyarakat Palembang juga menjadi pekerja
tambang. Dalam berbagai definisi hetrogen dan bermata pencaharian pencaharian non
pertanian.

2.4 SISTEM PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Masyarakat Palembang dikenal dengan sifat suka berterus terang dan suka berkawan.
Mereka memiliki keahlian dan menciptakan karya seni yang indah dengan kesabaran
dan kemampuannya. Salah satu contoh dari hasil kreasi masyarakat Palembang yang
paling terkenal adalah kain songket yang terbuat dari sutera di kombinasikan dengan
benang emas yang mampu memikat kolektor pakaian tradisional karena desainnya
yang kaya dan elegan. Songket juga dapat menjadi oleh-oleh yang bagus, meskipun
harga songket cukup mahal terutama yang dibuat langsung secara tradisional. Selain
itu

2
Palembang terkenal dengan ukiran kayu bermotifnya yang dipengaruhi oleh desain
Cina dan Budha. Ukiran-ukiran kayu yang terdapat di mebel tersebut didominasi oleh
dekorasi berbentuk bunga melati dan teratai.

2.5 MAKANAN KHAS

Palembang juga menawarkan makanan yang unik, lezat yang kebanyakan terbuat dari
ikan. Diantaranya ialah:
a. Pempek Palembang.
b. Kerupuk Palembang
c. Martabak Har
d. Lepok Duren
e. Tekwan
f. Bekasem
g. Makanan khas-khas lainnya dari provinsi ini seperti pindang

2.6 KESENIAN

Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari daerah lain, telah menjadikan
kota ini sebagai multi-budaya, penduduk kota ini mengadopsi budaya Melayu di lihat
dalam kebudayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti “lawan (pintu)”,
“gedang (pisang)”. Adalah salah satu contohnya Gelar kebangsawan pun bernuasa jawa,
seperti Raden Mas atau Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda
bentuk dan yang terdapat di Palembang antara lain:

 Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang).


 Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya di adakan sebagai penyambutan kepada tamu-
tamu dan tari Tanggai yang di peragakan dalam resepsi pernikahan.
 Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang
Kemambang.
 Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit.
Selain itu kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu
kain songket. Palembang merupakan salah peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan
diantara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya kain.
Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara di tenun secara manual dan
menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah di
gunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang di gunakan songket adalah warna
emas dan merah. Kedua warna itu menandakan kemunculan kerajaan Sriwijaya era
dan pengaruh China pada zaman dahulu. Bahan yang di pakai untuk menghasilkan
warna emas ini adalah emas benang yang langsung di bawa dari China, Jepang, dan
Thailand. Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat
mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut Batik Palembang nampak lebih ceria
karena menggunakan warna-warna terang dan masih mempertahankan motif-motif
tradisional setempat. Kota Palembang juga mengadakan perayaan setiap tahunnya
antara lain „‟Festival Sriwijaya‟‟ setiap bulan Juni dalam memperingati Hari jadi
Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta
berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijrah, Bulan Ramadhan dan Tahu Baru
Masehi.

3
2.7 PERKAWINAN

Melihat perkawinan adat Palembang, jelas terlihat bahwa busana dan ritual adatnya
mewariskan keagungan dan kesuksesan raja-raja dinasti Sriwijaya yang mengalami
keemasan berpengaruh di semananjung Melayu berabad silam.Pada zaman kesultanan
Palembang terdiri sekitar abad 16 lama berselang setelah runtuhnya dinasti
Sriwijaya,dan pasca kesultanan pada dasarnya perkawinan di tentukan oleh keluarga
besar dengan pertimbangan bobot, bibit, dan bebet. Pada masa sekarang ini
perkawinan banyak di tentukan oleh kedua pasang calon mempelai penganti itu
sendiri.
Tata cara perkawinan

 Calon pengantin
 Madik
 Menyengguk
 Ngebet
 Berasan
 Mutuske kato
 Nganterke Belanjo.

2.8 RUMAH ADAT PALEMBANG

Rumah adat Sumatera Selatan (Palembang) bernama rumah Limas ia merupakan


rumah panggung, untuk tempat tinggal para bangsawan. Rumah Limas berjenjang
lima dengan bermakna lima emas, yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun,
aman dan subur, kemudian makmur dan sejahtera. Pintu gerbang emas harus ada pada
rumah Limas.
Rumah adat Limas memiliki luas antara 400 sampai dengan 1000 meter persegi.
Keseluruhan rumah, bertopang pada tiang-tiang kayu yang tertanam di tanah. Rumah
Limas terbagi menjadi beberapa bagian yakni Ruangan utama(Ruang Gajah),
Pangkeng (Bilik tidur), dan Pawon(dapur). Ruang utama (ruang gajah) terletak
ditingkat teratas dan tepat di bawah atap Limas. Di ruangan ini terdapat Amben atau
ruang musyawarah. Ruangan ini merupakan pusat dari rumah Limas, baik untuk
keperluan adat maupun dari dekorasinya.

2.9 PAKAIAN ADAT PALEMBANG

Pria Sumatera Selatan memakai pakaian adat berupa Mahkota, kalung bersusun
dengan baju yang khas. Juga memakai celana panjang dan kain songket pada bagian
tengah badan. Sedangkan wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya
yaitu berMahkota, kalung susun, pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia juga
memakai kain songket yang melingkar pada bagian tengah badan serta berkain
songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.Indonesia memang kaya akan
suku bangsanya, khususnya di daerah sumatera selatan saja sudah menyumbang 12
suku besar yang terkenal, belum lagi dengan suku-suku yang kurang terkenal.

4
BAB III
PENUNTUP

3.1 KESIMPULAN

Setelah menganalisis kebudayaan yang ada pada masyarakat Sumatera Selatan diatas
dapat disimpulkan bahwa ethnis kebudayaan atau unsur yang paling menonjol dari
masyarakat Sumatera Selatan adalah segi “Sistem pengetahuan dan Teknologi”
khususnya pada makanan-makanan khasnya dan dari segi “Kesenian-nya” baik seni
tari, rumah adat, dan kerajiannya. Mereka mempunyai keahlian dalam menciptakan
karya seni yang indah dengan kesabaran dan kemampuannya. Hal ini menunjukan
bahwa Sumatera Selatan adalah provinsi yang kaya akan kebudayaannya.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Sumatera Selatan di kenal dengan kesenian dan kerajinannya, maka dari itu marilah
bersama-sama kita menjaga dan memelihara kebudayaan yang ada walaupun zaman
semakin hari semakin maju. Jika bukan kita sendiri yang penjaganya siapa lagi?
Apakah harus menunggu kebudayaan dan hasil karya kami diakui oleh negara lain
terlebih dahulu baru kita mau melestarikan dan mempertahankannya?

5
DAFTAR PUSTAKA

Akib, R.H.M.(1980) Sejarah dan kebudayaan Palembang Jakarta: proyek penerbit Buku
sastra Indonesia dan Daerah.
Abdullah Saleh, R. Dalyono BA. 1996, Kesenian Tradisional Palembang.
http:// dwiselly sejarah.blogspot.com/.

Anda mungkin juga menyukai