Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAHASA MELAYU KUNO


Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Budaya Melayu Riau

Guru Pembimbing: Lisa Armina, S.Pd I

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
Anggun Butarbutar
Lang Bima Sandra
Muhammad Habib Anugrah
Muhammad Rezky Triyanto
Nur Fadilla
Viona Aaprillia
Zumirra Noor

X MIPA 4
SMAN 1 TEMBILAHAN HULU
Jl. Sapta Marga 70, Tembilahan Hulu, Riau
TAHUN PELAJARAN2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Masa Esa. Atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya pulalah makalah pada mata pelajaran Budaya Melayu
Riau dengan judul Bahasa Melayu Kuno ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah pada mata pelajaran Budaya Melayu Riau ini membahas tentang
Bahasa Melayu Kuno. Diharapkan makalah ini dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar bagi kita semua sesuai dengan
pengembangan kopetensinya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan keritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan, penyusunan makalah ini.

Tembilahan, Agustus 2022

Penyusun
DAFAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Riau merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian


tengah pantai timur pulau Sumatra. Wilayah pesisirnya berbatasan dengan Selat
Malaka.
Di riau terdapat beberapa bahasa daerah. Salah satunya adalah bahasa
melayu. Bahasa melayu yang kita kenal sekarang adalah bahasa melayu modern
yang telah berkembang dari bahasa melayu kuno. Semakin berkembangnya zaman
bahasa melayu kuno mulai jarang digunakan, hal ini ditandai dengan semakin
berkurangnya pengetahuan tentang kosa kata melayu kuno oleh masyarat umum,
diantaranya disebabkan penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-
hari, dan juga munculnya gaya bahasa baru misalnya bahasa gaul pada kalangan
remaja.
Diantara penyebab tersebut, maka bahasa melayu kuno mulai jarang
diketahui. Berdasarkan masalah inilah kami merasa penting untuk membahas
masalah Bahasa Melayu Kuno dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


penulisan makalah ini adalah :
1. Apa itu bahasa melayu kuno ?
2. Apa ciri-ciri bahasa melayu kuno ?
3. Apa saja imbuhan yang terdapat pada bahasa melayu kuno?
4. Apa saja kosa kata bahasa melayu kuno yang telah ditemukan ?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah :


1. Untuk mengetahui pengetian bahasa melayu kuno.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri bahasa melayu kuno
3. Untuk mengetahui imbuhan pada bahasa melayu kuno
4. Untuk mengetahui kosa kata apasaja yang ada pada bahasa melayu kuno.
1.4 Manfaat Penulisan

Dengan tercapainya tujuan penulisan masalah di atas, manfaat yang


diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru, penulisan ini merupakan masukan atau bukti untuk penilaian
dalam mata pelajaran Budaya Melayu Riau.
2. Bagi siswa, penulisan ini sebagai upaya untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Budaya Melayu Riau dan meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman sehingga dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran di
kelas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bahasa Bahasa Melayu Kuno

Banyaknya kosakata bahasa Bahasa Melayu Kuno (atau Melayu Kuna,


kadang-kadang dinamakan pula Melayu Tua) adalah bagian rumpun
bahasa Austronesia dan diasumsikan sebagai salah satu wujud awal (proto)
bagi bahasa Melayu moderen. Bahasa Melayu Kuno (MK) berlandaskan catatan-
catatan tertulis pernah dipakai pada sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13, yaitu
pada abad berkuasanya Wangsa Sailendra di Kerajaan Medang dan Kerajaan
Sriwijaya. Keberadaan bahasa ini dikenal dari sekumpulan prasasti (batu maupun
keping logam (ada yang berupa emas dan telah tersedia pula tembaga) yang
ditemukan di seputaran Nusantara babak barat, seperti di Pulau Sumatera, Pulau
Bangka, Pulau Jawa, dan Pulau Luzon.

Sanskerta yang dipakai dalam bahasa ini menunjukkan bahwa pengaruh


budaya India telah terserap dalam kehidupan sehari-hari masa itu. Pada
kenyataannya, bahasa Sanskerta sampai sekarang menyumbang untuk pengayaan
kosakata bahasa Melayu.

Aksara yang dipergunakan ada berbagai macam, mulai dari aksara


Pallawa yang dibawa langsung dari India, aksara Kawi (yang adalah modifikasi
atas Pallawa), atau aksara Pasca-Pallawa.

Berikut beberapa Bahasa Melayu Kuno yang terdapat pada Prasarti:

1. Prasasti Sojomerto

Merupakan peninggalan Wangsa Sailendra yang


ditemukan di Desa Sojomerto,
Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu
Kuno. Prasasti ini tidak menyebutkan angka tahun,
berdasarkan taksiran analisis paleografi diperkirakan
berasal dari kurun akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8 masehi. Prasasti ini
bersifat keagamaan Siwais/Hindu. Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh
utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya
bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof.
Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra
adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di
Kerajaan Mataram Hindu.

2. Prasasti Talang Tuo

Ditemukan oleh Louis Constant Westenenk (Residen


Palembang) pada tanggal 17 November 1920 di
kaki Bukit Seguntang / Bukit Siguntang dan dikenal
sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Keadaan fisiknya masih baik dengan bidang datar
yang ditulisi berukuran 50 cm × 80 cm. Prasasti ini
berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam Aksara
Pallawa, Berbahasa Melayu Kuno, dan terdiri dari 14 baris.

3. Prasasti Karang Berahi


Adalah sebuah prasasti dari zaman kerajaan
Sriwijaya yang ditemukan pada tahun 1904
oleh Kontrolir L.M. Berkhout di tepian Batang
Merangin. Prasasti ini terletak di desa Karang
Berahi, kecamatan Pamenang,
kabupaten Merangin, Jambi. Prasasti ini dibuat
dari bahan batu andesit dengan ukuran 90x90x10 cm. Prasasti ini
berbahasa Melayu Kuno ditulis dalam aksara Pallawa, dengan pertanggalan
abad ke 7 Masehi sekitar tahun 680-an. Isinya tentang kutukan bagi orang
yang tidak tunduk atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat jahat.
[2]
Kutukan pada isi prasasti ini mirip dengan yang terdapat pada Prasasti Kota
Kapur dan Prasasti Telaga Batu yang ditemukan di Bangka, dan
di Palembang. Penaklukan Jambi oleh Sriwijaya sendiri telah terbukti dari
pernyataan I-tsing tahun 685 Masehi saat pulang dari India dan mengatakan
bahwa Jambi (Kerajaan Melayu) sudah menjadi bagian dari Sriwijaya.

Dll

B. Ciri-ciri Bahasa Melayu Kuno

Adapun berikut ciri-ciri bahasa Melayu Kuno


 Penuh dengan kata-kata serapan bahasa Sanskerta seperti tatkala, atau, dan
sebagainya
 Bunyi b adalah w dalam bahasa Melayu Kuno. Contohnya, bulan adalah wulan
 Bunyi e pepet tidak ada. Contoh: dengan - dngan atau dangan
 Awalan ber- adalah mar- dalam Bahasa Melayu Kuno (contoh: berlepas-
marlapas)
 Awalan di- adalah ni- dalam bahasa Melayu Kuno (Contoh: diperbuat -
niparvuat)
 Ada bunyi konsonan yang diembuskan seperti bh, th, ph, dh, kh, h (Contoh:
sukhatshitta)
 Huruf h hilang dalam bahasa modern (Contoh: semua - samuha; saya - sahaya).

C. Imbuhan pada Bahasa Melayu Kuno


a) Awalan ni- menjadi di-
Awalan "di-" untuk membentuk kalimat pasif di bahasa Melayu/Indonesia baru
ada pasca periode kerajaan Sriwijaya . Pada masa kerajaan Sriwijaya, awalan ini
berbentuk "ni-". Lihat kata-kata berawalan "ni-" pada prasasti-prasasti
peninggalan Sriwijaya.
Sebagai contoh:
-nimakan _dimakan
-niminumna _diminumnya
-niparvuat _diperbuat
-nipaihumpa _dipersumpah
-nivunuh _dibunuh
b) Awalan mar- menjadi ber-
Awalan ber- dalam Bahasa Melayu modern hampir sama dengan awalan mar-
Sebagai contoh:
-marvanum _berbangun
-marvuat _berbuat
-marlapas _berlepas
-marppadah _berpadah

c) Akhiran -na menjadi -nya


Akhiran -na yang digunakan dalam Bahasa Melayu Kuno sama dengan -nya pada
masa kini.
Sebagai contoh:
-vinina _bininya
-vuahna _buahnya

d) Akhiran -ku adalah singkatan aku yang masih digunakan sampai sekarang
Sebagai contoh:
-catrunku
-hulutuhanku
-niraksanku

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai